BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
Bab ini berisi penyajian data hasil penlitian mengenai hubungan daya tarik tayangan MasterChef Indonesia dengan minat menonton pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang
1.1 Penyajian data.
4.1.1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Adapun gambaran karakterisitk responden yang dikemukakan disini adalah gambaran responden berdasarkan jenis kelamin dan usia.
4.1.2.1Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, tampak bahwa responden tidak hanya berasal dari gender tertentu. Hal ini ditunjukan pada tabel 4. 2 berikut ini:
Tabel 4.1
Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Prosentase ( % )
Laki – Laki Perempuan
11 19
36,66 63,33
Jumlah 30 100,00
Sumber: data primer, 2012
lebih mempunyai kecenderungan untuk menyukai bidang memasak atau masakan itu sendiri. Selain itu tayangan bergenre reality show ini memberikan teknik memasak dan informasi–informasi mengenai cara mengolah masakan menjadi lebih istimewa. Para pemirsanya juga dibawa untuk menikmati ketegangan demi ketegangan dalam setiap episode seperti layaknya menonton sebuah tayangan drama/ sinetron yang kebanyakan diminati oleh perempuan.
4.1.2.2Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan usianya, responden dalam penelitian ini adalah mereka
yang tergolong remaja sampai dewasa. Tabel 4.2 berikut ini menunjukkan gambaran responden berdasarkan usianya :
Tabel 4.2 memiliki ketertarikan terhadap tayangan MasterChef Indonesia adalah usia 21-35 tahun. Namun bila dilihat pada tabel di atas, tayangan MasterChef Indonesia diminati dari usia remaja sampai usia dewasa. Yang bisa diinterpretasikan bahwa tayangan MasterChef Indonesia tidak hanya
MasterChef Indonesia sendiri, mereka terdiri dari beragam umur yang berbeda. Hal tersebut bisa menjadi salah satu daya tarik tayangan MasterChef Indonesia untuk ditonton para pemirsanya dari kalangan usia manapun.
4.1.2.3Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan, maka pekerjaan yang ada dibagi dalam 5 bidang yaitu : pelajar/mahasiswa, karyawan/karyawati, ibu rumah tangga, guru, wiraswasta. Tabel 4.3 berikut ini menunjukkan gambaran responden berdasarkan usianya :
Tabel 4.3
Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Prosentase (% )
Pelajar/mahasiswa
Tabel diatas menunjukkan bahwa pelajar /mahasiswa memiliki ketertarikan terhadap tayangan MasterChef Indonesia. Hal ini berarti tayangan MasterChef Indonesia tidak hanya diminati oleh para ibu–ibu yang suka memasak tetapi memiliki daya tarik yang luas. Para pelajar atau mahasiswa yang mempunyai hari libur di hari Sabtu dan Minggu, bisa menggunakan waktu luang mereka untuk menonton tayangan MasterChef Indonesia.
Indonesia menjadi tayangan reality show dalam bidang memasak yang baru dan pertama di Indonesia. MasterChef Indonesia juga memiliki kemampuan untuk membawa emosi para pemirsanya untuk terus mengikuti tayangan sampai seluruh episode tayangan MasterChef selesai. Setiap episodenya memiliki tantangan dan ketegangan yang berbeda, apalagi bila peserta tayangan MasterChef yang masih bertahan tinggal sedikit. Para pemirsa begitu antusias dan penasaran untuk menunggu episode berikutnya, tidak hanya untuk mendapat pengetahuan soal masakan tapi juga keinginan untuk mengetahui siapa peserta yang
gugur, dan siapa yang berhasil lolos. Tayangan reality show seperti itulah yang bisa menjadi daya tarik kenapa pelajar ataupun mahasiswa memiliki daya tarik yang lebih tinggi dibanding yang lain.
