BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
Bagian dalam pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/ Kondisi awal, deskripsi siklus 1, dan deskripsi siklus 2. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus 1 meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus 1. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus 1, pada bagian deskripsi siklus 2 menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus 2.
4.1.1. Deskripsi PraSiklus/ Kondisi Awal
bagian tumbuhan dengan fungsinya.. Mata Pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken Kabupaten Pati diampu oleh guru kelas 4 sekaligus penulis . Muhammad Hadi mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 4 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes. Muhammad Hadai merupakan Diploma Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Beliau menempuh pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalambidangnya tersebut.Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi.
Observasi dilakukan pada hari rabu tanggal 3 agustus 2016, dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 4 di SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA, kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi, siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung mengacuhkan proses pembelajaran yang tengah berlangsung.
mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran atau belum menerapkan variasi model pembelajaran yang mampu menumbuhkan ketertarikan atau antusiasme siswa untuk belajar, guru masih nyaman menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah yang dianggap lebih praktis. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk menerima semua materi yang guru sampaikan, guru menganggap ceramah sudah merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada siswa, menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di sini guru cenderung mengesampingkan proses di mana siswa dapat memperoleh pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk membangun konsep tentang materi yang dipelajari. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN Ronggo 01 Jaken Kabupaten Pati, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru.
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi Nilai IPA Prasiklus
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 90 – 99 1 4,76 % Baik Sekali
2 80 – 89 4 19,04 % Baik
3 70 – 79 1 4,76 % Cukup
4 60 – 69 4 19,,04 % Kurang
5 50 – 59 11 52,38 % Kurang Sekali
Jumlah siswa 21 100 %
Nilai Rata- Rata 63,90
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 50
lampiran ).Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1 Nilai IPA Prasiklus
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2. sebagai berikut:
Tabel 4.2
Ketuntasan Frekuensi Hasil Belajar Kondisi Awal
No Nilai Jumlah Siswa Persentase Ket
1 < 70 15 71,43 % Belum tuntas
2 > 70 6 28,57 % Tuntas
Jumlah 21 100%
Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) sejumlah 15 siswa atau 71,43 % dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 6 siswa dengan persentase 28,57 % dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil. mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut.
Gambar 4.2
Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran make a match , sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.
4.1.2. Deskripsi Siklus 1
Pada sub unit deskripsi siklus 1 ini, akan menguraikan tentang tahap perencanan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus 1. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama du kali 35 menit.
4.1.2.1 Perencanaan Tindakan
Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolabolator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model Examples non examples meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada pertemuan terakhir di setiap siklusnya.
Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya,seta pemeliharaannya, (KD) mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
1) Pertemuan pertama
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti menginformasikan tentang indera manusia menggunakan model Examples non examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.
2) Pertemuan ke Dua
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi. 3).Pertemuan ke Tiga
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus I . Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda,peneliti mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi, peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 1
Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I adalah:
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 Agustus 2016 pukul 07.00 – 08.15 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu bapak Sumardi guru kelas 4b untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yaitu berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda contreng (√) pada kolom skor yang di sediakan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1. Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi
media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan
apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. Peneliti juga
mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.
b. Elaborasi
Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.
Konfirmasi
Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.
3.Kegiatan Akhir (15 menit)
Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,
sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang
kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada
berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4
SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.4.
Persentase 75,00%
Kategori Cukup
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus I
diperoleh jumlah skor 27 dengan skor maksimal 36, dan persentase 75,00%,
sehingga termasuk kategori cukup. Walaupun pada siklus 1 aktivitas guru cukup,
masih terdapat 9 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini
sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu
90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam
kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk
dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 9 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak
siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa
yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa
belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru
mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah
siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari
kartu pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru
berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang
didapatnya, justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan
baikAktivitas guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama
sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan
aktivitas siswa
pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai
indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran
Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo
Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model
dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN
Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 1
No
. Aspek yang diamati Aspek item
Jumlah skor aspek item yang terlaksana
1. Kegiatan awal 4 2
2. Kegiatan inti :
8 7
3. Kegiatan akhir 2 2
Jumlah 14 11
Persentase 78,57%
Kategori Cukup
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah
11 yang di persentasekan menjadi 78,57%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan pertama termasuk dalam kategori cukup. Hal ini sesuai
dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%
termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori
baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam
kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak
siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa
yang aktif saja yang mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa
mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah
siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan
teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam
berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan
pertama sudah
mencapai indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas
siswa pada pelaksanaan tindakan siklus pertemuan pertama belum
mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran.
