• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI RISIKO KONSULTAN PERENCANA JALAN DAN JEMBATAN (Studi Kasus : Morowali Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI RISIKO KONSULTAN PERENCANA JALAN DAN JEMBATAN (Studi Kasus : Morowali Utara)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460 - 8696

Buku 2 ISSN (E) : 2540 - 7589

IDENTIFIKASI RISIKO KONSULTAN PERENCANA JALAN DAN

JEMBATAN (Studi Kasus : Morowali Utara)

Ajeng Listianti¹, Jane Sekarsari ²

¹˒² Program Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti

ajeng.listianti@yahoo.com¹.tamtana.js@gmail.com² Abstrak

Ada beberapa masalah utama yang sering dihadapi oleh para penyelenggara jalan dan jembatan yang terkait dengan proyek pembangunan jalan dan jembatan, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Seperti kemampuan sumber daya manusia yang terbatas, fasilitas yang kurang menunjang, dan faktor – faktor lainnya. Terlebih dalam perencanaan, umumnya konsultan perencana pada proyek jalan dan jembatan mendapatkan kontrak untuk merencanakan sejumlah lokasi yang tersebar di suatu wilayah Pemerintahan. Tentu saja dalam melaksanakan perencanaan jalan dan jembatan tersebut konsultan perencana memiliki risiko. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi risiko pada proyek perencanaan jalan dan jembatan. Penelitian ini difokuskan di Kabupaten Morowali. Studi ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif untuk dapat memberikan suatu deskripsi yang akurat dan sistematik tentang suatu keadaan dan hubungan yang terjadi antar keadaan yang diteliti. Dengan menguji kevalidan dan reliabilitas data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa kelompok risiko yang harus dihadapi konsultan perencana jalan dan jembatan. Tindakan penanganan risiko perlu dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari risiko – risiko yang termasuk dalam risiko dominan (major risk). Dari risiko – risiko dominan (major risk), dilakukan tindakan mengurangi risiko (risk reduction), mengalihkan risiko (risk transfer) dan menghindari risiko (risk avoidance), Keberadaan risiko-risiko yang tidak dapat diterima (unacceptable) harus mendapatkan perhatian khusus.

Kata kunci : identifikasi risiko, konsultan perencana, jalan dan jembatan

Pendahuluan

Proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Proses yang terjadi pada suatu proyek tidak akan berulang pada proyek lainnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi yang mempengaruhi proses suatu proyek satu sama lain, Ervianto, (2004). Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi membutuhkan suatu manajemen. Manajemen proyek mempunyai kewajiban untuk mengkoordinasikan para pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut, sehingga tujuan proyek dapat tercapai dengan baik dan semua pihak secara optimal mendapat hal-hal yang menjadi sasaran mereka untuk terlibat dalam proyek tersebut. Masing-masing unsur tersebut mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan posisinya masing – masing. Dalam melaksanakan kegiatan perwujudan konstruksi dan pembangunan tersebut, masing – masing pihak (sesuai dengan posisinya) saling berinteraksi satu sama lain sesuai dengan hubungan kerja yang telah ditetapkan Sekarsari, Jane (2014).

Konsultan perencana pada proyek jalan dan jembatan mendapatkan kontrak untuk merencanakan sejumlah lokasi yang tersebar di suatu wilayah Pemerintahan. Tentu saja dalam melaksanakan perencanaan jalan dan jembatan tersebut konsultan perencana memiliki resiko. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resiko pada proyek perencanaan jalan dan jembatan di Kabupaten Morowali Utara yang beerpengaruh/berdampak langsung kepada Konsultan Perencana. Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka pokok permasalahan yang ada yaitu :

1. Apa saja risiko yang terjadi pada pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan yang berpengaruh/berdampak terhadap konsultan perencana?

(2)

3. Bagaimana penanganan risiko – risiko yang memberikan pengaruh/dampak terhadap konsultan perencana?

Kegiatan pada Pekerjaan perencanaan pembanguan jalan dan jembatan di Kabupaten Morowali Utara.