4.1.2 Karakteristik Variabel
Ada 2 variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel daya tarik dan variabel minat. Untuk menghitung frekuensi dari tiap variabel maka akan dilakukan penghitungan dengan cara total skor dibagi jumlah responden dan dibagi jumlah pertanyaan, seperti berikut :
Frekuensi : Total skor
Jumlah Responden(30) x jumlah pertanyaan(5)
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar daya tarik yang dimiliki oleh tiap variabel, maka diberi skala interval sebagai berikut :
1,00 – 1,75 : Sangat tidak Menarik
1,76 – 2,50 : Tidak Menarik 2,51 – 3,25 : Menarik
4.1.2.1Variabel daya tarik
Variabel daya tarik memiliki 5 indikator yaitu juri, peserta, tantangan, bintang tamu, masakan. Tiap – tiap indikator yang ada, setelah diuji hasilnya valid dan reliabel. Adapun gambaran Variabel daya tarik dapat dilihat di tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4. 4
Gambaran Variabel Daya Tarik
Indikator Total skor Rerata Kategori
Juri variabel daya tarik tergolong dalam kategori menarik dan sangat menarik yang berarti tayangan MasterChef memang memiliki daya tarik untuk ditonton. Hal ini disebabkan karena tayangan MasterChef adalah tayangan reality show dalam bidang memasak dengan kemasan yang baru. Meskipun sebelumnya ada tayangan reality show yang
berhubungan dengan memasak namun hanya dikhususkan untuk para ahli chef yang kemampuan memasaknya sudah hebat dan sebagian besar berusia dewasa. Sedangkan tayangan MasterChef diikuti oleh berbagai macam pekerjaan dan usia. Kemudian tantangan – tantangan yang diberikan oleh MasterChef Indonesia juga jauh lebih menarik
sudah diadakan lebih dari 20 negara, sehingga tayangan MasterChef memiliki daya tarik untuk ditonton.
4.1.2.2Variabel Minat
Variabel daya tarik memiliki 5 indikator yaitu ketertarikan tayangan, hobby,waktu luang, pengenalan produk, kebutuhan. Tiap – tiap indikator yang ada, setelah diuji hasilnya valid dan reliabel. Adapun gambaran Variabel daya tarik dapat dilihat di tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4. 5
Gambaran Variabel Minat
Indikator Total skor Rerata Kategori
Ketertarikan Tayangan variabel minat tergolong dalam kategori menarik dan sangat menarik. Yang berarti tayangan MasterChef memang memiliki daya tarik untuk
menumbuhkan minat menonton. Hal ini dimungkinkan karena adanya waktu luang yang cukup dan tayangan MasterChef berada pada jam tayang di hari Sabtu dan Minggu, dimana hari dan jam tayang yang dipilih oleh tayangan MasterChef Indonesia sesuai dengan waktu luang yang dimiliki oleh banyak pemirsa. Pemilihan jam tayang yang tepat
dimana banyak orang memiliki waktu santai dan bisa digunakan untuk menonton televisi. MasterChef Indonesia juga menjawab kebutuhan dari pemirsa mengenai informasi tentang dunia memasak dan juga mampu meningkatkan kemampuan ataupun teknik dalam memasak, khususnya yang memiliki hobby memasak.
4.1.3 Uji Prasyarat Hipotesis
Uji prasyarat hipotesis diperlukan, untuk mengetahui apakah analisis data
untuk hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak.
4.1.3.1Normalitas
Bertujuan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji Normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis pada uji Kologorov-Smirnov adalah sebagai berikut :
Ho : Data mengikuti distribusi yang ditetapkan
Ha : Data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan
Dengan menggunakan program SPPS, Interpretasinya adalah jika signifikansi di bawah 0,05 maka data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal
Jika signifikasi lebih dari 0, 05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang diuji dengan data normal baku, yang berarti data tersebut normal.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
Variabel Daya Tarik Minat Menonton Distribusi
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig ( 2 tailed )
0,532
0,940
0,775
0,586
Normal
Normal
Sumber : Output One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, 2012
Dari tabel di atas menunjukkan besarnya nilai signifikasi > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang diuji dengan data normal baku. Hal ini berarti variabel Daya Tarik dan Minat Menonton berdistribusi normal
4.1.3.2. Linearitas
Bertujuan untuk mencari persamaan garis regresi variabel bebas x terhadap variabel terikat y. Berdasarkan gari regresi yang telah dibuat,
selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta linearitasnya. Uji linearitas antara variabel bebas x dan variabel terikat y menggunakan program SPSS.
Tabel 4.7
Hasil Uji Linearitas
Variabel P F LINIER Korelasi
Hubungan Daya Tarik dengan Minat Menonton
0.000 42,505 Linier
Sumber : Output Regression, 2012
Dari tabel di atas menunjukkan besarnya nilai Flinear adalah 42,505
dengan probabilitas (P) sebesar 0,00 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tingkat penggunaan media dengan motif kepuasan media menunjukkan bahwa hubungan tersebut membentuk garis linier.
