• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Perilaku Moral Anak Melalui Metode Demonstrasi Di Kelompok B TK Al-Khairaat I Kaleke Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi | Sunarti | Bungamputi 2777 8405 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan Perilaku Moral Anak Melalui Metode Demonstrasi Di Kelompok B TK Al-Khairaat I Kaleke Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi | Sunarti | Bungamputi 2777 8405 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE

DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE

KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Endang Sunarti1

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perilaku moral anak dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi di kelompok B TK Al-Khairaat I Kaleke? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perilaku moral anak melalui metode demonstrasi di kelompok B TK Al-Khairaat I Kaleke. Desain penelitian tindakan kelas ini mengikuti model alur Kemmis dan Mc. Taggart yang dilakukan secara bersiklus, setiap siklus melalui 4 tahap yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Setting penelitian ini dilaksanakan di TK Al-Khairaat I Kaleke. Subyek penelitian adalah anak kelompok B yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 10 anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Jenis data adalah data kualitatif yang dianalisis melalui teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum siklus I terdapat 30% masuk dalam kategori BSB meningkat menjadi pada tindakan siklus II sebesar 50% masuk dalam kategori BSB. Sehingga telah terjadi peningkatan sebesar 20% dari masing-masing aspek yang diamati. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku moral anak dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi di kelompok B TK Al-Khairaat I Kaleke Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi.

Kata Kunci: Perilaku Moral; Metode Demonstrasi

PENDAHULUAN

Pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan dapat meningkatkan

ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangka

meletakkan dasar agar anak menjadi warga negara yang baik. Program pengembangan

moral dan kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengenali emosinya

secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa

dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup.

(2)

temannya, anak yang tidak bersikap sopan baik terhadap teman maupun guru, anak yang

tidak bertanggung jawab dan lain-lain. Hal ini dikarenakan guru belum menggunakan

metode pembelajaran yang tepat untuk memberikan contoh yang baik tentang perilaku

moral kepada anak.

Mengatasi permasalahan yang terjadi di atas, dipilih metode demonstrasi sebagai

metode pembelajaran yang mampu memberikan contoh kepada anak terlebih dahulu, yang

diharapkan anak-anak dapat mengikuti contoh yang telah didemonstrasikan oleh guru.

Sehingga dengan harapan anak-anak dapat selalu berkata jujur, tidak merusak barang milik

teman, bersikap sopan dan ramah pada siapa pun, serta menunjukkan sikap bertanggung

jawab atas perbuatannya sendiri. Selain itu metode demonstrasi sebagai metode

pembelajaran yang memberikan bimbingan untuk meningkatkan perkembangan perilaku

moral dan sikap yang baik dalam diri anak, sehingga akan menjadi dasar utama dalam

pembentukan pribadi anak sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada di masyarakat.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti telah melakukan

perbaikan pada proses pembelajaran dengan melakukan suatu penelitian tindakan kelas

dengan judul “Meningkatkan Perilaku Moral Anak melalui Metode Demonstrasi di

Kelompok B TK Al-Khairaat I Kaleke”. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

apakah perilaku moral anak dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi di kelompok B

TK Al-Khairaat I Kaleke? Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

perilaku moral anak melalui metode demonstrasi di kelompok B TK Al-Khairaat I Kaleke.

Berkaitan dengan hal di atas, mengajarkan suatu materi pelajaran kepada anak termasuk

dalam mengajarkan tentang perilaku moral, guru TK tidak harus menjelaskan secara lisan

saja, akan tetapi lebih pentingnya guru harus mampu memberikan contoh secara langsung

kepada anak sehingga dengan hasil pendengaran dan penglihatan oleh anak, anak dapat

mempraktekkan apa yang telah dicontohkan oleh guru. Metode demonstrasi yang digunakan

oleh guru dalam proses pembelajaran, memberikan manfaat bagi anak karena metode

demonstrasi mempunyai tujuan sebagaimana menurut Moeslichatoen (2004:116)

menyatakan bahwa, “Tujuan metode demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang

dapat dilakukan”. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dapat

(3)

METODE PENELITIAN

Setting penelitian dilaksanakan di TK Al-Khairaat I Kaleke Kecamatan Dolo

Kabupaten Sigi. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B berjumlah 20 anak,

yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 10 anak perempuan, terdaftar pada tahun ajaran

