• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PKMP SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT THT (TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK) BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR PKMP SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT THT (TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK) BERBASIS SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PKMP

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AWAL PENYAKIT

THT (TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK) BERBASIS

SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)

BIDANG KEGIATAN :

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN (PKMP)

Oleh :

Ketua : Tedy Rismawan (04 523 134) Angkatan 2004 Anggota : Ninki Hermaduanti (04 523 065) Angkatan 2004 Ardhitya Wiedha I. (04 523 113) Angkatan 2004 Indrato (04 523 126) Angkatan 2004 Wahyu Prabowo (05 523 124) Angkatan 2005

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Sistem Pakar untuk Diagnosis Awal Penyakit THT (Telinga, Hidung, Tenggorok) Berbasis SMS (Short Message Service)

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK ( ) PKMT ( ) PKMM 3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian

( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora

( ) Pendidikan 3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Tedy Rismawan

b. NIM : 04 523 134

c. Jurusan : Teknik Informatika d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Islam Indonesia

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl Gusti Hamzah Gg. Nur II/26 A Pontianak HP : +62852 4562 2806

f. Alamat email : [email protected] 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., MT.

b. NIP : 945230102

c. Alamat rumah : Jl. Kayen RT 04/ RW 41 Wedomartani, Sleman 6. Biaya Kegiatan Total : Rp. 2.462.500,00

a. Dikti : Rp. 2.462.500,00

b. Sumber lain : Rp. 0,00

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan (Maret 2008 s/d Juni 2008)

Yogyakarta, 3 Juli 2008

Menyetujui

Ketua Jurusan/Program Studi/ Ketua Pelaksana Kegiatan Pembimbing Unit Kegiatan mahasiswa

( Yudi Prayudi, S.Si., M.Kom. ) ( Tedy Rismawan )

NIP. 945230101 NIM. 04523134

Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping Kemahasiswaan,

( Ir. Sutarno, M.Sc. ) ( Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., MT. )

(3)

ABSTRAK

Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu hasil dari berkembangnya teknologi komunikasi saat ini. Layanan yang disediakan ponsel dan sedang menjadi trend di masyarakat saat ini adalah SMS (Short Message Service) atau layanan pesan singkat. Penyakit THT (Telinga, Hidung, Tengorok) merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan pada masyarakat. Pemeriksaan THT harus menjadi kesatuan karena ketiganya saling berhubungan. Bila ada satu bagian dari organ tersebut terganggu, maka organ lainnya akan terimbas.

Penelitian ini mencoba membangun perangkat lunak untuk diagnosis awal penyakit THT berbasis SMS & Web dengan berdasarkan sistem pakar (expert system). Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Adapun metode sistem pakar yang digunakan adalah metode Certainty Factor (Faktor Kepastian)

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Sistem Pakar dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit THT berbasis SMS. Sstem ini dapat digunakan masyarakat untuk memperoleh hasil diagnosa penyakit THT berdasarkan gejala yang diberikan.

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena hanya dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, penulisan laporan akhir program kreatifitas mahasiswa bidang penelitian yang berjudul “Sistem Pakar Untuk Diagnosis Awal Penyakit THT (Telinga, Hidung, Tenggorok) Berbasis SMS (Short Message Service)” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad SAW, para kerabat, serta pengikutnya hingga hari kiamat nanti.

Penyusunan laporan akhir penelitian ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada ibu Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., MT yang telah membimbing dalam menyelesaikan penelitian ini. Serta tak lupa ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis menyampaikan permohonan maaf sebelumnya serta sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan di masa mendatang. Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amien.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 3 Juli 2008

(5)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman yang semakin maju seperti sekarang ini membuat kebutuhan manusia semakin meningkat pula. Terlebih lagi didorong dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. Sebagai contoh, dengan adanya komputer segala kegiatan dapat dilakukan dengan cepat dan resiko kesalahan dapat dikurangi. Di dalam perkembangan komputer, para ahli komputer mencoba untuk menciptakan suatu sistem yang diharapkan dapat memiliki kemampuan memecahkan suatu permasalahan seperti seorang ahli. Hal inilah yang mendorong lahirnya konsep sistem pakar.

Tujuan dari penggunaan sistem pakar adalah agar masyarakat dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh pakar tanpa harus bertanya langsung kepada pakarnya.

Hingga saat ini pemanfaatan sistem pakar pada bidang kesehatan telah banyak digunakan, namun masih sebatas aplikasi sistem pakar yang berbasis desktop ataupun web. Hal ini menyebabkan beberapa kalangan masyarakat yang belum mengenal komputer akan mengalami kesulitan dalam menggunakan sistem tersebut.

