• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Examples Non Examples Berbantu Media Audio Visual Mata Pelajaran IPA Kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Examples Non Examples Berbantu Media Audio Visual Mata Pelajaran IPA Kelas"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Bagian dalam pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/ Kondisi awal, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus 1 meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus 1. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus 1, pada bagian deskripsi siklus 2 menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus 2.

4.1.1. Deskripsi PraSiklus/ Kondisi Awal

(2)

bagian tumbuhan dengan fungsinya.. Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken Kabupaten Pati diampu oleh guru kelas 4 sekaligus penulis . Muhammad Hadi mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes. Muhammad Hadai merupakan Diploma Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Beliau menempuh pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalambidangnya tersebut.Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi.

Observasi dilakukan pada hari rabu tanggal 3 agustus 2016, dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 4 di SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA, kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung.

(3)

mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran atau belum menerapkan variasi model pembelajaran yang mampu menumbuhkan ketertarikan atau antusiasme siswa untuk belajar, guru masih nyaman menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah yang dianggap lebih praktis. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua materi yang guru sampaikan, guru menganggap ceramah sudah merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada siswa, menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di sini guru cenderung mengesampingkan proses di mana siswa dapat memperoleh pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk membangun konsep tentang materi yang dipelajari. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru.

(4)

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi Nilai IPA Prasiklus

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori

1 90 – 99 1 4,76 % Baik Sekali

2 80 – 89 4 19,04 % Baik

3 70 – 79 1 4,76 % Cukup

4 60 – 69 4 19,,04 % Kurang

5 50 – 59 11 52,38 % Kurang Sekali

Jumlah siswa 21 100 %

Nilai Rata- Rata 63,90

Nilai Tertinggi 92

Nilai Terendah 50

(5)

lampiran ).Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Nilai IPA Prasiklus

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2. sebagai berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Frekuensi Hasil Belajar Kondisi Awal

No Nilai Jumlah Siswa Persentase Ket

1 < 70 15 71,43 % Belum tuntas

2 > 70 6 28,57 % Tuntas

Jumlah 21 100%

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) sejumlah 15 siswa atau 71,43 % dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 6 siswa dengan persentase 28,57 % dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil. mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut.

Gambar 4.2

(6)

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran make a match , sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.

4.1.2. Deskripsi Siklus 1

Pada sub unit deskripsi siklus 1 ini, akan menguraikan tentang tahap perencanan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus 1. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama du kali 35 menit.

4.1.2.1 Perencanaan Tindakan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolabolator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model Examples non examples meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada pertemuan terakhir di setiap siklusnya.

Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya,seta pemeliharaannya, (KD) mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

(7)

1) Pertemuan pertama

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti menginformasikan tentang indera manusia menggunakan model Examples non examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.

2) Pertemuan ke Dua

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi. 3).Pertemuan ke Tiga

(8)

untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus I . Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda,peneliti mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi, peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I adalah:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Agustus 2016 pukul 07.00 – 08.15 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu bapak Sumardi guru kelas 4b untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yaitu berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda contreng (√) pada kolom skor yang di sediakan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

1. Kegiatan awal (5 menit)

Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi

media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan

apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. Peneliti juga

mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Eksplorasi

(9)

indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.

b. Elaborasi

Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

Konfirmasi

Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,

sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang

kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada

berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4

SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.4.

(10)

Persentase 75,00%

Kategori Cukup

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus I

diperoleh jumlah skor 27 dengan skor maksimal 36, dan persentase 75,00%,

sehingga termasuk kategori cukup. Walaupun pada siklus 1 aktivitas guru cukup,

masih terdapat 9 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini

sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu

90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam

kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk

dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 9 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak

siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa

yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa

belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru

mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah

siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari

kartu pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru

berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang

didapatnya, justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan

baikAktivitas guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama

sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan

aktivitas siswa

pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai

indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk

mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran

Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo

Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model

(11)

dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN

Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1

No

. Aspek yang diamati Aspek item

Jumlah skor aspek item yang terlaksana

1. Kegiatan awal 4 2

2. Kegiatan inti :

8 7

3. Kegiatan akhir 2 2

Jumlah 14 11

Persentase 78,57%

Kategori Cukup

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah

11 yang di persentasekan menjadi 78,57%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan pertama termasuk dalam kategori cukup. Hal ini sesuai

dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%

termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori

baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam

kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak

siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa

yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa

(12)

mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah

siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan

teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam

berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan

pertama sudah

mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas

siswa pada pelaksanaan tindakan siklus pertemuan pertama belum

mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran.