2012/2013. Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Aip

Badrujaman dan Dede Rahmat Hidayat, 2010:12) pada setiap siklus yang dilaksanakan

terdiri atas empat komponen yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4)

refleksi. Perencanaan yaitu 1) memilih materi sesuai yang akan diajarkan sesuai dengan

tema, 2) membuat skenario pembelajaran yaitu Rencana Kegiatan Harian (RKH), 2)

menyediakan lembar observasi aktivitas guru dan lembar penilaian anak kelompok B TK

Al-Khairaat I Kaleke Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi, dan 3) menentukan penilaian sesuai

dengan Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak (dalam MENDIKNAS, 2010:11)

= Berkembang Sangat Baik

= Berkembang Sesuai Harapan

= Mulai Berkembang

= Belum Berkembang

Pelaksanaan tindakan yaitu melakukan kegiatan penelitian berdasarkan Rencana

Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat disesuaikan dengan tema yang dipilih.

Pelaksanaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan perilaku moral anak melalui metode

demonstrasi. Observasi yaitu mengamati aktivitas guru dan anak pada saat melaksanakan

kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan refleksi yaitu kegiatan yang dilakukan setelah

pelaksanaan dan observasi, maka pada tahap terakhir melakukan refleksi untuk melihat

kekurangan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan penelitian, sehingga dengan

kekurangan tersebut harus dilakukan perbaikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal

sesuai dengan harapan.

Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif, yang diperoleh dari hasil observasi

aktivitas guru dan anak yang dideskripsikan mulai dari data sebelum tindakan, selama

tindakan, serta sesudah tindakan pembelajaran dilakukan. Teknik pengumpulan data seperti

1) observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti untuk

(4)

di dalam kelas. Untuk mengetahui persentase keberhasilan tindakan, data diolah dengan

menggunakan perhitungan berdasarkan persentase (%) sesuai dengan rumus yang

dikemukakan oleh Anas Sudijono (2012:43) sebagai berikut:

� =� × � %

Keterangan: P = Angka Persentase

f = frekuensi

N = Banyak Individu

HASIL PENELITIAN

1. PRA TINDAKAN

Tabel 1 Hasil Pra Tindakan

No Kategori

Aspek Yang Diamati

Jumlah %

A B C

F % F % F % 1 Berkembang Sangat

Baik

2 10 2 10 2 10 6 10

2 Berkembang Sesuai Harapan

3 15 3 15 3 15 9 15

3 Mulai Berkembang 5 25 4 20 5 25 14 23 4 Belum Berkembang 10 50 11 55 10 50 31 52 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100

Keterangan:

A = Sopan Santun

B = Jujur

C = Bertanggungjawab

Berdasarkan tabel hasil pra tindakan di atas, dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang

menjadi subyek penelitian, terdapat 10% kategori Berkembang Sangat Baik, 15% kategori

Berkembang Sesuai Harapan, 23% kategori Mulai Berkembang, dan 52% kategori Belum

Berkembang. Berdasarkan persentase yang diperoleh pada pengamatan pra tindakan belum

mencapai indikator persentase ketuntasan dalam kategori berkembang sangat baik dalam 3

pengamatan yaitu perilaku moral sopan santun, jujur dan bertanggungjawab. Oleh sebab itu,

(5)

2. TINDAKAN SIKLUS I

yang menjadi subyek penelitian, terdapat 30% kategori Berkembang Sangat Baik, 20%

kategori Berkembang Sesuai Harapan, 37% kategori Mulai Berkembang, dan 13% kategori

Belum Berkembang. Berdasarkan persentase yang diperoleh pada pengamatan siklus I

belum mencapai indikator persentase ketuntasan dalam kategori berkembang sangat baik

dalam 3 pengamatan yaitu perilaku moral sopan santun, jujur dan bertanggungjawab. Oleh

sebab itu, dilakukan proses perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus II.

(6)

Keterangan:

A = Sopan Santun

B = Jujur

C = Bertanggungjawab

Berdasarkan tabel hasil tindakan siklus II di atas, dapat dilihat bahwa dari 20 anak

yang menjadi subyek penelitian, terdapat 50% kategori Berkembang Sangat Baik, 35%

kategori Berkembang Sesuai Harapan, 10% kategori Mulai Berkembang, dan 5% kategori

Belum Berkembang. Berdasarkan persentase yang diperoleh pada pengamatan siklus II

sudah mencapai indikator persentase ketuntasan dalam kategori berkembang sangat baik

dalam 3 pengamatan yaitu perilaku moral sopan santun, jujur dan bertanggungjawab. Oleh

sebab itu, tidak akan dilakukan proses perbaikan pada pelaksanaan tindakan selanjutnya.

