• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

.

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Kamis, 18 Juni 2009

Pada hari Rabu, 17 Juni 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Kamis, 18 Juni 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I. Ledakan Tambang Batubara di Bukit Bual Kec. Koto VII Kota Sawah Lunto, Prov. Sumatera Barat

A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Ledakan tambang batubara

2. Waktu Kejadian : Selasa, 16 Juni 2009 pukul 10.00 WIB

3. Lokasi : Bukit Bual Kec. Koto VII Kab. Sijunjung Kota Sawah Lunto, Prov. Sumbar

4. Jumlah Pekerja : 43 ( orang ) B. Kondisi Mutakhir

- Korban meninggal : 28 orang

- Korban luka : 10 orang ( 4 luka bakar berat, 3 luka bakar ringan sedang, 1 orang luka bakar ringan 70 %, 2 orang selamat )`

- Hilang : 5 orang masih tertimbun

- Kerusakan : -

C. Upaya yang dilakukan

- Satkorlak dan Satlak PB mendirikan posko Aju dipusatkan di RSUD Sawah Lunto.

- Evakuasi dilakukan oleh Tim SAR PT.Bukit Asam, SAR Kota Sawah lunto, Polres setempat.

- 2 buah mobil ambulan telah disiapkan untuk mengevakuasi korban - Personil yang diturunkan ke lapangan adalah:

o Tim Kesehatan Sumbar sebanyak 10 orang

o Tim Dokter kesehatan Polda Sumbar sebayak 10 orang o Tim BASARNAS Kota Padang sebanyak 25 orang o Tim SAR dari Kota Padang berjumlah 5 orang o Tim PMI Daerah Sumbar berjumlah 6 orang

(2)

2

II. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan

A. Kondisi Terkini

1. Hari Rabu, 17 Juni 2009, posko BNPB menerima informasi adanya titik panas/hotspot di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Informasi hotspot dalam tabel berikut adalah data hotspot, Kondisi cuaca berdasarkan informasi dari BMKG di Sumatera dan Kalimantan sebagai berikut :

Daerah Jumlah Hot Spot*) Kondisi Cuaca**)

SUMATERA

Sumatera Utara 6 Berawan

Riau 69 Hujan Ringan

Jambi - Hujan Ringan

Sumatera Selatan - Hujan Ringan

NAD - Berawan

KALIMANTAN

Kalimantan Barat 22 Hujan Ringan

Kalimantan Selatan 1 Cerah Berawan

Kalimantan Tengah 4 Berawan

Kalimantan Timur 3 Berawan

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) **) Sumber: BMKG (kondisi cuaca secara umum)

2. Jarak pandang (visibility) pada hari Rabu, 17 Juni 2009 di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut :

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00 SUMATERA Medan 5.000 m 10.000 m 10.000 m 7.000 m NAD 10.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Pekanbaru 8.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Jambi 10.000 m 12.000 m 14.000 m 16.000 m Palembang 6.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m KALIMANTAN Pontianak 8.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Palangkaraya 1.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Samarinda 8.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Banjarmasin 8.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m

Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 17 – 19 Juni 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mempunyai :

a.

Potensi kebakaran Tinggi terdapat di sebagian Sumut, Riau dan Lampung. Sedangkan di Kalimantan terdapat di Kalteng dan Kalsel.

(3)

3

b.

Potensi kebakaran Sangat Tinggi terdapat di sebagian kecil Sumut. Sedangkan di Kalimantan terdapat di Kalteng dan Kalsel.

c.

Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 19 Juni 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah Riau arahnya menuju ke Barat Laut – Utara sampai ke wilayah Selat Malaka, di wilayah di wilayah Kalbar dan Sarawak Malaysia arahnya menuju Utara - Timur Laut sampai ke wilayah Laut Cina Selatan, di wilayah Kalteng dan Kalsel arahnya menuju Barat - Barat Laut sampai ke wilayah Kalbar dan Selat Karimata.

