• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Yesika Wulandari ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Yesika Wulandari ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA

KELAS VIII A SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh : Yesika Wulandari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan komunikasi antarpribadi melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 7 siswa. Sumber data berasal dari guru BK, wali kelas VIII A, observasi, dokumentasi, dan angket. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan dua metode penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif secara terpadu, maka teknik analisis data pun dilakukan secara terpadu.

Sebelum dilaklukan tindakan, hasil observasi dan angket menunjukkan bahwa ketujuh siswa yang menjadi subyek penelitian tersebut mempunyai komunikasi antarpribadi yang rendah. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok, ketujuh siswa mengalami peningkatan dalam komunikasi antarpribadinya dari kriteria kurang menjadi tinggi melalui dua siklus. Pasca siklus I diketahui ada peningkatan persentase keberhasilan 28,57%. Sedangkan hasil analisis komunikasi antarpribadi pasca siklus II memperoleh persentase keberhasilan sebesar 85,71%. Hal ini membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata kunci : komunikasi antarpribadi, layanan bimbingan kelompok.

(2)

2

THE EFFORTS TO IMPROVE THE STUDENTS’ INTERPERSONAL COMMUNICATION THROUGH GROUP COUNSELING SERVICE

AT CLASS VIII A OF SMP NEGERI 1 GONDANGREJO IN THE ACADEMIC YEAR OF 2015/2016

By :

Yesika Wulandari

ABSTRACT

The research is aimed at finding out the effort to improve the Students’ Interpersonal Communication Through Group Counseling Service at Class VIII A of SMP Negeri 1 Gondangrejo in the Academic Year of 2015/2016.

The research was an guidance and counseling action research. The research was conducted in two cycles, in which each cycle consisted of four steps: planning, action, observation, and reflection. The subjects of the research are 7 students at class VIII A of SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar Regency. The data sources were Guidance and Counseling teacher, the Class Teacher of VIII A, observation, documentation, and questionnaire. The data validity in the research used source triangulation and technique triangulation. The technique of analyzing data employed integrative qualitative and quantitative analysis.

Before giving treatment, the result of observation and questionnaire showed that the seven students which became the subjects of the research have low interpersonal communication. After receiving treatment through two cycles, their interpersonal communication skill improves from low to high level. After cycle I, there was an improvement of 28.57 %, while after cycle II the percentage become higher as 85.71 %. This proves that group counseling service is effective to improve the students’ interpersonal communication at class VIII A of SMP Negeri 1 Gondangrejo in the academic year of 2015/2016.

(3)

3

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistinganah dengan judul Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Antar Teman Sebaya Menggunakan Bimbingan Kelompok Berbasis Permainan Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Parangkancanggah Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013 diperoleh data bahwa bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi. Dibuktikan dengan adanya kenaikan sebesar 30,3% pada komunikasi antar teman sebaya melalui layanan bimbingan kelompok berbasis permainan.

Siswa di Sekolah Menengah pertama (SMP) memasuki tahap perkembangan remaja. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak – kanak yang penuh ketergantungan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Perubahan yang terjadi masa remaja akan mempengaruhi perilaku siswa tergantung pada kemampuan atau kemauan siswa untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain, sehingga ia dapat memperoleh pandangan yang baru dan yang lebih baik.

Fenomena yang terjadi di lapangan mengenai tingkat komunikasi antarpribadi pada SMP Negeri 1 Gondangrejo setelah observasi selama Program Pengalaman Lapangan (PPL) menunjukkan rendahnya tingkat komunikasi antarpribadi di sekolah tersebut. Hal itu terlihat dari banyak kasus, diantaranya munculnya kelompok-kelompok yang terkesan tidak menyatu dalam lingkungan sosial yang luas. Tidak sedikit pula adanya hambatan komunikasi dengan lingkungan, guru serta teman yang ditunjukkan dengan terjadinya kesalahpahaman dalam menerima

informasi dari teman sebaya ketika berkomunikasi seperti ketika memanggil teman dengan menggunakan nama yang tidak sesuai, menyelipkan kata-kata kotor dalam percakapan. Tentu saja hal tersebut bisa menimbulkan efek yang lebih luas terhadap proses komunikasi antarpribadi. Seperti halnya munculnya kasus-kasus bullying. Adapun yang berkaitan pula dengan rendahnya tingkat komunikasi antarpribadi siswa yaitu kurangnya percaya diri sehingga mampu menjauhkan diri dari lingkungan sosial (terisolir).