Penelitian ini mencoba membangun suatu aplikasi sistem pakar yang digunakan untuk diagnosis penyakit THT (Telinga, Hidung, Tenggorok). Sistem yang dibangun ini berbasis SMS (Short Message Service). Hal ini dilakukan karena melihat perkembangan yang terjadi pada kehidupan masyarakat saat ini, di mana

handphone telah menjadi barang yang sangat umum digunakan sebagai alat

komunikasi di seluruh lapisan masyarakat. Selain itu tarif pengiriman SMS yang relatif murah membuat masyarakat menyukai fasilitas ini.

2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian yang akan dilakukan yaitu bagaimana membangun sebuah sistem pakar untuk diagnosis awal penyakit THT berbasis SMS.

(6)

3. Tujuan Program

Adapun tujuan dari pelaksanaan program adalah membangun perangkat lunak untuk diagnosis awal penyakit THT berbasis SMS & Web dengan berdasarkan sistem pakar (expert system).

4. Luaran yang Diharapkan

Aplikasi perangkat lunak sistem pakar berbasis SMS yang akan digunakan untuk diagnosis awal penyakit THT.

5. Kegunaan Program

Kegunaan program aplikasi sistem pakar berbasis SMS ini antara lain:

a. Membantu masyarakat untuk dapat memanfaatkan fasilitas SMS sebagai alat diagnosis penyakit THT.

b. Mampu mengurangi jumlah masyarakat yang menderita penyakit THT.

c. Masyarakat dapat memperoleh informasi tentang diagnosa penyakit THT dengan cepat dan tepat.

d. Masyarakat dapat memperoleh informasi tentang diagnosa penyakit THT layaknya langsung datang ke ahli penyakit THT.

e. Masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas SMS sebagai media untuk mendapatkan informasi tentang diagnosa penyakit THT.

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Sistem Pakar (Expert System)

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi, 2003).

Bagian dalam sistem pakar terdiri dari 2 komponen utama, yaitu knowledge

base (basis pengetahuan) dan inference engine (motor inferensi) (Arhami, 2005).

Bentuk basis pengetahuan yang umum digunakan ada 2, yaitu (Kusumadewi, 2003): a. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)

(7)

b. Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning)

Sedangkan untuk melakukan inferensi ada 2 cara yang dapat dikerjakan, yaitu (Kusumadewi, 2003):

a. Forward Chaining b. Backward Chaining

Pada konsep forward chaining terdapat 1 metode penalaran yang sering digunakan, yaitu dengan menggunakan metode certainty factor/CF (Faktor Kepastian). CF merupakan nilai yang mengasumsikan derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data. CF memperkenalkan konsep measure of belief/MB (ukuran/nilai keyakinan) dan measure of disbelief/MD (ukuran/nilai ketidakyakinan). Konsep ini diformulasikan dengan rumusan dasar sebagai berikut (Arhami, 2005):

CF[H,E] = MB[H,E] – MD[H,E] (1)

Keterangan :

CF = Certainty Factor dalam hipotesis H yang dipengaruhi oleh fakta E.

MB = Measure of Belief, merupakan ukuran kenaikan dari kepercayaan

hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E.

MD = Measure of Disbelief, merupakan ukuran kenaikan dari

ketidakpercayaan hipotesis H dipengaruhi oleh fakta E. E = Evidence (Peristiwa atau fakta).

Namun, apabila terdapat lebih dari 1 fakta (evidence), maka untuk mencari nilai CF (faktor kepastian) harus ditentukan terlebih dahulu nilai MB dan nilai MD dengan menggunakan persamaan (Kusumadewi, 2003):

,        0       , , 1 ,       , 1 (2)

(8)

Salah satu contoh perangkat lunak yang menggunakan konsep sistem pakar dengan metode penalaran Certainty Factor (CF) adalah MYCIN. MYCIN merupakan perangkat lunak tertua yang dibangun untuk keperluan CDSS (Clinical Decision

Support System). MYCIN berisi sejumlah aturan, yang diturunkan oleh kolaborasi

para ahli. MYCIN menggunakan certainty factors (CF) untuk mengatasi masalah ketidakpastian (Ramnarayan, 2004). Sistem komputer ini didesain untuk mendiagnosa penyakit yang menyebar cepat melalui darah dan sekaligus merekomendasikan antibiotiknya, dengan dosis yang disesuaikan untuk berat badan si pasien. MYCIN dioperasikan dengan menggunakan mesin pengambil keputusan yang sederhana dimana terdapat sebuah basis pengetahuan yang memiliki lebih dari 500 aturan (Wikipedia, 2007).

2. Penyakit THT (Telinga, Hidung, Tenggorok)

Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang cukup sering ditemukan pada masyarakat. Cabang ilmu kedokteran yang khusus meneliti diagnosis dan pengobatan penyakit telinga, hidung, tenggorok serta kepala dan leher disebut dengan Otolaringologi (Rahman, 2007).

Pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorok (THT) harus menjadi kesatuan karena ketiganya saling berhubungan. Bila ada satu bagian dari organ tersebut terganggu, maka kedua organ lainnya akan terimbas (Murjantyo, 2006).