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel rekapitulasi tindakan pra tindakan, dapat dilihat bahwa dari 20 anak

yang menjadi subyek penelitian, pengamatan perilaku moral sopan santun terdapat 2 anak

(10%) yang masuk dalam kategori berkembang sangat baik, 3 anak (15%) yang masuk

dalam kategori berkembang sesuai harapan, 5 anak (25%) yang masuk dalam kategori mulai

berkembang dan 10 anak (50%) yang masuk dalam kategori belum berkembang. Pada

pengamatan perilaku jujur terdapat 2 anak (10%) yang masuk dalam kategori berkembang

sangat baik, 3 anak (15%) yang masuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, 4 anak

(20%) yang masuk dalam kategori mulai berkembang dan 11 anak (55%) yang masuk

dalam kategori belum berkembang. Pada pengamatan perilaku moral bertanggungjawab

terdapat 2 anak (10%) yang masuk dalam kategori berkembang sangat baik, 3 anak (15%)

yang masuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, 5 anak (25%) yang masuk dalam

kategori mulai berkembang dan 10 anak (50%) yang masuk dalam kategori belum

berkembang.

Berdasarkan persentase yang diperoleh pada pengamatan pra tindakan belum

mencapai indikator persentase ketuntasan dalam kategori berkembang sangat baik dalam 3

pengamatan yaitu perilaku moral sopan santun, jujur dan bertanggungjawab. Oleh sebab itu,

dilakukan proses perbaikan pada pelaksanaan tindakan siklus I. Berdasarkan tabel

rekapitulasi tindakan siklus I, dapat dilihat bahwa dari 20 anak yang menjadi subyek

penelitian, pengamatan perilaku moral sopan santun terdapat 6 anak (30%) yang masuk

dalam kategori berkembang sangat baik, 4 anak (20%) yang masuk dalam kategori

(7)

dan 3 anak (15%) yang masuk dalam kategori belum berkembang. Pada pengamatan

perilaku moral jujur terdapat 6 anak (30%) yang masuk dalam kategori berkembang sangat

baik, 4 anak (20%) yang masuk dalam kategori berkembang sesuai harapan, 8 anak (40%)

yang masuk dalam kategori mulai berkembang dan 2 anak (10%) yang masuk dalam

kategori belum berkembang. Pada pengamatan perilaku moral bertanggungjawab terdapat 6

anak (39%) yang masuk dalam kategori berkembang sangat baik, 4 anak (20%) yang masuk

dalam kategori berkembang sesuai harapan, 7 anak (35%) yang masuk dalam kategori

mulai berkembang dan 3 anak (15%) yang masuk dalam kategori belum berkembang.

Berdasarkan persentase yang diperoleh pada pengamatan siklus I belum mencapai

indikator persentase ketuntasan dalam kategori berkembang sangat baik dalam 3

pengamatan yaitu perilaku moral sopan santun, jujur dan bertanggungjawab. Setelah

dilaksanakan tindakan siklus I ternyata perilaku moral anak sudah mulai meningkat

dibandingkan pada saat pra tindakan, meskipun dalam hal ini sudah menunjukkan

peningkatan tetapi belum mencapai standar yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena

sebagian besar anak belum menunjukkan sikap sopan santun karena kebiasaan anak dari

rumah yang terbawa hingga ke dalam kelas, kejujuran anak masih sangat kurang karena

ketika anak melakukan kesalahan, anak suka berbohong karena anak takut disalahkan, dan

anak masih belum mampu menunjukkan sikap tanggungjawab karena anak belum

memahami sikap tanggungjawab yang sebenarnya, karena anak belum pernah diberikan

contoh tentang sikap tanggungjawab, karena selama ini guru hanya memberikan tentang

penjelasan tanpa disertai dengan contoh yang dapat dilihat oleh anak.

