• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

165

bahasa dan nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur sebagai bahan ajar mata pelajaran bahasa Jawa tingkat SMA, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Analisis Gaya Bahasa dalam Serat Wedhatama Pupuh Pangkur

Gaya bahasa yang digunakan KGPAA Mangkunegara IV dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur menunjukkan kekhasan pengarang dalam menyusun karya sastra ini. Aspek gaya bahasa yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi gaya kata, gaya kalimat, gaya bunyi, pencitraan, dan pemajasan. Secara garis besar, berikut ini merupakan kesimpulan dari analisis gaya bahasa dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur.

a. Gaya Kata

Gaya kata yang terdapat dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur terdiri dari kata konotatif, kata seru, kata sapaan khas dan nama diri, konkret dan kata serapan. Secara keseluruhan penggunaan kata sapaan khas dan nama diri mendominasi atau yang sering muncul dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur.

b. Gaya Kalimat

Dalam analisis penelitian ini, gaya kalimat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat dengan penyiasatan struktur dan kalimat dengan sarana retorika. Gaya kalimat yang termasuk penyiasatan struktur dalam penelitian ini adalah kalimat inversi, elipsis, dan penggunaan konjungsi pada awal kalimat. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan konjungsi pada awal kalimat merupakan gaya kalimat dengan penyiasatan struktur yang paling sering muncul. Gaya kalimat yang termasuk sarana retorika dalam penelitian ini adalah kalimat paralelisme, repetisi, antiklimaks, antitesis, dan hiperbola. Berdasarkan hasil penelitian, gaya kalimat dengan sarana retorika yang paling sering muncul adalah kalimat repetisi.

(2)

c. Gaya Bunyi

Gaya bunyi dalam penelitian ini terdiri dari purwakanthi swara atau asonansi, sastra atau aliterasi, dan lumaksita. Berdasarkan hasil analisis, asonansi /a/ yang paling sering muncul. Aliterasi /ng/ merupakan aliterasi yang paling sering muncul, sedangkan pengulangan suku kata akhir baris dengan awal baris selanjutnya merupakan purwakanthi lumaksita yang paling sering muncul.

d. Pencitraan

Pencitraan yang digunakan Mangkunegara IV dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah pencitraan penglihatan, pendengaran, perabaan, dan gerak. Berdasarkan hasil analisis, pencitraan penglihatan dan pendengaran merupakan citraan yang sering muncul.

e. Pemajasan

Berdasarkan hasil analisis, majas yang muncul adalah simile dan metonimia. Sedangkan majas yang sering muncul adalah majas simile. Hal tersebut terbukti dari cukup banyak kata pembanding, antara lain kadi, bebasane, lir, pindha, dan paminipun.

2. Analisis Nilai Pendidikan dalam Serat Wedhatama Pupuh Pangkur

Nilai pendidikan dalam penelitian ini meliputi nilai keagamaan atau religius, nilai kesusilaan atau moral, nilai kesosialan, dan nilai kultural atau budaya. Berdasarkan hasil analisis, nilai keagamaan atau religius merupakan nilai yang paling sering muncul. Secara garis besar, nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut.

a. Nilai Keagamaan atau Religius

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan nilai keagamaan atau religius dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut.

1) Agama merupakan sumber kebaikan. Semua umat manusia pemeluk agama diwajibkan untuk senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi sifat keburukan.

2) Ilmu agama adalah ilmu yang bersumber pada Tuhan. Ilmu sejati yang dapat menyenangkan dan menenteramkan hati adalah ilmu agama.

(3)

3) Tata krama merupakan bagian dari ajaran agama yang mengajarkan umat manusia untuk senantiasa berbuat baik.

4) Jangan pernah mempercayai ilmu karang atau ilmu sihir yang berasal dari hal-hal gaib yang bukan bersumber dari Tuhan, sebab ilmu selain dari Tuhan tidak akan memberikan pertolongan apapun. 5) Dengan usaha yang benar-benar maksimal, maka manusia hanya

tinggal bisa pasrah dan tawakal kepada Tuhan, sebab manusia boleh berusaha, tetapi Tuhan yang memutuskan.

6) Manusia dapat merasakan kehadiran Tuhan di dekatnya dan memohon kepada-Nya dalam jika dia berdoa dengan khusyuk dan memohon melalui lubuk hati yang paling dalam.

7) Manusia harus bisa mengendalikan hawa nafsunya, terlebih lagi anak muda. Jika manusia telah memperoleh anugerah Tuhan, maka manusia tidak akan mabuk dengan urusan keduniawian.

b. Nilai Kesusilaan atau Moral

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan nilai kesusilaan atau moral dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut.

