• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 192010702 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 192010702 Full text"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar peserta didik.. Kegagalan dalam menciptakan pembelajaran yang kondusif di kelas bukan tidak mungkin akan mengakibatkan kondisi kelas tidak optimal karena guru kurang mampu memilih dan menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran menyenangkan (Materi Diklat PLPG, UNIMA 2011).

Fisika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini berkembang dengan pesat baik materi maupun kegunaannya, karena itu dalam mengajarkan materi Fisika guru dituntut untuk menggunakan model yang bervariasi sehingga kompetensi dasar peserta didik dapat dicapai secara maksimal. Model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan metode ceramah umumnya digunakan guru dalam pembelajaran Fisika dengan tujuan agar materi pelajaran yang diajarkan dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik. Namun kenyataannya pemahaman peserta didik dalam pelajaran Fisika belum menunjukkan hasil yang signifikan karena pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Guru kesulitan bahkan tidak dapat mengetahui efektivitas pembelajaran, pencapaian hasil belajar, dan apa yang masih menjadi masalah bagi peserta didik.

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pembelajaran sebagaimana dengan sejumlah sekolah lainnya yang masih juga terdapat permasalahan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Hal ini ditunjukkan dengan sering terdapat situasi belajar yang kurang menyenangkan karena kurangnya inovasi guru dalam mencoba model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Biasanya dalam belajar kelompok, guru memberikan tugas, peserta didik mengerjakan tanpa melibatkan teman yang lain, dan di akhir pembelajaran wakil dari tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Yang berhasil hanya beberapa peserta didik saja, yaitu mereka yang aktif. Masalahnya, peserta didik yang pasif dalam kelompok tidak mengerti apa yang dikerjakan dan tidak berhasil dalam pembelajaran.

Dalam laporan ini, peneliti membatasi permasalahan pada penerapan model pembelajaran oleh guru yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

(3)

3

Dari rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk (i) menerapkan model kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Fisika (ii) meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fisika tentang gerak lurus beraturan.

Manfaat dari penelitian ini adalah membantu guru untuk mengetahui model pembelajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. Meningkatkan kemampuan dalam melakukan kegiatan ilmiah, mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran serta memotivasi guru lain untuk melakukan kegiatan sejenis demi peningkatan kemampuan profesionalnya. Membuat peserta didik lebih memahami konsep yang benar tentang materi yang diajarkan dan diharapkan memperoleh hasil yang lebih baik. Menjadi bahan informasi bagi pihak sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran, dan bermanfaat bagi para peneliti sebagai acuan untuk penelitian lain yang berkaitan dengan pembelajaran Fisika.

DASAR TEORI

Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Model pembelajaran ini merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan dikembangkan oleh Robert Slavin. Dalam metode ini peserta didik ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai enam orang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, ,jenis kelamin, dan suku. Guru memantau dan mengelilingi tiap kelompok untuk melihat adanya kemungkinan peserta didik memerlukan bantuan. Peserta didik yang pandai menjelaskan kepada anggota kelompok lain sampai mengerti sehingga ketuntasan materi dapat terwujud. (Slavin. 1995).

Langkah-langkah:

1. Guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 6 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.).

2. Guru menyajikan pelajaran secara singkat

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok, anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru mengamati peserta didik yang sedang mengerjakan tugas sambil mengelilingi tiap kelompok dan melihat adanya kemungkinan peserta didik memerlukan bantuan. 5. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab

(4)

4

Kelebihan:

1. Seluruh peserta didik menjadi lebih siap. 2. Melatih kerjasama dengan baik.

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran. Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan.

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Peserta didik diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok.

Kuis dikerjakan peserta didik secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh peserta didik selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok. Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.

Hasil Belajar

Kemampuan intelektual peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam memperoleh hasil. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui hasil yang diperoleh peserta didik pembelajaran berlangsung. Hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan.

(5)

5

,keterampilan ,kemampuan ,informasi ,dan nilai ,berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut sebagai hasil belajar .

Berkaitan dengan konteks pembelajaran, hasil belajar peserta didik diperoleh dari hasil evaluasi / tes yang dilakukan setiap akhir kegiatan pembelajaran tiap pertemuan. Misalnya, untuk pertemuan 1 peserta didik harus mampu menjelaskan pengertian gerak, pengertian jarak dan perpindahan, dan pengertian waktu. Apa yang dihasilkan oleh peserta didik baik atau kurang disebut hasil belajar.

Gerak Lurus

Suatu benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya berubah terhadap acuan. Misalnya penumpang yang berada didalam kereta yang sedang bergerak meninggalkan stasiun. Jika stasiun ditentukan sebagai acuan, maka penumpang dan kereta bergerak terhadap stasiun. Jika kereta ditentukan sebagai acuan, maka dapat dikatakan penumpang diam (tidak bergerak) terhadap kereta. Lintasan adalah titik-titik berurutan yang dilalui oleh suatu benda yang bergerak. Benda dikatakan bergerak lurus jika kedudukannya berubah terhadap acuan dan dalam lintasan yang lurus.