2) Pertemuan ke Dua
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertemuan ke dua dilaksanakan pada
hari
selasa tanggal 16 Agustus 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu
2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari
tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus I pertemuan
pertama mengenai alat indra manusia dan fungsinya. .
a. Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi
media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan
apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga
mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.
b.Kegiatan Inti (50 menit)
1.Eksplorasi
menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.
c. Elaborasi
Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.
Konfirmasi
Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.
3.Kegiatan Akhir (15 menit)
Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,
sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang
kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 yang berlangsung pada
berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 1 pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4
SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.6
Jumlah 36 29
Persentase 80,55%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus 1
pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 29 dengan skor maksimal 36, dan
persentase 80,55%, sehingga termasuk kategori baik. Walaupun pada siklus
I1pertemuan kedua aktivitas guru cukup, masih terdapat 7 indikator yang masih
perlu ditingkatkan Observasi.Hal ini sesuai dengan pedoman yang dinyatakan
oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik,
80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori
cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59%
termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 7 indikator yang belum
dilaksanakan dengan baik oleh siswa. Siswa belum memperhatikan
penjelasan guru dengan baik. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri
saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa yang aktif saja yang
mengajukan materi pada guru, padahal sebenarnya siswa belum mengerti
dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru mengajukan
pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah siswa yang
menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat permainan mencari kartu
pasangan akan dimulai, siswa dari masing-masing kelompok justru berdiskusi
dengan teman satu kelompok untuk mendiskusikan LKS yang didapatnya,
justru tidak saling berdiskusi dan mengamati visualisasi dengan baikAktivitas
guru pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan kedua sudah mencapai
indikator kinerja yakni pada kategori cukup. Sedangkan aktivitas siswa pada
pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama belum mencapai indikator
kinerja karena masih berada pada kategori cukup. Untuk mengetahui lebih
jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama
pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran
Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo
Kecamatan Jaken Kabupaten Patisaat pembelajaran dengan menggunakan model
dilakukan satu kali pertemuan.Hasil observasi keaktifan siswa kelas 4 SDN
Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan 2
No
. Aspek yang diamati Aspek item
Jumlah skor aspek item yang terlaksana
1. Kegiatan awal 4 3
2. Kegiatan inti :
8 7
3. Kegiatan akhir 2 2
Jumlah 14 12
Persentase 85,71%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus 1 pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah
12 yang di persentasekan menjadi 85,71%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan kedua termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai
dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%
termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori
baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam
kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 6 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
Siswa belum memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Masih banyak
siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan materi. Hanya siswa
belum mengerti dengan materi yang disampaikan guru. Terbukti ketika guru
mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak sampai setengah dari sejumlah
siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar. Saat berdiskusi dengan
teman satu kelompok kurang aktif.. Siswa masih tampak kebingungan dalam
berdiskusi. Aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pertemuan
kedua sudah mencapai indikator kinerja yakni pada kategori baik. . Untuk
mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran….
3). Pertemuan ke Tiga
Pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus 1 yang dilaksanakan pada hari
kamis tanggal 18 Agustus 2016 pukul 09.00 – 10.15. Pelaksanaan tindakan
siklus 1 pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan
perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada
siklus I.Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal
pilihan ganda dengan jumlah soal 25. Kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan atau menyampikan materi dari
pertemuan 1 dan 2 dengan model Examples non examples berbantu audio visual
untuk mengingatkan materi kepada siswa. Peneliti memberikan waktu untuk
bertanya kepada siswa tentang materi peneliti menjawab, dilanjutkan persiapan
tes evaluasi. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk
siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada
siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa
mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab
oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir
Hasil tindakan pada siklus 1 diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil
belajar
IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati dengan
penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
oleh peneliti.
