• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN ACEH BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN ACEH BESAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

193 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM MENINGKATKAN

KOMPETENSI GURU PADA SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN ACEH

BESAR

Cut nurul fahmi

1

, Eli Nurliza

2

, Murniati AR

3,

Nasir Usman

4

(1)(2) Dosen Universitas Serambi Mekkah, (3)(4)Dosen Universitas Syiah Kuala

Email: Cutnurul_f@yahoo.co.id

ABSTRAK

Supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang di rencanakan untuk memberi pelayanan agar guru lebih professional dalam menjalankan tugasnya, dengan cara mengumpulkan data, kemudian data-data itu digunakan sebagai bahan pengolahan untuk menemukan masalah-masalah, kesulitan-kesulitan yang dapat di pakai sebagai dasar, untuk perbaikan serta peningkatan kinerja dan kompetensi guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi akademik di sekolah dasar di kabupaten aceh besar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dikumentasi. Prosedur penelitian dengan mengunakan reduksi data, desplay data dan verifikasi. Subjek penelitian kepala sekolah, guru dan pengawas sekolah. Hasil penelitian pelaksanaan supervisi akademik belum optimal disebabkan karena ada sebagian sekolah melaksanakan supervisi akademik hanya sebatas pemeriksaan sebagai kelengkapan administrasi saja, tidakk adanya pembinaan yang kontinu. Teknik yang di gunakan bersifat individual dan berkelompok, pelaksanaan supervisi oleh pengawas waktunya sangat singkat karena keterbatasan waktu, satu orang pengawas melakukan pembinaan sampai 10 sekolah, sehingga pelaknaan supervisi belum optimal.

Kata kunci: supervisi akademik dan kompetensi guru 1. PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan arus perkembangan tersebut. Lulusan suatu sekolah harus sesuai dengan tuntutan perkembangan yang ada. Personil sekolah yang memadai kemampuannya menjadi perhatian utama bagi setiap lembaga pendidikan. Diantara personil yang ada, guru merupakan jajaran terdepan dalam menentukan kualitas pendidikan. Guru setiap hari bertatap muka dengan siswa dalam proses pembelajaran. Karena itu guru yang berkualitas sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah. Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah memerlukan pendidikan profesional dan sistematis dalam mencapai sasarannya. Efektivitas kegiatan kependidikan di suatu sekolah dipengaruhi banyaknya variabel (baik yang menyangkut aspek personal, operasional, maupun material) yang perlu mendapatkan pembinaan dan pengembangan secara berkelanjutan. Proses pembinaan dan pengembangan

keseluruhan situasi merupakan kajian supervisi pendidikan.

Supervisi merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangtepatan permasalahan yang berhubungan dengan guru pada umumnya. Kepala sekolah diharapkan memahami dan mampu melaksanakan supervisi karena keterlibatan guru sangat besar mulai dari tahap perencanaan sampai dengan analisis keberhasilannya. Menurut Sahertian (2000:1) Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas guru ialah “melalui proses pembelajaran dan guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus agar dapat melaksanakan fungsinya secara profesional

pelaksanaan supervisi di sekolah seringkali masih bersifat umum. Aspek-aspek yang menjadi perhatian kurang jelas, sehingga pemberian umpan balik terlalu umum dan kurang mengarah ke aspek yang dibutuhkan guru. Sementara guru sendiripun kadang kurang memahami manfaat supervisi.

(2)

194 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) Hal ini disebabkan tidak dilibatkannya guru

dalam perencanaan pelaksanaan supervisi. Padahal proses pelaksanaan supervisi yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan memungkinkan guru mengetahui manfaat supervisi bagi dirinya. Supervisi merupakan pendekatan yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan.

Pelaksanaan supervisi yang diasumsikan merupakan pelayanan pembinaan guru diharapkan dapat memajukan dan mengembangkan pengajaran agar guru dapat mengajar dengan baik dan berdampak pada hasil belajar siswa. Supervisi berfungsi membantu guru dalam mempersiapkan pelajaran dengan mengkoordinasi teori dengan praktik. Pandangan guru terhadap supervisi cenderung negatif yang mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap otoriter, hanya mencari kesalahan guru, dan menganggap lebih dari guru karena jabatannya. Kasus guru senior cenderung menganggap supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih.