Kedudukan adalah letak suatu benda pada suatu waktu terhadap suatu titik acuan tertentu. Kedudukan suatu benda dapat dinyatakan terhadap sutu titik sembarang yang disebut titik acuan. Kedudukan dikanan titik acuan bertanda positif (+) dan kedudukan disebelah kiri titik acuan bertanda negatif (-). Jadi kedudukan suatu benda ditentukan oleh besar dan arah, sehingga kedudukan termasuk besaran vektor.

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 Gambar 1. Kedudukan benda pada suatu garis lurus

Jarak adalah panjang sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda dalam waktu

tertentu. Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda dalam waktu tertentu. Perpindahan hanya bergantung pada kedudukan awal dan akhir, serta tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh benda.

Contoh: Doni Bergerak dari A ke B kemudian bergerak ke C (lihat gambar) Jarak yang di tempuh Doni : A– B – C Perpindahan Doni : A- C

(6)

6

Kelajuan adalah perbandingan jarak dengan waktu tempuh dan besarnya tidak

bergantung pada arah. Alat untuk mengukur kelajuan adalah Speedometer.

Kecepatan adalah Perbandingan antara perpindahan dengan waktu tempuhnya.

Kecepatan dapat bernilai positif atau negatif, dan termasuk besaran vektor.

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak Lurus Beraturan (GLB) didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan yang lurus dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap artinya arah dan besarnya tetap. Hubungan antara perpindahan (s), kecepatan (v) dan waktu (t) pada gerak lurus beraturan adalah:

Kecepatan (v) =

a. Grafik hubungan antara perpindahan dan waktu pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) s

t

b. Grafik hubungan antara kecepatan dan waktu pada Gerak Lurus Beraturan (GLB) v

t

Kerangka Berpikir

(7)

7

Namun yang dipraktikan dalam belajar kelompok adalah guru memberikan beberapa tugas yang sama di tiap kelompok, dan peserta didik mengerjakan tanpa melibatkan teman lain. Padahal yang diharapkan dalam belajar seperti ini adalah peserta didik dipacu untuk terlibat aktif dalam diskusi. Mereka dibiasakan mengekspresikan apa yang dipikirkan. Karena itu untuk peserta didik yang pasif tidak dapat mengembangkan pengetahuannya dan hasil belajarnya kurang dalam pembelajaran. Pertanyaan sekarang bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik yang pasif dalam model pembelajaran kelompok? Jawabannya adalah menggunakan model kooperatif tipe STAD. Dengan model ini peserta didik ditempatkan dalam tim belajar yang tugasnya menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Peserta didik diberi lembar kegiatan (tugas) yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Uraian tersebut digambarkan pada bagan berikut ini.

Gambar 2. Bagan kerangka berpikir

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dengan model proses. Peneliti yang juga sebagai guru mengamati ketrampilan kooperatif yang dimiliki peserta didik serta perkembangan hasil belajar yang dicapai.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substansif atau usaha yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam proses perbaikan dan perubahan (Rochiati Wiriaatmaja, 2005). Secara umum menurut Sukardi (2003), Supardi (2008),Kasihani (1998) tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu meningkatkan dan memperbaiki praktek pembelajaran di sekolah, membantu guru mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas serta meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.

Penelitian ini dilakukan di kelas X Sekolah Menengah Atas. Pokok bahasan yang dibahas adalah Gerak Lurus Beraturan. Kegiatan penelitian berlangsung pada semester Ganjil tahun

Guru

Ketrampilan Kooperatif Peserta Didik dilatih

S

T

A

D

Hasil Belajar Peserta didik

(8)

8

pelajaran 2011/2012. Kelas ini memiliki jumlah peserta didik sebanyak 30 orang (13 putra dan 16 putri) dengan karakteristik peserta didik baik dari kemampuan akademis maupun keadaan sosial ekonominya sama seperti kelas yang lain.

Penelitian ini dilakukan dalam tiga pertemuan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Perencanaan yang meliputi, menentukan kelas yang digunakan subjek penelitian, menyiapkan rencana pembelajaran yang diperlukan, menentukan fokus observasi dan berbagai aspek yang diamati, menentukan jenis data, menentukan alat bantu observasi, dan cara pelaksanaan observasi, menerapkan cara pelaksanaan dan pelaku refleksi, menetapkan kriteria keberhasilan. 2. Tindakan, yang meliputi seluruh proses kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

3. Observasi yang dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang meliputi ketrampilan diskusi peserta didik serta hasil evaluasi/ tes.