1) Hasil Belajar IPA
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 dengan
menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
selesai, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar
yang diperoleh dari masing-masing siswa, apakah sudah mencapai KKM atau
belum mencapai KKM. Hasil belajar IPA siklus 1 disajikan dalam tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 90 – 99 2 9,52 % Baik Sekali
2 80 – 89 6 28,57 % Baik
3 70 – 79 10 47,61 % Cukup
4 60 – 69 3 14,28 % Kurang
5 50 – 59 0 0% Kurang Sekali
Jumlah siswa 21 100 %
Nilai Rata- Rata 77,23
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 62
Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai antara 50-59 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0 %, nilai antara 60-69
sejumlah 3 siswa dengan persentase 14,28%, nilai antara 70-79 sejumlah 10
siswa dengan persentase 47,61%, nilai antara 80-89 sejumlah 6 siswa dengan
persentase 28,57%, dan siswa yang mendapatkan nilai 90-99 sejumlah 2 siswa
diperoleh siswa adalah 92 dan nilai terendah 62 . Untuk mengetahui lebih
jelasnya hasil belajar siswa siklus 1 pada tabel 4.6 digambarkan dalam diagram
batang, seperti gambar 4.6.
Gambar 4.3
Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) nilai hasil belajar siswa siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.7.
Tabel 4.8
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 No
. Ketuntasan Belajar Nilai
Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase(%)
1. Tuntas ≥ 70 18 85,71%
2. Tidak Tuntas < 70 3 14,29%
Jumlah 21 100%
Rata-rata 77,23
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 52
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sejumlah 3 siswa atau 14,29%, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria ketuntasan Minimal sebanyak 18 siswa dengan persentase 85,71%. Hasil belajar siswa siklus 1 nilai rata-ratanya 77,23, nilai tertinggi 92, dan nilai terendah 62. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut:
Gambar 4.4
Berdasarkan gambar 4.4 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual mengalami peningkatan dibandingakn dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada kondisi awal. Pada siklus 1 ada 18 siswa yang mencapai KKM atau 85,71% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual yaitu ≥ 85,71% siswa mencapai KKM (KKM ≥70) sudah berhasil. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar IPA dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual maka penelitian dilanjutkan siklus 2.
4.1.2.4 Refleksi Siklus 1
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 1 baik pertemuan pertama, ke dua, maupun ke tiga selesai, maka peneliti melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses pembelajaran ayng telah dilakukan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan, serta hambatan-hambatan yang dihadapi. Hasil refleksi berguna untuk menentukan apakah tindakan yang telah dilakukan sudah berhasil atau belum berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selain itu, juga sebagai dasar untuk menyusun rencana kegiatan pada siklus 2.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 1 masih banyak kendala. Kendala tersebut antara lain:
1. Guru
a) Guru belum memeriksa kesiapan siswa.
b) Guru belum mengaitkan dengan realitas kehidupan.
c) Guru melum memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas siswa.
f) Guru belum melaksanakan pembelajaran bersifat kontektual
g) Guru belum membagi kelompok diskusi dengan baik, terlalu banyak anggota kelompok.
h) Guru belum menunjukkan hubungan pribadi yang kondusif. i) Guru belum membantu kemajuan belajar siswa
j) Guru belum melaksanakan tindak lanjut dengan baik. 2. Siswa
a) Siswa belum siap dalam menerima materi dengan baik.
b) Siswa masih ada yang kurang dalam mengamati materi yang disampaikan. c) Siswa masih ada yang memahami tujuan dari pembelajaran.
. Untuk mengatasi kendala pada siklus 1, maka dapat dilakuakn perbaikan
sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 berjalan lebih baik.
Perbaikan tersebut antara lain:
a) Guru harus memeriksa kesiapan siswa karena dalam pembelajaran ketika
siswa belum siap maka siswa akan kebingungan sendiri
b) Guru harus mengaitkan materi dengan realitas kehidupan karena siswa
akan lebih memahami dengan realita kehidupan siswa misalnya alam
sekitarnya
c) Guru harus memberi ketaladanan meningkatkan kemauan dan kreativitas
siswa, karena akan memajukan pola piker siswa.
d) Guru ketika memadukan pembelajaran dengan baik maka siswa akan
mudah menerima pembelajaran.
