1
PEMBERIAN ZPT ROTOONE F TERHADAP STEK
TANAMAN LADA (Piper nigrum L) SISTEM 4 RUAS
OLEH : ERLY NIM. 070 500 076
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A
2
PEMBERIAN ZPT ROTOONE F TERHADAP STEK
TANAMAN LADA (Piper nigrum L)
SISTEM 4 RUAS
OLEH : ERLY NIM. 070 500 076
Karya Ilmiah Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A
3
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : PEMBERIAN ZPT ROTOONE F TERHADAP STEK TANAMAN LADA (Piper nigrum L) SISTEM 4 RUAS Nama : Erly
NIM : 070 500 083
Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Pengelolaan Hutan
Menyetujui,
Lulus ujian pada tanggal : Dosen Pembimbing,
Rusli Anwar, SP, M.Si NIP. 1970110 1200501 1 003
Dosen Penguji,
F. Silvi Dwi Mentari, S. Hut. MP Nip. 19770723 200312 2 002
Mengesahkan,
Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028 198803 1 003
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Pemberian ZPT Rotoone F Terhadap Stek Tanaman Lada (Piper nigrum L) Sistem 4 Ruas” kini dapat terselesaikan.
Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Keluarga yang telah banyak memberikan do’a dan dukungan kepada penulis, 2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda,
3. Ibu Ir. Budi Winarni, M. Si selaku Ketua Progam Studi Budidaya Tanaman Perkebunan,
4. Bapak Rusli Anwar, SP, M.Si selaku dosen pembimbing, 5. Ibu F Silvi Dwi Mentari, S, Hut, MP selaku dosen penguji,
6. Teman-teman mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan karya ilmiah ini.
Penulis
5
RIWAYAT HIDUP
ERLY, lahir pada tanggal 10 Oktober 1987 di Desa Kekayap Kecematan Sebuku
Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Timur. Anak ke 2 dari 8 bersaudara dari pasangan Bapak Julius Juta dan Ibu Damiana Damai.
Pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 008 Desa Kekayap dan lulus pada tanggal 24 Juni 1998 kemudian melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) Negeri 1 Sebuku, Nunukan dan lulus pada tanggal 8 Juni 2004, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menegah Kejuruan Bisnis Manajemen (SMK) Negeri 1 Nunukan dan lulus pada tanggal 16 Juni. Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2007 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Pengolahan Hutan, Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.
Pada tanggal 10 Maret sampai dengan 10 Mei 2010 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Karajuang Hijau Lestari, Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur.
6
ABSTRAK
ERLY, Pemberian ZPT Rotoone F Terhadap Stek Tanaman Lada
(Piper nigrum L) Sistem 4 Ruas di bawah bimbingan Rusli Anwar.
Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih teliti efisiensi dan manfaat pemberian ZPT Rotoone F terhadap perkembangan pembibitan stek tanaman.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu sejak tanggal 29 November 2009 sampai dengan 26 Februri 2010 , terhitung dari persiapan alat dan bahan hingga pengolahan data. Tempat penelitian di areal Persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jl. Samratulangi. RT 34. Kelurahan Sungai Keledang, Kecamatan Samarinda Seberang.
Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan dan masing- masing perlakuan terdiri dari 10 ulangan. Perlakuan terdiri dari pemberian Zpt Rotoone F 5 g/20 ml air dengan perendaman selama 5 menit (P1), perlakuan pemberian ZPT Rotoone F 20 g/20 ml air dengan perendaman 5 menit (P2) dan perlakuan pemberian ZPT Rotoone F 35 g/20 ml air dengan perendaman 5 menit (P3).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ZPT Rotoone F dengan perendaman 5 menit mampu meningkatkan pertumbuhan stek tanaman lada. Rata-rata dari pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun dicapai dengan perlakuan pemberian ZPT Rotoone F 5 g/20ml air dengan perendaman selama 5 menit. Pemberian ZPT dengan konsentrasi tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata panjang tunas 2,73 cm, jumlah daun 3,98 helai.