1) Apabila akan berkata atau mengutarakan pendapat, hendaknya dipikirkan terlebih dahulu. Sebab, belum tentu apa yang akan dikatakannya benar bagi orang lain.

2) Jangan hanya berkata berdasarkan hawa nafsunya jika tidak ingin disangka orang yang bodoh.

3) Jangan pernah menyombongkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. 4) Pelajaran mengenai tata krama merupakan bagian dari nilai moral,

sebab tata krama mengajarkan mengenai sikap baik dan buruk. 5) Jangan merasa ingin menang sendiri dan memaksakan kehendak

dalam menuturkan pendapat. Hargai juga pendapat orang lain. 6) Ilmu bisa bersumber dari siapapun, yang terpenting bisa dijadikan

(4)

c. Nilai Kesosialan

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan nilai kesosialan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut.

1) Setiap manusia harus bisa memahami kehidupan bermasyarakat yang berlaku di lingkungannya dan bersosialisasi dengan baik. Jika tidak bisa memahaminya, maka hanya akan bertindak yang tidak sesuai dengan kehidupan sosial di lingkungan sekitarnya.

2) Hendaknya memiliki sifat rendah hati dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dan jangan sampai memiliki sifat sombong yang setiap hari hanya ingin dipuji oleh orang lain, sebab sifat sombong hanya akan menimbulkan rasa ketidaksukaan dari orang lain.

d. Nilai Kultural atau Budaya

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan nilai kultural atau budaya dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur adalah sebagai berikut.

1) Serat Wedhatama merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Jawa. Baca dan pahamilah serat ini supaya dapat menambah pengetahuan yang luas.

2) Carilah ilmu mengenai kebudayaan yang diwariskan para leluhur. Dengan mempelajari ilmu kebudayaan yang berasal dari daerah masing-masing, secara tidak langsung akan membantu fondasi identitas nasional bangsa ini.

3. Relevansi Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan dalam Serat Wedhatama Pupuh Pangkur dengan Bahan Ajar Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tingkat SMA

Penelitian ini mengacu pada kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Jawa tingkat SMA kelas X dengan Kompetensi Dasar (KD) menelaah teks Serat Wedhatama pupuh Pangkur. Secara garis besar dapat disimpulkan gaya bahasa dan nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur ini relevan sebagai bahan ajar mata pelajaran tingkat SMA kelas X. Analisis gaya bahasa dalam penelitian ini selain untuk mengetahui kekhasan Mangkunegara IV dalam menyusun Serat Wedhatama pupuh Pangkur, juga dapat digunakan siswa ketika

(5)

menyusun cakepan atau lirik tembang Pangkur dengan bahasa mereka masing-masing. Nilai pendidikan dalam Serat Wedhatama pupuh Pangkur juga dapat digunakan sebagai materi bahan ajar siswa kelas X. Dengan memahami dan menemukan nilai pendidikan dalam karya sastra ini, siswa dapat menerapkan dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, muncul implikasi bahwa gaya bahasa digunakan untuk menambah unsur estetis dalam penulisan karya sastra. Keindahan dalam penulisan karya sastra dipengaruhi dari unsur kemampuan pengarang dalam mengolah bahasa. Semua gagasan pengarang dituangkan melalui pemilihan kata atau diksi sehingga menghasilkan kalimat dan rima yang membentuk suatu keindahan dan mampu membangkitkan daya imaji pembaca, serta penciptaan majas. Hal ini merupakan kemampuan pengolahan bahasa dari pengarang. Dengan analisis gaya bahasa, maka kekhasan yang membedakan antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain akan nampak.

Penelitian ini juga berimplikasi pada pembangunan karakter bagi peserta didik. Memang tidak dapat dipungkiri, peran sekolah dalam membangun karakter peserta didik merupakan salah satu faktor penting. Selain pengetahuan, sekolah juga harus membekali peserta didiknya dengan kompetensi dan keterampilan sebagai bekal ketika akan menjalani kehidupan bermasyarakat maupun beragama. Sekolah perlu membekali peserta didik dengan beragam nilai-nilai pendidikan supaya antara harapan dapat menjadi kenyataan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh adalah melalui pembelajaran sastra.

Implikasi terhadap aspek lain yang relevan dan memiliki hubungan positif dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Implikasi Teoretis

a. Membuka wawasan yang berkaitan dengan pendalaman materi, khususnya karya sastra Serat Wedhatama.