e) Guru ketika dalam pembelajaran menyampikan materi secara runtut
maka materi akan mudah diterima siswa dalam memahami isi materi.
f) Dalam menyampiakan materi jika secara kontektual siswa mudah
memahaminya.
g) Dalam pembagian kelompok belajar jika anggotanya terlalu banyak siswa
cenderung akan banyak omong dengan temannya.
h) Guru sebagai pembelajar harus membina hubungan pribadi pembelajaran
i) Guru hendaknya memotivasi dan menumbuh kembangkan kemajuan siswa
dalam belajar.
j) Guru hendaknya melaksanakan tindak lanjut agar siswa mengulang
sendiri, belajar sendiri di rumah maupun di sekolah.
Sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan oleh penulis bahwa langkah-langkah pembelajaran dikatakan berhasil Dari segi hasil belajar siswa persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 1 dibandingkan dengan hasil evaluasi pada kondisi awal mengalami peningkatan. Pada kondisi awal yang diperoleh dari nilai evaluasi IPA hanya ada siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥70) dengan persentase 28,57%. Sedangkan pada evaluasi siklus I ada 18 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 85,71 %. Ini berarti hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti yakni mencapai lebih dari 70% dari nilai KKM. Walaupun pelaksanaan siklus 1 hasil belajarnya sudah baik dengan presentase ketuntasan mencapai 85,71%, peneliti masih akan meningkatkan lagi dengan memperbaiki kekurangan pelaksanaan di siklus 1 pada pelaksanaan kegiatan di siklus 2.
4.1.4 Deskripsi Siklus 2
Pada deskripsi siklus 2 akan diuraikan mengenai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 pertemuan.
4.1.4.1 Perencanaan Tindakan
perencanaan tes evaluasi yang akan dilakkan pada pertemuan terakhir di setiap siklusnya.
Penyusunan RPP di diskusikan dengan Bapak sumardi selaku guru kelas 4b dan sebagai guru kolabolator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar kompetensi (SK) Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dan fungsinya serta pemeliharaannya, (KD) Mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indra dengan fungsinya. Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Tindakan pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rencana tindakan pada siklus 2 terdiri dari tiga perencanaan pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
3) Pertemuan pertama
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar, film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dengan menampilkan animasi materi pembelajaran siswa memperhatikan visualisasi peneliti, mengemukakan kompetensi yang akan dicapai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan tentang macam-macam alat indra dan fungsinya. Peneliti menginformasikan tentang indra manusia menggunakan model Examples non examples berbantu audio visual, siswa pengamati. Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam 5 kelompok yang terdiri 4 kelompok terdiri 4 siswa dan 1 kelompok terdiri 5 siswa untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi.
Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa dilanjutkan guru membagi siswa dalam tiga kelompok untuk berdiskusi pada LKS yang dibagikan peneliti. Peneliti berkeliling melakukan penilaian proses, memberikan bantuan jika kelompok mengalami kesulitan pemahaman. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kemudian siswa lain menanggapi.Peneliti mengklarifikasi hasil kerja kelompok dilanjutkan peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan melakukan refleksi. 3).Pertemuan ke Tiga
Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran . Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi. Peneliti membagikan tes evaluasi kepada siswa untuk dikerjakan secara mandiri Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus 2 . Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 25 soal pilihan ganda.,peneliti mengawasi. Peneliti mengoreksi hasil evaluasi dan siswa menyimpulkan materi, peneliti mengumumkan hasil evalusi dilanjutkan merefleksi siswa.
4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus 2
Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 adalah:
1) Pertemuan pertama
menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti yaitu berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda contreng (√) pada kolom skor yang di sediakan. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
2. Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi
media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan
apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga
mengingatkan kembali tentang alat indra manusia dan fungsinya.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
d. Eksplorasi
Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti menginformasikan tentang indera, yaitu: indera penglihat, indera pendengar, indera pembau, indera pengecap, indera peraba dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan Tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi
e. Elaborasi
Pada kegiatan ini peneliti membagikan soal lembar kelompok untuk dikerjakan siswa dengan berkelompok sesuai dengan pembagian guru menginformasikan cara mengerjakan dan aturan pelaksanaan diskusi kelompok,serta mengawasi jalannya diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.