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang sering menyerang telinga, hidung, dan tenggorok (THT) (Kurniasih, 2006) :

1. Penyakit seputar telinga • Otitas media akut (OMA) • Congekan

2. Penyakit seputar hidung • Sinusitas

• Polip hidung • Mimisan

(9)

3. Penyakit seputar tenggorok • Amandel

• Adenoid

3. SMS (Short Message Service) Gateway

SMS (Short Message Service) merupakan salah satu layanan dari berbagai operator GSM. Dimungkinkan dengan teknologi SMS untuk mengirim pesan

alphanumeric singkat dari sebuah handphone ke handphone yang lain. Ada ide

menarik yang kemudian diadopsi oleh berbagai portal besar saat ini, yakni menyediakan layanan pengiriman SMS dari website ke sebuah nomor handphone baik gratis ataupun dipungut bayaran. Teknologi seperti inilah yang disebut dengan SMS Gateway. Dimungkinkan dengan SMS Gateway untuk mengirim SMS melalui jaringan TCP/IP (Wicaksono, 2007).

Salah satu bagan GSM SMS Gateway yang cukup sederhana adalah sebagai berikut (Wicaksono, 2007):

Gambar 1 Bagan GSM SMS Gateway

Ada 3 elemen dasar yang digunakan untuk membangun SMS Gateway (Gambar 1), yaitu (Wicaksono, 2007):

a. Komputer

Komputer yang digunakan berupa server yang menyediakan layanan pengiriman SMS melalui media internet.

(10)

b. Internet

Internet merupakan jaringan TCP/IP yang menyediakan interkoneksi antar komputer di dunia.

c. Handphone

Merupakan mobile device yang menyediakan interkoneksi ke jaringan GSM.

4. Web

Website merupakan dokumen yang tersimpan dalam web server yang

memiliki jenis dan topik tertentu (Lanangmulia, 2007). Website adalah sebuah tempat di internet, siapa saja di dunia ini dapat mengujunginya kapan saja dan di mana saja dia berada selama dia terhubung dengan jaringan internet.

Website dapat dibedakan menjadi dua yaitu web statis dan web dinamis. Web statis adalah web yang berisi informasi-informasi yang bersifat statis (tetap), sedangkan web dinamis adalah web yang menampilkan informasi yang bersifat dinamis (berubah-ubah) dan dapat saling berinteraksi dengan user (Iwan, 2007). Adapun jenis website antara lain (Lanangmulia, 2007) :

Corporate Sites, yaitu website yang menekankan informasi suatu perusahaan dalam

bentuk company profile di internet.

Education Sites, yaitu website yang menyediakan informasi kegiatan pendidikan

dari suatu lembaga pendidikan baik SD, SMP, SMU, Sekolah Tinggi, Akademi maupun Universitas

E-learning Sites, yaitu website yang menyedikan informasi sistem pengajaran,

sistem pelatihan, berbasis internet. Masyarakat terutama insan pelajar dapat mengikuti kegiatan belajar secara online melalui internet dengan e-learning.

E-Commerce, yaitu website yang menyediakan informasi produk dalam bentuk

katalog online dan dilengkapinya dengan sistem order transaksi online.

Portal Sites, yaitu jenis website yang banyak sekali memiliki fasilitas dan fitur,

sehingga terbentuklah suatu komunitas online dari website tersebut. contoh yahoo.com yang memiliki banyak komunitas seperti yahoo group, yahoo mail, yahoo game, yahoo finance, yahoo chat, dsb.

(11)

Personal Sites, adalah website pribadi yang menampilkan informasi profil

pemiliknya.

III. METODE PENDEKATAN

1. Metode Pengumpulan Data

Metode dilakukan dengan mengumpulkan data yang dapat mendukung masalah atau objek yang sedang diteliti. Jenis data yang dapat diperoleh yaitu :

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek atau para pakar THT. Pakar THT di sini adalah dokter spesialis THT sebagai sumber informasi yang dicari. Data primer diperoleh dengan cara melakukan:

• Interview, metode ini dipakai guna mendapat penerangan lebih detail mengenai nilai kepercayaan suatu penyakit yang disebabkan oleh gejala-gejala tertentu.

• Observasi, metode ini dipakai dengan melakukan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti. Objek yang diteliti disini adalah masyarakat pengguna.

b. Data Sekunder

Adalah data yang tidak langsung diperoleh dari subjek atau para pakar THT, seperti dari literatur-literatur mengenai THT.

2. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Dalam pengembangan pembuatan aplikasi sistem pakar untuk diagnosa awal penyakit THT berbasis SMS gateway menggunakan fase-fase yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat lunak sehingga hasil akhir akan menghasilkan sistem aplikasi yang strukturnya dapat didefinisikan dengan baik. Adapun gambaran alur kerja serta spesifikasi dari perangkat lunak yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut (Gambar 2):

(12)

Gambar 2 Alur kerja perangkat lunak

Keterangan :

Pakar memasukkan pengetahuan ke dalam basis data server menggunakan sistem berbasis web yang terhubung dengan internet. Pengetahuan pakar yang ada pada basis data akan menjadi basis pengetahuan server.

