TEMU ILMIAH IPLBI 2016
Persepsi Masyarakat terhadap Transportasi Umum di
Jababodetabek
Salwa B. Gustina
Program Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Institut Teknologi Bandung.
Abstrak
Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia merupakan kota sibuk dengan kegiatan mobilisasi yang tinggi. Saat ini, kegiatan mobilisasi di Jakarta didominasi oleh pengguna transportasi pribadi yang berasal dari warga Jakarta sendiri maupun kota-kota satelitnya, seperti Bandung, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari upaya agar masyarakat beralih dari penggunaan transportasi pribadi ke transportasi umum massal, sehingga penelitian ini dilakukan untuk menilai lebih jauh akan kondisi angkutan umum berdasarkan persepsi masyarakat saat ini agar dapat menciptakan sarana transportasi umum massal yang ideal bagi masyarakat di Jababodetabek. Data dikumpulkan melalui menyebar kuesioner on-line yang berisi pertanyaan tertutup mengenai kondisi angkutan umum dan fasilitas yang mereka harapkan berdasarkan urutan prioritas lalu diolah dengan beberapa metode yakni analisis distribusi, analisis korespondensi dan analisis komponen prinsip dan analisis faktor. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa kondisi transportasi umum saat ini cenderung biasa saja (tidak baik ataupun buruk) dan masyarakat cenderung jarang sekali dalam menggunakan angkutan umum karena buruknya daya tampung, pencegahan kriminalitas, perilaku menyetir, kesadaran akan halte dan kejelasan waktu operasi.
Kata-kunci : jababodetabek, persepsi, transportasi umum
Pendahuluan
Bagi setiap kota, mobilisasi merupakan hal penting yang mendukung kehidupan masya-rakat sehari-hari dan pergerakan barang logis-tik. Di Asia, Jakarta dan kota satelitnya, yakni Bandung, Bogor, Depok, Tangerang dan Be-kasi (Jababodetabek) termasuk ke dalam daf-tar kota dengan populasi di atas 10 juta (International Energy Agency, 2011). DKI Jakarta, misalnya, pada tahun 2010 memiliki jumlah komuter mencapai 5,4 juta per hari (Suara Pembaruan, 2010), yang berasal dari wilayah sekitar Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Namun pada situasi saat ini dominasi mobi-lisasi dipegang oleh pengendara kendaraan
pribadi (Mitsubishi Heavy Industries, 2015) yang disebabkan oleh permasalahan trans-portasi umum kota pada umumnya, seperti kemacetan dan beberapa masalah lainnya, seperti tidak adanya jadwal yang tetap, pola rute yang memaksa terjadinya transfer, kele-bihan penumpang pada saat jam sibuk, cara mengemudikan kendaraan yang sembarangan serta membahayakan keselamatan, dan kon-disi internal dan eksternal yang buruk (Tamin, 1999).
Upaya untuk mencari solusi atas permasalahan yang telah disebut dapat ditempuh melalui pendekatan strategi Transit Oriented Develop-ment (TOD) (Waluyo & Dirgahayani, 2013) dan dengan salah satu dari prinsip TOD, yaitu
mengalihkan penggunaan kendaraan trans-portasi pribadi kepada transtrans-portasi umum dan dengan penataan perkir dan kebijakan peng-gunaan jalan (Institute for Transportation and Development Policy, 2014). Oleh karena itu, perlu diketahui pandangan masyarakat ter-hadap sarana transportasi umum sebagai a-cuan untuk mewujudkan sarana transportasi umum yang baik agar masyarakat berpaling dari penggunaan kendaraan pribadi.
Metode
Penelitian ini diolah dengan menggunakan me-tode penelitian kuantitatif yang bersifat advo-cacy/parcipatory (Creswell, 2008) untuk me-ngetahui solusi permasalahan secara prag-matis dan combined-strategies (Groat & Wang, 2002) dengan harapan mengetahui pan-dangan masyarakat tentang kondisi angkutan umum untuk melakukan perubahan trans-portasi umum massal yang lebih baik. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey, yaitu dengan menyebarkan ku-esioner on-line kepada masyarakat umum se-cara pribadi maupun melalui media sosial yang berisi pertanyaan close-ended mengenai kon-disi angkutan umum yang mereka rasakan saat ini dalam skala likert 1-5 untuk tiap kri-teria yang telah disediakan seperti yang jelaskan dalam Tabel 1. Responden juga di-minta untuk mengurutkan fasilitas yang me-reka harapkan berdasarkan urutan prioritas secara ordinal dalam rentang pilihan 1-10, dimana 1 untuk fasilitas yang dirasakan paling
penting sampai 10 untuk fasilitas yang dira-sakan paling tidak penting (Gambar 1). Tiap responden wajib untuk mengisi data diri yang disajikan dalam beberapa kategori, se-perti jenis kelamin, umur, pekerjaan, pen-didikan, tempat tinggal, dan beberapa perta-nyaan lainnya yang mendukung informasi penggunaan transportasi umum yang sering digunakan responden.