4.1.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yaitu pengujian data dan statistik unyuk mengetahui data hipotesa yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan
antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka digunakan rumus korelasi Rank-Order ( Spearman’s Rho Rank-Order Correlation )
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data untuk melihat hubungan antaravariabel sebenarnya dengan skala ordinal
Dasar pengambilan keputusan, suatu hipotesis diterima atau ditolak adalah sebagai berikut :
1. Jika rHitung > r Tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Atau dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitasnya, yaitu :
1. Jika Probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak
2. Jika Probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima
Selanjutnya untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, Guilford menggunakan nilai koefisien korelasi sebagai berikut :
0,20 – 0,39 : hubungan rendah sekali
0,40 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 : hubungan yang tinggi
>0,90 : hubungan yang sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan ( Krisyantono, 2007 )
Dalam penelitian ini, hipotesis utama adalah sebagai berikut :
Ho: Tidak terdapat hubungan daya tarik (Juri, Peserta, Tantangan, Bintang tamu, Masakan) yang signifikan antara tayangan MasterChef Indonesia terhadap minat (Ketertarikan Tayangan, Waktu Luang, Hobby, Pengenalan Produk, Kebutuhan) pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang
H1 : Terdapat hubungan daya tarik (Juri, Peserta, Tantangan, Bintang tamu, Masakan) yang signifikan antara tayangan Master Chef Indonesia terhadap minat (Ketertarikan Tayangan, Waktu Luang, Hobby, Pengenalan Produk, Kebutuhan)pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang
Tabel 4.8
Hasil Uji Hipotesis Spearman Detail
4.1.5. Pembahasan Tabel
4.1.5.1Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan ketertarikan tayangan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Juri dan ketertarikan tayangan adalah 0,080, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,673. Karena besarnya probabilitas > 0,05
(0,673 > 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara indikator juri dan ketertarikan tayangan ditolak.
4.1.5.2Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan waktu luang
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator juri dan waktu luang ditolak
4.1.5.3Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Juri dan hobby adalah 0,164, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,765. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,387> 0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara indikator juri dan
hobby ditolak
4.1.5.4Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan pengenalan produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Juri dan pengenalan produk adalah 0,131, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,491. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,491> 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara indikator juri dan pengenalan produk ditolak
4.1.5.5Analisis hubungan daya tarik antara Juri dengan kebutuhan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Juri dan kebutuhan adalah 0,074,sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,697. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,697> 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator juri dan kebutuhan ditolak.
4.1.5.6Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan ketertarikan
tayangan
(0,009 <0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator peserta dan ketertarikan tayangan diterima
.
4.1.5.7Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan waktu luang
.Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Peserta dan waktu luang adalah 0,676, sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator peserta dan waktu luang diterima.
4.1.5.8Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Peserta dan hobby adalah 0,519, Sedangkan besarnya
probabilitas adalah 0,003. Karena besarnya probabilitas < 0,005 (0,003 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara indikator peserta dan hobby diterima.
4.1.5.9Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan pengenalan produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Peserta dan pengenalan produk adalah 0,648, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator peserta dan pengenalan produk diterima
4.1.5.10Analisis hubungan daya tarik antara Peserta dengan kebutuhan
0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator peserta dan kebutuhan diterima.
4.1.5.11Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan ketertarikan
tayangan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Tantangan dan ketertarikan tayangan adalah 0,468, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,026. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,026< 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator tantangan dan ketertarikan tayangan diterima.
4.1.5.12Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan waktu luang
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Tantangan dan waktu luang adalah 0,328, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,077. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,077 > 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara indikator tantangan dan waktu luang ditolak.
4.1.5.13Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Tantangan dan hobby adalah 0,020, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,020. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,020< 0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
4.1.5.14Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan pengenalan
produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Tantangan dan pengenalan produk adalah 0,278, sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,137. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,137> 0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator tantangan dan pengenalan produk ditolak
4.1.5.15Analisis hubungan daya tarik antara Tantangan dengan kebutuhan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Tantangan dan kebutuhan adalah 0,367, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,046. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,046< 0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada ubungan antara
indikator tantangan dan kebutuhan diterima.
4.1.5.16Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan ketertarikan
tayangan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Bintang tamu dan ketertarikan tayangan adalah 0,525, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,003. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,003< 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada
hubungan antara indikator bintang tamu dan ketertarikan
tayangan diterima.
4.1.5.17Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan waktu luang
(0,000< 0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator bintang tamu dan waktu luang diterima.
4.1.5.18Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Bintang tamu dan hobby adalah 0,717, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,000< 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator bintang tamu dan hobby diterima.