2) Pertemuan ke Dua

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertemuan ke dua dilaksanakan pada

hari

selasa tanggal 16 Agustus 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu

2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari

tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus I pertemuan

pertama mengenai alat indra manusia dan fungsinya. .

a. Kegiatan awal (5 menit)

Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi

media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan

apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga

mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.

b.Kegiatan Inti (50 menit)

1.Eksplorasi

(13)

menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.

c. Elaborasi

Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

Konfirmasi

Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,

sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang

kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada

berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4

SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.6

(14)

Jumlah 36 29

Persentase 80,55%

Kategori Baik

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus 1

pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 29 dengan skor maksimal 36, dan

persentase 80,55%, sehingga termasuk kategori baik. Walaupun pada siklus

I1pertemuan kedua aktivitas guru cukup, masih terdapat 7 indikator yang masih

perlu ditingkatkan Observasi.Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan

oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik,

80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori

cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59%

termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 7 indikator yang belum

dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Siswa belum memperhatikan

penjelasan guru dengan baik. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri

saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa yang aktif saja yang

mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa belum mengerti

dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru mengajukan

pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah siswa yang

menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari kartu

pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru berdiskusi

dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang didapatnya,

justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan baikAktivitas

guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua sudah mencapai

indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas siswa pada

pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai indikator

kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk mengetahui lebih

jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama

pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran

Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo

Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model

(15)

dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN

Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2

No

. Aspek yang diamati Aspek item

Jumlah skor aspek item yang terlaksana

1. Kegiatan awal 4 3

2. Kegiatan inti :

8 7

3. Kegiatan akhir 2 2

Jumlah 14 12

Persentase 85,71%

Kategori Baik

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah

12 yang di persentasekan menjadi 85,71%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan kedua termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai

dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%

termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori

baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam

kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak

siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa

(16)

belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru

mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah

siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan

teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam

berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan

kedua sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori baik. . Untuk

mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran….

3). Pertemuan ke Tiga

Pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus 1 yang dilaksanakan pada hari

kamis tanggal 18 Agustus 2016 pukul 09.00 – 10.15. Pelaksanaan tindakan

siklus 1 pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan

perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada

siklus I.Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal

pilihan ganda dengan jumlah soal 25. Kegiatan yang dilakukan pada

pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan atau menyampikan materi dari

pertemuan 1 dan 2 dengan model Examples non examples berbantu audio visual

untuk mengingatkan materi kepada siswa. Peneliti memberikan waktu untuk

bertanya kepada siswa tentang materi peneliti menjawab, dilanjutkan persiapan

tes evaluasi. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk

siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada

siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa

mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab

oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi

secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir

(17)

Hasil tindakan pada siklus 1 diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil

belajar

IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati dengan

penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

oleh peneliti.

1) Hasil Belajar IPA

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 dengan

menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

selesai, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar

yang diperoleh dari masing-masing siswa, apakah sudah mencapai KKM atau

belum mencapai KKM. Hasil belajar IPA siklus 1 disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori

1 90 – 99 2 9,52 % Baik Sekali

2 80 – 89 6 28,57 % Baik

3 70 – 79 10 47,61 % Cukup

4 60 – 69 3 14,28 % Kurang

5 50 – 59 0 0% Kurang Sekali

Jumlah siswa 21 100 %

Nilai Rata- Rata 77,23

Nilai Tertinggi 92

Nilai Terendah 62

Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat

nilai antara 50-59 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0 %, nilai antara 60-69

sejumlah 3 siswa dengan persentase 14,28%, nilai antara 70-79 sejumlah 10

siswa dengan persentase 47,61%, nilai antara 80-89 sejumlah 6 siswa dengan

persentase 28,57%, dan siswa yang mendapatkan nilai 90-99 sejumlah 2 siswa

(18)

diperoleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 62 . Untuk mengetahui lebih

jelasnya hasil belajar siswa siklus 1 pada tabel 4.6 digambarkan dalam diagram

batang, seperti gambar 4.6.