Konfirmasi
3.Kegiatan Akhir (15 menit)
Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,
sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang
kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yang berlangsung pada
berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus I pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA di kelas 4
SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Patidapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.9
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus
2 diperoleh jumlah skor 31 dengan skor maksimal 36, dan persentase 86,11%,
sehingga termasuk kategori baik. Walaupun pada siklus 2 aktivitas guru baik ,
masih terdapat 5 indikator yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini
sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu
90%-100% termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam
kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk
dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 3 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh guru.
Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan
model Examples non examples berbantu media audio visual sudah meningkat
dibandingkan dengan aktivitas pada siklus 1. Guru sudah mengerti jalannya
visual. Untuk data hasil observasi aktivitas guru pada siklus kedua pertemuan
pertama dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 1
No
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah
12 yang di persentasekan menjadi 85,71%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus
kedua pertemuan pertama termasuk dalam kategori baik. Hal ini sesuai
dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100%
termasuk dalam kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori
baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam
kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 2 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
. Masih banyak siswa yang bergurau sendiri saat guru menyampaikan
materi. Terbukti ketika guru mengajukan pertanyaan pada siswa, tidak
sampai setengah dari sejumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru
dengan benar.Siswa masih tampak kebingungan dalam berdiskusi. Aktivitas
siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan pertama sudah
mencapai indikator kinerja yakni pada kategori baik. Sedangkan aktivitas
siswa pada pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan pertama sudah
mencapai indikator kinerja karena masih berada pada kategori cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai data hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus pertama pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran.
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan ke dua dilaksanakan pada
hari
senin tanggal 22 Agustus 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu
2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari
tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus 2 pertemuan
pertama mengenai struktur bagian- bagian tumbuhan dan fungsinya serta cara
perawatannya.
a. Kegiatan awal (5 menit)
Kegiatan awal dimulai dari peneliti mempersiapkan materi,gambar,animasi
media pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan
apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan. peneliti juga
mengingatkan kembali tentang struktur bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya
serta cara pemeliharaannya.
b.Kegiatan Inti (50 menit)
1.Eksplorasi
Peneliti mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran yang berupa gambar,film, animasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, menampilkan gambar dan animasi melalui LCD proyektor siswa menyiapkan alat pembelajaran.Peneliti menginformasikan materi struktur bagian-bagian tumbuhan beserta fungsinya dan cara perawatannya berupa contoh gambar dan animasi (daun,bunga, buah, batang,akar) dengan menggunakan LCD proyektor dan siswa memperhatikan visualisasi yang disampaikan peneliti dengan model Examples non examples berbantu media audio visual. Peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa yang belum memahami materi.
f. Elaborasi
diskusi kelompok dilanjutkan presentasi hasil kelompok yang diwakili oleh salah satu anggota kelompok, kelompok lain memperhatikan dan memberi tanggapan atas presentasi yang dilakukan kelompok lain.
Konfirmasi
Pada kegiatan ini peneliti mengumumkan hasil diskusi dilanjutkan dengan pemantapan materi dan pemberian sanjungan kepada siswa.
3.Kegiatan Akhir (15 menit)
Pada kegiatan ini guru memberikan reward dengan mengucapkan bagus, pintar,
sangat bagus pada siswa agar mereka termotivasi. Kemudian guru mengulang
kembali kegiatan yang telah dilakukan dan memberikan kesimpulan..
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 pertemuan 2 yang berlangsung pada
berjalan dengan lancar. Hasil observasi siklus 2 pertemuan dengan menggunakan
model pembelajaran Examples non examples berbentu media audio visual pada
mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan Jaken Kabupaten Pati
dapat dilihat pada tabel 4.9
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa hasil observasi guru pada siklus 2
pertemuan kedua diperoleh jumlah skor 34 dengan skor maksimal 36, dan
siklus 2 pertemuan kedua aktivitas guru sangat baik, masih terdapat 2 indikator
yang masih perlu ditingkatkan Observasi. Hal ini sesuai dengan pedoman
yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu 90%-100% termasuk dalam
kategori sangat baik, 80%-89% termasuk dalam kategori baik, 70%-79%
termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk dalam kategori kurang, dan
yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang sekali. Masih ada 2
indikator yang belum terlaksana. Namun dibanding dengan siklus sebelumnya
sudah mengalami peningkatan.