Studi Pustaka

Menurut UU RI No. 38 Tahun 2014 tentang jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Klasifikasi jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam: Jalan arteri, Jalan kolektor, Jalan lokal dan Jalan lingkungan Klasifikasi jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam:

a. Jalan nasional b. Jalan provinsi c. Jalan kabupaten d. Jalan kota e. Jalan desa

Pasal 86 ayat (3) PP No. 34 Tahun 2006 tentang jalan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan jembatan adalah jalan yang terletak di atas permukaan air dan/atau di atas permukaan tanah. Pengertian jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Jenis jembatan berdasarkan fungsi, lokasi, bahan kosntruksi dan tipe struktur sekarang ini telah mengalami perkembangan pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan teknologi, mulai dari yang sederhana sampai pada konstruksi yang mutakhir. Klasifikasi jembatan terbagi:

(1) Menurut kegunaannya (2) Menurut jenis materialnya (3) Menurut sistem strukturnya

Cakupan Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan, umumnya kontrak pekerjaan jalan dan jembatan meliputi:

1. Pembangunan jalan dan/atau jembatan baru; 2. Peningkatan jalan dan/atau penggantian jembatan;

3. Pemeliharaan berkala jalan, pada ruas jalan dan/atau jembatan.

Sedangkan pekerjaan-pekerjaan yang dicakup di dalam spesifikasi teknik meliputi: 1. Pekerjaan “Utama”

Yang termasuk pekerjaan utama antara lain: a. Pekerjaan pelapisan aspal struktural b. Pekerjaan pelapisan non struktural: c. Pekerjaan pelaburan non struktural:

Pelaburan BURTU atau BURDA pada perkerasan jalan lama dengan lalu lintas rendah, permukaan perkerasan cukup rata dan mempunyai punggung jalan (camber) yang baik.

(3)

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460 - 8696

Buku 2 ISSN (E) : 2540 - 7589

Pengerikilan kembali mengganti kerikil yang hilang oleh lalu lintas dan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan kerikil yang ada pada ruas jalan yang lemah.

e. Pekerjaan penambahan/rekonstruksi bahu jalan sepanjang jalan berpenutup aspal:

f. Penambahan atau rekonstruksi pekerjaan menunjang

g. Pekerjaan pembangunan jembatan baru atau penggantian jembatan lama: 2. Pekerjaan “Pengembalian Kondisi dan Minor”;

a. Pengembalian kondisi perkerasan: b. Pengembalian kondisi bahu jalan:

c. Pengembalian kondisi selokan, saluran air, timbunan, galian, dan penghijauan: d. Perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas:

e. Pengembalian kondisi jembatan 3. Pekerjaan “Pemeliharaan Rutin”

a. Perkerasan lama b. Bahu jalan lama

c. Selokan, saluran air, galian dan timbunan d. Perlengkapan jalan

e. Jembatan

i) Pemeriksaan dan pembersihan rutin pada semua komponen struktur jembatan

ii) Pemeriksaan dan pembersihan rutin kotoran dari semua saluran air melindungi penggerusan terhadap timbunan atau pondasi jembatan.

iii) Pemeriksaan dan pembersihan rutin semua kotoran dan sampah dari lubang-lubang drainase lantai jembatan dan pipa-pipa saluran.

Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

Seperti halnya pada pelaksanaan konstruksi jalan, urutan atau tahapan pelaksanaan pada konstruksi jembatan sangat penting untuk diperhatikan karena pekerjaan jembatan tidak dapat dilanjutkan apabila pekerjaan sebelumnya belum selesai dikerjakan. Terutama bagian bawah jembatan yang biasanya berhubungan dengan adanya gangguan air pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Karena perkembangan lalu lintas yang ada relatif besar, jembatan yang dibangun, biasanya dalam beberapa tahun tidak mampu lagi menampung volume lalu lintas, sehingga biasanya perlu diadakan pelebaran. Untuk memudahkan pelebaran perlu disiapkan desain dari seluruh jembatan sehingga dimungkinkan dilakukan pelebaran dikemudian hari, sehingga pelebaran dapat dilaksanakan dengan biaya murah dan konstruksi menjadi mudah.

Risiko

Risiko secara umum didefinisikan sebagai kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa di luar yang diharapkan. Makin besar kemungkinan rencahnya keuntungan atau bahkan rugi dikatakan makin besar risiko usaha tersebut, Soeharto (1995). Risiko merupakan variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami di dalam suatu situasi, Fisk (1997). Risiko adalah ancaman kehidupan, properti atau keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi, Duffield & Trigunarsyah 1999).

