• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Barat. b. Polisi lalu lintas berjenis kelamin laki-laki. diberikan peneliti. tugas keadministrasian di kantor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Barat. b. Polisi lalu lintas berjenis kelamin laki-laki. diberikan peneliti. tugas keadministrasian di kantor."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini mempunyai karakterisktik sebagai berikut,

a. Polisi lalu lintas yang beroperasi di daerah Jakarta Barat.

b. Polisi lalu lintas berjenis kelamin laki-laki.

c. Tidak ada batasan umur untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti.

d. Memiliki pengalaman bekerja di lapangan minimal selama satu tahun. Karakteristik ini ditetapkan untuk membedakan polisi lalu lintas yang menjadi subjek penelitian ini dengan polisi lalu lintas yang menjalankan tugas keadministrasian di kantor.

3.1.1 Teknik Pengambilan Sampel

Sagian dan Sugiarto (2002) menjelaskan bahwa sampling adalah bagian dari metode statistika yang penting karena di dalamnya mengulas tentang tata cara pengambilan sampel yang representatif. Adi (2004) menguraikan sampling merupakan pemilihan subjek (individu) atau objek (benda) yang diambil dari suatu kesatuan atau keseluruhan untuk mendapatkan mengenai kesatuan atau keseluruhan tersebut.

(2)

Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan probability sampling. Menurut Pujiati dan Rusliah (2007), probability sampling adalah metode sampling yang mensyaratkan setiap anggota populasinya memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.

Metode probability sampling yang digunakan untuk penelitian ini adalah sampling acak sederhana. Menurut Siagian dan Sugiarto (2000), sampling acak sederhana adalah setiap elemen populasi yang mempunyai peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Proses pengambilan sampel acak sederhana relatif mudah untuk populasi yang terbatas dan ukurannya kecil.

Peneliti memilih probability sampling acak sederhana karena setiap polisi lalu lintas di Jakarta Barat dapat diambil sebagai sampel dengan karakteristik subjek yang telah ditentukan oleh peneliti dan karena populasinya terbatas hanya di Jakarta Barat.

3.2 Desain Penelitian

3.2.1 Pengertian Penelitian

Menurut Zaharuddin (2006), penelitian adalah suatu pekerjaan percobaan untuk mengumpulkan literatur. Rianto (2004) menjelaskan bahwa penelitian adalah setiap usaha untuk mencari pengetahuan (ilmiah) baru menurut prosedur yang sistematis dan terkontrol melalui data empiris (pengalaman), yang artinya dapat beberapa kali diuji dengan hasil yang sama.

(3)

David (dalam Rianto, 2004) mengemukakan bahwa penelitian adalah berpikir secara sistematis mengenai jenis-jenis persoalan yang untuk pemecahannya diperlukan pengumpulan atau penafsiran fakta-fakta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 2 (1991) menguraikan penelitian sebagai pemeriksaan yang teliti; penyelidikan; atau pengumpulan, pengolahan, analisis, dan pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

3.2.2 Pengertian Desain Penelitian

Penerapan metode penelitian untuk memenuhi proses penelitian membutuhkan desain penelitian. Menurut Gulo (2000), desain penelitian adalah memaparkan apa, mengapa, dan bagaimana masalah tersebut diteliti dengan menggunakan prinsip-prinsip metodologis.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih jenis penelitian kuantitatif. Rubin dkk. (dalam Richard dan Lynn, 2008) menerangkan bahwa metode kuantitatif menuntut peneliti untuk melakukan pengamatan yang dapat dikuantifikasi (diubah dalam bentuk angka) dan kemudian peneliti mengolah angka-angka tersebut.

Agus (1999) menjelaskan pada umumnya metode kuantitatif dipahami sebagai penyajian data dengan angka-angka terhadap data yang bersifat abstrak. Biasanya, terhadap data yang tidak dapat dihitung, dibuat teknik-teknik supaya dapat

(4)

disajikan dengan memakai angka-angka, seperti menjadikannya variabel, skala ordinal, interval dan sebagainya. Menurut Seniati (2008), data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif berupa angka yang dianalisis secara statistik.