.Hasil observasi terhadap keaktifan siswa kelas 4 SDN Ronggo Kecamatan
Jaken Kabupaten Pati pada kegiatan pembelajaran dengan model Examples non
examples berbantu media audio visual siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus 2 Pertemuan 2
No
. Aspek yang diamati Aspek item
Jumlah skor aspek item yang terlaksana
1. Kegiatan awal 4 4
2. Kegiatan inti :
8 7
3. Kegiatan akhir 2 2
Jumlah 14 13
Persentase 92,85%
Kategori Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus I pertemuan pertama diperoleh jumlah skor hasil observasi adalah
13 yang di persentasekan menjadi 92,85%. Sehingga aktivitas siswa pada siklus
pertama pertemuan kedua termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini
sesuai dengan pedoman yang dinyatakan oleh Arifin (2012:236) yaitu
kategori baik, 70%-79% termasuk dalam kategori cukup, 60%-69% termasuk
dalam kategori kurang, dan yang terakhir >59% termasuk dalam kategori kurang
sekali. Masih ada 1 indikator yang belum dilaksanakan dengan baik oleh siswa.
. Saat berdiskusi dengan teman satu kelompok kurang aktif. Aktivitas siswa pada
pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan kedua sudah mencapai indikator
kinerja yakni pada kategori sangat baik. . Untuk mengetahui lebih jelas
mengenai data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan
kedua dapat dilihat pada lampiran.
3). Pertemuan ke Tiga
Pertemuan ketiga merupakan akhir dari siklus 2 yang dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 23 Agustus 2016 pukul 09.00 – 10.15. Pelaksanaan tindakan
siklus 2 pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan
perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada
siklus 2.Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis dengan bentuk soal
pilihan ganda dengan jumlah soal 25. Kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Peneliti memberikan atau menyampikan materi dari
pertemuan 1 dan 2 dengan model Examples non examples berbantu audio visual
untuk mengingatkan materi kepada siswa. Peneliti memberikan waktu untuk
bertanya kepada siswa tentang materi peneliti menjawab, dilanjutkan persiapan
tes evaluasi. Sebelum membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk
siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada
siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa
mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab
oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir.
4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus 2
Hasil tindakan pada siklus 2 diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil
IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo 01 kecamatan Jaken kabupaten Pati dengan
penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
oleh peneliti.
1) Hasil Belajar IPA
Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus 2 dengan
menerapkan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual
selesai, peneliti memberikan tes tertulis kepada siswa dengan bentuk soal pilihan
ganda sejumlah 25 soal.Tes diberikan kepada siswa pada akhir siklus 2 yaitu
pada pertemuan ke tiga.
Berikut disajikan table distribusi mengenai hasil belajar siswa kelas 4 siklus 2.
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 2
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 90 – 99 4 19,05 % Baik Sekali
2 80 – 89 12 57,14 % Baik
3 70 – 79 5 23,81 % Cukup
4 60 – 69 0 0 % Kurang
5 50 – 59 0 0% Kurang Sekali
Jumlah siswa 100 %
Nilai Rata- Rata 83,62
Nilai Tertinggi 96
Berdasarkan tabel 4.13 maka dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat
nilai antara 50-59 sejumlah 0 siswa dengan persentase 0 %, nilai antara 60-69
sejumlah 0 siswa dengan persentase 0%, nilai antara 70-79 sejumlah 5 siswa
dengan persentase 23,81%, nilai antara 80-89 sejumlah 12 siswa dengan
persentase 57,14%, dan siswa yang mendapatkan nilai 90-99 sejumlah 4 siswa
dengan persentase 19,05%. Dari hasil belajar siswa siklus 2 nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 96 dan nilai terendah 72 . Untuk mengetahui lebih
jelasnya hasil belajar siswa siklus I pada tabel 4.13 digambarkan dalam diagram
batang, seperti gambar 4.5.
Gambar 4.5
Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) nilai hasil belajar siswa siklus 2 dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14.