Gambar 4.3

Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) nilai hasil belajar siswa siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.7.

Tabel 4.8

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 No

. Ketuntasan Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase(%)

1. Tuntas ≥ 70 18 85,71%

2. Tidak Tuntas < 70 3 14,29%

Jumlah 21 100%

Rata-rata 77,23

Nilai tertinggi 92

Nilai terendah 52

Ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 3 siswa atau 14,29%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria ketuntasan Minimal sebanyak 18 siswa dengan persentase 85,71%. Hasil belajar siswa siklus 1 nilai rata-ratanya 77,23, nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 62. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut:

Gambar 4.4

(19)

Berdasarkan gambar 4.4 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual mengalami peningkatan dibandingakn dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada kondisi awal. Pada siklus 1 ada 18 siswa yang mencapai KKM atau 85,71% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual yaitu ≥ 85,71% siswa mencapai KKM (KKM ≥70) sudah berhasil. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual maka penelitian dilanjutkan siklus 2.

4.1.2.4 Refleksi Siklus 1

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 baik pertemuan pertama, ke dua, maupun ke tiga selesai, maka peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses pembelajaran ayng telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan, serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah dilakukan sudah berhasil atau belum berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 1 masih banyak kendala. Kendala tersebut antara lain:

1. Guru

a) Guru belum memeriksa kesiapan siswa.

b) Guru belum mengaitkan dengan realitas kehidupan.

c) Guru melum memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas siswa.

(20)

f) Guru belum melaksanakan pembelajaran bersifat kontektual

g) Guru belum membagi kelompok diskusi dengan baik, terlalu banyak anggota kelompok.

h) Guru belum menunjukkan hubungan pribadi yang kondusif. i) Guru belum membantu kemajuan belajar siswa

j) Guru belum melaksanakan tindak lanjut dengan baik. 2. Siswa

a) Siswa belum siap dalam menerima materi dengan baik.

b) Siswa masih ada yang kurang dalam mengamati materi yang disampaikan. c) Siswa masih ada yang memahami tujuan dari pembelajaran.

. Untuk mengatasi kendala pada siklus 1, maka dapat dilakuakn perbaikan

sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 berjalan lebih baik.

Perbaikan tersebut antara lain:

a) Guru harus memeriksa kesiapan siswa karena dalam pembelajaran ketika

siswa belum siap maka siswa akan kebingungan sendiri

b) Guru harus mengaitkan materi dengan realitas kehidupan karena siswa

akan lebih memahami dengan realita kehidupan siswa misalnya alam

sekitarnya

c) Guru harus memberi ketaladanan meningkatkan kemauan dan kreativitas

siswa, karena akan memajukan pola piker siswa.

d) Guru ketika memadukan pembelajaran dengan baik maka siswa akan

mudah menerima pembelajaran.

e) Guru ketika dalam pembelajaran menyampikan materi secara runtut

maka materi akan mudah diterima siswa dalam memahami isi materi.

f) Dalam menyampiakan materi jika secara kontektual siswa mudah

memahaminya.

g) Dalam pembagian kelompok belajar jika anggotanya terlalu banyak siswa

cenderung akan banyak omong dengan temannya.

h) Guru sebagai pembelajar harus membina hubungan pribadi pembelajaran

(21)

i) Guru hendaknya memotivasi dan menumbuh kembangkan kemajuan siswa

dalam belajar.

j) Guru hendaknya melaksanakan tindak lanjut agar siswa mengulang

sendiri, belajar sendiri di rumah maupun di sekolah.

Sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan oleh penulis bahwa langkah-langkah pembelajaran dikatakan berhasil Dari segi hasil belajar siswa persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dibandingkan dengan hasil evaluasi pada kondisi awal mengalami peningkatan. Pada kondisi awal yang diperoleh dari nilai evaluasi IPA hanya ada siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) dengan persentase 28,57%. Sedangkan pada evaluasi siklus I ada 18 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 85,71 %. Ini berarti hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yakni mencapai lebih dari 70% dari nilai KKM. Walaupun pelaksanaan siklus 1 hasil belajarnya sudah baik dengan presentase ketuntasan mencapai 85,71%, peneliti masih akan meningkatkan lagi dengan memperbaiki kekurangan pelaksanaan di siklus 1 pada pelaksanaan kegiatan di siklus 2.