Penyebab rendahnya komunikasi antarpribadi di SMP Negeri 1 Gondangrejo salah satunya dikarenakan kurang optimalnya layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan di sekolah tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan sebuah penelitian untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok yang terfokus dalam meningkatkan komunikasi antarpribadi. Layanan bimbingan kelompok memiliki berbagai kelebihan diantaranya mampu melatih individu untuk membina keakraban bersama teman-teman dalam kelompok dan teman-teman di luar kelompok. Bimbingan kelompok juga mampu melatih individu untuk bertenggang rasa serta mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016 yaitu:

1. Rendahnya tingkat komunikasi antarpribadi dengan individu lain disekitarnya.

2. Masih adanya komunikasi yang menyimpang yang menyebabkan tidak maksimalnya informasi yang disampaikan.

(4)

4

3. Adanya siswa yang merasa terisolir karena kurang percaya diri dalam berkomunikasi antarpribadi.

4. Kurang maksimalnya layanan bimbingan kelompok.

Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, masalah yang diangkat dalam skripsi ini terlalu luas jika diteliti menyeluruh. Maka dari itu agar masalah tidak melebar penulis membatasi pada masalah upaya meningkatkan komunikasi antarpribadi melalui layanan bimbingan kelompok pada pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka dapat diketahui perumusan masalah yaitu bagaimana upaya meningkatkan komunikasi antarpribadi melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui upaya meningkatkan komunikasi antarpribadi melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling, pengembangan layanan bimbingan kelompok serta komunikasi antarpribadi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Dapat memberikan masukan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan

komunikasi antarpribadi sehingga dapat berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat umum.

b. Bagi Guru Pembimbing atau Konselor

Dapat memberi masukan yang sangat berguna bagi guru pembimbing dalam menerapkan layanan bimbingan kelompok untuk dapat mengembangkan kemampuan komunikasi antarpribadi dan siswa.

METODE PENELITIAN Seting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gondangrejo Karanganyar. Pemilihan tempat itu didasarkan pada pertimbangan hasil observasi singkat yang menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok pada sekolah tersebut kurang maksimal sehingga komunikasi antarpribadi siswanya kurang baik.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A Siswa SMP Negeri 1 Gondangrejo yang berjumlah 10 siswa. Menurut Prayitno (2012:157) jumlah ideal anggota kelompok dalam layanan bimbingan kelompok adalah tidak lebih dari 10 orang. Peneliti memilih 10 siswa sebagai anggota kelompok secara heterogen (5 siswa putra dan 5 siswa putri).

Data dan Sumber Data

Data penetitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan komunikasi antarpribadi siswa, konflik-konflik yang sering terjadi akibat rendahnya kemampuan komunikasi antarpribadi, serta layanan bimbingan kelompok yang sudah terlaksana sebelumnya. Data penelitian itu

(5)

5

dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi :

1. Informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa

2. Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa data sosiometri, DCM, AUM, dan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) serta laporan pelaksanaan program (lapelprog). Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Menurut Anwar Sutoyo (2012:189), angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Sedangkan menurut Suharsimi Arikuto (2006:252), angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. 2. Pedoman Observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan tahap-tahap yang sudah baku atau belum. Dalam penelitian tindakan ini, pedoman observasi digunakan sebagai pendukung data kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, pedoman observasi ini hanya berupa garis-garis besar atau butir-butir umum yang akan diamati (Sukiman, 2011:143). Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian kuantitatif, kriterian utama terhadap data hasil penelitian adalah

valid, reliable, dan obyektif. Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian (Sugiyono, 2014:361). Menurut Saifuddin A memandang validitas mengandung arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Anwar Sutoyo, 2012:71).

Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi dalam pengujian ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu(Sugiyono, 2014:365). Namun dalam penelitian ini menerapkan dua triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data.

Menurut Sugiyono, triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda – beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda – beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2014:327).

Teknik Analisis Data 1. Analisis Kuantitatif

Untuk mengetahui tingkat komunikasi antarpribadi peneliti menggunakan rumus persentase sebagai berikut (Dede Rahmat Hidayat dan Aip Badrujaman, 2012:171) :

P = (n : N) x 100% Keterangan:

P = persentase

n = skor nilai yang diperoleh N = skor maksimal

(6)

6

Angket kemandirian menggunakan skor 1 sampai 4. Panjang interval kriteria komunikasi antarpribadi ditentukan dengan cara sebagai berikut : Persentase skor maksimum= (4 : 4) × 100 % = 100 %

Persentase skor minimum = (1 : 4) × 100 % = 25 %

Rentang persentase skor = 100 % - 25 % = 75 %

Banyak kriteria = 4 (rendah, kurang, sedang, tinggi) Panjang kelas interval = rentang : banyaknya = 75%: 4 = 18,75%

Berdasarkan perhitungan di atas maka kriteria penilaian komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut :

Tabel Kriteria Penilaian Komunikasi Antarpribadi Siswa

Interval Kriteria 81,26 % - 100 % Tinggi 62,51 % - 81,25 % Sedang 43,76 % - 62,50 % Kurang 25,00 % - 43,75 % Rendah 2. Analisis Kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang memberikan informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang pelaksanaan tindakan (layanan bimbingan kelompok). Menurut Sugiyono (2014:335) tahap analisis data penelitian kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan Tahap Analisis Data

Indikator Kinerja

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini akan dilihat melalui dua aspek, yaitu:

1. Skor/nilai yang diperoleh dari hasil siklus 1 adalah 60 % dan pada siklus 2 mencapai minimal 75% untuk hasil observasi peran peneliti dan siswa dalam pelaksanaan tindakan.