7
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
I. PENDAHULUAN ... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
A. Tinjauan Umum Tanaman Lada ... 3
B. Morfologi Tanaman Lada ... 5
C. Tinjauan Umum ZPT Rotoone F ... 7
III. METODE PENELITIAN ... 9
A. Tempat dan Waktu... 9
B. Alat dan Bahan... 9
C. Rancangan Penelitian... 9
D. Prosedur Penelitian... 10
E. Pengambilan Data ... 11
F. Pengolahan Data... 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13
A. Hasil ... 13
B. Pembahasan... 16
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 18
A. Kesimpulan... 18
B. Saran... 18
DAFTAR PUSTAKA ... 19
8
DAFTAR TABEL
No Tubuh Utama
1. Rata-rata pajang tunas (cm) stek tanaman lada dengan perlakuan
perendaman selama 5 menit dengan ZPT Rotoone F... 13
2. Rata-rata pertumbuhan daun stek tanaman lada dengan perlakuan perendaman 5 menit ml/liter airs menggunakan Zpt rotoonen dengan
berbeda dosis. ... 14
9
DAFTAR GAMBAR
No Tubuh Utama
1. Grafik pertumbuhan panjang tunas (cm) masing–masing perlakuan
umur 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 minggu setelah tanam. ... 13
2. Grafik pertumbuhan jumlah daun (helai) masing–masing perlakuan
umur 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 minggu setelah tanam ... 15
10
DAFTAR LAMPIRAN
No Tubuh Utama
1. Pengukuran panjang tunas (cm) lada pada umur 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan
8 minggu setelah pemupukan... 21
2. Pengukuran jumlah daun (helai) lada pada umur 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 minggu setelah pemupukan ... 22
3. Perendaman stek tanaman lada ... 23
4. Pengisian polybag ... 23
5. Penanaman stek tanaman lada ... 23
6. Pengukuran panjang tunas ... 24
7. Perhitungan jumlah daun... 2
11
I. PENDAHULUAN
Tanaman lada termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Lada merupakan tanaman rempah yang dikembangkan, saat ini produktivitas lada masih rendah yaitu sekitar 0.7 ton/ha/tahun dari potensi 2-3 ton/ha/tahun. Untuk mengembalikanpotensi tersebut maka perlu memperhatikan teknik budidaya yang benar terutama pembibitan karena bibit yang baik sehat dan berasal dari varietas unggul bisa tumbuh dengan baik dan berproduksi lebih maksimal.
Sesungguhnya tanaman lada dapat diperbanyak dengan biji atau stek batang/sulur karena relatif lebih mudah murah/ekono mis dan juga dapat mempertahankan sifat-sifat keturunan.
Usaha untuk meningatkan pertumbuhan stek lada perlu diupayakan cara-cara untuk meningkatkan pertumbuhan stek lada melalui pemberian zat pengatur tumbuah (ZPT) di antaranya yang diperdagangkan dan mudah didapat adalah ZPT Rotoone F.
Manfaat ZPT Rotoone F adalah untuk meningkatkan perkecambahan akar, mempertahankan klorofil pada tanaman yang mengikat warna hijau pada daun dan fotosintesis, mengurangi stres pada tanaman yang disebabkan kondisi cuaca yang eksterim sehingga dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit dan meningkatkan daya serap hara tanah oleh tanaman.
12
Tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih teliti efisiensi dan manfaat pemberian ZPT Rotoone F terhadap perkembangan pembibitan stek tanaman.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai informasi kepada para petani tentang teknik budidaya tanaman lada khususnya bidang pembibitan lada, sehingga proses peningkatan kualitas tanaman dapat lebih ditingkatkan.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tanaman Lada
Tanaman lada (Piper nigrum L) berasal dari daerah Ghat Barat, India. Dan sudah dikenal pada tahun 600-100 SM, ditemukan di Ghat Barat pada abad 600-1500 pedagang Arab mengaku biji lada dari pantai Malabar India ke negaranya.
Tanaman lada masuk ke Indonesia sekitar tahun 1547 (abad 16). Di bawah koloni Hindu dan kemudian membuat kebun di daerah Cribon dan sekitar tahun 1874. Indonesia telah mengembangkan usaha tani lada dalam skala besar dengan pusat produksi di daerah Lampung (lada hitam) sedangkan Bangka penghasil lada putih, produksi di antara kedua daratan tersebut pada tahun 1913-1930 mencapai 60% dari seluruh produksi di Indonesia sedang pada tahun 1950 an sendiri telah mencapai 90%.