Jenis-jenis risiko yang terdapat pada proyek konstruksi sangat banyak, namun tidak semua risiko-risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu proyek karena hal itu akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pihak-pihak didalam proyek konstruksi perlu untuk memberikan prioritas pada risiko-risiko yang penting yang akan memberikan pengaruh terhadap keuntungan proyek. Risiko-risiko tersebut adalah :

(4)

 Internal, teknik (dapat dikontrol): a) Perubahan teknologi

b) Risiko-risiko spesifikasi atas teknologi proyek c) Desain

 Hukum, Manajemen Risiko

Manajemen risiko menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko yang terkait dengan proyek dan menanggapi risiko tersebut. Manajemen risiko menyatu dengan area manajemen proyek lainnya. Menurut Djojosoedarso (2003) manajemen risiko adalah pelaksanaan fungasi-fungsi manajemen dalam penaggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/ mengkordinir, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko. Sedangkan menurut Djohanputro (2008), manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, memonitor dan mengendalikan penanganan resiko.

Elemen-elemen utama dari proses manajemen risiko, adalah Menetapkan konteks, Mengidentifikasikan risiko, Menganalisa risiko, Mengevaluasi risiko, Menangani risiko, Memantau dan mereview serta Mengkomunikasikan dan berkonsultasi

Metodologi Penelitian

Penelitin ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif untuk dapat memberikan suatu deskripsi yang akurat dan sistematik tentang suatu keadaan dan hubungan yang terjadi antar keadaan yang diteliti. Adapun langkah – langkah dalam proses penelitian adalah sebagai berikut :Penyebaran kuisioner, Pengumpulan data, Menguji kevalidan dan reliabilitas data menggunakan software SPSS v.20, Analisa data dengan analisa tingkat penerimaan risiko, Analisa risiko yang dominan.

Tabel 1 Skala Kemungkinan (Likehood)

Tingkat Frekuensi Skala

Sangat Sering 5

Sering 4

Kadang – kadang 3

Jarang 2

Sangat Jarang 1

Tabel 2 Skala Konsekuensi (Consequences) Tingkat Konsekuensi Skala

Sangat Besar 5

Besar 4

Sedang 3

Kecil 2

Sangat Kecil 1

Analisis Data, Analisis Tingkat Penerimaan RisikoAnalisis tingkat penerimaan risiko (risk acceptability) tergantung dari hasil perkalian kemungkinan (likehood) denga konsekuensi

(5)

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460 - 8696

Buku 2 ISSN (E) : 2540 - 7589

(consequences). Penilaian tingkat penerimaan risiko dapat dilihat seperti table sebagai berikut

Tabel 3 Penilaian Tingkat Penerimaan Risiko (Assement of Risk Acceptability)

(Mahadipta,Ngurah Gede Dwi, 2010, Pengembangan dari Godfery, 1996) Dari Tabel 3 di atas, dapat diuraikan tingkat penerimaan risiko sebagai berikut :

1. Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat diterima dan harus dihilangkan. 2. Undesirable, adalah risiko yang tidak diharapkan dan harus dihindari.

3. Acceptable, adalah risiko yang dapat diterima.

4. Negligible, adalah risiko yang sepenuhnya dapat diterima.

Dari pertimbangan tingkat penerimaan risiko dan nilai dari skala likehood dan consequences, maka skala penerimaan risiko dapat dirumuskan seperti tabel di bawah ini

Skala Penerimaan Risiko Unacceptable X ≤ 15 Undesirable 5 ≤ X < 15 Acceptable 3 ≤ X < 5 Negligible X < 3

Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan penyebaran kuisioner terhadap responden, maka langkah selanjutnya adalah mentabulasikan data-data yang didapat dari masing-masing kuisioner tersebut. Kuisioner disebar pada 40 (empat puluh) responden.