4. Refleksi yang meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada pertemuan berikutnya.

Data dikumpulkan melalui pengamatan dan hasil evaluasi/tes, dimulai dari awal penelitian sampai dengan pertemuan akhir . Catatan observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan ketrampilan kooperatif yang mereka miliki, sedangkan evaluasi/tes dilakukan untuk mengukur

peningkatan hasil belajar peserta didik.

Data yang terkumpul pada setiap pertemuan (3 pertemuan) dikaji, dianalisis, dan disajikan dalam bentuk tabel. Kemudian melakukan refleksi, dimana dari hasil analisis data dan refleksi peneliti mengkaji kelebihan dan kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran kemudian dideskripsikan sebagai bahan penyusunan perencanaan tindakan pada pembelajaran siklus selanjutnya.

Keputusan diambil berdasarkan kajian dan analisis data dengan indikator kerja/kriteria yang digunakan :

1. Untuk memutuskan tingkat ketrampilan kooperatif peserta didik, peserta didik yang memiliki skor ≥18,00 setiap diskusinya dianggap baik. Skor ini diperoleh dari penilaian ketrampilan kooperatif yang terdiri dari lima aspek yaitu (i) menghargai kontribusi (ii) mengambil giliran dan berbagi tugas (iii) bertanya (iv) mengerjakan dengan aktif (v) memeriksa ketepatan,

masing – masing diberi skor 5 . Dan jika 85 % peserta didik memiliki skor ≥18,00 maka secara klasikal peserta didik dalam kelas memiliki ketrampilan kooperatif yang baik.

2. Hasil evaluasi/tes, menggunakan standar ketuntasan yang diterapkan oleh sekolah yaitu 75

untuk mata pelajaran Fisika dan jika 85% peserta didik telah mencapai nilai ≥75 maka secara

(9)

9

Jika berbagai aspek yang diobservasi sudah memenuhi indikator seperti yang dikemukakan di atas maka diputuskan penelitian tidak perlu dilanjutkan lagi pada pertemuan berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian terdiri dari tiga pertemuan atau tatap muka, yang diukur adalah peningkatan ketrampilan kooperatif dan hasil belajar peserta didik pada tiap pertemuan. Ketrampilan kooperatif yang diukur menyangkut lima aspek dalam kerjasama tim/kelompok, yaitu (i) menghargai kontribusi, (ii) mengambil giliran dan berbagi tugas, (iii) bertanya, (iv) mengerjakan dengan aktif, dan

[image:9.595.44.543.238.604.2]

(v) memeriksa ketepatan. Peserta didik dikatakan memiliki ketrampilan kooperatif baik jika mendapat skor ≥ 18,00 yaitu jumlah nilai dari masing-masing aspek. Sedangkan hasil belajar adalah hasil evaluasi/tes berupa kuis pada setiap akhir pertemuan. Secara lengkap hasil dan peningkatan ketrampilan kooperatif dan hasil belajar ditunjukkan pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Hasil observasi ketrampilan kooperatif tiap pertemuan. Prosentase kenaikan hasil observasi ketrampilan kooperatif ditampilkan.

Pertemuan

Peserta didik yang memiliki ketrampilan kooperatif baik (skor ≥ 18,00 )

Prosentase kenaikan Jumlah Prosentase

1 9 27% 0%

2 17 56% 29%

3 27 90% 34%

(10)

10

melakukan tindakan refleksi lewat analisis hasil observasi ketrampilan kooperatif yang direkam selama pembelajaran, mengevaluasi berbagai temuan, dan menyusun rencana untuk pertemuan berikut.

Untuk pertemuan 2, setiap aspek yang dinilai terjadi peningkatan walaupun belum maksimal. Peserta didik yang memiliki ketrampilan kooperatif baik menjadi 17 orang atau 56%. Jadi ada peningkatan/kenaikan 29% dibandingkan pertemuan 1. Ini berarti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berdampak positif pada setiap peserta didik dalam hal kerjasama mengerjakan setiap tugas (belajar) pada kelompoknya. Hasil pada pertemuan 2, dipakai sebagai bahan evaluasi untuk melanjutkan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Guru memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam kelompok, misalnya mereka dianjurkan lebih fokus memperhatikan setiap penjelasan yang disampaikan guru maupun temannya yang sudah bisa dalam kelompok.

Untuk pertemuan 3, setiap aspek yang diukur terjadi peningkatan yang signifikan ini terbukti dengan bertambahnya jumlah peserta didik yang memiliki ketrampilan kooperatif baik, yaitu menjadi 27 orang atau 90%, sehingga terjadi peningkatan/kenaikan 34% dibandingkan pertemuan 2. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua peserta didik telah memiliki ketrampilan kooperatif baik, dalam hal menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, aktif bertanya, mengerjakan tugas dengan aktif. Artinya peserta didik dalam setiap kelompok merasa punya tanggung jawab yang sama, dan ikut terlibat membantu dan memotivasi teman untuk mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Pada pertemuan ini, STAD sangat berpengaruh bagi peningkatan ketrampilan kooperatif peserta didik dalam hal bekerjasama dalam kelompok belajar.