Sumber : Badan Meteorologí, Klimatologi dan Geofísika

B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan

1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari.

2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar.

4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk menyiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Sumber : Dep. Kehutanan dan Meneg LH

III. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini ada 6 (enam) gunung api aktif yang teridentifikasi, 5 (Lima) gunung api dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) dan 1 (satu) dalam status ”Waspada” (Level II) yaitu :

A. Status Gunung Berapi

1. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara

Sejak hari Selasa, 9 Juni 2009 hingga hari Rabu, 17 Juni 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

2. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung

Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Rabu, 17 Juni 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

3. Gunung Api Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang Provinsi Jawa Timur

Sejak tanggal 6 Maret 2009 hingga hari Rabu, 17 Juni 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Semeru masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

4. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara

Sejak tanggal 21 April 2008 hingga hari Rabu, 17 Juni 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (level III).

5. Gunung Api Slamet di Kab. Pemalang, Kab. Banyumas, Kab. Brebes, Kab. Tegal dan Kab. Purbalingga Prov. Jawa Tengah

Sejak tanggal 23 April 2009 hingga hari Rabu, 17 Juni 2009, status kegiatan G. Api Slamet masih dalam keadaan “Siaga”(level III).

6. Gunung Api Rinjani di Kab. Lombok Timur, Prov. Nusa Tenggara Barat

Sejak tanggal 02 Mei 2009 hingga hari Rabu, 17 Juni 2009, status kegiatan G. Api Rinjani masih dalam keadaan ”Waspada” (Level II).

B. Rekomendasi

1. Sehubungan dengan turunnya status Gunung Karangetang dari Awas (Level IV) menjadi Siaga (level III) penduduk yang saat ini masih berada di tempat pengungsian dapat kembali kerumah masing masing.

2. Penduduk disekitar G. Karangetang, terutama di kampung Dame dan Kelurahan Tatahandeng agar lebih waspada terhadap bahaya awan panas dan guguran lava pijar

(4)

4

yang dapat terjadi setiap saat. Sedangkan masyarakat di sepanjang aliran Kali Batu Awang, kali Kahetang, Kali Keting, kali Batang, kali Beha Timur dan Kali Nanitu agar mewaspadai bahaya aliran lahar.

3. Masyarakat serta pengunjung/wisatawan di sekitar G. Api Ibu tidak diperbolehkan mendekati G. Api Ibu dalam radius 2 km, dan tidak diperbolehkan mendaki lebih dari 500 m dpal .

4. Masyarakat diharapkan tidak mendekati pulau gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah G. Anak Krakatau.

5. Masyarakat di sekitar G. Semeru tidak melakukan aktifitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru sebagai alur luncuran awan panas, tidak mendekati Puncak Mahameru dan tidak melakukan pendakian yang melebihi wilayah Kalimati.

6. Masih banyak endapan material vulkanik lepas hasil letusan terdahulu di sekitar kawah G. Semeru, maka dimusim penghujan masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktivitas di dalam sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang diharapkan berhati-hati karena dapat terancam bahaya aliran lahar panas.

7. Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan melakukan pendakian ke puncak G. Slamet.

8. Masyarakat di sekitar G. Api Karangetang, G. Anak Krakatau, G. Semeru, G. Api Ibu, G. Slamet dan G. Api Rinjani dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

9. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu.

10. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.

Sumber : PVMBG

IV. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Kamis, 18 Juni 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 – 12.00) Siang (12.05 – 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

1 Jakarta Pusat Berawan Berawan Berawan

2 Jakarta Utara Berawan Berawan Berawan

3 Jakarta Selatan Berawan dan

hujan ringan

Berawan dan hujan

ringan Berawan

4 Jakarta Timur Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

5 Jakarta Barat Berawan dan

hujan ringan

Berawan dan hujan ringan

Berawan dan hujan ringan

6 Jakarta Kep.Seribu Berawan Berawan dan hujan

ringan

Berawan dan hujan ringan

7 Bogor Berawan Berawan dan hujan

ringan kadang sedang

Berawan dan hujan ringan

8 Tangerang Berawan dan

hujan ringan

Berawan dan hujan ringan

Berawan dan hujan ringan

9 Depok Berawan dan

hujan ringan

Berawan dan hujan ringan kadang sedang

Berawan dan hujan ringan

10 Bekasi Berawan Berawan Berawan

Keterangan :