User memasukkan gejala penyakit melalui GSM mobile yang kemudian diterima

oleh GSM mobile (modem) pada server. Data gejala yang diterima oleh modem kemudian diteruskan ke server untuk diolah berdasarkan basis pengetahuan yang ada. Setelah data diolah dan menghasilkan suatu inferensi (kesimpulan) berupa hasil diagnosa penyakit, maka hasil tersebut kemudian diteruskan ke modem untuk dikirimkan lagi ke GSM Mobile milik user sebagai hasil diagnosa dari gejala yang diberikan oleh user.

INTERNET

Diagnosa THT Diagnosa THT

Input gejala

Server dan basis data GSM Mobile

User

Hubungan gejala dan penyakit

(13)

Tabel 1 Spesifikasi perangkat lunak No

Nama KeteranganDetail

1 Nama Sistem Pakar untuk Diagnosis Awal Penyakit THT Berbasis SMS 2 Jenis / Tipe Sistem Informasi

3 Deskripsi

Suatu sistem informasi yang berfungsi sebagai media diagnosis terhadap penyakit THT berbasis SMS. Basis pengetahuan pada sistem menggunakan pengetahuan dari pakar THT yang diaplikasikan menjadi sebuah sistem pakar berbasis web. Sistem bertujuan untuk membantu masyarakat melakukan diagnosa awal penyakit THT melalui media SMS.

4 Teknologi Aplikasi berbasis SMS & Web 5 Bahasa Pemrograman HTML,PHP&Basic

6 Database MySQL

7 Arsitektur Client-Server (Jaringan)

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Program dilaksanakan sejak keluarnya pengumuman hasil proposal. Program dilaksanakan di Laboratorium Informatika Kedokteran, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.

2. Tahapan Pelaksanaan

Adapun tahap pelaksanaan program yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perancangan Sistem

Tahap perancangan sistem dilakukan untuk memberikan gambaran umum tentang sistem yang akan dibangun serta aliran data yang terjadi pada sistem. b. Pengkodean

Pembangunan aplikasi menggunakan 2 bahasa pemrograman, yaitu bahasa Basic yang digunakan untuk membangun aplikasi penanganan SMS dan PHP yang digunakan untuk membangun aplikasi konsultasi serta akuisisi pengetahuan sistem berbasis web.

(14)

c. Pengujian

Setelah aplikasi selesai dibangun maka dilakukan pengujian terhadap aplikasi apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak. Apabila masih terdapat kesalahan di dalam aplikasi maka akan dilakukan pengkodean kembali untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang ada.

3. Instrumen Pelaksanaan

Instrumen yang digunakan untuk melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang penelitian ini adalah berikut:

a. Perangkat keras

1 buah PC (Personal Computer), 1 buah ponsel Nokia 8210 (dapat juga menggunakan ponsel Bokia dengan seri 3210, dll) yang digunakan sebagai modem, dan 1 buah kabel data yang menghubungkan ponsel dengan server (PC). b. Perangkat lunak

Windows XP Service Pack 2, Microsoft Visual Basic 6, Notepad++, Web Service Apache, Database MySQL 5.0.51, Gammu 1.09.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada sistem berbasis SMS (Short Message Service) terdapat beberapa format pengetikan isi SMS yang digunakan untuk memperoleh informasi. Adapun informasi yang dapat diperoleh beserta format isi SMS yang harus dikirimkan adalah sebagai berikut:

a. Format SMS untuk melakukan konsultasi:

THT<spasi>gejala1<spasi>gejala2<spasi>gejala3<spasi>…<spasi>gejalaN b. Format SMS untuk memperoleh informasi mengenai format SMS untuk melakukan

konsultasi:

THT<spasi>format

c. Format SMS untuk mengetahui kata SMS yang digunakan untuk memasukkan nama gejala pada saat melakukan konsultasi:

(15)

Untuk melihat keterangan yang lebih jelas, user dapat melihat langsung di website dari sistem ini.

Sedangkan pada sistem yang berbasis web, digunakan untuk mengakuisisi basis pengetahuan yang dilakukan oleh para pakar dimana mereka telah diberikan hak akses untuk mengubah/menambah/menghapus data yang ada pada basis pengetahuan. Selain itu pada sistem berbasi web disediakan juga halaman untuk melakukan konsultasi, jadi apabila user sedang terkoneksi dengan internet dapat melakukan konsultasi langsung pada sistem. Pada halaman web konsultasi dapat dilakukan dengan lebih mudah karena

user hanya perlu memberikan gejala-gejalanya dengan cara mengisi checkbox yang

sesuai. Melalui sistem web ini juga dapat diperoleh keterangan tentang cara penggunaan program, baik yang berbasis SMS maupun yang berbasis web.