2. Skor/nilai yang diperoleh dari hasil pasca siklus mencapai minimal 50% siswa pada kategori tinggi untuk tingkat komunikasi antarpribadinya.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research). Menurut Rochman Natawidjaja (dalam Sukiman, 2011:77) PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu. Dari pengertian PTK diperoleh informasi tentang pelaksanaan PTK BK dimulai dari adanya permasalahan praktis yang dihadapi guru BK sekaitan dengan sikap dan tingkah laku siswa yang masuk dalam kategori maladjusted, dan ditindak lanjuti upaya memilih tindakan layanan BK yang tepat untuk mengatasi masalah praktis tersebut.

Desain penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral Kemmis dan Taggart (dalan Pardjono, 2007:22), yaitu berupa untaian-untaian dengan satu perangkat yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (siklus penelitian). Penelitian ini dilaksanakan minimal dalam dua siklus, berikut visualisasi gambarnya: Pengumpulan Data Reduksi Data Menarik Kesimpulan Penyajian Data

(7)

7

Bagan Proses Dasar Penelitian Tindakan (Pardjono, 2007:22)

Berdasarkan rancangan siklus tersebut, maka peneliti menyusun langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut: 1. Siklus 1 a. Perencanaan b. Tindakan c. Observasi d. Refleksi 2. Siklus II a. Perencanaan b. Tindakan c. Observasi d. Refleksi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Dari tindakan yang sudah dilakukan pada masing-masing siklus, dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo membutuhkan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Kedua siklus tersebut menunjukkan capaian haisl perubahan yang berbeda-beda. Untuk memperjelas hasil tindakan tiap siklus maka perlu dibuat perbandingan hasil tindakan tiap siklus.

Tabel Perbandingan persentase hasil angket sebelum dan sesudah tindakan pada siklus I. Nama Siswa Jenis Kelamin Persentase Sebelum Kriteria Persentase Sesudah Kriteria

A.D L 60,000 % Kurang 76,875 % Sedang A.S L 58,125 % Kurang 80,000 % Sedang A.A P 54,375 % Kurang 73,125 % Sedang N.P P 59,375 % Kurang 75,000 % Sedang P.S P 62,500 % Kurang 81,875 % Tinggi S.P L 53,750 % Kurang 62,500 % Kurang Y.N P 62,500 % Kurang 87,500 % Tinggi

Tabel Perbandingan persentase hasil angket sesudah tindakan pada siklus I dan sesudah tindakan pada siklus II. Nama Siswa Jenis Kelamin Persentase Sebelum Kriteria Persentase Sesudah Kriteria

A.D L 76,875 % Sedang 81,875 % Tinggi A.S L 80,000 % Sedang 82,500 % Tinggi A.A P 73,125 % Sedang 88,750 % Tinggi N.P P 75,000 % Sedang 87,500 % Tinggi P.S P 81,875 % Tinggi 88,750 % Tinggi S.P L 62,500 % Kurang 80,000 % Sedang Y.N P 87,500 % Tinggi 91,250 % Tinggi

Tabel Kriteria Penilaian Komunikasi Antarpribadi Siswa

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis persentase yang telah dilaksanakan, layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa memiliki persentase keberhasilan pada siklus pertama sebesar 28,57 %. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus I bimbingan kelompok belum dapat meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa, sehingga harus dilakukan layanan bimbingan kelompok siklus II yang memiliki persentase keberhasilan sebesar 85,71 %. Perubahan pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan layanan bimbingan

Interval Kriteria 81,26 % - 100 % Tinggi 62,51 % - 81,25 % Sedang 43,76 % - 62,50 % Kurang 25,00 % - 43,75 % Rendah

(8)

8

kelompok untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Perubahan di atas sesuai dengan teori Winkle dan Hastuti (2010:547) yang menyebutkan tujuan dari layanan bimbingan kelompok adalah menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta meningkatkan mutu kerjasama dalam kelompok guna mencapai aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Tujuan dari layanan bimbingan kelompok ini sendiri yaitu untuk meningkatkan komuniaksi antarpribadi siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo, dan memang benar bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan komunikasi antarpribadi siswa dengan anggota kelompok yang terdiri dari 10 orang, diantaranta 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Adapun ada 7 siswa yang mempunyai persentase komunikasi antarpribadi kurang.