4.1.5.19Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan pengenalan
produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Bintang tamu dan pengenalan produk adalah 0,607, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara indikator bintang tamu dan pengenalan produk diterima.
4.1.5.20Analisis hubungan daya tarik antara Bintang tamu dengan kebutuhan
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Bintang tamu dan kebutuhan adalah 0,619, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,000. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator bintang tamu dan kebutuhan diterima.
4.1.5.21Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan ketertarikan
tayangan
besarnya probabilitas adalah 0,008. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,008 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator masakan dan ketertarikan tayangan diterima
4.1.5.22Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan waktu luang
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Masakan dan waktu luang adalah 0,362, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,050. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,050< 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator masakan dan waktu luang diterima.
4.1.5.23Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan hobby
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien
korelasi Masakan dan hobby adalah 0,195, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,765. Karena besarnya probabilitas > 0,05 (0,302 > 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan indikator masakan dan hobby ditolak
4.1.5.24Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan pengenalan
produk
Berdasar pada hasil Uji Hipotesis Spearman diketahui bahwa Koefisien korelasi Masakan dan pengenalan produk adalah 0,440, Sedangkan besarnya probabilitas adalah 0,015. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,015 < 0,05) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator masakan dan pengenalan produk diterima.
4.1.5.25Analisis hubungan daya tarik antara Masakan dengan kebutuhan
probabilitas adalah 0,026. Karena besarnya probabilitas < 0,05 (0,026< 0,005) maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara
indikator masakan dan kebutuhan diterima.
Hasil Uji Hipotesis utama:
Tabel 4.9
Hasil Uji Hipotesis Spearman Total
Sumber : Output Regression, 2012
Dari tabel di atas menunjukkan besarnya nilai signifikasi Daya Tarik
4.2 Analisa Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan daya tarik antara tayangan MasterChef Indonesia terhadap minat menonton para pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang. Dari hasil penelitian yang telah disajikan di bab IV, dapat kita lihat bahwa ada indikator yang mempunyai hubungan daya tarik dan ada yang tidak mempunyai hubungan daya tarik. Pembahasan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :
4.2.1 Indikator yang tidak memiliki hubungan daya tarik
Bisa dilihat pada bab sebelumnya, bahwa 5 pertanyaan untuk juri,
probabilitasnya < 0,05 ( sehingga bisa dikatakan bahwa indikator Juri dalam tayangan MasterChef Indonesia secara keseluruhan dikatakan tidak memiliki hubungan daya tarik yang mempengaruhi minat menonton pemirsa di Perumahan Tanah Mas, Semarang. Dari pertanyaan yang telah disampaikan di kuisioner, salah satu alasan juri tidak memiliki hubungan daya tarik adalah juri yang dipilih belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Pemilihan juri akan berpengaruh terhadap daya tarik sebuah acara.
Menurut Royan (2004) alasan yang menyebabkan selebriti sangat
diminati oleh produsen untuk mengiklankan produknya karena pesan yang
disampaikan oleh sumber yang menarik (kaum selebriti yang sedang populer) akan mendapat perhatian yang lebih besar disamping akan sangat mudah diingat. Sehingga bukan hanya produk yang diiklankan tapi juga sebuah acara yang diwakili oleh selebrity itu sendiri. Selebrity yang sedang populer membuat daya tarik tayangan lebih tinggi. Salah satu contohnya : Indonesian Idol, beberapa orang menonton Indonesian Idol karena penasaran dengan komentar para juri atau hari itu apa yang juri kenakan dan sebagainya.
4.2.2 Indikator yang memiliki Hubungan daya tarik
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa sebagian besar indikator yang dimiliki oleh tayangan MasterChef Indonesia memiliki hubungan daya tarik terhadap minat menonton para pemirsa di perumahan Tanah Mas, Semarang. Tayangan MasterChef memiliki kemampuan daya tarik untuk meningkatkan minat menonton (tantangan,peserta,dll), begitu juga minat menonton para pemirsa dijawab oleh tayangan MasterChef Indonesia (ketertarikan tayangan, waktu luang yang cukup, hobby memasak, pengenalan produk masakan, kebutuhan informasi mengenai masakan)
Sehingga jika dikaitkan dengan teori yang digunakan, maka teori Uses and Gratification sangat relevan dalam penelitian ini. Terlihat dari hasil penelitian, bahwa semakin kebutuhan dan harapan mereka terjawab oleh tayangan MasterChef Indonesia maka semakin tinggi pula minat mereka
untuk menonton tayangan MasterChef Indonesia. Dalam teori Uses and Gratification juga dikatakan bahwa pemirsalah yang aktif untuk memilih satu media dibanding yang lain. Mereka memilih isi media tertentu untuk kebutuhan pelarian, hiburan atau untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari – hari. Yang intinya adalah bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial permirsa, sehingga media itulah yang dipilih.