Uji validitas dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu dengan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrrected Item Total Correlation (Priyanto, 2008). Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai koefisien Cornbach’s Alpa. Nilai koefisien Cornboach’s Alpa ini dihitung dengan program SPSS for Windows ver. 22 dengan hasil 0,893 dari hasil Cornboach’s Alpa tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan kuisioner tersebut adalah reliabel. Analisis data untuk mengetahui risiko yang signifikan terhadap konsultan perencana pada perencanaan pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Morowali Utara, dilakukan dengan analisis statistik berdasarkan kemungkinan (likehood) dan pengaruh (consequences) yang teridentifikasi dari penilaian responden melalui kuisioner.

Risiko – risiko Dominan (Major risk)

Risiko – risiko yang bersifat dominan (major risk) adalah risiko – risiko yang termasuk kategori unacceptable (risiko yang tidak dapat diterima) dan risiko – risiko yang termasuk kategori undesirable (risiko yang tidak diharapkan). Risiko –risiko ini merupakan

(6)

Berdasarkan skala penerimaan tersebut, nilai risiko dan nilai penerimaan risiko (acceptability of risk) pada pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Morowali Utara dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

Tabel 4 Distribusi Tingkat Penerimaan Risiko

No Tingkat Penerimaan Risiko Jumlah Presentase 1 Unacceptable (tidak dapat diterima) 5 19% 2 Undesirable (tidak diharapkan) 18 66% 3 Acceptable (dapat diterima) 1 4% 4 Neligible (dapat diabaikan) 3 11% Jumlah total 27 100%

Risiko dengan Kategori Unacceptable

Risiko-risiko yang teridentifikasi sebagai risiko yang tidak dapat diterima (unacceptable) dalam pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Morowali Utara adalah sebagai berikut :

1. Keterlambatan Proyek dimulai

2. Lambatnya Persiapan Administrasi Kerja

3. Tidak Cakap Dalam Menganalisis Data dan Masalah 4. Penggantian Personil Atas Perintah PPK

5. Penggantian Personil Perencana atas Permohonan Konsultan Perencana

Risiko dengan kategori Undesirable

1. Salah dalam mengambil keputusan 2. Metode perencanaan tidak tepat 3. Distribusi data/ informasi kurang baik 4. Komunikasi antar pihak kurang baik

5. Pengendalian dokumen dilapangan kurang baik

6. PPK dan pejabat pemeriksa hasil pekerjaan tidak kooperatif 7. Perubahan ruang lingkup pekerjaan

8. Kesalahan penentuan lokasi

9. Lambatnya Team Leader mengambil keputusan 10. Penempatan personil tidak sesuai kompetensi 11. Penangguhan pembayaran

12. Penghentian kontrak

13. Ketidak lengkapan laporan bulanan dan dokumentasi 14. Adanya gangguan keamanan

15. Adanya penolakan dari pihak masyarakat

16. Bencana alam (Gempa bumi, banjir, tanah longsor, dll)

(7)

Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460 - 8696

Buku 2 ISSN (E) : 2540 - 7589

Kesimpulan

Dari analisis risiko Konsultan Perencana yang telah dilakukan pada pembangunan jalan dan jembatan di Kabupaten Morowali Utara maka dapat disimpulkan :

Hasil studi menunjukan sebanyak 27 (dua puluh tujuh) risiko teridentifikasi berdampak langsung terhadap Konsultan Perencana jalan dan jembatan di Kabupaten Morowali Utara. Dari risiko – risiko yang teridentifikasi terdapat 3 (tiga) risiko faktor politik/ regulasi, 6 (enam) Faktor manajerial, 3 (tiga) Faktor kesalahan desain, 3 (tiga) Faktor kualitas perencana, 3 (tiga) Faktor personil, 3 (tiga) faktor keterlambatan proyek selesai, 3 (tiga) faktor kondisi lapangan dan 2 (dua) faktor Force Majeur. Risiko – risiko yang termasuk dominan (major risk) terdiri dari 5 (lima) risiko yang tidak dapat diterima (unacceptable), yaitu keterlambatan proyek dimulai, Lambatnya persiapan administrasi kerja, tidak cakap dalam menganalisis data dan masalah, penggantian personil atas perintah PPK, penggantian personil perencana atas permohonan konsultan perencana.