Tanaman lada termasuk family piperaceae yang terdiri 10-12 marga dengan banyak jenis 1400 dengan bentuk beraneka ragam dan herba semak, tanaman menjalar hingga pohon. Dalam sistematika sebagai berikut :
Kindom : Plantae
Divisio : Spermatophyta Sub diviso : Angiospermae Klas : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Pamili : piperaceae Genus : piper
14
Dengan ciri ciri ini mulai bunganya berporos tunggal, berdiri sendiri berputik lebih dari satu batang, buahnya tidak bertangkai kelopak bunga jantan tidak berdaging, kelopak bunga betina melingkar pada poros malai, daunnya liat akarnya dikotil, memiliki batang pokok dan berbentuk bulat telur meruncing, berwarna hijau tua, mengkilat bagian atas dan pucat bagian bawah. Buahnya tidak bertangkai tunggal dan berbentuk bulat, warna hijau apabila masih mudah muda dan berubah merah apabila sudah tua.
Syarat Tumbuh Tanaman Lada sebagai berikut :
1. Elevasi : Ketinggian berkisar dari 10-500 m dpl(daratan rendah)
2. Iklim : Daerah Ghat Barat termasuk daearah tropis beriklim panas dan lembab. Iklim daerah asal lada ini mirip dengan daerah-daerah di indonesia pada umumnya.
3. Curah Hujan : 2.000 - 3.000 mm/ th. Suhu : 200C - 340C
4. Ketinggian air tanah : Relatif dalam air tanah 0,5 di bawah tanah terutama pada tanah gambut tidak ditolerir oleh tanaman lada.
5. Jenis Tanah, jenis tanah yang baik ntuk tanaman lada adalah : a. Lateril merah, latosol mudah sampai coklat tua.
b.Tanah lempung yang mengandung pasir 20-45% (clayloam). c. Tanah lempung merah mengandung pasir < 52% (redloam). d. Lempung berpasir 52% atau lebih.
15
6. Topographi : Landai, bergelombang dan berbukit. Catatan, untuk tanah datar perlu drainase untuk menghindarkan genangan dan pembusukan akar oleh genangan air terutama bagi tanaman muda.
B. Morfologi tanaman lada 1. Akar
Pada garis besarnya lada mempunyai 2 jenis akar, yaitu akar yang terdapat di atas tanah dan akar yang terdapat di dalan tanah. Akar yang terdapat di atas tanah juga disebut akar lekat atau akar panjat. Akar lekat ini berguna untuk melekat atau memanjat pada tajarnya, sehingga tanaman bisa naik ke atas. Akar-akar lekat ini hanya tumbuh pada buku batang orthotrop, sedangkan pada cabang-cabang buah tidak akan tumbuh akar lekat. Sedangkan akar di dalam tanah disebut akar utama. Akar utama tumbuh pada pangkal batang, sehingga pada satu batang bisa terdapat 10-20 akar utama. Pada akar tersebut akan tunbuh akar-akar samping dengan bulu akar yang banyak sekali. Tetapi pada umumnya sistem perakaran lada cukup dangkal, hanya mencapai kedalaman antara 30-60 cm saja.
2. Batang dan cabang
Stolon atau batang primer juga disebut batang dasar. Stolon merupakan batang pokok atau batang induk yang hidup memanjat di mana batang-batang lain seperti cabang-cabang orthotrop dan pang plagiotrop akan tumbuh. Batang ini berbentuk agak pipih, dan setelah berdiameter 4-6 cm, berbenjol-benjol, berwarna abu-abu tua, beruas-ruas dan lekas
16
berkayu serta berakar lekat. Sedangkan pada kuncupnya, batang tersebut membengkok. Setiap ruas panjangnya bisa mencapai 7-12 cm.