Berdasarkan tabel rekapitulasi tindakan siklus II, dapat dilihat bahwa dari 20 anak

yang menjadi subyek penelitian, pengamatan perilaku moral sopan santun terdapat 10 anak

(50%) yang masuk dalam kategori berkembang sangat baik, 7 anak (35%) yang masuk

dalam kategori berkembang sesuai harapan, 2 anak (10%) yang masuk dalam kategori mulai

berkembang dan 1 anak (5%) yang masuk dalam kategori belum berkembang. Pada

pengamatan perilaku moral jujur terdapat 10 anak (50%) yang masuk dalam kategori

berkembang sangat baik, 7 anak (35%) yang masuk dalam kategori berkembang sesuai

harapan, 2 anak (10%) yang masuk dalam kategori mulai berkembang dan 1 anak (5%)

(8)

Berdasarkan persentase yang diperoleh pada pengamatan siklus II sudah mencapai

indikator persentase ketuntasan dalam kategori berkembang sangat baik dalam 3

pengamatan yaitu perilaku moral sopan santun, jujur dan bertanggungjawab. Oleh sebab itu,

tidak akan dilakukan proses perbaikan pada pelaksanaan tindakan selanjutnya. Hal ini

disebabkan karena guru pada tindakan siklus II telah memperbaiki proses pembelajaran dan

mengelola kegiatan pembelajaran dengan baik. Peningkatan pada siklus II terjadi karena

guru selalu memberikan pengarahan kepada anak tentang cara sopan santun dan pentingnya

sikap sopan santun di mana saja berada, guru telah memberikan kesempatan kepada anak

untuk selalu berkata jujur atau apa adanya tanpa harus merasa takut dan malu. Selain itu

guru juga harus selalu menanamkan pada diri anak bahwa kejujuran itu penting, karena

orang jujur disukai oleh semua orang, dan guru memberikan penjelasan disertai dengan

contoh tentang bagaimana sikap tanggungjawab sebenanrnya. Selain itu juga harus dapat

memberikan contoh seperti selalu berkata jujur, menghormati orang lain dan berani

bertanggungjawab terhadap perbuatannya sendiri sehingga anak agar dapat lebih mudah

untuk memahaminya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah terjadinya

peningkatan perilaku moral anak dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi di

kelompok B TK Al-Khairaat I Kaleke Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Hal tersebut dapat

terlihat pada hasil rekapitulasi siklus I yaitu 30% kategori berkembang sangat baik

meningkat pada hasil rekapitulasi siklus II menjadi 50% kategori berkembang sangat baik.

Sehingga dapat dikatakan peningkatan yang terjadi sebesar 20% dari masing-masing aspek

yang diamati yaitu perilaku moral sopan santun, jujur dan bertanggung jawab.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang ingin

disampaikan yaitu kepada:

1) Guru, untuk selalu memberikan pembiasaan secara terus menerus kepada anak sehingga

perilaku moral anak dapat terus berkembang dan juga harus mampu memberikan

contohn nyata tentang perilaku moral melalui demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran.

2) Anak, agar dapat mempunyai sopan santun, jujur dan bertanggung jawab, sehingga ke

depannya anak dapat terus tumbuh dengan baik di lingkungan rumah, sekolah dan

(9)

3) Kepala TK hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang baik sehingga anak dapat

tumbuh dan berkembang sesuai dengan perilaku moral yang dimilikinya sehingga dapat

membawa nama sekolah menjadi lebih baik lagi.

4) Peneliti lain, dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti akan memperoleh

pengetahuan, wawasan dan keterampilan baik yang berkaitan dengan perilaku moral atau

tindakan-tindakan lain untuk mengetahui permasalahan dan sekaligus mencari solusi

yang tepat dalam pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Badrujaman, Aip; Hidayat, Dede Rahmat. (2010). Cara Mudah Penelitian Tindakan Kelas

untuk Guru Mata Pelajaran dan Guru Kelas. Jakarta: Trans Info Media.

MENDIKNAS. (2010). Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 2 Hasil Tindakan Siklus I

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perancanaan sistem irigasi tetes di Desa Besmarak, tanaman yang di tinjau adalah tanaman tomat.. Berdasarkan hasil perhitungan daya pompa yang digunakan untuk mengangkat air

[r]

[r]

Their study raised the po- tential that peer assessment feedback could help students develop team skills and that positive effects of peer assess- ment feedback may be enhanced

The authors explore the importance of developing professional behavior among business students and introduce a program designed to incentivize professionalism during

a) Aktivitas 1: tugaskan peserta didik untuk mempraktikkan tendang bola menggunakan kaki kanan bagian dalam ke dinding dan menahan dengan menggunakan kaki kanan bagian dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: eksistensi motivasi berprestasi Kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sudah berjalan dengan baik, yaitu selalu

Sebagai contoh dalam mapel Prakarya, guru menanyakan konsep tentang kerajinan, apa yang membedakannya dengan kriya dan seni, sebelum pembelajaran materi kerajinan dari bahan alam dan