Kita sering banyak mendengar orang berbicara tentang merosotnya mutu pendidikan. Di lain pihak banyak pula orang menandaskan perlu dan pentingnya pembaharuan pendidikan dan pengajaran,

tetapi sedikit sekali orang berbicara tentang konsep-konsep pemecahan masalah perbaikan masalah perbaikan pendidikan dan pengajaran. Guru-guru membutuhkan bantuan orang lain yang mempunyai cukup perlengkapan jabatan. Mereka membutuhkan bantuan dalam mencoba mengerti tujuan-tujuan instruksional secara operasional. Mereka mengharapkan apa dan bagaimana cara memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak dan masyarakat yang sedang berkembang.

Guru membutuhkan bantuan dalam menggali bahan-bahan pengalaman belajar dari sumber-sumber masyarakat dan metode-metode masyarakat yang modern. Mereka membutuhkan pengalaman mengenal dan menilai hasil belajar dan mereka mengharapkan bantuan dalam hal hal memecahkan persoalan-persoalan pribadi dan jabatan mereka.Pentingnya pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, kegiatan supervisi ini hendaknya rutin dilaksanakan di sekolah sebagai salah satu kegiatan yang di pandang positif dalam meningkatkan proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan kompetensi guru pada sekolah dasar di Kabupaten Aceh besar.

2. KAJIAN PUSTAKA Supervisi Akademik

Menurut Daresh (Djailani, 2012:63) supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan mengelola proses pembelajaran untuk men-capai tujuan pembelajaran. Supervisi aka-demik sangat berkaitan dengan penilaian kinerja guru mengelola pembelajaran. Bentuk supervisi ini adalah yang selalu di laksanakan oleh supervisor pendidikan di sekolah sebagai kegiatan pembinaan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Sergiovanni (Djailani: 2012:63) mene-ngaskan bahwa refleksi praktis kinerja guru terlihat dalam supervisi akademik yaitu dengan melihat kondisi nyata kinerja guru dalam kegiatannya sehari-hari di dalam kelas.

Hal ini juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan, tentang performance guru misalnya apa yang sebenarnya terjadi di kelas?, apa sebenarnya yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas-aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telah di lakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?.

Menurut Arikunto (Priansa dan Somad, 2014:107) menyatakan bahwa “Supervisi akademik yang menekankan pada masalah akademik atau pendidikan dan pembelajaran”. Kemendiknas (2010) menyatakan bahwa supervisi akademik merupayakan upaya untuk membantu

(3)

guru-195 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) guru mengembangkan kemampuannya

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesi-onalismenya.

Kualitas proses belajar mengajar sangat di pengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan. Peningkatan ini akan berhasil apabila di lakukan oleh guru dengan kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun seringkali guru masih memerlukan bantuan orang lain, karena ia belum mengetahui atau belum memahami jenis, prosedur dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang sangat di perlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka.

Tujuan dan fungsi supervisi akademik Sebagaimana telah di kemukakan di atas bahwa supervisi akademik adalah untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran terutama mereka yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran. Sergiovanni (jailani, 2012: 64) menjelaskan tujuan supervisi akademik adalah untuk:

a. Membantu guru mengembangkan kompetensinya

b. Mengembangkan kurikulum

c. Mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).

Supervisi akademik dilihat dari fungsinya merupakan bagian integral dari keseluruhan program sekolah. Bentuk supervise akademik adalah yang sudah rutin di laksanakan dalam sistem persekolahan dengan sasarannya adalah guru-guru yang melaksanakn pembelajaran. Menurut Weingartner (djailani 2012: 65) menyatakan bahwa hasil supervise akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru”. Dengan tersedianya informasi yang memadai

dan akurat tentang kondisi kemampuan guru, maka pengembangan profesionalisme guru dapat di laksanakan secara lebih efektif dan tepat sasaran. Profesionalisme guru artinya sikap guru yang secara terus menerus dan konsisten mengupayakan penigkatan kemampuan dalam bidang profesinya. Kompetensi Guru