Sugiyono (2008) menguraikan bahwa metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak (random), pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.3 Lokasi Pengambilan Data

Lokasi yang akan digunakan dalam penelitian ini bertempat di pos polisi lalu lintas Jakarta Barat, yaitu

1. Pos Polisi Lalu Lintas Tomang. 2. Pos Polisi Lalu Lintas Roxy Square. 3. Pos Polisi Lalu Lintas Puri Kembangan. 4. Pos Polisi Lalu Lintas Jalan Panjang Relasi. 5. Pos Polisi Lalu Lintas Kalideres.

6. Pos Polisi Lalu Lintas Cengkareng. 7. Asrama Polisi Pesing.

8. Komplek Polri Kedaung Kali.

3.4 Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpul data / informasi, yakni kepada setiap responden diberikan sejumlah pertanyaan beserta

(5)

pilihan jawaban yang tersedia, lalu responden memberikan jawaban yang sesuai atau mendekati kondisi mereka yang sebenarnya. Umar (2002) mengemukakan bahwa kuesioner atau angket adalah alat pengumpulan data yang nantinya data tersebut akan diolah untuk menghasilkan informasi tertentu.

Penelitian ini menggunakan jenis kuesioner tertutup. Menurut Satu (2009), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah tersedia, responden tidak diberi kesempatan untuk memberikan jawaban lain karena jawaban sudah ada, responden hanya memilih jawaban sesuai pertanyaan yang dimaksud. Kuesioner tertutup ini berupa skala Likert.

Hermawan (2005) menjelaskan skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu objek tertentu.

Simamora (2004) menerangkan bahwa skala Likert banyak digunakan karena memberi peluang pada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan pada sebuah pernyataan. Santoso (2008) menjelaskan bahwa skala Likert adalah skala ordinal yang berisi beberapa alternatif jawaban. Penyajian dalam sebuah skala linkert untuk sebuah pertanyaan:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak Setuju

(6)

3.4.1 Kuesioner Sumber Stres

Peneliti mengukur sumber stres kerja polisi lalu lintas berdasarkan teori sumber stres yang dikemukakan oleh Siegel (2010). Berasarkan teori tersebut, terdapat empat domain sumber stres tersebut, peneliti menyusun kuesioner yang terdiri dari 20 pernyataan sebagai alat ukur sumber stres polisi lalu lintas, masing-masing mempunyai lima pernyataan yang mewakili setiap domain (lampiran 1).

3.4.2 Kuesioner Ways of Coping

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengukur pemilihan strategi penyesuaian diri polisi lalu lintas yaitu kuesioner Ways of Coping yang dibuat oleh Lazarus dan Folkman pada tahun 1984 yang diadaptasi oleh Dahlan (2005).

Tambuwun (2010) menjelaskan bahwa short form yang digunakan pada penelitian ini meliputi 6 pernyataan yang mewakili problem-focused coping, 12 pernyataan yang mewakili emotion-focused coping, dan 5 pernyataan yang mewakili religious-emotion-focused coping.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dahlan (2005), kuesioner ways of coping memiliki tiga domain yaitu problem-focused coping, emotion-focused coping, dan religius-focused coping. Penulis menyatukan items emotion-religius-focused coping dengan religious-focused coping karena pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan domain problem-focused coping, dan emotion-focused coping. Dengan pernyataan tersebut, peneliti menambahkan beberapa items yang akan diuji ulang validitas dan

(7)

reliabilitasnya bersamaan dengan items dari kuesioner ways of coping yang telah ada.

Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan penyajian jawaban sebagai berikut,

1= Hampir tidak pernah untuk dilakukan dalam mengatasi situasi stres yang saya hadapi.

2= Jarang saya lakukan dalam mengatasi situasi stres yang saya hadapi.

3= Kadang-kadang saya lakukan dalam mengatasi situasi stres yang saya hadapi.

4= Sering saya lakukan dalam mengatasi situasi stres yang saya hadapi.

5= Hampir selalu saya lakukan dalam mengatasi situasi stres yang saya hadapi.