Pada batang pokok tumbuh cabang-cabang yang bentuknya bulat, berkuncup yang berjauhan dan tumbuhnya memanjat ke atas. Semua cabang yang mengarah ke atas disebut cabang orthotrop. Apabila cabang-cabang itu tak melekat pada tajar, tetapi memanjang terus ke bawah atau menggantung, maka cabang itu disebut sulur gantung, sedangkan yang tumbuh pada permukaan tanah disebut sulur tanah.
3. Daun
Tanaman lada itu berdaun tunggal tidak berpasangan, keadaannya kenyal, serta bertangkai. Bentuknya bulat telur, tetapi pada pucuknya meruncing. Daun belahan atas berwarna hijau tua mengkilat, sedangkan pada belahan bawah berwarna hijau pucat dan tidak mengkilat. Panjang tangkai sampai 2-4 cm, panjang daun 12-18 cm, dan lebarnya 5-10 cm serta berurat daun 5-9. Daun pada batang bagian atas tidak sama dengan daun pada bagian bawah, di bagian atas lebih panjang, sedang bagian bawah lebih bulat. Begitu pula bentuk pada daun dari batang atau cabang juga tidak sama dengan daun pada sulur dan pang plagiotrop. Daun pada cabang bentuknya simetris dan berwarna tua, sedang daun pada pang plagoitrop asimetris dan berwarna muda.
4. Bunga
Bagian-bagian yang dapat berbunga hanyalah cabang-cabang plagiotrop atau cabang-cabang buah. Bunga-bunga itu tumbuh pada malai
17
bunga, sedang malai bunga itu sendiri tumbuh pada ruas-ruas cabang buah yang berhadap-hadapan dengan daun. Pada satu malai maksimal terdapat 150 bunga.
5. Buah
Buah merupakan produksi pokok daripada tanaman lada. Buah lada mempunyai ciri-ciri khas. Bentuk dan warna buah lada berbentuk bulat, berbiji keras dan berkulit buah yang lunak. Kulit buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua berwarna kuning. Dan apabila buah sudah masak berwarna merah, berlendir dengan rasa manis. Maka buah lada disukai burung-burung berkicau. Sesudah dikeringkan lada itu berwarna hitam. Kedudukan buah lada merupakan buah duduk, yang melekat pada malai. Besar kulit dan bijinya 4-6 mm. Sedangkan besarnya biji 3-4 mm. Berat 100 biji kurang lebih 3-8 gram atau rata-rata 4,5 gram.
C. Tinjauan Umum ZPT ROTOONE F
Rotoone F merupakan zat pengatur tumbuh. Menurut Abidin (1985), adalah senyawa organik yang bukan hara, dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat mempercepat proses fisologis tumbuhan, zat pengatur tumbuh berperan dalam tumbuhan dan perkembangan tanaman bagi kelangsungan hidupnya. Tanpa adanya zat pengatur tumbuh berarti tidak ada pertumbuhan.
ZPT Rotoone F adalah hormon perangsang pertumbuhan tanaman dengan bahan aktif sitokinin yang didektesi dari aktivitas biologis dan hasil ekstrasi bahan-bahan alamiah yang organik.
18
Manfaat ZPT Rotoone F adalah untuk meningkatkan perkecambahan benih dan secara langsung meningkatkan perkecambahan akar, meningkatkan dan mempertahankan klorofil pada tanaman yang meningkatkan warna hijau pada daun, dan proses fotosintesis, mengurangi stres pada tanaman yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang ekstrim, dan dengan demikian daya tahan terhadap hama dan penyakit, dan kekeringan dari embun upas dan meningkatkan daya serap hara tanah oleh tanaman.
19
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di areal persemaian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama tiga bulan terhitung dari bulan November 2009 hingga bulan Februari 2010, meliputi persiapan, pengambilan data dan pengolahan data.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah : Gembor, gunting stek, cangkul, polybag, timbangan, kamera, ayakan, label, alat tulis, penggaris.
Bahan yang digunakan adalah : Stek lada varietas unggul, ZPT Rotoon F, air, top soil.
C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian faktor- faktor perlakuan adalah sebagai berikut : P1 = Dengan perlakuan 5 g ZPT rotoone F
P2 = Dengan perlakua n 20 g ZPT rotoone F P3 = Dengan perlakuan 35 g ZPT rotoone F
Selanjutnya masing- masing perlakuan tersebut diulang sebanyak 10 kali. Sehingga jumlah polybag seluruhnya 30 polybag.