Keberhasilan implementasi kurikulum sangat di pengaruhi oleh kompetensi guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasi kurikulum tersebut. Kompetensi guru tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan. Serta tugas yang di bebankan kepadanya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen di sebutkan: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan di kuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Lebih lanjut Usman (2011:68) mengatakan: Kompetensi adalah kemampuan yang menggambarkan kelayakan setiap individu melaksanakan tugas. Majid (2011:5) mengatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus di miliki oleh seseorang sebagai syarat untuk di anggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

Keberhasilan guru dalam melaksakan pembelajaran di sekolah sangat di tentukan oleh kemampuannya dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil dan proses pembelajaran. Tuntutan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran yang sebelumnya cukup bervariasi, kemudian di tetapkan secara baku dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 15 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Dalam permendiknas ini dinyatakan bahwa kualifikasi akademik seseorang guru untuk semua jenis dan jenjang adalah S1 (sarjana), sedangkan kompetensinya terdiri dari kompetensi pedagogik, kepribadian, profesionalisme dan sosial.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis

kualitatif. Pemilihan metode ini didasarkan pada pertimbangan adalah data yang memberikan gambaran dan melukiskan

(4)

196 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) realita sosial yang lebih kompleks

sedemikian rupa menjadi gejala sosial yang kongkrit

Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala Sekolah, Pengawas, guru, dan Forum KKG pada Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Aceh Besar.Teknik pengumpulan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisa data dengan metoda kualitatif. Tujuannya untuk

menggambarkan katagori-katagori yang relevan dengan tujuan yang ingin di capai dalam penelitian, sehingga melahirkan luaran penelitian yang sempurna. Reduksi data dilakukan sebagai usaha sejak awal penelitian secara terus menerus, hal ini di tempuh untuk menghindari penumpukan data, sehingga memungkinkan peneliti mengumpulkan data secara terus menerus untuk memperdalam setiap temuan sebelumnya dan untuk mempertajam data - data yang sudah ada. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan program supervisi akademik Perencanaan program supervisi akademik oleh pengawas sekolah maupun yang di lakukan oleh Kepala Sekolah di mulai dengan pembuatan program kepengawasann yang meliputi program tahunan dan program semester. Kedua program tersebut di buat pada awal tahun ajaran baru. Hal ini bertujuan untuk merencanakan dengan baik apa saja yang akan dilakukan. Selain program kepengawasan yang meliputi program tahunan dan program semester, perencanaan supervisi akademik juga di lengkapi dengan beberapa instrumen pendukung. Instrumen pendukung tersebut berupa instrumen observasi, dukumen administrasi proses pembelajaran, Instrumen observasi observasi rencana pelaksanaan pembelajaran serta instrumen pelaksanaan pembelajaran di kelas. Instrumen ini juga sangat membantu pengawas dalam melaksanakan sebagian besar tugasnya yang sudah tercantum di dalam program tahunan dan program semester.

Istrumen observasi dokumen administrasi proses pembelajaran meliputi pengecekan 13 dokumen penting yang di gunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Ketigabelas dokumen tersebut adalah (1) standar Kompetensi/ kompetensi dasar, (2) program tahunan, (3) program semester (4) pemetaan (5) silabus (6) rencana pelaksanaan program pembelajaran (7) kriteria ketuntasan minimal. (8) jurnal guru (9) buku nilai (10) kisi-kisi soal (11) analisis nilai (12) program perbaikan dan (13) buku sumber. Semua dokumen tersebut di nilai dengan baik, cukup, ataupun kurang. Kriteria baik diberikan jika dokumen yang di periksa sudah di buat dengan sempurna. Nilai cukup diberikan jika sudah di buat tetapi belum

sempurna dan memerlukan beberapa perbaikan, sedang kan nilai kurang di berikan jika guru yang bersangkutan belum membuat dokumen sama sekali.

Instrumen penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memeriksa sepuluh aspek di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah di buat oleh guru. Aspek yang dinilai tersebut adalah (1) kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (2) pemilihan materi ajar (3) pengorganisasian materi ajar (4) pemilihan sumber/media pembelajaran (5) kejelasan skenario pembelajaran (6) kerincian skenario pembelajaran (7) kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran, (8) kelengkapan instrumen (9) kerapian RPP (10) pengarsipan RPP.