Pada kuesioner Ways of Coping, terdapat tiga puluh lima pernyataan yang harus dijawab oleh subjek sesuai dengan kondisi dirinya yang sebenarnya. Untuk menjawabnya, subjek diinstruksikan membayangkan bahwa masing-masing pernyataan diawali dengan kalimat “Saat saya menghadapi stres, saya ....”. (lampiran 2).

3.5 Pengukuran

3.5.1 Pengukuran Penyesuaian Diri terhadap Stres (Coping Stress)

Pengukuran cara mengatasi stres (coping stress) menggunakan kuesioner Ways of Coping untuk mengukur cara

(8)

mengatasi stres dan kuesioner sumber stres untuk mengukur sumber stres yang dialami oleh polisi lalu lintas.

Dalam menyusun instrumennya, Tambuwun (2010) merujuk pada Dahlan (2005) yang telah menguji reabilitas dan validias kuesioner Ways of Coping dan menerjemahkannya kedalam bahasa Indonesia. Dahlan (dalam Primaldi, 2006), menambahkan hasil uji validitas dan reabilitas dari problem-focused coping (∂ = .81), emotion-problem-focused coping (∂ = .81), artinya Cronbach Alpha dari keduanya sebesar 0,81

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas yang baik. Nisfiannoor (2009), mengemukakan bahwa validitas penelitian terlihat pada sejauh mana kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitian yang baik mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Menurut Gibney dkk. (2005), reliabilitas adalah konsistensi pengukuran atau keadaan tidak terdapatnya kesalahan pengukuran. Reliabilitas dapat dianggap sebagai jumlah kesalahan yang dianggap masih dapat diterima bagi penggunaan instrumen pengkajian tertentu. Gibney dkk. (2005) menambahkan bahwa reliabilitas adalah derajat ketika suatu instrumen selalu memberikan hasil yang sama pada berbagai kejadian dengan asumsi bahwa perilaku responden tidak berubah selama pemakaian instrumen tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menguji coba reliabilitas dan validitas alat ukur kepada 25 responden yang berprofesi sebagai polisi.

(9)

Menurut Susanto (2008), reliabilitas suatu variabel konstruk dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0.60. Hasil yang didapat oleh peneliti dari uji reliabilitas terdapat kuesioner Ways of Coping sebesar 0.939. Dengan demikian, alat ukur ini sudah dapat dikatakan baik karena hasilnya lebih dari 0.60. (Lampiran 3).

Azwar dan Sugiono (2007) menyatakan bahwa items pada alat ukur dikatakan valid apabila hasilnya lebih dari 0,3. Hasil yang didapat dari uji validitas adalah,

• Item valid terdiri dari 29 items dengan skor corrected item total correlation lebih dari 0,3. Items nomor 1, 3, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, dan 34.

• Item tidak valid terdiri dari 6 items dengan skor corrected item total correlation kurang dari 0,3. Items nomor 2, 5, 6, 17, 30, dan 35.

Items yang tidak valid pada uji reliabilitas dan validitas ini, akan dihapus untuk dimasukkan kedalam kuesioner Ways of Coping untuk data lapangan.

3.5.2 Pengukuran Sumber Stres pada Polisi Lalu Lintas Pengujian reliabilitas dan validitas kepada 25 responden yang berprofesi sebagai polisi dengan menggunakan kuesioner sumber stres pada polisi lalu lintas. Hasil uji reliabilitas dan validitas dari alat ukur ini masih berpedoman pada uji validitas dan

(10)

reliabilitas alat ukur Ways of Coping Checklist dipembahasan sebelumnya, yaitu dengan skor correted item total correlation lebih dari 0,3 dan reliabilitas Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60.

Hasil uji reliabilitas validitas pada pengukuran sumber stres polisi lalu lintas sebesar 0,895. Reliabilitas ini sudah baik karena lebih dari 0,60. (lampiran 4).

Hasil uji validitas ini terdapat 15 item valid dan 5 items tidak valid yang nilai skor corrected item total correlation lebih dari 0.3, yaitu

• Item valid terdiri dari 15 items dengan skor corrected item total correlation lebih dari 0,3. Items nomor 1, 4 ,5 ,8 ,9 ,10 ,11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, dan 20.