4.1.4 Deskripsi Siklus 2

Pada deskripsi siklus 2 akan diuraikan mengenai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 pertemuan.

4.1.4.1 Perencanaan Tindakan

(22)

perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada pertemuan terakhir di setiap siklusnya.

Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dan fungsinya serta pemeliharaannya, (KD) Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Tindakan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rencana tindakan pada siklus 2 terdiri dari tiga perencanaan pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

3) Pertemuan pertama

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti menginformasikan tentang indra manusia menggunakan model Examples non examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang terdiri 4 kelompok terdiri 4 siswa dan 1 kelompok terdiri 5 siswa untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.

(23)

Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi. 3).Pertemuan ke Tiga

Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi. Peneliti membagikan tes evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus 2 . Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda.,peneliti mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi, peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.

4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 2

Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 adalah:

1) Pertemuan pertama

(24)

menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yaitu berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda contreng (√) pada kolom skor yang di sediakan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

2. Kegiatan awal (5 menit)

Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi

media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan

apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga

mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

d. Eksplorasi

Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat, indera pendengar, indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi

e. Elaborasi

Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

Konfirmasi

(25)

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,

sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang

kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yang berlangsung pada

berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus I pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4

SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.9

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus

2 diperoleh jumlah skor 31 dengan skor maksimal 36, dan persentase 86,11%,

sehingga termasuk kategori baik. Walaupun pada siklus 2 aktivitas guru baik ,

masih terdapat 5 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini

sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu

90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam

kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk

dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 3 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh guru.

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan

model Examples non examples berbantu media audio visual sudah meningkat

dibandingkan dengan aktivitas pada siklus 1. Guru sudah mengerti jalannya

(26)

visual. Untuk data hasil observasi aktivitas guru pada siklus kedua pertemuan

pertama dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1

No

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah

12 yang di persentasekan menjadi 85,71%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus

kedua pertemuan pertama termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai

dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%

termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori

baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam

kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 2 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan

materi. Terbukti ketika guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak

sampai setengah dari sejumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru

dengan benar.Siswa masih tampak kebingungan dalam berdiskusi. Aktivitas

siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan pertama sudah

mencapai indikator kinerja yakni pada kategori baik. Sedangkan aktivitas

siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan pertama sudah

mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran.

(27)

Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan ke dua dilaksanakan pada

hari

senin tanggal 22 Agustus 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu

2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari

tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus 2 pertemuan

pertama mengenai struktur bagian- bagian tumbuhan dan fungsinya serta cara

perawatannya.

a. Kegiatan awal (5 menit)

Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi

media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan

apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga

mengingatkan kembali tentang struktur bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya

serta cara pemeliharaannya.

b.Kegiatan Inti (50 menit)

1.Eksplorasi

Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti menginformasikan materi struktur bagian-bagian tumbuhan beserta fungsinya dan cara perawatannya berupa contoh gambar dan animasi (daun,bunga, buah, batang,akar) dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.

f. Elaborasi

(28)

diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.

Konfirmasi

Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.

3.Kegiatan Akhir (15 menit)

Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,

sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang

kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..

Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan 2 yang berlangsung pada

berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 2 pertemuan dengan menggunakan

model pembelajaran Examples non examples berbentu media audio visual pada

mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati

dapat dilihat pada tabel 4.9

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus 2

pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 34 dengan skor maksimal 36, dan

(29)

siklus 2 pertemuan kedua aktivitas guru sangat baik, masih terdapat 2 indikator

yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini sesuai dengan pedoman

yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam

kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79%

termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan

yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 2

indikator yang belum terlaksana. Namun dibanding dengan siklus sebelumnya

sudah mengalami peningkatan.

.Hasil observasi terhadap keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan

Jaken Kabupaten Pati pada kegiatan pembelajaran dengan model Examples non

examples berbantu media audio visual siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.10

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2

No

. Aspek yang diamati Aspek item

Jumlah skor aspek item yang terlaksana

1. Kegiatan awal 4 4

2. Kegiatan inti :

8 7

3. Kegiatan akhir 2 2

Jumlah 14 13

Persentase 92,85%

Kategori Sangat baik

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa

pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah

13 yang di persentasekan menjadi 92,85%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus

pertama pertemuan kedua termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini

sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu

(30)

kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk

dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang

sekali. Masih ada 1 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.