Yang menarik dari hasil observasi ini adalah data yang diperoleh pada aspek 5 yaitu tentang memeriksa ketepatan. Peserta didik cepat merasa puas dengan hasil pekerjaannya dan lupa

memeriksa kembali dengan teliti sehingga terjadi beberapa kekeliruan dalam hal menghitung dan mengkonversi satuan yang ada, misalnya dari satuan km/jam ke m/s. Dari data yang ada untuk pertemuan 1, hanya 2 peserta didik memiliki ketrampilan kooperatif/kerjasama yang baik pada aspek ini. Untuk pertemuan 2 hanya 4 peserta didik, dan untuk pertemuan 3, hanya 11 peserta didik atau 36,67% memiliki ketrampilan kooperatif/kerjasama yang baik. Jadi dari lima aspek yang diukur, aspek 5 yaitu memeriksa ketepatan yang kurang dimiliki peserta didik dalam bekerjasama. Artinya saling mengingatkan dalam bekerjasama antara anggota kelompok ketika mengerjakan tugas kurang diperhatikan, padahal aspek ini penting bagi mereka dalam pelajaran Fisika.

Proses peningkatan ketrampilan kooperatif / kerjasama peserta didik pada setiap ke lompok belajar terjadi pada pertemuan 2 dan pertemuan 3. Untuk pertemuan 2, jumlah skor ≥ 18,00 yang diperoleh setiap peserta didik pada lima aspek adalah 17 orang atau 56%, dan untuk pertemuan 3,

jumlah skor ≥ 18,00 yang diperoleh peserta didik pada lima aspek adalah 27 orang atau 89,8%. Hasil

(11)

11

bekerjasama untuk memahami dan mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Guru juga berhasil meningkatkan aktivitas belajar peserta didik lewat penjelasan perintah dengan baik, merewiev konsep, dan menjawab pertanyaan serta mengantisipasi berbagai kekurangan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Dengan meningkatnya ketrampilan kooperatif/kerjasama peserta didik, hasil belajar yang dicapai juga mengalami kenaikan yang signifikan.

Pada setiap akhir pembelajaran di tiap pertemuan, guru memberikan kuis yang dikerjakan peserta didik secara mandiri untuk mengukur hasil belajar yang dicapai dan perkembangan mereka selama belajar dalam kelompok,. Hasil kuis juga digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan pada nilai perkembangan kelompok. Kelompok yang mempunyai nilai rata-rata perkembangan individu tertinggi akan mendapat sertifikat atau penghargaan dari kelompok yang lain. Peningkatan hasil belajar peserta didik yang dicapai pada tiap pertemuan ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2. Rata-rata nilai hasil belajar peserta didik tiap pertemuan. Prosentase kenaikan tiap pertemuan ditampilkan

Pertemuan

Nilai hasil belajar peserta didik

Prosentase kenaikan Rata-rata Prosentase

1 5,8 58% 0%

2 7,8 78% 20%

3 9,7 97% 19%

Pada Tabel 2, rata-rata nilai yang dihasilkan peserta didik mengalami peningkatan pada tiap pertemuan. Untuk pertemuan 1, nilai rata-rata yang dicapai hanya 5,8 atau 58%. Karena nilai ≥ 75 hanya diraih oleh peserta didik yang pandai yaitu 9 orang atau 27% dengan nilai tertinggi 10,0 dan nilai terendah 2,0. Dalam pertemuan ini belum nampak pengaruh model STAD untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, karena kerjasama dalam belajar kelompok belum efektif. Peningkatan hasil belajar mulai nampak pada pertemuan 2 dan 3, untuk pertemuan 2 nilai rata-rata peserta didik naik menjadi 7,8 atau 78% dengan nilai tertinggi 10,0 dan nilai terendah 2,5. Untuk pertemuan 3 meningkat sampai 9,7 atau 97% dengan nilai tertinggi 10,0 dan nilai terendah 7,5. Hasil tes ini sebagai bukti bahwa penerapan model STAD menampakkan hasil yang signifikan (berdampak) bagi peserta didik terhadap pemahaman materi gerak lurus beraturan.

[image:11.595.41.544.190.542.2]
(12)

12

peserta didik, makin baik hasil belajar yang dicapai. Jadi model STAD yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar sesuai yang diharapkan. Karena aspek yang diobservasi dan hasil evaluasi/tes telah memenuhi indikator keberhasilan, maka diputuskan penelitian tidak perlu dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Kesimpulan

Model kooperatif tipe STAD dapat digunakan dalam pembelajaran fisika sebagai sarana bagi peserta didik untuk meningkatkan ketrampilan kooperatif dan hasil belajar. Dengan model STAD ketrampilan kooperatif peserta didik mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan hasil belajar.