20
D. Prosedur Penelitian 1. Persiapan naungan
Naungan yang digunakan adalah naungan yang sudah ada di persemaiaan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan atap terbuat dari kasa hitam.
2. Persiapan stek
Stek yang digunakan adalah stek tanaman lada (Piper ningrum L) sebanyak 30 stek, stek yang digunakan adalah stek dari sulur panjat atau stek yang memang merupakan bahan tanaman dengan panjang ruas 4 ruas. Jumlah stek yang digunakan seluruhnya sebanyak 30 stek. Masing- masing stek dibagi dalam 3 kelompok perlakuan yaitu; kelompok pertama berjumlah 10 stek dengan perlakuan (P1), kelompok kedua sebanyak 10 stek dengan perlakuan (P2), dan kelompok ketiga 10 stek dengan perlakuan (P2).
3. Persiapan media
Tanah topsoil yang telah diambil diayak agar akar-akar dan ranting-ranting yang belum belum hancur dapat dipisahkan, kemudian tanah tersebut dimasukkan ke dalam polybag hingga penuh.
4. Perlakuan ZPT Rotoone F
Zat pengatur tumbuh rotoone F dilarutkan dengan air sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan yaitu; 5 g/20 ml air untuk P1, 20 g/20 ml air untuk P2 dan 35 g/20 ml air untuk P3. Sebelum ditanam, stek direndam selama 5 menit sesuai perlakuan masing- masing.
21
5. Penanaman stek
Setelah perendaman selesai stek ditanam di dalam polybag yang telah diisi tanah top soil. Sebelum ditanam dibuat lubang terlebih dahulu dengan tugal. Dari 4 ruas panjang stek yang masuk ke dalam tanah adalah sebanyak 2 ruas sedangkan di atas permukaan tanah sebanyak 2 ruas.
6. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap bibit yang ada terdiri dari; penyiraman dan pengendalian gulma. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan alat gembor, sedangkan pengendalian gulma dilakukan dengan cara penyiangan terhadap gulma yang ada di antara polybag dan di dalam polybag dengan interfal waktu 2 minggu sekali.
E. Pengambilan Data
Data yang diambil dalam penelitian ini disesuiakan dengan parameter yang diamati yaitu:
1. Panjang Tunas (cm)
Panjang tunas diukur mulai dari ujung tunas sampai pada titik tumbuh. Pengukuran dilakukan sebanyak 8 kali yaitu 10 hari setelah tanam (10 HST) sampai denga n 80 hari stelah tanam (80 HST). Alat yang dipergunakan untuk pengukuran adalah penggaris.
2. Jumlah daun (helai)
Perhitungan dilakukan dengan menghitung daun yang telah membuka sempurna yang ada pada stek. Pengukuran dilakukan sebanyak 8 kali yaitu
22
10 hari setelah tanam (10 HST) sampai dengan 80 hari setelah tanam (80 HST).
F. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan rataan hitung sederhana dengan rumus yang digunakan adalah : x = n x ? x = rata-rata hitung n = banyaknya data x = variasi yang diteliti
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil1. Panjang Tunas (cm)
Berdasarkan hasil penelitian pemberian ZPT Rotoone F dengan konsentrasi berbeda terhadap panjang tunas tanaman lada (Piper ningrum L) pada Tabel berikut :
Tabel 1. Rata-rata pajang tunas (cm) stek tanaman lada dengan perlakuan
perendaman selama 5 menit dengan ZPT Rotoone F.
K
keragaan tingkat rata-rata panjang tunas (cm) dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 1. Grafik pertumbuhan panjang tunas (cm) masing–masing
perlakuan umur 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 minggu setelah tanam.