. Saat berdiskusi dengan teman satu kelompok kurang aktif. Aktivitas siswa pada

pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan kedua sudah mencapai indikator

kinerja yakni pada kategori sangat baik. . Untuk mengetahui lebih jelas

mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan

kedua dapat dilihat pada lampiran.

3). Pertemuan ke Tiga

Pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus 2 yang dilaksanakan pada hari

selasa tanggal 23 Agustus 2016 pukul 09.00 – 10.15. Pelaksanaan tindakan

siklus 2 pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan

perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada

siklus 2.Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal

pilihan ganda dengan jumlah soal 25. Kegiatan yang dilakukan pada

pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan atau menyampikan materi dari

pertemuan 1 dan 2 dengan model Examples non examples berbantu audio visual

untuk mengingatkan materi kepada siswa. Peneliti memberikan waktu untuk

bertanya kepada siswa tentang materi peneliti menjawab, dilanjutkan persiapan

tes evaluasi. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk

siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada

siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa

mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab

oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi

secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir.

4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus 2

Hasil tindakan pada siklus 2 diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil

(31)

IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati dengan

penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

oleh peneliti.

1) Hasil Belajar IPA

Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 dengan

menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual

selesai, peneliti memberikan tes tertulis kepada siswa dengan bentuk soal pilihan

ganda sejumlah 25 soal.Tes diberikan kepada siswa pada akhir siklus 2 yaitu

pada pertemuan ke tiga.

Berikut disajikan table distribusi mengenai hasil belajar siswa kelas 4 siklus 2.

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 2

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori

1 90 – 99 4 19,05 % Baik Sekali

2 80 – 89 12 57,14 % Baik

3 70 – 79 5 23,81 % Cukup

4 60 – 69 0 0 % Kurang

5 50 – 59 0 0% Kurang Sekali

Jumlah siswa 100 %

Nilai Rata- Rata 83,62

Nilai Tertinggi 96

(32)

Berdasarkan tabel 4.13 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat

nilai antara 50-59 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0 %, nilai antara 60-69

sejumlah 0 siswa dengan persentase 0%, nilai antara 70-79 sejumlah 5 siswa

dengan persentase 23,81%, nilai antara 80-89 sejumlah 12 siswa dengan

persentase 57,14%, dan siswa yang mendapatkan nilai 90-99 sejumlah 4 siswa

dengan persentase 19,05%. Dari hasil belajar siswa siklus 2 nilai tertinggi yang

diperoleh siswa adalah 96 dan nilai terendah 72 . Untuk mengetahui lebih

jelasnya hasil belajar siswa siklus I pada tabel 4.13 digambarkan dalam diagram

batang, seperti gambar 4.5.

Gambar 4.5

Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) nilai hasil belajar siswa siklus 2 dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14.

Tabel 4.14

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2 No

. Ketuntasan Belajar Nilai

Jumlah Siswa Frekuensi Persentase

(%)

1. Tuntas ≥ 70 21 100%

2. Tidak Tuntas < 70 0 0%

Jumlah 21 100%

Rata-rata 83,62

Nilai tertinggi 96

Nilai terendah 72

(33)

rata-ratanya 83,62 nilai tertinggi 96, dan nilai terendah 72. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus 2 pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut:

Gambar 4.6

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Berdasarkan gambar 4.14 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 2 dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual mengalami peningkatan dibandingakn dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada kondisi siklus 1. Pada siklus 2 ada 21 siswa yang mencapai KKM atau 100% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual yaitu 100 % siswa mencapai KKM (KKM ≥70) sudah berhasil.

4.1.4.4 Refleksi Siklus 2

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapakan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dengan baik. Proses pembelajaran denagn menerapkan Examples non examples berbantu media audio visual dapat membuat siswa benar-benar aktif dalam mengamati dan memahami materi yang di sampaikan. Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus 2 dengan KKM ≥ 70 dari 21 siswa, semua siswa sudah tuntas dengan persentase 100% dan rata-rata 83,62. Hal ini menunjukkan bahwa, hasil belajar IPA siswa sudah mencapai indikator kenerja yang sudah ditetapkan penulis yakni mencapai lebih dari 70% dari nilai KKM

Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 2 diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:

(34)

2. Guru sudah tidak bingung lagi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual sehingga pembelajaarn berjalan dengan lancar.

