• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepata Tuahan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Tahun 2003:7). Untuk mewujudkan hal tersebut seorang guru perlu mengadakan inovasi baik strategi maupum metode dalam setiap pembelajaran

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Perkembangan di bidang pendidikan merupakan sarana dan wadah dalam pembinaan sumber daya manusia, oleh karena itu pendidikan perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan baik dalam pemerintah, masyarakat, dan keluarga.

Lembaga pendidikan senantiasa mengadakan peningkatan dan penyempurnaan mutu pendidikan. Salah satunya adalah melalui penggunaan model pembelajaran Mateamatika Realistik yang tepat dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran mempunyai peranan yang penting, karena strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang utama berhasil atau tidaknya seorang guru dalam mengajar.

Dalam dunia pendidikan yang semakin maju sekarang ini tidak bisa lepas dari peran masyarakat yang sangat kompleks. Hal ini perlu adanya pembaharuan (modernisasi) dalam pendidikan. Tanpa pendidikan yang memadai akan sulit bagi masyarakat manapun untuk mencapai tujuan, banyak ahli pendidikan yang berpandangan bahwa pendidikan merupakan kunci yang membuka pintu kearah modernisasi .

(2)

12

Dari data dokumen guru kelas IV SD Negeri Karangjati 3 Blora , prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan kurang baik, dengan skor yang dicapai maksimal hanya 75 sedangkan KKMnya 61. Berdasarkan hasil tersebut, selama ini guru dalam menyampaikan materi cenderung menggunakan metode ceramah, ekspositori dan kadang diselingi praktik. Dalam pembelajaran materi pecahan, guru biasanya menggunakan metode ekspositori sedangkan siswa hanya cenderung pasif. Disamping itu pemahaman konsep tentang relasi pecahan masih tergolong lemah, contohnya dalam menyamakan pecahan siswa masih kebingungan

Suatu kegiatan yang bernilai edukatif selalu diwarnai interaktif yang terjadi antara guru dengan anak didik. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di arahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran dimulai. Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntun adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat disukai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk dengan latar belakang berbeda. Ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang lain yaitu aspek internal, psikologis, dan biologis.

Mematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran suatu konseh diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis kebenaran , sebelumya sudah diterima , sehingga keterkaitan antar konsep dalam metematika bersifat sangat kuat dan jelas ( kurikulum KBK :2004 :22)

Pada mata pelajaran Matematika dalam hal ini Pecahan diperlukan penanaman konsep yang sangat kuat dikarenakan materi pelajaran tersebut berhubungan langsung dengan kehidupan sehari- hari siswa. Pecahan sendiri merupakan bilangan yang menggambarkan bagian dari keseluruan , bagian dari suatu daerah bagian dari suatu benda , atau bagian dari himpunan ( Parmin: 1998 : 110 ). Untuk memudahkan pembelajaran tentang pecahan tersebut diperlukan suatu

(3)

13

pendektanan yang dapat memudahkan siswa untuk menerima konsep pembelajaran tersebut .Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah RME Sebagai salah satu pendekatan pembelajaran “ Matematika Realistik” menginteraksikan segala komponen di dalam kelas dan lingkungan sekolah untuk di rancang sedemikian rupa sehingga semua berbicara dan bertujuan untuk kepentingan murid, agar murid dapat mengembangkan diri sesuai dengan IQ, EQ, dan SQ.

Matematika Realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dengan interaksi antara guru dan siswa yang terjalin dengan baik. Pendekatan membantu Matematika Realistik dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dengan cara memanfaatkan unsur-unsur yang ada pada siswa, misalnya rasa ingin tahu siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi- interaksi yang terjadi di dalam kelas. Metode ini mempunyai model pembelajaran berupa TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demontrasi, Ulangi, dan Rayakan). Ada beberapa alasan mengapa di dalam penelitian ini menerapkan model pembelajaran Matematika Realistik , antara lain:

1. Sebagai variasi dalam belajar sehingga siswa tidak merasa jenuh dan termotivasi untuk belajar.

2. Matematika Realistik merupakan salah satu metode pembelajaran yang menguaraikan tentang cara-cara baru yang mempermudah proses pembelajaran dan menekankan pada terciptanya suasana yang menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan mempunyai kemauan untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar (Bobbi Deporter, 2000).