Berdasarkan data yang ada (Lampiran 1) dapat dilakukan perhitungan untuk mendiagnosis penyakit yang dialami oleh user berdasarkan input yang diberikan.

Berikut ini diberikan beberapa contoh kasus yang diselesaikan dengan perhitungan secara manual dan sistem pakar yang telah dibangun.

Contoh kasus:

Seorang pasien menderita air liur menetes dan ada yang tumbuh di mulut. Kemungkinan penyakit yang diderita oleh pasien tersebut beserta nilai kepercayaannya (CF) dapat dihitung sebagai berikut:

Berdasarkan gejala yang diberikan, maka dapat dihitung kemungkinan penyakit dan nilai CF:

1. Menggunakan perhitungan manual

a. CF[abses peritonsiler, air liur menetes] = MB[abses peritonsiler, air liur menetes]-MD[abses peritonsiler, air liur menetes] = 1 – 0 = 1

b. MB[abses peritonsiler, air liur menetes ˄ ada yang tumbuh di mulut] = MB[abses peritonsiler, air liur menetes]+MB[abses peritonsiler, ada yang tumbuh di mulut]*(1-MB[abses peritonsiler, air liur menetes]) = 1 + 1 * (1-1) = 1

c. MD[abses peritonsiler, air liur menetes ˄ ada yang tumbuh di mulut] = MD[abses peritonsiler, air liur menetes]+MD[abses peritonsiler, ada yang

(16)

tumbuh di mulut]*(1-MD[abses peritonsiler, air liur menetes]) = 0 + 0 * (1-0) = 0

d. CF[abses peritonsiler, air liur menetes ˄ ada yang tumbuh di mulut] = 1 – 0 = 1 Maka, hasil perhitungan diperoleh bahwa pasien tersebut terdiagnosa menderita penyakit abses peritonsiler dengan nilai CF sebesar 1.

2. Menggunakan sistem SMS

(a) (b)

Gambar 3 Tampilan hasil capture SMS pada sistem Keterangan:

Gambar 3.a merupakan tampilan masukan SMS yang dikirimkan oleh user. SMS yang dikirimkan menggunakan format untuk melakukan diagnosa dengan memberikan 2 gejala, yaitu ada benjolan di mulut dan air liur menetes. Setelah SMS dari user diterima oleh sistem maka selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai CF (Certainty Factor / Faktor Kepastian) dengan menggunakan persamaan (1), (2) dan (3). Setelah diperoleh nilai CF untuk semua jenis penyakit yang mungkin, maka diambil jenis penyakit yang memiliki nilai CF yang tertinggi. Setelah diperoleh jenis penyakit yang memiliki nilai CF yang tertinggi, selanjutnya jenis penyakit tersebut dikirimkan kembali kepada user (Gambar 3.b).

(17)

3. Menggunakan sistem web (seperti ditunjukkan pada Gambar 4)

(a) (b)

Gambar 4 Tampilan halaman konsultasi dan hasil diagnosis pada halaman web

Keterangan:

Gambar 4.a merupakan tampilan halaman konsultasi yang terdapat pada sistem berbasis web. Pada sistem berbasis web, user cukup memilih jenis gejala yang dialaminya. Setelah user memasukkan semua gejala yang dialami dan meng-klik tombol proses, maka selanjutnya sistem akan melakukan perhitungan untuk mencari nilai CF terhadap semua jenis penyakit yang mungkin. Setelah diperoleh nilai CF terhadap semua jenis penyakit yang mungkin, maka kemudian diambil jenis penyakit yang memiliki nilai CF yang tertinggi dan ditampilkan pada sistem (Gambar 4.b).

(18)

Berikut ini adalah contoh tampilan sistem berbasis SMS apabila user ingin memperoleh informasi selain konsultasi.

(a) (b)

Gambar 5 Tampilan format untuk melakukan konsultasi

(a) (b)

(c)

Gambar 6 Tampilan untuk melihat kata sms yang digunakan untuk konsultasi

Keterangan:

Gambar 5.a merupakan tampilan SMS pada saat user ingin mengetahui format SMS yang harus dikirimkan apabila user ingin melakukan konsultasi via SMS. Setelah

(19)

sms tersebut dikirim ke sistem, selanjutnya sistem akan mengirimkan SMS yang berisi format yang digunakan untuk melakukan konsultasi (Gambar 5.b)

Gambar 6.a merupakan tampilan SMS pada saat user ingin mengetahui jenis-jenis gejala yang dapat diproses oleh sistem. Setelah SMS diterima oleh sistem, maka sistem akan otomatis mengirimkan balasan yang berisikan jenis-jenis gejala yang dapat diproses. Selain itu, gejala-gejala tersebut juga memiliki singkatan, dimana singkatan tersebut digunakan oleh user untuk memasukkan jenis-jenis gejalanya (Gambar 6.b dan 6.c). Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan SMS apabila terdapat banyak gejala yang dimiliki oleh user karena seperti diketahui bahwa isi 1 kali SMS hanya dibatasi sebanyak 160 karakter.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Sistem pakar dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit THT (Telinga, Hidung, Tenggorok) seseorang berdasarkan gejala yang diberikan.

b. Sistem pakar yang dibangun dapat digunakan berbasis SMS ataupun web, sehingga memudahkan pengguna.