Tabel 1. Urutan Skala Likert Skala Keterangan 1 Sangat Buruk 2 Buruk 3 Biasa Saja 4 Baik 5 Sangat Baik
Metode Analisis Data
Dimulai dengan analisis distribusi untuk mengetahui ragam kategori pada data dan frekuensi dari kategori tersebut (Kusuma, 2015). Selanjutnya untuk mengetahui kede-katan hubungan persepsi masyarakat terhadap angkutan umum dengan frekuensi penggu-naannya dilakukan analisis koresonden. Pa-da tahap akhir, dilakukan analisis komponen prinsip dan analisis faktor untuk menemukan komponen prinsip yang dianggap mewakili dari banyaknya variabel (Kusuma, 2015) akan hal-hal yang menjadi koreksi untuk diperbaiki di dalam sistem angkutan umum di Jababo-detabek.
Analisis dan Interpretasi
Karakteristik Responden
Total jumlah responden dalam penelitian ini mencapai 120 orang, dimana responden ting-gal tersebar di Jababodetabek dengan rentang usia 17-45 tahun dan latar belakang status sosial, pendidikan dan pekerjaan yang bera-gam.
Diagram 1 menjelaskan 90 dari 120 responden memiliki “kendaraan pribadi”. Namun, kurang dari 50% pemilik kendaraan pribadi meng-gunakan angkutan umum.
Diagram 1. Diagram Kepemilikan Kendaraan Pribadi
Dalam frekuensi penggunaan angkutan umum, sebanyak 53% dari total responden mengaku “sangat jarang” menggunakan angkutan u-mum (1-2 kali dalam seminggu), sedangkan responden yang “sangat sering” menggunakan umum hanya berjumlah 7 orang, lihat Diagram 2.
Angkutan umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu angkutan umum massal dan angkutan umum pribadi (Khafian, 2010), dimana 81 responden memilih menggunakan “angkutan umum massa”l (misalnya kereta, bus dan ang-kutan kota), sementara 39 responden memilih menggunakan “angkutan umum pribadi” (mi-salnya taksi, ojek dan becak), lihat Diagram 3.
Diagram 2. Frekuensi Penggunaan Angkutan Umum (dalam seminggu)
Diagram 3. Jumlah Pengguna Angkutan Umum Massal dan Angkutan Umum Pribadi
Tujuan dominan mobilisasi dengan angkutan umum adalah untuk “sekolah” (40), “bekerja” (35) dan “bermain” (32), sedangkan keigatan “belanja” dan “lainnya” berjumlah 13 suara, lihat Diagram 4.
Pengguna Angkutan Umum
Diagram 4. Tujuan Dominan dengan Menggunakan Angkutan Umum
Berdasarkan 120 data responden yang di-peroleh mengenai penilaian terhadap kondisi angkutan umum saat ini di Jababodetabek, dari skala likert 1-51 kondisi angkutan umum
saat ini berada pada nilai rata-rata 3 atau “biasa saja” (tidak baik atau buruk), dimana daya tampung, pencegahan kriminalitas, peri-laku menyetir, kesadaran akan halte dan ke-jelasan waktu operasi diberi nilai “buruk” oleh masyarakat. Tabel 2 menjelaskan nilai rata-rata per kategori dari kondisi angkutan umum dan selanjutnya lihat Diagram 5 sebagai ilustrasi.
Tabel 2. Hasil Penilaian Rata-rata Kondisi Angkutan Umum Jababodetabek No Kategori Skala 1 Kondisi termal 3 2 Ventilasi 3 3 Daya tampung 2 4 Pencegahan Kriminalitas 2 5 Keselamatan 3 6 Perilaku menyetir 2 7 Sadar halte 2
8 Taat rambu lalu lintas 3 9 Kejelasan waktu operasi 2
10 Terintegrasi 3
11 Kecepatan waktu tempuh 3
Rata-rata 3
Diagram 5. Bagan Tributary Hasil Penilaian Masarakat terhadap Kondisi Angkutan Umum di Jababodetabek
Analisis Koresponden
Selanjutnya untuk mengetahui kedekatan hu-bungan persepsi masyarakat terhadap ang-kutan umum dengan frekuensi penggu-naannya dilakukan analisis koresonden. Dia-gram 6 menjelaskan hubungan pengguna ang-kutan umum lebih cenderung dekat dengan frekuensi yang “jarang sekali” (1-2 kali dalam seminggu) dan “jarang” (3-4 kali dalam minggu) bersinggungan dengan “cukup se-ring” (5-6 kali dalam seminggu) dan “sese-ring” (7-10 kali dalam seminggu). Frekuensi “sangat sering” (11-14 kali dalam seminggu) hanya terkumpul 7 dari 120 suara.
Diagram 6. Analisis Korespondensi antara Penggunaan Angkutan Umum dan Frekuensi Penggunaannya
Analisis Komponen Prinsip dan Analisis Faktor Pada tahap akhir, dilakukan analisis komponen prinsip dan analisis faktor untuk menemukan komponen prinsip yang dianggap mewakili dari urutan prioritas fasilitas yang diharapkan ma-syarakat di dalam angkutan umum.