Tabel 4.14
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2 No
. Ketuntasan Belajar Nilai
Jumlah Siswa Frekuensi Persentase
(%)
1. Tuntas ≥ 70 21 100%
2. Tidak Tuntas < 70 0 0%
Jumlah 21 100%
Rata-rata 83,62
Nilai tertinggi 96
Nilai terendah 72
rata-ratanya 83,62 nilai tertinggi 96, dan nilai terendah 72. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus 2 pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut:
Gambar 4.6
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 2
Berdasarkan gambar 4.14 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa siklus 2 dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual mengalami peningkatan dibandingakn dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada kondisi siklus 1. Pada siklus 2 ada 21 siswa yang mencapai KKM atau 100% siswa sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual yaitu 100 % siswa mencapai KKM (KKM ≥70) sudah berhasil.
4.1.4.4 Refleksi Siklus 2
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapakan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dengan baik. Proses pembelajaran denagn menerapkan Examples non examples berbantu media audio visual dapat membuat siswa benar-benar aktif dalam mengamati dan memahami materi yang di sampaikan. Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus 2 dengan KKM ≥ 70 dari 21 siswa, semua siswa sudah tuntas dengan persentase 100% dan rata-rata 83,62. Hal ini menunjukkan bahwa, hasil belajar IPA siswa sudah mencapai indikator kenerja yang sudah ditetapkan penulis yakni mencapai lebih dari 70% dari nilai KKM
Secara keseluruhan, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 2 diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
2. Guru sudah tidak bingung lagi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual sehingga pembelajaarn berjalan dengan lancar.
3. Guru mengawasi pembelajaran siswa dan membimbing siswa dengan baik saat pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual berlangsung.
4. Siswa sudah tidak bingung lagi dalam pelaksanaan pembelajaarn dengan penerapan pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual.
5. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA mengalami peningkatan 4.1.5 Hasil Analisis Data
Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil analisis data prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 mengenai hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Ronggo kecamatan Jaken Kabupaten Pati.
4.1.5.1 Hasil Belajar IPA
Tabel 4.15
Tuntas ≥70 6 28,57% 18 85,71% 21 100%
Jumlah 21 100% 21 100% 21 100%
Rata-rata 63,90 77,23 83,62
Nilai tertinggi 92 92 96
Nilai Terendah 50 62 72
Berdasarkan tabel 4.15 mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA prasiklus, siklus 1, dan siklus 2, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan. Sebelum dikenai tindakan hanya ada 6 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 28,57%. Setelah dikenai tindakan pada siklus 1, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan menjadi 18 siswa denagn persentase 85,71%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 21 siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar IPA prasiklus, siklus 1, dan siklus 2, maka dapat dilihat pada gambar 4.7
Gambar 4.15
Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Gambar 4.8
Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2
4.2 Pembahasan
Data yang telah dipaparkan oleh peneliti mulai dari data pra siklus atau data kondisi awal sebelum diterapkannya suatu model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual sampai setelah diterapkannya model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual pada siklus 1 dan siklus 2. Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Pada kondisi awal sebelum diterapkannya pembelajaran Examples non examples berbantu media audiovisual perolehan hasil belajar sebelum tindakan, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan minimal (KKM ≥70) hanya ada 6 siswa atau dengan persentase 28,57%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar sebelum tindakan adalah 63,90. Kemudian setelah dilakukan pembelajaran siklus 1, jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 18 siswa dengan persentase 85,71%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar siklus 1 adalah sebesar 77,23.
siklus 2 seluruhnya sudah mencapai indikator kinerja. Indikator kinerja dari hasil belajar, peneliti menetapkan bahwa penerapan dengan pembelajaran model Examples non examples berbantu media audio visual dikatakan berhasil jika minimal 100% siswa mencapai KKM. Hasil belajar pada siklus 1 sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti, yaitu minimal 70% siswa sudah mencapai KKM, sedangkan pada siklus 2 hasil belajar siswa sudah sesuai dengan indikator yang ditetapkan peneliti yaitu 100% siswa sudah mencapai KKM
Adapun kelebihan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya antara lain: (1) melatih siswa berpikir mandiri, analitis, kritis, kreatif, reflektif, dan produktif, (2) mengembangkan sikap saling memahami dan menghormati (demokrasi), (3) memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) menumbuhkan sikap saling bekerjasama antar siswa, (4) model pembelajaran Examples non examples berbantu media audio visual hasil belajar siswa 100% tuntas.