Model kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika untuk materi pelajaran yang lain, dan dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk menyukai mata pelajaran Fisika.

Ucapan Terima Kasih

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah SMA Kristen 2 Binsus Tomohon karena telah mengijinkan untuk melakukan penelitian. Juga kepada Buddy Mende, S.Pd, Jafet Darungo sebagai observer, Jhonli Runtuh sebagai kameramen dan semua pihak yang membantu penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. McGraw Hill

Companies. New York.

Burden, P. & Byrd, D. 1999. Methods for Effective Teaching. Boston : Allyn and Bacon.

Hamza, B.U, 2008. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif, Penerbit Bumi Aksara.

Ibrahim, M, Fida R. Nur.M dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif.

Unesa Press. Surabaya.

Lie, Anita. 2002, Cooperative Learning : Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang – ruang kelas. Grasindo Gramedia. Jakarta.

Tim pelatih PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas, Proyek PGSM Depdikbud

(13)

13

Slavin. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition. Allyn and Bacon

Publisher, Massachusetts.

Suharsimi Arikunto, Suharjono, dan Supardi, 2006, Penlitian Tindakan Kelas, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Sukardi, 2005, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Suparno. P. 1997. Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Penerbit Kanisius.

Jakarta

Suparno. P. 2007, Metodologi Pembelajaran Fisika, Konstruktivistik dan Menyenangkan, Penerbit Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tim Penyusun Materi Diklat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), 2011, Model-Model Pembelajaran, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado.

Tim Penyusun Materi Diklat PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru), 2011, Penelitian Tindakan Kelas, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado.

(14)
(15)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1

Nama Sekolah

: SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON

Mata Pelajaran

: FISIKA

Kelas / Semester

: X / 1

Tahun Pelajaran

: 2011 / 2012

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Hari/tanggal

: Selasa,4 Oktober 2011

Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik

Kompetensi Dasar

1.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan tetap dan percepatan tetap

Indikator

Menjelaskan pengertian Gerak

Menjelaskan pengertian jarak dan perpindahan

Menjelaskan pengertian waktu

Tujuan Pembelajaran

Aspek Kognitif

Peserta didik dapat membedakan beda diam dengan benda bergerak

Peserta didik dapat membedakan gerak lambat dengan gerak cepat

Peserta didik dapat menyebutkan satuan panjang

Peserta didik dapat menuliskan posisi dalam koordinat

Peserta didik dapat membedakan jarak dan perpindahan

Peserta didik dapat mengkonversi satuan waktu

Materi Pokok

-

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah dan Tanya Jawab

Model Pembelajaran

STAD ( Student Team Ahcivment Devision)

Langkah-langkah Kegiatan

Langkah Kegiatan

Kegiatan

Waktu

Kegiatan awal

Guru memberikan motivasi kepada pesertra didik.

Peserta didik diberikan beberapa gambar tentang

benda yang bergerak ( Melalui LCD proyektor) ,dan

memilih mana gambar yang menyatakan GLB.

(16)

Guru berjalan sambil mengecek jawaban peserta

didik, jika ada yang masih keliru menentukan benda

yang ber GLB ,guru menanyakan alasan mengapa

memilih gambar itu dan guru memberi pengarahan

kepada peserta didik

Guru Membentuk kelompok yang anggotanya 6

orang secara heterogen (campuran menurut prestasi,

jenis kelamin) prestasi yang diambil menurut hasil pre

tes

Kegiatan inti

Guru menyajikan materi secara secara singkat melalui

tayangan LCD proyektor.

Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk

membahas apa yang dimaksud dengan gerak ,jarak

,perpindahan dan waktu.

Guru dan observer berkeliling mengamati jalannya

diskusi dalam kelompok .Apabila ada peserta didik

yang mengalami kesulitan guru melayani langsung

dalam kelompok . Sebaliknya

guru member

penghargaan bagi kelompok yang paling cepat

menyelesaikan tugasnya.

Setelah yakin semua peserta didik sudah selesai

membahas dalam kelompok guru memberikan kuis

pada seluruh peserta didik . Pada saat menjawab tidak

boleh saling membantu.

70

Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman 10

Total 90

Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumber

: Buku Fisika SMA Kelas X (Marthen Kanginan, Intan Pariwara, Supiyanto),

lingkungan sekitar, dll

Sarana / Media : Papan tulis, spidol, penggaris.LCD Proyektor

Penilaian

Individu

Intrumen Penilaian

1. Benda dikatakan bergerak lambat bila waktu yang

diperlukasn untuk berubah kedudukan adalah….

2. Benda bergerak dari titik A ke titik B kemudian ke titik C.

C A B

tentukan jarak dan perpindahan !