Berdasarkan hasil analisis komponen prinsip dan analisis faktor (lihat Tabel 3), terungkap bahwa terdapat 4 faktor utama yang mewakili fasilitas yang diharapkan oleh masyarakat. AC, bangku, media merupakan variabel laten yang membentuk faktor “nyaman”. Halte, ruang khusus, jalur khusus merupakan variabel laten yang membentuk faktor “aman”. Ruang mero-kok dan petugas yang ramah merupakan variabel laten yang membentuk faktor “ope-rasional baik”. Yang terakhir, keanggotaan dan alternatif pembayaran merupakan variabel laten yang membentuk faktor “cepat” (Mi-chaelis & Schobel, 2009) dan memberi pe-ngaruh kepada kendali biaya transportasi (Hadiyati, 2015).
Kesimpulan
Masyarakat Jababodetabek saat ini masih cen-derung menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilisasi dalam dan antar kota. Walaupun ada yang menggunakan angkutan umum, fre-kuensi penggunaan angkutan umum bagi se-bagian besar masyarakat berada dalam kate-gori sangat jarang (1-2 kali dalam seminggu), dimana moda transportasi yang dipilih adalah
angkutan umum massal.
Tujuan utama bermobilisasi dengan meng-gunakan angkutan umum adalah untuk berse-kolah, bekerja dan bermain. Dengan jarak tempuh ideal kurang dari 20 km dengan rata-rata waktu tempuh 70 menit.
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan, persepsi masyarakat terhadap kondisi ang-kutan umum saat ini di Jababodetabek adalah biasa saja (tidak baik atau buruk). Oleh karena itulah sebabnya masyarakat cenderung lebih memilih kendaraan pribadi disbanding meng-gunakan angkutan umum massal. Namun, be-berapa faktor telah ditemukan dalam pene-litian ini untuk mendukung strategi TOD untuk mengarahkan masyarakat berpaling ke moda transportasi massal, yaitu angkutan umum massal harus nyaman, aman, memiliki sistem operasional yang baik, serta cepat dalam operasi teknis dan waktu tempuh.
Dari penjelasan tersebut, penelitian ini diha-rapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pe-rancang kota terkait perencanaan sistem transportasi yang mendukung strategi TOD di kota-kota yang tingkat mobilisasinya tinggi agar masyarakat berpaling dari penggunaan kendaraan pribadi ke penggunaan angkutan u-mum massal sebagai pilihan utama untuk mendukung kegiatan sehari-hari.
Variabel Nyaman Aman Operasional Baik Cepat
AC 0.68 0.41 0.17 0.16 Bangku 0.63 0.45 0.10 0.05 Media 0.79 0.19 0.12 0.10 Halte 0.20 0.78 0.26 0.22 Ruang Khusus -0.03 0.75 0.27 0.13 Jalur Khusus -0.18 0.82 0.15 -0.08 Ruang Merokok -0.08 0.27 0.82 0.03 Petugas Ramah -0.01 0.03 0.87 0.12 Keanggotaan -0.17 0.16 0.32 0.81 Alternatif Pembayaran -0.03 0.03 0.12 0.87
Ucapan Terima Kasih
Penulis ucapkan terima kasih kepada Hanson E. Kusuma, ST., M. Eng., Dr. Eng. selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Data atas bim-bingan dan dukungannya.
Daftar Pustaka
Tamin, O. Z. (1999). Konsep Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT) sebagai Alternatif Peme-cahan Masalah Transportasi Perkotaan di DKI Jakarta. Jurnal PWK , 2.
International Energy Agency. (2011). CO2 Emissions from Fuel Combustion Highlights.
Mitsubishi Heavy Industries. (2015). Urban Trans-portation Problems, Systems and Solutions. TOD Seminar (pp. 6-7). Bandung: MHI-AGT. Suara Pembaruan. (2010, September 23).
Pagu-yuban Keluarga Besar Pulukadang Jabo-detabek. Retrieved September 23, 2010, from http://paguyubanpulukadang.forumotion.net/t 1615-54-juta-komuter-serbu-dki-jakarta-setiap-hari
Waluyo, N. P., & Dirgahayani, P. (2013). Stake-holders Perceptions in Land Acquisition for Transit Oriented Development in DKI Jakarta (Vol. 2). Bandung: Jurnal PWK .
Institute for Transportation and Development Policy. (2014). TOD Standard (Vol. 2.1). New York: Despacio.
Gustina, S. B. (2015). Angkutan Umum yang Baik di Jababodetabek.
Kusuma, H. E. (2015). Memilih Analisis Kuantitatif untuk Penelitian Arsitektur. Bandung.
Khafian, N. (2010). The Efforts of Handling trans-portation Problems in DKI Jakarta through Sustainable Transportation Policy. Depok: Universitas Indonesia.
Michaelis, M., & Schobel, A. (2009). Integrating Line Planninh, Timetabling, and Vehicle Scheduling: A Customer-Oriented Heuristic. Gottingen: Universitat Gottingen.
Hadiyati, E. (2015). Marketing and Government Policy on MSMEs in Indonesian: A Theoretical Framework and Empirical Study. Malang: Gajayana University.
Catatan Kaki