Kemudian bila kita kaitkan dengan teori komunikasi massa bahwa komunikasi massa Komunikasi massa mempunyai beberapa fungsi, salah satunya adalah sebagai tempat orang mendapatkan informasi. Mulai dari gaya hidup bahkan sampai informasi mengenai dunia memasak. Tayangan MasterChef, sebagai salah satu isi dari komunikasi massa, yaitu televisi menjadi salah satu jawaban sebagai tempat untuk mendapatkan informasi.
ketertarikan dengan dunia memasak yang pada akhirnya memunculkan daya tarik untuk menonton tayangan MasterChef Indonesia.
Fungsi yang lain dari komunikasi massa adalah Identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial. Identitas pribadi adalah dimana seseorang berusaha menemukan model perilaku, dan mengidentifikasikan dirinya dengan nilai/hal yang didapat. Yang pada akhirnya juga menjawab salah satu kebutuhan yang disampaikan Maslow, yaitu untuk aktualisasi diri. Sedangkan integrasi dan inetraksi sosial adalah dimana sesorang mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki serta menemukan bahan
percakapan dan interaksi sosial. Peserta yang mengikuti kontes tayangan memasak MasterChef Indonesia terdiri dari beragam jenis pekerjaan, umur, ras. Perbedaan inilah yang menjadi sangat menarik, karena mewakili sebagian karakteristik pemirsa yang menonton.
Kesamaan karekteristik dengan salah satu peserta akan membuat para pemirsa bisa mengisi salah satu kebutuhannya untuk aktualisasi diri. Tidak hanya peserta, tapi bintang tamu, karena bintang tamu yang dihadirkan merupakan bintang tamu yang terkenal dan memiliki hobby ataupun ketertarikan didunia memasak.
Menurut Kasali ( 1992 ), terdapat 3 kekuatan dari televisi sebagai media komunikasi massa, yaitu pesan komersial, dampak yang kuat dan mempengaruhi persepsi. Dikatakan bahwa kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya untuk menonton tayangan acara televisi daripada tidak sama sekali. Menurut hasil dari kuisioner, waktu luang yang dimiliki oleh para pemirsa di Perumahan Tanah Mas, Semarang menumbuhkan hubungan daya tarik untuk menonton tayangan MasterChef. Karena tayangan
Format acara dalam sebuah komunikasi massa pun beragam,tayangan MasterChef Indonesia adalah salah satu tayangan yang bergenre reality game show, dimana focus dari tayangan ini adalah para kontestan menjalani kontes dengan penuh tipu muslihat, sampai reaksi menang atau kalah. Sehingga tantangan – tantangan yang diberikan kepada para kontestan MasterChef Indonesia menimbulkan daya tarik bagi para pemirsa unntuk mengetahui siapakah kontestan yang mampu menghadapi tantangan dan memenangkannya.Beragam tantangan itulah yang juga menjadi salah satu daya tarik tayangan MasterChef Indonesia menjadi menarik.
Menurut Effendy (2000:10) minat adalah kelanjutan perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Sehingga setelah dibahas diatas mengenai indikator – indikator yang memiliki daya tarik dalam tayangan MasterChef,diharapkan ada
tindakan yang dikerjakan yaitu menonton MasterChef bahkan mengikuti tayangan ini sampai berakhir.
Dan hubungan daya tarik tayangan MasterChef Indonesia terhadap minat menonton para pemirsanya cukup berarti, karena tayangan MasterChef (tantangan,peserta,bintang tamu dan masakan) memiliki kemampuan untuk mampu menumbuhkan minat. Juga para pemirsa memiliki ketertarikan tayangan, waktu luang yang cukup, hobby memasak, pengenalan produk masakan, kebutuhan informasi mengenai masakan yang dijawab oleh tayangan MasterChef Indonesia.
Jika kita kaitkan dengan kajian teori komunikasi, maka dari hasil penelitian ini bisa kita lihat bahwa program tayangan MasterChef Indonesia yang bisa dibilang sebagai program reality competition show berkajian