3. Guru mengawasi pembelajaran siswa dan membimbing siswa dengan baik saat pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual berlangsung.

4. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaarn dengan penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual.

5. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA mengalami peningkatan 4.1.5 Hasil Analisis Data

Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil analisis data prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo kecamatan Jaken Kabupaten Pati.

4.1.5.1 Hasil Belajar IPA

(35)

Tabel 4.15

Tuntas ≥70 6 28,57% 18 85,71% 21 100%

Jumlah 21 100% 21 100% 21 100%

Rata-rata 63,90 77,23 83,62

Nilai tertinggi 92 92 96

Nilai Terendah 50 62 72

Berdasarkan tabel 4.15 mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA prasiklus, siklus 1, dan siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan. Sebelum dikenai tindakan hanya ada 6 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 28,57%. Setelah dikenai tindakan pada siklus 1, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan menjadi 18 siswa denagn persentase 85,71%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 21 siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar IPA prasiklus, siklus 1, dan siklus 2, maka dapat dilihat pada gambar 4.7

Gambar 4.15

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

(36)

Gambar 4.8

Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

4.2 Pembahasan

Data yang telah dipaparkan oleh peneliti mulai dari data pra siklus atau data kondisi awal sebelum diterapkannya suatu model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual sampai setelah diterapkannya model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 1 dan siklus 2. Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Pada kondisi awal sebelum diterapkannya pembelajaran Examples non examples berbantu media audiovisual perolehan hasil belajar sebelum tindakan, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan minimal (KKM ≥70) hanya ada 6 siswa atau dengan persentase 28,57%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar sebelum tindakan adalah 63,90. Kemudian setelah dilakukan pembelajaran siklus 1, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 18 siswa dengan persentase 85,71%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar siklus 1 adalah sebesar 77,23.

(37)

siklus 2 seluruhnya sudah mencapai indikator kinerja. Indikator kinerja dari hasil belajar, peneliti menetapkan bahwa penerapan dengan pembelajaran model Examples non examples berbantu media audio visual dikatakan berhasil jika minimal 100% siswa mencapai KKM. Hasil belajar pada siklus 1 sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu minimal 70% siswa sudah mencapai KKM, sedangkan pada siklus 2 hasil belajar siswa sudah sesuai dengan indikator yang ditetapkan peneliti yaitu 100% siswa sudah mencapai KKM

Adapun kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya antara lain: (1) melatih siswa berpikir mandiri, analitis, kritis, kreatif, reflektif, dan produktif, (2) mengembangkan sikap saling memahami dan menghormati (demokrasi), (3) memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) menumbuhkan sikap saling bekerjasama antar siswa, (4) model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual hasil belajar siswa 100% tuntas.

Gambar

Tabel 4.1Distribusi frekuensi Nilai IPA Prasiklus
tabel 4.2. sebagai berikut:
Tabel 4.3Hasil Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan 1
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2018. NO NO REG NO PESERTA NAMA PESERTA TANGGAL UJIAN SESI

Hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,005 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara riwayat pemberian ASI Eksklusif dan kejadian sakit ISPA pada

Jika nilai X 2 hitung &gt; X 2 tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model. bebas dari masalah serial

sealing apical opening of the root canal caused by External Root Resorption combined with custom cast post and core and lithium dis- ilicate aesthetic restoration for

Dalam sistem koordinat Polar kedudukan sebuah titik P dapat dinyatakan sebagai kombinasi (r,  ) dimana r adalah jarak antara titik P terhadap titik acuan dan  adalah sudut

Hubungan (Link) atau asosiasi/relasi antara use case dengan actor atau sebaliknya dapat digambarkan dengan garis lurus, terhubung antara dua simbol. Ada empat tipe asosiasi

Media pembelajaran Fisika berupa permainan Gasik pada pokok materi Cahaya untuk siswa SMP kelas VIII memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) media permainan Gasik

Keasaman air atau nilai pH nya sangat mempengaruhi apakah jumlah amonia yang ada akan bersifat racun atau tidak.Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan Amonia