(6)

b. Membuka wawasan akan pentingnya Serat Wedhatama bila digunakan sebagai media pembelajaran.

c. Membuka peluang dilakukannya penelitian-penelitian tentang gaya bahasa dan nilai pendidikan.

2. Implikasi Paedagogis

a. Serat Wedhatama pupuh Pangkur dapat digunakan sebagai bahan ajar mata pelajaran bahasa Jawa kelas X dengan kompetensi dasar menelaah teks Serat Wedhatama pupuh Pangkur. Isinya sangat berbobot, namun bahasa yang digunakan bukan merupakan bahasa Jawa yang sering dijumpai, sehingga perlu adanya translasi bahasa supaya dapat mengetahui arti dari setiap kata dan maksud dari setiap baris dan keseluruhan bait pupuh Pangkur.

b. Telaah terhadap Serat Wedhatama pupuh Pangkur merupakan upaya untuk mengembangkan daya pengamatan peserta didik supaya lebih kritis dalam menemukan dan menanggapi nilai pendidikan di dalamnya dengan kondisi di lingkungan sekitarnya sehingga guru dan siswa lebih kreatif dalam proses belajar mengajar di kelas. 3. Implikasi Praktis

a. Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian sastra, sehingga peneliti lain akan termotivasi atau terdorong untuk melakukan penelitian sejenis.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih mencermati media pembelajaran yang tepat bagi siswa.

c. Sebagai sarana untuk lebih mengapresiasi karya sastra, khususnya karya sastra Jawa.

C. Saran

Saran yang dapat disampaikan peneliti ini semoga dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak terkait.

(7)

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan banyak-banyak membaca karya sastra Jawa karangan pujangga-pujangga Jawa terdahulu. Generasi muda harus melestarikan kebudayaan leluhurnya, salah satu caranya adalah membaca dan mempelajari karya sastra Jawa, sebab itu merupakan bagian dari kebudayaan Jawa. Salah satu karya sastra Jawa adalah Serat Wedhatama. Di dalamnya mengandung nilai pendidikan yang ingin disampaikan pengarang kepada generasi penerusnya yang sangat berguna bagi kehidupan di masa kini. Siswa juga diharapkan dapat menerapkan atau mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya dapat memaksimalkan penggunaan media pembelajaran apresiasi sastra khususnya dalam pengajaran Serat Wedhatama pupuh Pangkur. Di dalamnya terkandung nilai pendidikan yang bisa digunakan sebagai materi. Dengan metode pengajaran yang tepat, nilai pendidikan bisa dijadikan sarana pembentuk karakter siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Peneliti Lain

Terkait dengan penelitian ini, disarankan kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk mengkaji teks sastra ataupun serat-serat Jawa lainnya, hendaknya perlu diperhatikan bahwa hasil penelitiannya harus mempunyai relevansi dengan pengajaran mata pelajaran bahasa Jawa dan kemungkinan hasil penelitiannya tersebut dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di sekolah, sehingga keberadaan penelitian yang telah dilakukan akan lebih bermanfaat. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap Serat Wedhatama pupuh Pangkur baik dari segi gaya bahasa dan nilai pendidikan maupun dari segi-segi yang lainnya karena penelitian ini masih mempunyai banyak kekurangan. Apabila dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap Serat Wedhatama pupuh Pangkur, diharapkan hasil penelitian tersebut dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Populasi sasaran dalam penelitian adalah nyamuk Ae. Populasi sumber dalam penelitian adalah nyamuk Ae. aegypti yang berasal dari daerah endemis DBD di dataran

(7) Apabila direksi tidak membuat Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka untuk kelancaran usaha BUMD, RUPS dapat

Berita yang terkait dengan garis atau area ditampilkan dalam bentuk chartlet untuk membantu pelaut mengetahui posisi suatu objek, Contoh : Peletakan kabel laut

Seperti apa yang telah dkatakan Dahrendorf, dalam pembangunan PLTU Desa Jayanti Pelabuhan Ratu terdapat dua kelas sosial dimana yang berkuasa itu adalah pihak pemerintah

Java bukan turunan langsung dari bahasa pemrograman manapun, juga sama sekali tidak kompetibel dengan semuanya.. Java memiliki keseimbangan menyediakan mekanisme

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka di dapat rumusan masalah yaitu, “Bagaimana menerapkan aplikasi data mining penjualan motor

Hal ini nampak dalam UU Nomor 8 Tahun 1974 jo UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang masih menggunakan prinsip : TERBUKA DALAM ARTI NEGARA,

Dari data dan analisis dan penilaian yang telah dilakukan sebelumnya meliputi analisis trend pengunjung, aksesibilitas, fasilitas dan potensi daya tarik, maka