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (RMEI) merupakan pendekatan dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan paradigma pendidikan sekarang. RMEI menginginkan adanya perubahan dalam paradigma pembelajaran, yaitu dari paradigma mengajar menjadi paradigma belajar (Marpaung, 2004). Pendidikan matematika realistik atau Realistic Mathematics Education (RME) mulai berkembang karena adanya keinginan meninjau kembali pendidikan matematika di Belanda yang dirasakan kurang bermakna bagi pebelajar. Gerakan

(4)

14

ini mula-mula diprakarsai oleh Wijdeveld dan Goffre (1968) melalui proyek Wiskobas. Selanjutnya bentuk RME yang ada sampai sekarang sebagian besar ditentukan oleh pandangan Freudenthal (1977) tentang matematika.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

PembelajaranMateamtiak Realistik dengan penggunaan media pandang dengar pada Materi Pecahan Kelas IV SD Negeri Karangjati 3 Blora”.

B. Identitas Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi suatu masalah yaitu : 1. Perlu adanya peningkatan dan penyempurnaan mutu pendidikan dengan

strategi pembelajaran.

2. Kurangnya minat siswa dalam pelajaran matematika.

3. Diperlukan alat bantu agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, dalam hal ini adalah CD Pembelajaran.

4. Pembelajaran yang dilakukan selama ini masih kurang bervariasi atau masih terpusat pada guru.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien dan terarah. Adapun hal – hal yang membatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peneliti hanya meneliti siswa kelas IV SD Karangjati 3 Blora semester 2 Tahun ajaran 2011/2012 pada materi pokok pecahan.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Matematika Realistik dengan penggunaan media pandang dengar.

3. Penelitian ini diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan di atas maka dapat di identifikasi permasalahan yaitu:

(5)

15

”Apakah melalui pendekatan pembelajaran dengan Matematika Realistik dan penggunaan media pandang dengar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang pecahan semester 2 di kelas IV Tahun Pelajaran 2011/ 2012 di SDN 3 Karangjati , Kab Blora ? ”

E. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pokok pecahan dikelas IV SD Karangjati 3 Blora tahun pelajaran 2011/2012 melalui model pembelajaran Matematika Realistik dengan penggunaan media pandang dengar.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti mengenai pembelajaran Matematika Realistik untuk pembelajaran selanjutnya. 2. Bagi guru, guru akan mempunyai inovasi baru terhadap sistem

pembelajaran, dengan inovasi sistem pembelajaran yang lebih konstektual maka mengajar menjadi sesuatu yang menarik dan menantang serta pembelajaran murid-murid yang lebih menyenangkan.

3. Bagi siswa, akan sangat menguntungkan dengan adanya penelitian ini karena siswa dapat mengenal model pembelajaran Matematika Realistik yang lebih kreaktif, enovatif dan aktif, dampaknya dapat mengubah pandangan siswa terhadap pembelajaran matematika dari matematika itu sulit, tidak menyenangkan menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan dan lebih mudah dipelajari.

Referensi

Dokumen terkait

Akidah Akhlak) dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa di SMA Ulul Albab Sepanjang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, sedanglcan

Sistem investigasi kematian yang wajib telah banyak diterapkan pada Negara berkembang (seperti Australia, Japan, USA, dan Eropa). Sistem memeriksa mayat sudah diberlakukan, sedangkan

Menimbang, dalam hukum acara pidana pada tahap pemeriksaan di siding Pengadilan, pada dasarnya penjelasan umum dan ketentuan Pasal 164 dan 196 KUHAP menyatakan bahwa

terapi musik instrumental 82% depresi ringan, 18% depresi berat, 2) setelah melakukan terapi musik instrumental 88% tidak depresi dan 12% depresi ringan, 3) hasil

Belanja Alat Tulis Kantor; Belanja Jasa Narasumber/Tenaga Ahli/Instruktur; Belanja Makanan Dan Minuman Harian Pegawai; Belanja Sewa Gedung/Kantor/Tempat; Belanja Bantuan Uang

Perintah untuk mencari suatu nama paket di dalam daftar isi server repositori yang sudah diunduh dengan sudo apt-get update.. Aturannya adalah kata kunci ditulis

NOTIS: Pemilihan sarung tangan spesifik untuk aplikasi khas dan tempoh penggunaan di tempat kerja perlu mengambil kira semua faktor relevan tempat kerja seperti, tetapi tidak terhad

Lain halnya dengan penlitian yang dilakukan oleh Kaunang (2013) yaitu Pengujian yang dilakukan untuk variabel kinerja keuangan perusahaan Economic Value Added (EVA)