Hal ini pun sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Syamsudin dengan judul Upaya Meningkatkan Kualitas Komunikasi Antar Pribadi melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik Modeling Pada Siswa Kelas X RPL A SMK Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2014/2015, dari penelitian tersebut menunjukkan hasil analisis data yang terlihat yaitu sebelum layanan bimbingan kelompok dengan teknik modeling diberikan, siswa dapat berkomunikasi dengan baik tetapi masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, banyak siswa yang cenderung diam ketika diberi kesempatan bertanya pada saat proses pembelajaran, masih terdapat siswa yang bergurau atau bercanda berlebihan saat mengikuti pembelajaran di kelas dan masih terdapat kualitas komunikasi

antar pribadi siswa yang kurang baik dengan teman di sekolah.

Berdasarkan analisis data dan dengan penguatan dari pendapat ahli serta hasil penelitian terdahulu, maka upaya meningkatkan komunikasi antarpribadi melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016 berhasil dilakukan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Upaya meningkatkan komunikasi antarpribadi pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Gondangrejo tahun pelajaran 2015/2016 berhasil dilakukan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

2. Layanan bimbingan kelompok memiliki persentase keberhasilan pada siklus I sebesar 28,57% dengan hanya 2 siswa dari 7 siswa yang mengalami peningkatan dari kriteria kurang menjadi tinggi. Sedangkan pada siklus II memiliki persentase keberhasilan sebesar 85,71% dengan 6 siswa dari 7 siswa mengalami perubahan dari kriteria kurang menjadi kriteria tinggi, dan hanya 1 siswa yang belum termasuk ke dalam kriteria tinggi melainkan di kriteria sedang. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut kepada :

1. Siswa

Siswa diharapkan lebih mengembangkan komunikasi antarpribadi yang ada pada dirinya, supaya dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu bersosialisasi dengan baik di

(9)

9

lingkungan. Karena komunikasi antarpribadi yang baik dapat menjadi bekal untuk meraih kesuksesan.

2. Guru Bimbingan dan Konseling Perlu adanya variasi dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling, diantaranya penerapan layanan bimbingan kelompok. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang maksimal dapat membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi yang ada pada diri siswa. DAFTAR PUSTAKA

Anwar Sutoyo, 2012. Pemahaman

Individu. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Pardjono, 2007. Panduan Penelitian

Tindakan Kelas. Yogyakarta :

Lembaga Penelitian UNY.

Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, Dan

Kombinasi (Mixed Methods).

Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, 2006. Prosedur

Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Sukiman, 2011. Penelitian Tindakan

Kelas Untuk Guru Pembimbing

(Bimbingan Dan Konseling).

Yogyakarta : Paramitra Publishing. Sulistinganah, 2013. Skripsi :

Meningkatkan Kemampuan

Komunikasi Antar Teman Sebaya

Menggunakan Bimbingan

Kelompok Berbasis Permainan Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Parangkancanggah Kabupaten

Banjarnegara Tahun Ajaran

Gambar

Tabel  Kriteria  Penilaian  Komunikasi Antarpribadi Siswa
Tabel  Perbandingan  persentase  hasil  angket  sesudah  tindakan  pada  siklus  I  dan  sesudah  tindakan  pada  siklus  II

Referensi

Dokumen terkait

3) Pusat Penelitian Kelautan dan Perikanan, yakni dengan adanya kawasan riset tentang potensi kelautan dan perikanan. Hal ini sangat mendasar karena wilayah Kabupaten

 Pembentukan Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Kabupaten Banjarnegara sesuai dengan Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor: 700/1290

Adapun yang dimaksud dengan standar pelayanan (LAN, 2003) adalah suatu tolok ukur yang dipergunakan untuk acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji

Sedangkan arahan dari Asisten III Bupati Aceh Timur, Safrizal mewakili Bupati mengatakan, menyambut baik atas dilaksanakan kegiatan ini dan diharapkan ke depanya, Kecamatan-Kecamatan

Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima

Jika ditinjau dari sudut pandang lembaga pemasaran maka pola 2 yang lebih efisien karena pada pola 2 terjadi pembagian keuntungan yang lebih merata atau adil, margin tataniaganya

2 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Kehilangan Pembatalan dan Memperoleh Kembali Kewarganegaraan Republik Indonesiapada Pasal 31 ayat (1) huruf g dan dalam UU

Haslinda dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Sentra Bahan Alam Melalui Pendekatan Saintifik pada Anak Usia Dini di Raudhatul Athfal Kelas B