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

(17)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2

Nama Sekolah

: SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON

Mata Pelajaran

: FISIKA

Kelas / Semester

: X / 1

Tahun Pelajaran

: 2011 / 2012

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Hari/tanggal

: Selasa,11 Oktober 2011

Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik

Kompetensi Dasar

1.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan tetap dan percepatan tetap

Indikator

Menjelaskan pengertian kecepatan

Menggambar grafik

Tujuan Pembelajaran

Aspek Kognitif

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian kecepatan

Peserta didik dapat menghitung kecepatan

Peserta didik dapat mengkonfersi km/jam menjadi m/s

Peserta didik dapat menggambarkan grafik s-t

Peserta didik dapat menentukan kecepatan berdasarkan data pada grafik

Materi Pokok

-

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah dan Tanya Jawab

Model Pembelajaran

STAD ( Student Team Ahcivment Devision)

Langkah-langkah Kegiatan

Langkah Kegiatan

Kegiatan

Waktu

Kegiatan awal

Guru membuka pertemuan dengan doa

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Guru memberi motivasi dengan pertanyaan pernahkah

kalian mendengar mobil itu lari kencang atau dengan

kecepatan tinggi mis. 100 km/jam

Apakah arti dari 100 km/jam?

10’

(18)

Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk

membahas apa yang dimaksud dengan kecepatan dan

membahas grafik (gradien)

Guru dan observer berkeliling mengamati jalannya

diskusi dalam kelompok .Apabila ada peserta didik

yang mengalami kesulitan guru melayani langsung

dalam kelompok . Sebaliknya

guru member

penghargaan bagi kelompok yang paling cepat

menyelesaikan tugasnya.

Setelah yakin semua peserta didik sudah selesai

membahas dalam kelompok guru memberikan kuis

pada seluruh peserta didik . Pada saat menjawab tidak

boleh saling membantu.

70

Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman 10

Total 90

Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumber

: Buku Fisika SMA Kelas X (Marthen Kanginan, Intan Pariwara, Supiyanto),

lingkungan sekitar, dll

Sarana / Media : Papan tulis, spidol, penggaris.LCD Proyektor

Penilaian

Individu

Intrumen Penilaian

1. Perbandingan perpindahan dan waktu adalah ….

2.

36 km/jam = . . . m/s

108 km/jam = . . . m/s

3. Dari grafik berikut ini mana yang memiliki kecepatan paling besar ( A, B, atau C)?

s

A B

C

(19)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3

Nama Sekolah

: SMA KRISTEN 2 BINSUS TOMOHON

Mata Pelajaran

: FISIKA

Kelas / Semester

: X / 1

Tahun Pelajaran

: 2011 / 2012

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Hari/tanggal

: Selasa,18 Oktober 2011

Standar Kompetensi

1. Menerapkan konsep dan prinsip dasar Kinematika dan Dinamika benda titik

Kompetensi Dasar

1.1 Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan tetap dan percepatan tetap

Indikator

Menjelaskan pengertian gerak lurus beraturan

Menentukan V,S dan t dalam GLB

Melukiskan Grafik s-t dan v-t

Tujuan Pembelajaran

Aspek Kognitif

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian GLB

Peserta didik dapat memberikan contoh- contoh gerak lurus beraturan

Peserta didik dapat menghitung V,S dan t

Peserta didik dapat melukiskan grafik V

t bila grafik s-t sudah diketahui

Materi Pokok

-

Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Metode Pembelajaran

Informasi/ceramah dan Tanya Jawab

Model Pembelajaran

STAD ( Student Team Ahcivment Devision)

Langkah-langkah Kegiatan

Langkah Kegiatan

Kegiatan

Waktu

Kegiatan awal

Guru membuka pertemuan dengan doa

Guru mengecek kehadiran peserta didik

Guru memberi motivasi dengan pertanyaan pernahkah

kalian melihat seorang atlit atletik pelari 100 m ?

Pernahkah kalian naikmobil lalu melintasi jalan tol?

10’

(20)

Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk

membahas apa yang dimaksud dengan GLB dan

bagaimana bentuk s-t dan v-t Grafik dari GLB

Guru dan observer berkeliling mengamati jalannya

diskusi dalam kelompok .Apabila ada peserta didik

yang mengalami kesulitan guru melayani langsung

dalam kelompok . Sebaliknya

guru member

penghargaan bagi kelompok yang paling cepat

menyelesaikan tugasnya.

Setelah yakin semua peserta didik sudah selesai

membahas dalam kelompok guru memberikan kuis

pada seluruh peserta didik . Pada saat menjawab tidak

boleh saling membantu.