Panjang Tunas (cm) pada pengkuran ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Rata-rata P1 0.8 1.3 1.8 2.1 2.4 4.4 4.5 4.5 21.8 2.73 P2 0.8 1.2 1.3 1.6 1.6 1.7 1.8 1.9 11.9 1.49 P3 0.8 1 1.4 1.8 2.1 2.1 2.2 2.2 13.6 1.70
Rata-rata Pertumbuhan Panjang Tunas
0.8 1.3 1.8 2.1 2.4 4.4 4.5 4.5 0.8 1.2 1.3 1.6 1.6 1.7 1.8 1.9 0.8 1 1.4 1.8 2.1 2.1 2.2 2.2 0 1 2 3 4 5 Hari ke-10 Hari ke-20 Hari ke-30 Hari ke-40 Hari ke-50 Hari ke-60 Hari ke-70 Hari ke-80
Hari Setelah Tanam
Rata-rata (cm)
P1 P2 P3
24
Tabel 1 menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan tunas tanaman lada yang diberikan perlakuan perendaman selama 5 menit dengan pemberian ZPT Rotoone F 5 g/20 ml air untuk P1 menunjukkan hasil tertinggi yaitu 2,73 cm.
Sedangkan rata-rata pertumbuhan panjang tunas terendah ditunjukkan pada perlakuan P2 dengan pemberian ZPT Rotoone F 20 g dan dengan perendaman selama 5 menit yaitu 1.49 cm.
Untuk P3 perlakuan pemberian ZPT Rotoone F 35 g/20 ml air dengan nilai 1.70 cm.
2. Jumlah Daun
Berdasarkan hasil penelitian pemberian ZPT Rotoone F dengan konsentrasi berbeda terhadap jumlah daun tanaman lada (Piper ningrum L) pada tabel berikut :
Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan daun stek tanaman lada dengan perlakuan
perendaman 5 menit ml/liter airs menggunakan Zpt rotoonen dengan berbeda dosis.
Jumlah Daun (Helai) Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah Rata-rata P1 1.1 1.7 2.2 3.3 3.9 5.5 6.3 7.8 31.8 3.98 P2 0.8 1.7 1.7 1.8 1.8 2.4 3.1 3.1 16.4 2.05 P3 0.8 1.2 1.4 2.1 2.1 2.3 2.3 2.7 14.9 1.86
25
Keragaan tingkat rata-rata pertumbuhan jumlah daun dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 2. Grafik pertumbuhan jumlah daun (helai) masing–masing
perlakuan umur 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80 minggu setelah tanam.
Tabel 2 menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah daun
tanaman lada yang diberikan perlakuan pemberian ZPT Rotoone F 5 g/20 ml air dan perendaman selama 5 menit untuk P1 menunjukkan hasil
tertinggi yaitu 3.98 helai.
Sedangkan rata-rata pertumbuhan jumlah daun terendah ditunjukkan pada perlakuan P2 menunjukan hasil tertinggi 2,05 helai dengan pemberian ZPT Rotoone F 20 g/20 ml air dan perendaman selama 5 menit. Untuk P3 perlakuan pemberian ZPT Rotoone F 35 g/20 ml air yaitu 1,86 helai.
1,1 1,7 2,2 3,3 3,9 5,5 6,3 7,8 0,8 1,7 1,7 1,8 1,8 2,4 3,1 3,1 0,8 1,2 1,4 2,1 2,1 2,3 2,3 2,7 0 2 4 6 8 10 Hari ke-10 Hari ke-20 Hari ke-30 Hari ke-40 Hari ke-50 Hari ke-60 Hari ke-70 Hari ke-80 R a ta -r a ta ( h e la i)
Hari Setelah Tanam
Rata-rata Pertumbuhan jumlah daun
P1 P2 P3
26
B. Pembahasan
Dari hasil pengamatan pemberian ZPT Rotoone F dan perendaman selama 5 menit terhadap pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun stek lada menunjukkan bahwa perlakuan P1 yaitu pemberian ZPT Rotoone F 5g/20 ml air dan perendaman selama 5 menit lebih efektif dibanding perlakuan lainnya yaitu dengan rata-rata pertumbuhan panjang tunas 2,73 cm dan jumlah daun 3.98 helai.
Rata-rata pertumbuhan panjang tunas dan jumlah daun terendah ditunjukkan oleh perlakuan P2 yaitu pemberian ZPT Rotoone F 20 g/20ml air dan perendaman selama 5 menit dngan pertumbuhan rata-rata panjang tunas 1,49 cm dan jumlah daun 2,05 helai.