Sebagai saran dari studi ini sebaik nya tindakan penanganan risiko dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari risiko – risiko yang termasuk dalam risiko dominan (major risk). Dari risiko – risiko dominan (major risk), dilakukan tindakan mengurangi risiko (risk reduction), mengalihkan risiko (risk transfer) dan menghindari risiko (risk avoidance), Keberadaan risiko risiko yang tidak dapat diterima (unacceptable) ini harus mendapatkan perhatian khusus, yang paling utama adalah faktor kualitas konsultan perencana dan faktor personil, kesalahan dalam menentukan tenaga ahli/ personil menyebabkan faktor kualitas konsultan perencana dan faktor personil kurang baik, jika dalam memilih personil lebih teliti dan memilih personil yang lebih berpengalaman maka risiko ini dapat dikurangi. Untuk risiko dengan kategori tidak diharapkan (undesirable) yang sebanyak 18 (delapan belas) ini, semestinya juga mendapat perhatian karena berpengaruh juga terhadap Konsultan Perencana.

Daftar Pustaka

Ervuanto, W.I, 2004, “Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi”, Andi Yogyakarta, Godfrey, 1996, “A Systematic Approach to Risk Management for Construction”, Construction. Industry Research and Information Association, London,

Kasidi, M, 2010 “Manajemen Risiko”, Ghana Indonesia, Bogor,

Labombang, Mastura, 2011, “Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstruksi”, Jurnal SMARTek, Vol.9 No. 1. Pebruari 2011 : 39 – 46,

Mahadipta, Ngurah Gede Dwi, 2010 “Analisis Risiko Pada Proyek Pembangunan Sentral Parkir di Pasar Bandung”, Tesis, T. SIpil, Universitas Udayana,

Mulyadi, 2001“Penilaian Kinerja Manajemen”, Jakarta

Nurdiana, Asri,”– Aplikasi Manajemen Risiko Dari Presepsi Para Stakeholders (Studi Kasus Proyek Pembangunan jalan Tol Semarang Solo Seksi I Ruas Tembalang – Ged – Wang)”, Tesis, T. Sipil, Universitas Diponegoro

Norken, I Nyoman, Astana I Nyoman Yudha dan Manuasari, Luh Komang Ayu, 2013, “Manajemen Resiko Pada Proyek Konstruksi di Pemerintah Kabupaten Jembrana”, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.16, No.2.Juli 2012, T. Sipil, Universitas Udayana,

(8)

Sekarsari, Jane, 2014 “Sistem Informasi Manajemen – Teori dan Konsep Aplikasi pada Sektor Konstruksi”, Penerbit Universitas Trisakti,

Sugiyono,2007 “Metode Penelitian Administrasi”, Alfabeta, Bandung,

Tumimomor, Jemmy E.E., Manalip, H dan Mandagi, R.J.M,2014 “Analisis Risiko Pada Konstruksi Jembatandi Sulawesi Utara”, Jurnal Sabua Vol.6, No.2: 235-241,

Gambar

Tabel 1 Skala Kemungkinan (Likehood)
Tabel 3 Penilaian Tingkat Penerimaan Risiko (Assement of Risk Acceptability)
Tabel 4 Distribusi Tingkat Penerimaan Risiko No Tingkat Penerimaan Risiko Jumlah Presentase 1 Unacceptable (tidak dapat diterima) 5 19% 2 Undesirable (tidak diharapkan) 18 66% 3 Acceptable (dapat diterima) 1 4% 4 Neligible (dapat diabaikan) 3 11% Jumlah to

Referensi

Dokumen terkait

Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal yakni risiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat dikategorikan dalam non technical

Untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan di tempat kerja maka diperlukan suatu manajemen risiko yang kegiatannya meliputi

Tindakan pencegahan dimaksudkan di sini adalah upaya yang dapat direkomendasikan untuk meminimalkan atau mengurangi dampak penyebab risiko sehingga tidak memunculkan

Dari hasil penelitian didapat faktor – faktor dominan yang mengidentifikasi masalah dan pengelolaan kecelakaan dalam upaya mewujudkan zero accident ini antara lain

Menjelaskan dasar teori yang berhubungan dengan masalah dan solusi dari Risk Management, dengan analisis FMEA dan mencari penyebab risiko dengan menggunakan Fishbone Diagram

Risiko operasional adalah risiko yang berdampak pada operasi, merupakan risiko yang timbul akibat tindakan manusia. Oleh karena itu, kecurangan, ketidakjujuran, kegagalan manajemen,