Penilaian kegiatan pembelajaran meliputi tiga aspek utama yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan penutup. Dalam hal ini kegiatan pendahuluan meliputi menyiapkan peserta didik, apersepsi, menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan yang ingin dicapai, menyampaikan materi dan penjelasan sesuai dengan silaabus dan penampilan guru. Kegiatan inti pelajaran mencakup beberapa aspek yang meliputi eksplorasi dan komfirmasi. Sedangkan kegiatan penutup meliputi perangkuman pelajaran dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, melakukan penilaian, memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran serta memberikan rugas dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Ada beberapa makna penting mengapa kegiatann supervisi akademik perlu di lakukan perencanaan yang di tuangkan ke dalam program kepengwasan akademik, di antaranya: (1) dari kegiatan supervisi yang telah di programkan akan memperoleh data

(5)

197 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) yang objektif, yang pada akhirnya dapat di

gunakan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam kurun waktu yang telah di tentukan, (2) supervisi akademik yang telah di rencanakan dengan baik dan disertai dengan pertimbangan wajar dan sehat, secara otomatis akan meningkatkan kepercayaan, pengakuan serta penerimaan yang baik semua pihak yang terlibat dalam kegiatan supervisi akademik, (3) kegiatan supervisi akademik yang di rencanakan adalah kegiatan yang dilakukan dengan penuh kesadaran tentang alasan, tujuan dan cara melakukannya, sehingga hasilnya dapat terukur jelas, (4) supervisi akademik yang terprogram dengan baik dapat di jadikan sebagai bagian integral dari program pengembangan pendidikan umumnya dan pengembangan pendidikan sekolah khususnya, sehingga dapat di rasakan secara langsung (Depsisnas: 2008: 5).

Sumber daya yang di libatkan oleh kepala sekolah dalam mencapai sasaran penyusunan program supervisi akademik antara lain melibatkan sejumlah guru dan tenaga kependidikan untuk melengkapi sejumlah agenda kerja kepala sekolah. Deskripsi ini sesuai dengan pernyataan Siagian ( 2011:27) bahwa manajemen sumber daya yang baik di tujukan kepada peningkatan konstribusi yang dapat diberikan oleh para pekerja dalam organisasi ke arah tercapainya tujuan organisasi. Tidak menjadi soal tujuan organisasional yang ingin di capai. Di bentuknya satuan organisasi yang mengelola sumber daya manusia dimaksudkan bukan sebagai tujuan, akan tetapi sebagai alat untuk meningkatkan efesiensi, efektifitas, dan produktifitas kerja organisasi secara keseluruhan

Pelaksanaan supervisi akademik

Pelaksanaan program supervisi sesuai yang telah di rencanakan dengan memeriksa kelengkapan perangkat pembelajaran yang telah di persiapkan dan akan di gunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang telah di sampaikan sebelumnta, perangkat pembelajaran yang diperiksa meliputi standar kompetensi/kompetensi dasar. Program tahunan, program semester, pemetaan,

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, kriteria ketuntasan minimal, jurnal guru, buku nilai, kisi-kisi soal, Analisis soal, program perbaikan dan pengayaan dan buku sumber yang selanjuntnya berujung pada proses pembelajaran.

Pemeriksa administrasi kelengkapan pembelajaran di lakukan dalam satu kali pertemuan. Setelah pengawas melakukan pemeriksaan terhadap perangkat pembelajaran, selanjutnya pengawas akan memberitahu guru mengenai perangkat apa yang kurang dan harus di lengkapi oleh guru yang bersangkutan. Selama di dalam kelas, pengawas tidak memberikan komentar apapun terhadap perfoma guru, beliau hanya memnulis cacatan yang diperlukan pada buku memo. Setelah proses pembelajaran barulah pengawas dan si guru berada di kantor, mereka mendiskusikan cacatan kecil tersebut. Ada sebagian sekolah kegiatan supervisi akademik hanya sebatas pemeriksaan administrasi saja.Pelaksanaan supervisi dilakukan dengan cara individu dan kelompok. Jika ada kendala maka akan di buat rapat dalam forum dengan guru, pelaksanaan supervisi belum optimal, dan tidak ada kejelasan apa yang di bina, tentang RPP hanya sebatas administrasi saja, tidak ada perbaikan apapun tentang apa yang telah di supervisi.