2. Saran

a. Diharapkan sistem ini dapat dikembangkan sehingga dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai macam penyakit (tidak sebatas THT).

b. Diharapkan data yang digunakan dapat diperbaiki dengan cara melakukan diskusi antara beberapa pakar sehingga data yang ada dapat lebih variatif.

(20)

Daftar Pustaka

Arhami, M. (2005). Konsep Dasar sistem Pakar. Yogyakarta : Andi Offset.

Iwan (2007). “Modul PHP”. http://oneesc.wordpress.com/2007/04/14/php/. Diakses pada 28 September 2007.

Kurniasih, D. (2006). “Seputar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok”.

http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg01674.html. Diakses pada 18

September 2007

Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta : Graha Ilmu.

Lanangmulia.(2007).“Lanangmulia.net”.http://lanangmulia.net/detailpage.php?id=47&

menu=Layanan%20Kami. Diakses pada 18 September 2007

Murjantyo, C. H. (2006). “Seputar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok”.

http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg01674.html.

Diakses pada 18 September 2007.

Rahman, S. (2007). “Otolaringologi”. http://id.wikipedia.org/wiki/Otolaringologi. Diakses pada 18 September 2007.

Ramnarayan, P.; Kulkarni, G.; Tomlinson, A.; dan Britto, J. (2004). “ISABEL: A Novel Internet-Delivered Clinical Decision Support System. Healthcare Computing”.

www.health-informatics.org/hc2004/P28_Ramnarayan. Diakses pada November

2004.

Wicaksono, A. (2007). “Membangun SMS Gateway dengan Linux dan Nokia”.

http://www.sms.or.id/article/pdf/GSM%20SMS%20Gateway%20with%20Nokia.pd f. Diakses pada 18 September 2007.

Wikipedia. (2007). “Wikimedia Foundation, Inc”. http://en.wikipedia.org/ wiki/Mycin. Diakses pada Februari 2007

(21)

Lampiran 1 Data nilai MB dan MD dari gejala yang terdapat pada basis pengetahuan

No Gejala contract ulcers abses parafaringeal abses peritonsiler

MB MD MB MD MB MD

1 demam 1 0 1 0

2 sakit kepala 0.5 0.5

3 nyeri saat bicara atau menelan 1 0 1 0 1 0

4 batuk

5 hidung tersumbat

6 nyeri telinga 1 0

7 nyeri tenggorokan 0.8 0.1

8 hidung meler

9 letih dan lesu

10 mual dan muntah 0.9 0

11 selaput lendir merah dan bengkak

12 ada benjolan di leher

13 nyeri leher

14 pembengkakan kelenjar getah bening 1 0

15 pendarahan hidung

16 suara serak 0.9 0.1 1 0

17 bola mata bergerak tanpa sadar

18 dahi sakit

19 leher bengkak 1 0

20 tuli

21 ada yang tumbuh di mulut

22 air liur menetes 1 0

23 berat badan turun

24 bunyi nafas abnormal

25 infeksi sinus

26 nyeri antara mata

27 nyeri pinggir hidung

28 nyeri pipi di bawah mata

29 nyeri wajah

30 perubahan kulit

31 perubahan suara

32 radang gendang telinga

33 sakit gigi

34 serangan vertigo

35 telinga berdenging

36 telinga terasa penuh

37 tenggorokan gatal

(22)

No Gejala barotitis media deviasi septum faringitis

MB MD MB MD MB MD

1 demam 0.5 0 1 0

2 sakit kepala 1 0 0.9 0.1 0.9 0.1

3 nyeri saat bicara atau menelan 1 0

4 batuk

5 hidung tersumbat 1 0

6 nyeri telinga 1 0 0.5 0.5

7 nyeri tenggorokan 1 0

8 hidung meler

9 letih dan lesu 0.9 0.1

10 mual dan muntah

11 selaput lendir merah dan bengkak

12 ada benjolan di leher

13 nyeri leher 0.5 0.5

14 pembengkakan kelenjar getah bening 1 0

15 pendarahan hidung 1 0

16 suara serak

17 bola mata bergerak tanpa sadar

18 dahi sakit

19 leher bengkak

20 tuli

21 ada yang tumbuh di mulut

22 air liur menetes

23 berat badan turun

24 bunyi nafas abnormal

25 infeksi sinus 1 0

26 nyeri antara mata 0.9 0.1

27 nyeri pinggir hidung

28 nyeri pipi di bawah mata

29 nyeri wajah 0.8 0.1

30 perubahan kulit

31 perubahan suara

32 radang gendang telinga

33 sakit gigi

34 serangan vertigo

35 telinga berdenging

36 telinga terasa penuh

37 tenggorokan gatal

(23)