70

Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman 10

Total 90

Alat/Bahan/Sumber Belajar

Sumber

: Buku Fisika SMA Kelas X (Marthen Kanginan, Intan Pariwara, Supiyanto),

lingkungan sekitar, dll

Sarana / Media : Papan tulis, spidol, penggaris.LCD Proyektor

Penilaian

Individu

Intrumen Penilaian

1. Benda dikatakan ber GLB bila lintasan . . . dan kecepatan . . .

2. Benda bergerak dengan data sebagai berikut :

Jarak (s)

0

5

10

15

20

Waktu (t)

0

1

2

3

4

(21)

1 A-1 4 3 4 4 3 18

2 A-2 3 3 2 2 2 12

3 A-3 3 3 3 3 2 14

4 A-4 3 2 2 3 2 12

5 A-5 3 3 2 2 2 12

6 A-6 3 2 2 1 2 10

7 B-1 4 4 4 4 3 19

8 B-2 3 2 2 2 2 11

9 B-3 3 3 2 3 2 13

10 B-4 4 4 3 4 3 18

11 B-5 3 3 4 3 3 16

12 B-6 3 3 3 2 2 13

13 C-1 4 4 3 4 4 19

14 C-2 3 3 3 3 2 14

15 C-3 3 4 4 4 3 18

16 C-4 4 3 3 3 3 16

17 C-5 2 2 3 2 1 10

18 C-6 3 3 3 3 2 14

19 D-1 4 4 3 5 4 20

20 D-2 3 3 1 3 2 12

21 D-3 3 2 2 4 2 13

22 D-4 4 3 4 4 3 18

23 D-5 3 2 2 2 1 10

24 D-6 4 2 2 2 2 12

25 E-1 3 2 2 2 1 10

26 E-2 3 3 2 2 2 12

27 E-3 4 4 4 3 3 18

28 E-4 3 3 3 3 3 15

29 E-5 4 4 3 4 3 18

30 E-6 3 2 3 2 2 12

No

Kel

Menghargai Jumlah

kontribusi Mengambil giliran dan berbagi tugas Bertanya Mengerjakan dengan aktif Memeriksa ketepatan E Ketrampilan B C D

HASIL OBSERVASI

KETRAMPILAN

KOOPERATIF TIPE STAD

Pertemuan 1

Nama

Siswa

(22)

1 A-1 4 4 4 4 3 19

2 A-2 3 3 2 3 2 13

3 A-3 4 4 3 4 3 18

4 A-4 3 2 2 1 2 10

5 A-5 4 4 4 4 2 18

6 A-6 2 2 3 3 2 12

7 B-1 4 4 5 4 3 20

8 B-2 4 4 3 4 3 18

9 B-3 4 3 2 2 2 13

10 B-4 4 4 4 4 3 19

11 B-5 3 4 4 4 3 18

12 B-6 3 4 3 3 2 15

13 C-1 4 4 3 4 4 19

14 C-2 3 3 2 3 2 13

15 C-3 4 4 3 4 3 18

16 C-4 4 4 3 3 4 18

17 C-5 3 3 2 1 2 11

18 C-6 4 3 4 4 3 18

19 D-1 4 4 4 5 4 21

20 D-2 4 4 4 4 2 18

21 D-3 3 3 3 2 2 13

22 D-4 4 4 4 3 3 18

23 D-5 4 3 3 2 2 14

24 D-6 3 3 2 2 2 12

25 E-1 2 2 2 3 2 11

26 E-2 3 3 2 2 3 13

27 E-3 4 4 3 4 3 18

28 E-4 3 4 4 4 3 18

29 E-5 4 4 3 4 4 19

30 E-6 3 3 3 2 2 13

HASIL OBSERVASI

KETRAMPILAN

KOOPERATIF TIPE STAD

Pertemuan 2

C B A

No

Kel

Nama

(23)

1 A-1 4 4 4 4 4 20

2 A-2 4 4 3 4 3 18

3 A-3 4 4 3 4 3 18

4 A-4 4 3 3 2 2 14

5 A-5 4 4 3 4 3 18

6 A-6 4 3 4 4 3 18

7 B-1 4 4 5 4 4 21

8 B-2 4 4 3 4 3 18

9 B-3 4 4 3 4 3 18

10 B-4 4 4 4 4 4 20

11 B-5 3 4 4 4 3 18

12 B-6 4 4 4 4 2 18

13 C-1 4 4 4 4 4 20

14 C-2 4 4 3 4 3 18

15 C-3 4 4 3 4 3 18

16 C-4 4 4 4 4 4 20

17 C-5 4 3 3 4 4 18

18 C-6 4 4 3 4 3 18

19 D-1 4 5 4 5 4 22

20 D-2 4 4 4 4 4 20

21 D-3 4 2 1 2 1 10

22 D-4 4 4 4 4 3 19

23 D-5 4 4 4 4 2 18

24 D-6 4 4 3 4 4 19

25 E-1 4 3 4 3 2 16

26 E-2 4 4 2 4 4 18

27 E-3 4 4 4 4 3 19

28 E-4 4 3 4 4 3 18

29 E-5 4 4 4 4 4 20

30 E-6 4 4 3 4 3 18

No

Kel

Nama

Siswa

Ketrampilan Jumlah Menghargai kontribusi Mengambil giliran dan berbagi tugas Bertanya Mengerjakan dengan aktif Memeriksa ketepatan D E C A B

HASIL OBSERVASI KETRAMPILAN KOOPERATIF

(24)

Kuis Pertemuan 1

1. Benda dikatakan bergerak lambat bila waktu yang diperlukasn untuk berubah kedudukan

adalah….

