• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minggu 13. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Minggu 13. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Minggu 13

(2)
(3)

Difusi Panas

Energi panas ditransfer oleh

konduksi panas

di dalam atau antar

objek di mana terdapat perbedaan suhu.

Partikel atau kelompok partikel dengan suhu yang lebih tinggi

(lebih banyak energi kinetik) mentransfer sebagian dari energi

mereka ke partikel dengan suhu yang lebih rendah (lebih sedikit

energi kinetik) pada saat terjadi tabrakan. Ini disebut

difusi

energi.

Akan dibangun model untuk difusi panas melalui lempengan

(4)

Asumsi

Beberapa simplifikasi:

• Suhu logam ditentukan oleh suhu pada lapisan atas logam, sehingga lempengan dapat dimodelkan secara 2 dimensi.

• Lempengan berada pada ruangan di mana lingkungan di sekitar lempengan memiliki suhu yang sama dengan lempengan tersebut.

• Suhu berdifusi di dalam lempengan, tetapi keadaan di luar lempengan tidak mempengaruhi suhu.

(5)

Inisialisasi

Kita dapat menginisialisasi setiap sel dengan suhu lingkungan (ambient),

misalkan AMBIENT = 25 °C, kecuali untuk sel-sel panas dan dingin, misalkan

(6)
(7)
(8)

Ketetanggaan

(9)

Model

Model didasarkan pada Hukum Newton untuk pemanasan dan pendinginan

yang menyatakan bahwa laju perubahan suhu suatu objek terhadap waktu

sebanding dengan perbedaan antara suhu objek dengan suhu lingkungan.

Dengan demikian, perubahan suhu suatu sel, Δsite, dari waktu t ke waktu t +

Δt adalah parameter difusi (r) dikalikan jumlah beda suhu tetangga

(neighbor

i

) dan suhu sel (site):

(10)

Parameter Difusi

Koefisien difusi dapat berbeda untuk setiap tetangga. Namun demikian,

jumlah koefisien untuk ke-9 sel dalam ketetanggaan haruslah 1.0 atau 100%.

Contoh.

Misalkan parameter difusi adalah 0.1 dan suhu dalam sel seperti dalam

(11)
(12)

Kondisi Batas

Untuk dapat mengaplikasikan

algoritma difusi

kita perlu memperluas batas

dengan menambahkan 1 sel di setiap arah. Sel hasil perluasan tersebut

disebut ghost cell.

Beberapa cara perluasan:

1. Memberikan suhu yang sama untuk semua ghost cell. absorbing

boundary condition

2. Menggunakan suhu tetangga terdekat untuk suhu di ghost cell. reflecting

boundary condition

3. Menghubungkan north-south dan east-west sehingga diperoleh bentuk

seperti donat. periodic boundary condition

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

Display

Biasanya digunakan warna merah untuk panas dan biru untuk dingin.

Digunakan model warna red-green-blue (RGB) color model, di mana

ditentukan persentasi (bilangan antara 0.0 dan 1.0) dari red dan blue

pada setiap sel.

(19)
(20)
(21)

Penyebaran Api

Akan dibangun 2D simulasi untuk penyebaran api.

Teknik ini dapat dikembangkan untuk permasalahan lain yang

melibatkan penyebaran seperti penyebaran penyakit menular

dan distribusi polusi.

(22)

Model

Suatu daerah dimodelkan secara dinamis dengan menggunakan n x n matriks.

Setiap sel memuat nilai yang

merepresentasikan keadaan dalam daerah yang bersesuaian.

Suatu sel dapat memuat nilai 0 (EMPTY), 1 (TREE), atau 2 (BURNING) yang

merepresentasikan sel kosong, sel dengan pohon yang tidak terbakar, dan sel dengan pohon yang terbakar.

Digunakan ketetanggaan von Neumann dan periodic boundary condition.

(23)

Inisialisasi Sistem

Untuk menginisialisasi sistem, didefinisikan 2 peluang berikut. • probTree — peluang suatu pohon terletak dalam sel.

probTree adalah kepadatan pohon di awal simulasi.