Perlakuan P3, pemberian ZPT Rotoone F 35 g/20 ml air menunjukkan rata-rata pertumbuhan panjang tunas 1.70 cm dan jumlah daun 1.86 helai.
Hal ini diduga karena ZPT Rotoone F 5g/20 ml air dan perendaman selama 5 menit (P1) dosis yang diberikan tepat terhadap tanaman sehingga penyerapan unsur haranya maksimal sedangkan perlakuan lain P2 ZPT Rotoone F 20 g/20ml air perendaman 5 menit dan P3 ZPT Rotoone F 35g/20ml air perendaman 5 menit, dosis yang diberikan pada tanaman berlebihan sehingga tanaman tidak dapat menyerap unsur hara tanah dengan baik karena terjadi pembusukan akar dan kekeringan daun.
ZPT Rotoone F merupakan zat pengatur tumbuh yang berguna untuk meningkatkan perkecambahan akar, mempertahankan klorofil pada tanaman serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit. Namun
27
apabila dosis yang diberikan berlebihan terhadap tanaman akan menyebabkan stress dan kekeringan terhadap tanaman (Abidin, 1985).
Menurut (Dwidjoseputro, 1990), suatu tanaman akan tumbuh dengan baik apabila unsur hara yang diperlukan tanaman tersedia cukup untuk diserap oleh tanaman.
Penambahan ZPT Rotoone F dapat meningkatkan hasil sebanding dengan tambahan unsur hara tersebut, akan tetapi apabila unsur hara cukup tersedia akan meningkatkan hasil yang lebih baik lagi.
28
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ZPT rotoone F dengan perlakuan yang berbeda terhadap pertumbuhan stek tanaman lada adalah :
1. Pemberian ZPT Rotoone F dengan konsentrai 5 g/20 ml dalam air rendaman stek lada 4 ruas (P1) telah memberikanpengaruh pertumbuhan baik bagi pertumbuhan stek tanaman lada sampai dengan umur 2 bulan.
2. Pemberian ZPT F dengan konsentrai lebih kecil atau lebih tinggi dari konsentrai 5 g Rootone F/20 ml air justru tidak dapat mendukung pertumbuhan stek lada 4 ruas.
B. Saran
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit lada sistem 4 ruas dianjurkan menggunakan ZPT Rotoone F sebagai zat pengatur tumbuh dengan konsentrasi 5 g/20 ml air dengan waktu perendaman selama 5 menit.
29
DAFTAR PUSTAKA
Abidin Z, 1985. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa Bandung.
Diratpahgar, 2008. Budidaya Lada Yang Baik Dan Sehat
Dwidjoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Hidayat, 2005. Diktat Kuliah Budidaya Tanaman Lada, Rempah Dan
Obat-Obatan, politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
PT. Noverval, 2005. Zpt Rotoone f ; Hormon Perangsang Pertumbuhan Tanaman,
30
31 ? ? ? ? x ? x ? x ? x
Lampiran 1. Pengukuran panjang tunas (cm) lada ada umur minggu 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, dan 8 minggu setelah pemupukan