      kanker

No Gejala laring

leher & kepala

leher

metastatik nasofaring tonsil

MB MD MB MD MB MD MB MD MB MD

1 demam

2 sakit kepala

3 nyeri saat bicara atau menelan 1 0 1 0

4 batuk 0.7 0

5 hidung tersumbat 1 0

6 nyeri telinga 0.8 0

7 nyeri tenggorokan 0.8 0 0.9 0.1

8 hidung meler

9 letih dan lesu

10 mual dan muntah

11 selaput lendir merah dan bengkak

12 ada benjolan di leher 1 0 1 0 1 0

13 nyeri leher 0.9 0

14 pembengkakan kelenjar getah bening

15 pendarahan hidung 1 0 1 0

16 suara serak 1 0

17 bola mata bergerak tanpa sadar

18 dahi sakit

19 leher bengkak

20 tuli

21 ada yang tumbuh di mulut

22 air liur menetes 0.9 0

23 berat badan turun

24 bunyi nafas abnormal 1 0

25 infeksi sinus 1 0

26 nyeri antara mata

27 nyeri pinggir hidung

28 nyeri pipi di bawah mata

29 nyeri wajah

30 perubahan kulit 1 0

31 perubahan suara 1 0

32 radang gendang telinga

33 sakit gigi

34 serangan vertigo

35 telinga berdenging 1 0

36 telinga terasa penuh

37 tenggorokan gatal

(24)

No Gejala laringitis neuronitis vestibularis osteosklerosis otitis media akut MB MD MB MD MB MD MB MD 1 demam 1 0 1 0 2 sakit kepala 1 0

3 nyeri saat bicara atau menelan 1 0

4 batuk 1 0

5 hidung tersumbat 1 0

6 nyeri telinga 1 0

7 nyeri tenggorokan

8 hidung meler

9 letih dan lesu 1 0 0.8 0

10 mual dan muntah 1 0 0.5 0.5

11 selaput lendir merah dan bengkak 1 0

12 ada benjolan di leher

13 nyeri leher

14 pembengkakan kelenjar getah bening 0.8 0

15 pendarahan hidung

16 suara serak

17 bola mata bergerak tanpa sadar 0.5 0.5

18 dahi sakit 0 1

19 leher bengkak

20 tuli 1 0

21 ada yang tumbuh di mulut

22 air liur menetes

23 berat badan turun

24 bunyi nafas abnormal

25 infeksi sinus

26 nyeri antara mata

27 nyeri pinggir hidung

28 nyeri pipi di bawah mata

29 nyeri wajah

30 perubahan kulit

31 perubahan suara

32 radang gendang telinga 1 0

33 sakit gigi

34 serangan vertigo 0.5 0

35 telinga berdenging 1 0

36 telinga terasa penuh

37 tenggorokan gatal 1 0

(25)

No Gejala meniere tonsilitis tumor syaraf pendengaran vertigo postular MB MD MB MD MB MD MB MD 1 demam 1 0 0.6 0 2 sakit kepala 1 0

3 nyeri saat bicara atau menelan 1 0

4 batuk 0.5 0

5 hidung tersumbat

6 nyeri telinga 0.8 0 0.8 0

7 nyeri tenggorokan 1 0

8 hidung meler

9 letih dan lesu 1 0

10 mual dan muntah 1 0 1 0

11 selaput lendir merah dan bengkak

12 ada benjolan di leher

13 nyeri leher

14 pembengkakan kelenjar getah bening 1 0

15 pendarahan hidung

16 suara serak

17 bola mata bergerak tanpa sadar 1 0

18 dahi sakit

19 leher bengkak

20 tuli 1 0

21 ada yang tumbuh di mulut

22 air liur menetes

23 berat badan turun

24 bunyi nafas abnormal

25 infeksi sinus

26 nyeri antara mata

27 nyeri pinggir hidung

28 nyeri pipi di bawah mata

29 nyeri wajah

30 perubahan kulit

31 perubahan suara

32 radang gendang telinga

33 sakit gigi

34 serangan vertigo 1 0

35 telinga berdenging 1 0 1 0

36 telinga terasa penuh 1 0 0.8 0

37 tenggorokan gatal

(26)