• probBurning — peluang suatu pohon dalam terbakar jika sel tersebut memuat pohon. probBurning adalah presentasi pohon yang terbakar di awal simulasi.

(24)

Aturan Penyebaran

• Jika suatu sel kosong (nilai sel EMPTY) pada saat t, sel tersebut

akan tetap kosong pada saat t+1.

• Jika terdapat suatu pohon dalam sel (nilai sel TREE) pada saat t,

pada saat t+1 pohon tersebut dapat terbakar atau tidak (nilai sel

BURNING atau TREE), bergantung pada adanya api di sel tetangga

atau adanya petir yang menyambar.

• Sel yang memuat pohon yang terbakar (nilai sel BURNING) pada

saat t akan selalu terbakar habis, meninggalkan sel kosong pada

saat t+1 (nilai sel EMPTY)

(25)

Peluang Lainnya

• probImmune — peluang imunitas suatu pohon terbakar.

Jika pada saat t suatu sel memuat pohon (nilai sel TREE) dan

terdapat api yang mengancam pohon tersebut, probImmune

adalah peluang pohon tersebut tidak akan terbakar pada

saat t+1.

(26)

Pohon Terbakar

1. Karena sel tetangga

2. Karena petir menyambar

Petir dapat mengakibatkan suatu pohon terbakar jika dengan peluang yang merupakan hasil kali dari

(27)

Algoritma Penyebaran Api

1. Inisialisasi sistem

2. Perluasan batas berdasarkan

Periodic Boundary Condition

3. Penyebaran api berdasarkan

(28)

Contoh Simulasi

Simulasi dengan parameter n = 50, probTree = 0.8, probBurning = 0.0005, probLightning = 0.00001, probImmune = 0.25, dan t = 50.

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)

Masalah

Semut mengkomunikasikan gerakan mereka ketika

membawa makanan dengan meninggalkan jejak yang

berupa bahan kimia

pheromone

.

Semut yang lain dapat menemukan lokasi sumber

makanan dengan mengikuti bau pheromone tersebut.

Jumlah pheromone akan berkurang seiring waktu.

Akan disimulasikan gerakan semut dengan adanya jejak

pheromone dengan menggunakan

cellular automata

.

(34)

Langkah Pembuatan Model

1. Pengumpulan data

2. Pembuatan asumsi yang menyederhanakan

3. Penentuan variabel

(35)

Pengumpulan Data

Observasi empirik:

• Di setiap langkah, semut cenderung berbalik dan bergerak menuju

arah di mana terdapat pheromone dalam jumlah yang banyak.

• Apabila tidak ada semut di suatu lokasi, pheromone akan

berkurang sampai kemudian habis.

Untuk model yang profesional:

Perlu dikumpulkan data eksak:

• Jumlah rata-rata pheromone yang dikeluarkan seekor semut.

• Laju peluluhan pheromone.

(36)

Asumsi yang Menyederhanakan

• Semut hidup dalam suatu daerah berbentuk persegi.

• Di setiap langkah, semut cenderung bergerak menuju sel tetangga yang

kosong dan memuat pheromone dalam jumlah terbanyak.

• Jika tidak memungkinkan untuk melakukan pergerakan, semut akan diam

di tempat.

• Untuk menghindari tabrakan, dilakukan strategi avoidance-or-wait.

• Pada saat melakukan pergerakan, semut mengeluarkan pheromone.

• Pheromone akan menghilang seiiring waktu.

• Kita akan menginisialisasi dengan jejak lurus pheromone dalam jumlah

yang bertambah banyak.

(37)

Penentuan Variabel

Setiap sel dipetakan pada suatu pasangan terurut yang memberikan informasi mengenai:

• Banyaknya pheromone dalam sel

• Ada atau tidaknya semut • Arah semut

Koordinat kedua berisi: Konstanta yang mengindikasikan tetangga von Neumann yang akan dituju semut (sebelum pergerakan) dan arah dari mana semut datang (setelah pergerakan). STAY

menyatakan semut tetap berada dalam selnya pada suatu iterasi.

Contoh: (3,EMPTY), (0,SOUTH)

(38)

Kondisi Batas

Biasanya digunakan absorbing boundary condition dengan batas

memiliki nilai pheromone bilangan negatif, misal -0.01.