Panjang Tunas (cm) tanaman ke- Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ? x P1 1 1,1 0,8 1,2 1,1 1,5 0,5 1,1 1,2 1,1 8,3 0,83 P2 1.2 1 1,4 1,5 1 1 0,5 1 1 1 8,1 0,81 1 (10 HST) P3 0,5 1,2 1,4 1,1 1,5 1,5 1 1 0.5 1 8,2 O,82 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 x P1 1,3 1,5 1,2 1,5 1,4 2 1 1 1 1,2 13,1 1,31 P2 1,4 1 2,1 2,2 1 1,5 1 0,5 1,1 1,4 12,3 1,23 2 (20 HST) P3 1 1,5 1,5 1,5 2 1,5 1,1 1 1 0 10 1 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 x P1 2 2,5 1,5 2 2 2 1,1 1,5 1,1 2 17,7 1,77 P2 2 1,2 2 1,5 1,5 1,8 1,1 1 1,2 1,2 13,2 1,32 3 (30 HST) P3 1,5 1,5 1,7 2 2,2 1,8 1,3 1,1 1,1 0 14,2 1,42 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 x P1 2,2 2,5 2 2,1 2,3 2,3 2 2 1,5 2 20,9 2,09 P2 2,1 1,5 2,8 2,5 1,8 1 1,8 1,1 0 0 15.6 1,56 4 (40 HST) P3 1,8 1,8 2 2,1 2,5 2 2.7 1,5 2 0 17.8 1,78 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 2,5 2,8 2,2 2,5 2,8 1 2,6 2,5 2,2 1 23,7 2,37 P2 2,5 2 2,1 2,8 2 2,5 2 1,5 0 0 15,6 1,56 5 (50 HST) P3 2 2 2,3 2,6 2,8 2,5 2,5 2 2,1 0 20,8 2,08 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 2,8 1,1 2,5 2,8 1 2,8 2,6 2,5 2,2 1 22,1 2.21 P2 2,8 2,5 2,5 2 2,5 2,5 1 2,1 0 0 17,4 1,74 6 (60 HST) P3 2,3 2,5 2,5 1,5 1,1 1 1,6 2,2 0,5 0 15,2 1,52 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 1,1 1,5 1 0.5 1.2 1 1,5 2 2,5 1,1 12,3 1,23 P2 1,1 1,1 2 2,5 1 1,3 2,5 2.5 0 0 12 1.2 7 (70 HST) P3 0.5 1,1 0,5 2 1,5 2 2 2,5 1 0 10 1 Panjang Tunas (cm) tanaman
ke-Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 1,4 12,4 1,24 1 1 1,5 1 1,5 0,5 2 12,4 1,24 P2 1,4 9,7 0,97 1,5 1,3 0,5 1 1,5 0 0 9,7 0,97 8 (80 HST) P3 1 11,8 1.18 2,1 2 1 2,2 1 1,5 0 11,8 1.18
32 ? x x ? x ? x ? ? x ? x ? x ? x
Lampiran 2. Pengukuran panjang tunas (cm) lada ada umur minggu 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, dan 8 minggu setelah pemupukan
Jumlah daun (cm) tanaman ke- Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 11 1.1 P2 1 0 1 1 0 1 1 1 2 8 0,8 1 (10 HST) P3 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 0,8 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 2 2 2 2 1 2 0 2 2 2 17 1,7 P2 0 1 2 2 2 1 2 2 2 3 17 1,7 2 (20 HST) P3 1 0 1 2 2 1 2 1 2 0 12 1,2 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke- Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 22 2,2 P2 0 0 2 2 2 2 2 3 2 3 17 1,7 3 (30 HST) P3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 0 14 1,4 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 6 3 3 3 3 2 2 2 2 2 22 2,2 P2 2 1 3 2 3 2 2 0 0 0 16 1,6 4 (40 HST) P3 2 1 4 2 3 2 2 1 2 0 21 2,1 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 6 4 3 3 4 4 3 5 3 4 39 3,9 P2 2 2 0 3 0 2 0 3 0 0 17 1,7 5 (50 HST) P3 4 2 4 3 5 3 4 3 0 0 28 2,8 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 8 6 6 4 5 6 4 7 4 5 39 3,9 P2 3 2 3 5 5 0 3 5 0 0 24 2,4 6 (60 HST) P3 4 2 5 3 0 4 0 5 0 0 23 2,3 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 10 9 7 6 6 0 6 7 6 6 63 6,3 P2 5 4 5 6 4 3 4 4 0 0 31 3,1 7 (70 HST) P3 5 3 6 6 6 0 6 5 0 0 27 2,7 Panjang Tunas (cm) tanaman ke-
Minggu Ke Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P1 12 10 9 8 6 6 7 8 6 6 78 7,8 P2 5 6 5 0 4 6 0 6 0 0 32 3,2 8 (80 HST) P3 6 4 6 0 6 5 6 6 0 0 39 3,9
33
Lampiran 3. Perendaman Stek Tanaman Lada
Lampiran 4. Pengisisan Polybag
34
Lampiran 6. Pengukuran Panjang Tunas