• Item tidak valid terdiri dari 5 items dengan skor corrected item total correlation kurang dari 0,3. Items nomor 2, 3, 6, 7, dan 17.

Items yang tidak valid pada uji reliabilitas dan validitas ini, akan dihapus untuk dimasukkan kedalam kuesioner Sumber Stres untuk data lapangan.

3.6 Prosedur

3.6.1 Tahap persiapan

Tahap awal persiapan penelitian ini berlangsung dalam penelitian ini selama 2 bulan, terhitung dari tanggal 1 Maret 2011-31 April 2011.

(11)

Sebagai tahap awal penelitian ini, peneliti membuat sebuah kerangka sistematis berdasarkan topik penelitian untuk mengarahkan berjalannya proses penelitian ini. Setelah itu, peneliti mulai membuat pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Pada saat yang bersamaan, peneliti juga membuat tinjauan pustaka yang berisikan tentang teori-teori yang berkaitan erat dengan topik yang dijadikan penelitian oleh peneliti dan untuk menjelaskan lebih mendalam mengenai variabel-variabel yang tersusun dalam penelitian ini.

Proses selanjutnya, peneliti menyusun metodologi penelitian sebagai penunjang berjalannya proses pengukuran dari variabel-variabel terkait dalam penelitian ini, menentukan konstruk-konstruk sesuai dengan variabel yang dipilih oleh peneliti, dan selanjutnya dijabarkan dalam bentuk kuesioner, yaitu kuesioner sumber stres untuk mengukur sumber stres yang paling dominan dialami oleh subjek penelitian dan mengadaptasi kuesioner Ways of Coping.

3.6.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dalam waktu 1 bulan, terhitung pada tanggal 11 Juli 2011 - 31 Juli 2011. Awalnya peneliti melakukan uji coba alat ukur yang telah ditentukan konstruknya untuk sumber stres polisi lalu lintas dan kuesioner Ways of Coping lalu membagikan kuesioner tersebut kepada 25 responden yang berprofesi sebagai polisi lalu lintas.

(12)

Tahap selanjutnya, mengukur validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut. Setelah itu, peneliti mendapat item-item yang memenuhi kriteria alat ukur yang baik yaitu valid dan reliable.

Tahap berikutnya, mengambil data lapangan dengan jumlah responden sebanyak 100 responden dari polisi lalu lintas Jakarta Barat yang bersedia membantu dalam penelitian ini. Pengambilan data ini dilaksanakan pada lokasi pos-pos polisi yang sudah tertera pada poin 3.3 di atas.

Setelah data terkumpul, peneliti masuk dalam tahap pengolahan data menggunakan metode one way ANOVA melalui peranti lunak SPSS versi 16 untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang telah ditentukan oleh peneliti.

Tahap akhir dalam penelitian ini berupa kesimpulan penelitian dan saran yang dapat digunakan oleh penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

I myself make a declaration that this thesis which entitled ERROR ANALYSIS OF THE SECOND SEMESTER STUDENTS’ WRITING OF STUDY PROGRAM OF THE ENGLISH EDUCATION OF STAIN

Berdasarkan hasil dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang negatif dan signifikan antara keluarga disharmonis dan motivasi belajar dengan prestasi belajar

Nilai F-hitung sebesar59,115 dengan tingkat signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel bebas kecuali luas lahan (bobot tebu, rendemen dan tenaga

Manfaat dari penelitian yang dilakukan antaranya adalah agar dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan bagi bengkel Lima Sekawan khususnya dalam

dependent pada materi bangun datar segiempat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 2 siswa dengan

Pendapat dan pertimbangan Hukum Hakim adalah suatu pendapat Hukum Hakim yang diuraikan dengan menganalisis suatu fakta-fakta yang ada dalam persidangan. Yang mana Hakim

Aliran ini juga berpandangan bahwa perbuatan yang baik itu adalah perbuatan yang sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh hati nurani atau kekuatan batin yang ada

[r]