Pengawas mendatangi sekolah untuk melakukan pembinaan terhadap guru indentitas satu kali sebulan, biasanya yang di supervisi tiap kali satu bulan sebanyak 2 kelas, begitu seterusnya bulan yang akan depan, di sebabkan rata2 pengawas yang ada di aceh besar seorang pengawas sampai 10 sekolah yang harus dapat pembinaan, dan juga sekolah yang jarak nya lumanyan jauh.

Pelaksanaan supervisi akademik di lakukan dengan pendekatan yang besifat individual dan ada yang bersifat kelompok. Upaya para supervisi akademik dalam pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi guru antara lain melaksanakan rapat guru di sekolah, mnegirimkan sejumlah guru untuk mengikuti penaratan, mewajibkan guru melengkapi perangkat pembelajaran.

(6)

198 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017) 5. KESIMPULAN

kegiatan supervisi akademik belum optimal karena tidak adanya perbaikan yang kontinu. Kegiatan supervisi akademik tidak semua sekolah sudah mendapatkan pembinaan yang sepenuhnya, hanya sebatas pemeriksaan administrasi saja.Pelaksanaan supervisi dilakukan dengan cara individu dan

kelompok. Jika ada kendala maka akan di buat rapat dalam forum dengan guru, pelaksanaan supervisi belum optimal, dan tidak ada kejelasan apa yang di bina, tentang RPP hanya sebatas administrasi saja, tidak ada perbaikan apapun tentang apa yang telah di supervisi.

DAFTAR PUSTAKA

Djailani AR (2014) Supervisi Pendidikan : Petunjuk Praktis bagi Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru. Alfabeta: Bandung

Keumarul (2014) Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah dalam Rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru di SD Negeri Grong-Grong Kabupaten Pidie. Tesis. Universitas Syiah Kuala. Mustafa , Syaiful dan Jasmani (2013)

Suparvisi Pendidikan (terobosan baru dalam peningkatan kinerja pengawas sekolah dan guru). Ar- Ruzz Media: Yokyakarta.

Marhaban (2015) Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SD Negeri Tiga Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Tesis. Universitas Syiah Kuala.

Mujiam (2014) Pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi proffesional guru di SMP Negeri kecamatan Kaway XVI kabupaten Aceh Besar. Tesis. Universitas Syiah Kuala

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 15 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Priansan dan Somad (2014) Manajemen

Supervisi dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Alfabeta: Bandung.

Sahertian, Piet A (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan ( dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia). Rineka Cipta: Jakarta

Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini didukung pula oleh penelitian Anwer et.,al (2012) yang membuktikan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa darah pada tikus yang diberikan Spirulina dalam

Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui tingkat adversity quotient peserta didik MTs Darul Karomah (2) Mengetahui tingkat kecerdasan intelektual peserta didik MTs

Langkah awal yang akan dilakukan dalam menganalisis data adalah menghitung kapasitas profil untuk mengetahui seberapa besar kemampuan profil menahan beban yang sesuai

a.1) Pembangunan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di bidang penanaman modal yang lebih efektif dan akomodatif terhadap penanaman modal dibandingkan

menentukan menyunting informasi iklan, slogan, dan poster sesuai bahasa yang baik dan benar.. Pertemuan Kedua

Langkah pertama yakni mengaktifkan semua node dan pastikan sudah melakukan proses broadcast dan forward hello packet dengan baik. Sebagai contoh penulis akan

Penelitian ini dilakukan dengan proses desorpsi menggunakan metode pelindian asam dengan jenis Stasionary Solid Bed dimana pelindian dilaksanakan dengan padatan

pertama dan diperingkat terakhir adalah Propinsi DI Jogjakarta. Tidak terdapat perbedaan tingkat efisiensi yang signifikan pada kinerja keuangan pemerintah propinsi