2. Benda bergerak dari titik A ke titik B kemudian ke titik C.

C A B

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

3. Rani berjalan dari Aula asrama kea rah utara sejauh 40 m, kemudian belok kearah barat

sejauh 30 m. Tentukan jarak dan perpindahan dari Rani!

Kuis Pertemuan 2

1. Perbandingan perpindahan dan waktu adalah ….

2.

36 km/jam = . . . m/s

108 km/jam = . . . m/s

3. Dari grafik berikut ini mana yang memiliki kecepatan paling besar ( A, B, atau C)?

s

A B

C

t

Kuis Pertemuan 3

1. Benda dikatakan ber GLB bila lintasan . . . dan kecepatan . . .

2. Benda bergerak dengan data sebagai berikut :

Jarak (s)

0

5

10

15

20

Waktu (t)

0

1

2

3

4

a. Tentukan kecepatan benda

b. Gambarkan grafik s

t

(25)
(26)

Nilai Hasil Belajar Tiap Pertemuan

No

Nama Siswa Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

Nilai % Nilai % Nilai %

1 A-1 4,0 40 6,5 65 10,0 100

26 A-2 6,0 60 7,5 75 10,0 100

7 A-3 6,0 60 7,5 75 10,0 100

27 A-4 2,0 20 2,5 25 8,0 80

13 A-5 6,0 60 7,5 75 9,5 95

21 A-6 4,0 40 6,0 60 9,0 90

28 B-1 7,5 75 10,0 100 10,0 100

2 B-2 6,0 60 7,0 70 9,5 95

14 B-2 7,0 70 10,0 100 10,0 100

22 B-3 6,0 60 7,5 75 10,0 100

8 B-4 7,5 75 10,0 100 10,0 100

6 B-6 2,0 20 5,0 50 9,5 95

20 B-6 2,0 20 5,0 50 8,0 80

16 C-1 10,0 100 10,0 100 10,0 100

23 C-3 3,0 30 5,5 55 9,0 90

29 C-3 5,0 50 7,5 75 10,0 100

12 C-4 8,0 80 9,5 95 10,0 100

15 C-5 6,0 60 8,0 80 10,0 100

25 C-6 7,5 75 8,0 80 10,0 100

30 D-1 10,0 100 10,0 100 10,0 100

18 D-2 4,0 40 7,5 75 10,0 100

3 D-3 6,0 60 6,5 65 9,5 95

4 D-4 2,0 20 5,0 50 9,5 95

17 D-5 7,5 75 9,0 90 10,0 100

10 D-6 4,0 40 7,0 70 9,5 95

9 E-2 6,0 69 10,0 100 10,0 100

11 E-3 6,0 60 7,5 75 10,0 100

24 E-4 8,0 80 9,5 95 10,0 100

19 E-5 7,5 75 10,0 100 10,0 100

Gambar

Tabel 1. Hasil observasi ketrampilan kooperatif tiap pertemuan. Prosentase kenaikan hasil observasi
Tabel 2. Rata-rata nilai hasil belajar peserta didik tiap pertemuan. Prosentase kenaikan tiap

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kondisi perekonomian global, nasional dan kondisi industri sub sektor perkebunan selama periode penelitian

Selain itu, perlu juga untuk melakukan analisis mengenai simulasi sistem buka tutup pada Ruas Tol Kanci – Brebes Timur agar dapat mengatasi kemacetan yang terjadi pada gerbang

Bira adalah kambing gunung yang sudah punya kebiasaan saling tolong menolong dan ramah satu sama lain, tapi Bira sangat menonjol dalam hal antusias untuk memberikan dorongan

Pemberian dosis pupuk anorganik tidak dapat dikurangi dengan penggunaan POKK pada pertumbuhan bawang merah. POKK dan pupuk anorganik, masing- masing nyata menurunkan tinggi

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum BAB VI tentang Retribusi Pelayanan

Pada penelitian ini, proses pengeringan terhadap gabah dilakukan dengan cara mengalirkan udara yang telah mendapat panas dari hasil pembakaran limbah sekam padi ke dalam

Metode penggabungan adalah metode yang menggabungkan ciri citra dan teks pada saat sistem melakukan proses temu kembali, sedangkan sistem dengan metode tanpa

Yıllar sonra, geçmişi alayla ve öfkeyle andığı gecelerin birinde, Celâl'in, Galip ile Rüya'ya anlattığına göre, bu iş için gelen ve buzdolabı ve piyano taşımak gibi