- Hujan ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari

- Hujan sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari

- Hujan lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari

(5)

5

V. Prakiraan Gelombang Tinggi dan Potensi Hujan Lebat

Prakiraan gelombang tinggi berlaku mulai tanggal 18 Juni 2009 pukul 19:00 WIB s.d 19 Juni 2009 pukul 07.00 WIB sebagai berikut :

- 2.0 – 3.0 m : Perairan barat Aceh, Perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga NTB, Laut Sawu, Laut Timor, Laut Jawa, Laut Flores, Laut Banda bagian utara, Perairan Merauke

- 3.0 – 4.0 m : Perairan utara Aceh, Perairan selatan P. Rote, Laut Banda bagian selatan, Perairan Kep. Kai, Perairan Kep. Aru, Perairan Kep. Tanimbar

- 4.0 – 5.0 m : Laut Andaman, Laut Arafuru

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika VI. Lain-lain

1. Gempa Bumi

Telah terjadi Bencana Gempa Bumi Tektonik pada hari Rabu, 17 Juni 2009 pada pukul 17.35.40 WIB dengan berkekuatan 5.1 SR pada kedalaman 42 Km, Pusat Gempa berada pada titik Koordinat 4.63 LU – 126.76 BT ( 70 km Timur Laut MELONGUANE –SULUT)Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum di peroleh informasi adanya kerusakan dari dampak gempa tersebut.

2. Gempa Bumi

Telah terjadi Bencana Gempa Bumi Tektonik pada hari Kamis, 18 Juni 2009 pada pukul 01.08.03 WIB dengan berkekuatan 5.2 SR pada kedalaman 10 Km, Pusat Gempa berada pada titik Koordinat 2.85 LU – 128.31 BT ( 222 km Tenggara Melonguane - SULUT ). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum di peroleh informasi adanya kerusakan dari dampak gempa tersebut.

3. Gempa Bumi

Telah terjadi Bencana Gempa Bumi Tektonik pada hari Kamis, 18 Juni 2009 pada pukul 02.42.41 WIB dengan berkekuatan 5.2 SR pada kedalaman 19 Km, Pusat Gempa berada pada titik Koordinat 8.11 LS – 108.58 BT ( 63 km Barat Daya Cilacap - JATENG ). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum di peroleh informasi adanya kerusakan dari dampak gempa tersebut.

Pengawas,

Drs. R. Sugiharto

Jakarta, 18 Juni 2009 Ketua Kelompok Piket,

Husni Rizal Rambe, S.T.

Referensi

Dokumen terkait

Seorang dokter kebangsaan Inggris bernama Edward Jenner banyak merawat pasien-pasien cacar, Ketika itu mereka hanya mempunyai teknik yang disebut Variolasi, dimana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan dari pressure, opportunity, rationalization dan capability yang termasuk dalam

Hasil perhitungan harga biaya produksi untuk masing-masing produk dengan menggunakan metode activity based costing yang didapat dengan menjumlahkan seluruh biaya bahan baku

Namun pada ukuran ikan kecil juga dapat terjadi jumlah kebutuhan oksigen yang tinggi karena aktivitas ikan yang mempengaruhi banyaknya oksigen yang dikonsumsi,

Adanya Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka.. atau tidak suka telah datang dan

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang telah melindugi dan memberikan berkat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat

Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2021 RSUD Kota Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan rencana kerja dengan program dan kegiatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden mengalami diapers rash dalam kategori ringan, dimana hal ini terjadi karena orang tua sudah berusaha