sinusitis

No Gejala maksilaris frontalis etmoidalis sfenoidalis

MB MD MB MD MB MD MB MD

1 demam 1 0 1 0 1 0 1 0

2 sakit kepala 1 0 1 0 1 0 1 0

3 nyeri saat bicara atau menelan

4 batuk 1 0 0.8 0 0.5 0 0.5 0

5 hidung tersumbat 1 0 1 0 1 0 1 0

6 nyeri telinga 1 0

7 nyeri tenggorokan

8 hidung meler 1 0 1 0 1 0 1 0

9 letih dan lesu 1 0 1 0 1 0 1 0

10 mual dan muntah

11 selaput lendir merah dan bengkak 1 0 0.9 0 1 0 1 0

12 ada benjolan di leher

13 nyeri leher 0.5 0.5

14 pembengkakan kelenjar getah bening

15 pendarahan hidung

16 suara serak

17 bola mata bergerak tanpa sadar

18 dahi sakit 1 0 1 0

19 leher bengkak

20 tuli

21 ada yang tumbuh di mulut

22 air liur menetes

23 berat badan turun

24 bunyi nafas abnormal

25 infeksi sinus

26 nyeri antara mata

27 nyeri pinggir hidung

28 nyeri pipi di bawah mata

29 nyeri wajah

30 perubahan kulit

31 perubahan suara

32 radang gendang telinga 1 0

33 sakit gigi 1 0

34 serangan vertigo 1 0

35 telinga berdenging

36 telinga terasa penuh

37 tenggorokan gatal

(27)

Lampiran 2 Laporan Keuangan Pemasukan No Sumber Jumlah 1 DIKTI Rp. 2.462.500,00 Total Rp. 2.462.500,00 Pengeluaran

No Keperluan Tanggal Pengeluaran Jumlah

1 Konsumsi Rapat 21 Maret 2008 Rp. 50.000,00

2 Transportasi 25 Maret 2008 Rp. 60.000,00

3 Pembelian modem SMS 30 Maret 2008 Rp. 750.000,00

4 Pembelian kabel data modem 30 Maret 2008 Rp. 100.000,00

5 Pembelian buku literatur 4 April 2008 Rp. 126.000,00

6 Konsumsi Rapat 10 April 2008 Rp. 50.000,00

7 Pembelian pulsa untuk uji sistem 14 April 2008 Rp. 53.000,00

8 Transportasi 19 April 2008 Rp. 60.000,00

9 Pembelian buku literatur 25 April 2008 Rp. 127.000,00

10 Pembelian pulsa untuk uji sistem 4 Mei 2008 Rp. 53.000,00

11 Honor pakar (non pembimbing) 6 Mei 2008 Rp. 500.000,00

12 Konsumsi Rapat 10 Mei 2008 Rp. 50.000,00

13 Pembelian kertas 12 Mei 2008 Rp. 31.000,00

14 Pembelian buku literatur 13 Mei 2008 Rp. 143.000,00

15 Pembelian tinta printer 14 Mei 2008 Rp. 30.000,00

16 Pembelian pulsa untuk uji sistem 21 Mei 2008 Rp. 53.500,00

17 Pembelian buku literatur 26 Mei 2008 Rp. 62.000,00

18 Konsumsi Rapat 31 Mei 2008 Rp. 50.000,00

19 Pembelian pulsa untuk uji sistem 3 Juni 2008 Rp. 54.000,00

20 Transportasi 6 Juni 2008 Rp. 60.000,00

Gambar

Gambar 2 Alur kerja perangkat lunak
Tabel 1 Spesifikasi perangkat lunak  No
Gambar 3 Tampilan hasil capture SMS pada sistem  Keterangan:
Gambar 4 Tampilan halaman konsultasi dan hasil diagnosis pada halaman web
+2

Referensi

Dokumen terkait

Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2002), hlm 4.. 1) Peneliti sudah cukup lama mengajar di SDN Kraton, sehingga peneliti sudah mengenal dengan

Penggunaan produk beton pracetak dalam negeri yang memiliki mutu tinggi sebagai struktur utama tanggul dan pemilihan metode pemasangan yang inovatif, menghasilkan kualitas

GeckskinTM adalah produk bahan kain perekat tipis yang hanya dengan seukuran kartu nama saja bahan ini mampu menahan beban lebih dari 300 kg jika ditempelkan pada permukaan

Dengan melibatkan sistem dengan data spasial yang ada pada akhirnya optimasi distribusi dapat dilakukan dengan kontrol dan perencanaan yang lebih baik dari sebelumnya dengan

Oleh sebab itu, dibutuhkan perancangan kampanye sosial pendidikan seks dari orang tua kepada anak usia dini untuk mempermudah dan meyakinkan orang tua dalam memberikan

Hasilnya menunjukkan reaktor dengan tanaman Cyperus alternifolius berjumlah lima memiliki efektivitas lebih tinggi dalam penurunan konsentrasi ammoniak dibanding

Konsentrasi dari masing-masing senyawa ini ditentukan menggunakan metode eliminasi Gauss dalam bentuk program komputer yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman

PT Lancar Terus membuat surat kepada PT Untung Bersama dengan isi surat sebagai beikut:Kegiatan yang dilakukan perusahaan kami adalah jasa fotokopi, untuk mengakomodasi kegiatan