Dengan demikian, semut tidak akan bergerak keluar dari daerah

matriks persegi.

(39)

Penentuan Relasi dan Submodel

• Pergerakan semut dalam satu langkah meliputi dua hal:

sensing

dan

walking

• Langkah pertama, semut

memeriksa

sel tetangga dan

berbalik

ke arah

sel dengan pheromone terbanyak

• Langkah kedua, jika dimungkinkan untuk bergerak tanpa bertabrakan

dengan semut lain, semut akan

pindah

ke lokasi tersebut

• Setelah reaksi semut (sensing dan walking), terjadi difusi pheromone

• Ini merupakan simulasi tipe reaksi-difusi

(40)

Fungsi Sensing

Sel tetangga adalah dalam arah von Neumann neighborhood: Utara, Timur, Selatan, dan Barat

Aturan untuk fungsi sense:

• Sel kosong tidak dapat melakukan sense dan tidak menunjuk pada arah manapun

• Seekor semut tidak akan menghadap ke sel darimana ia baru datang • Seekor semut tidak akan menghadap ke sel batas

• Seekor semut tidak akan menghadap ke sel yang memuat semut lain

• Seekor semut berbalik ke arah sel tetangga (bukan sel seblum, sel yang berisi semut lain, atau sel batas) dengan pheromone terbanyak. Jika ada lebih dari satu sel, semut akan memilih secara random.

(41)
(42)

Fungsi Walking

Pada langkah berikutnya, jumlah pheromone akan berubah sebagai berikut: • Untuk sel yang tetap EMPTY, jumlah pheromone akan berkurang sebanyak

EVAPORATE, tetapi tidak pernah negatif.

• Seekor semut yang menghadap suatu sel, akan pindah ke sel tersebut, jika tidak ada semut lain dalam sel. Jika ada semut lain, semut akan tidak melakukan

perpindahan.

• Jika seekor semut meninggalkan sel yang memiliki pheromone di atas ambang batas THRESHOLD, jumlah pheromone bertambah sebanyak DEPOSIT.

• Jika seekor semut tetap di suatu sel, jumlah pheromone tetap.

• Jika seekor semut pindah ke sel lain, jumlah pheromone dalam sel baru tersebut tetap

• Ketika semut pindah ke sel baru, semut tersebut akan menghadap ke arah sel asal.

(43)
(44)
(45)

Hasil Simulasi

Dengan parameter MAXPHER = 50.0, EVAPORATE = 1, DEPOSIT = 2,

(46)
(47)
(48)

Gambar

gambar berikut. Hitung suhu dalam sel tengah untuk iterasi waktu berikut.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kasus ini, nasabah yang diberikan pembiayaan banyak yang sengaja tidak mengembalikan pembiayaan tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah

Dilihat dari koefisien regresinya maka variabel suku bunga riil domestik berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada taraf keyakinan 95% terhadap jumlah permintaan uang kuasi.

Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengetahui apa yang paling penting bagi konsumen adalah dengan melibatkan konsumen pada suatu proses untuk mengungkap suatu kenyataan

330 13032915710505 MAFRIKHA Guru Bahasa Inggris SMP NURUSSYIBYAN PAGUYANGAN MENGULANG SUTN, SUTL, Kab. ROMLI Seni Budaya SMP MUHAMMADIYAH 1 SIRAMPOG MENGULANG SUTN,

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh: (1) Data empirik di lapangan tentang kedisiplinan melalui peraturan dalam keluarga siswa Man Kendal (2) Data empirik di lapangan

Jenis penelitian ini adalah experimental , dengan menggunakan desain penelitian pre test and post test tanpa kelompok pembanding yang bertujuan untuk mengetahui

Sindrome piriformis merupakan gangguan neuromuskular  yang terjadi ketika saraf sciatic terkompresi atau teriritasi oleh otot  piriformis yang menyebabkan

Faktor utama yang harus dipertimbangkan oleh pelaku akuakultur jika produknya dapat bersaing dengan produk pangan lain adalah menitik beratkan pada keadaan dan gaya hidup manusia