• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampirran 1 Aplikasi SSOP pada seluruh TPA dibina dan Kondisi Seharusnya yang mengacu pada Permentan 2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampirran 1 Aplikasi SSOP pada seluruh TPA dibina dan Kondisi Seharusnya yang mengacu pada Permentan 2005"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Penanggung Jawab Kesehatan Hewan dan Kesmavet (1%) *

Penanggung Jawab Kesehatan Hewan dan Kesmavet

 Tidak ada dokter hewan penanggung jawab kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

Penanggung Jawab Kesehatan Hewan dan Kesmavet

 Dokter hewan penanggung jawab kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

Aplikasi SSOP terhadap aspek Penanggung Jawab Kesehatan Hewan dan Kesmavet belum terpenuhi sepenuhnya Lokasi dan

Lingkungan (5%)

Lokasi dan Lingkungan

 Perijinan Unit Usaha diberikan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Bogor  Disekitar TPA tidak terdapat RPB  Penanganan dan sistem pembuangan

sampah, limbah cair dan peralatan cukup baik hanya pada TPA Cibungbulang dan Cibinong

 Tidak terdapat debu yang berlebihan dijalanan dan tempat parkir

Lokasi dan Lingkungan

 Lokasi unit usaha sesuai dengan alamat yang tercantum dalam perijinan

 Ada pemisahan fisik antara RPB dan RPH/RPU

 Penyimpanan dan penanganan sampah, limbah dan peralatan baik

 Debu yang tidak berlebihan di jalanan dan tempat parkir

 Sistem pembuangan limbah cair/saluran baik

4%*

Aplikasi SSOP terhadap Lokasi dan Lingkungan hanya terpenuhi sebagian

Konstruksi Bangunan Utama (13%)

Konstruksi Bangunan Utama

 Hanya TPA dibina Cibungbulang yang melakukan pemisahan fisik antara ruangan bersih dan kotor

 Hanya pada TPA dibina Cibungbulang ruang pengolahan tidak berhubungan langsung dengan toilet/kamar mandi, tempat ganti

pakaian, tempat tinggal, garasi dan bengkel

 TPA dibina Parung tidak memiliki langit-langit, dinding (bangunan terbuka), TPA lainnya merupakan bangunan permanen

Konstruksi Bangunan Utama

 Dilakukan pemisahan secara fisik antara ruangan bersih dan kotor

 Ruang pengolahan tidak berhubungan langsung dengan toilet/kamar mandi, tempat ganti pakaian, tempat tinggal, garasi dan bengkel

 Ada langit-langit (plafon); Langit- langit bebas dari kemungkinan catnya rontok/jatuh atau dalam keadaan tidak kotor dan terawat; Rata, tidak

retak/berlubang

 Dinding setinggi kurang dari 2 meter terbuat dari bahan yang kedap air, mudah

5.5%

Aplikasi SSOP terhadap Konstruksi Bangunan Utama hanya terpenuhi sebagian

(2)

Aspek SSOP Kondisi TPA dibina Kondisi Seharusnya Keterangan  Ada lengkungan pada pertemuan lantai

dan dinding pada TPA dibina Dramaga  Lantai pada semua TPA licin, tidak

kedap air, ada genangan cairan

dibersihkan dan didisinfeksi; Permukaan rata, tidak retak atau berlubang; Tidak ada bagian dinding yang memungkinkan untuk meletakkan/menyimpan barang/peralatan; Dinding di ruang pengolahan berwarna terang

 Bahan lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan didisinfeksi; Pertemuan antara lantai dan dinding lengkung; Tidak ada genangan cairan, tumpukan kotoran dan air mengalir ke saluran pembuangan Bangunan Utama

TPA (25%)

Bangunan Utama TPA  Pada TPA dibina Parung dan

Cibungbulang tersedia tempat penurunan unggas hidup berupa kandang

 Tidak ada pemeriksaan antemortem dan postmortem untuk semua TPA dibina

 Tidak dilakukan stunning untuk semua TPA dibina

Pada TPA dibina Parung dilakukan seleksi, pemotongan karkas, penyimpanan segar

 Hanya TPA dibina Cibinong yang tidak melakukan penimbangan karkas  Seluruh TPA dibina tidak melakukan

deboning

 Pengemasan TPA dibina Parung menggunakan styrofoam dan coolbox

Bangunan Utama TPA Daerah Kotor:

 Tempat penurunan unggas hidup, pemeriksaan antemortem dan penggantungan unggas hidup  Pemingsanan (stunning)  Penyembelihan (killing)

 Pencelupan ke air panas (scalding tank)

 Pencabutan bulu (defeathering)  Pencucian karkas

 Pengeluaran jeroan/evisceration  Pemeriksaan postmortem  Penanganan jeroan Daerah Bersih:

 Tempat pencucian karkas.  Tempat pendinginan karkas.  Seleksi (grading)

 Penimbangan kark

17.75%

Aplikasi SSOP terhadap Bangunan Utama TPA hanya terpenuhi sebagian

(3)

 dan pemasaran telah sampai ke luar provinsi

 Pemotongan karkas (cutting)  Pemisahan daging dari tulang  Pengemasan

Penyimpanan segar (chilling room) Penerangan

(2%)

Penerangan

 Lampu TPA dibina Cibungbulang telah berpelindung

 Proses produksi pada TPA dibina Parung dilakukan pada pagi hari sehingga tidak dibutuhkan penerangan

Penerangan

 Lampu di ruang pengolahan, pengemasan dan penyimpanan bahan baku

perpelindung

 Penerangan pada tempat pemeriksaan (inspeksi) cukup (kurang dari 540 luks)

1%

Aplikasi SSOP terhadap Penerangan hanya terpenuhi sebagian Ventilasi (2%) Saluran Pembuangan (3%) Pasokan Air (4%) Ventilasi

 Sistem ventilasi pada seluruh TPA dibina baik, sehingga tidak terjadi akumulasi kondensasi di atas proses pengolahan dan penyimpanan produk Saluran Pembuangan

 Saluran pembuangan pada TPA dibina Parung tidak tertutup

Tidak ada bak kontrol pada sistem saluran pada semua TPA dibina Pasokan Air

 Air yang digunakan untuk seluruh proses produksi pada semua TPA dibina berasal dari sumur dengan kedalaman lebih dari 8 m dan jaraknya dengan tempat penampungan limbah cair dan sampah lebih dari 8 m  Tidak pernah dilakukan pemeriksaan

kualitas air di laboratorium

Ventilasi

 Sirkulasi udara di ruang proses produksi baik (tidak pengap)

 Tidak terjadi akumulasi kondensasi di  atas proses pengolahan dan penyimpanan

produk

Saluran Pembuangan

 Kapasitas saluran pembuangan lancar Saluran pembuangan tertutup (grill) dan dilengkapi bak kontrol

Pasokan Air

 Tersedia pasokan air bersih dalam jumlah cukup

 Jarak terdekat sumber air dengan tempat pembuangan limbah cair/septic tank 8m Dilakukan pemeriksaan kualitas air bersih di laboratorium minimal sekali dalam setahun

2%

Aplikasi SSOP terhadap Ventilasi hanya terpenuhi sebagian

2.5%

Aplikasi SSOP terhadap Saluran Pembuangan hanya terpenuhi sebagian

3%

Aplikasi SSOP terhadap Pasokan Air hanya terpenuhi sebagian

(4)

Aspek SSOP Kondisi TPA dibina Kondisi Seharusnya Keterangan Es (Persyaratan

Khusus RPU) (2%)

Es (Persyaratan Khusus RPU)  Hanya TPA dibina Parung yang

menggunakan es yang berasal dari es balok dari pabrik setempat

Es (Persyaratan Khusus RPU)  Terbuat dari air yang memenuhi

persyaratan air bersih  Ditangani secara higienis

0.5%

Aplikasi SSOP terhadap Es hanya terpenuhi sebagian Penanganan Limbah dan Kotoran (2%) Toilet (2%) Ruang Ganti Pakaian (1%) Fasilitas Cuci Tangan dan Foot Deep

(4%)

Peralatan dan Wadah (2%)

Penanganan Limbah dan Kotoran  Penampungan limbah pada TPA dibina

Parung berjarak kurang dari 8 m dengan ruang produksi

Toilet

Toilet pada TPA dibina Cibungbulang terpelihara dengan baik, dan tidak pada TPA dibina lainnya

Ruang Ganti Pakaian

Ruang Ganti pada TPA dibina

Cibungbulang terpelihara dengan baik, dan tidak pada TPA dibina lainnya Fasilitas Cuci Tangan dan Foot Deep  Pada TPA dibina Dramga tersedia

fasilitas cuci tangan dan foot deep tapi tidak berfungsi

Pada TPA dibina Cibungbulang tersedia fasilitas cuci tangan

Peralatan dan Wadah

Peralatan pada semua TPA dibina terbuat dari bahan yang kedap air, tidak

Penanganan Limbah dan Kotoran  Limbah ditangani dengan baik

 Fasilitas pembuangan sampah/kotoran dalam ruang proses tertutup

Toilet

 Terpelihara dengan baik

Fasilitas untuk pencucian tangan, seperti sabun, cukup atau tersedia

Ruang Ganti Pakaian Ada, terawat dan tidak kotor

Fasilitas Cuci Tangan dan Foot Deep  Setiap pintu masuk ruang pengolahan memiliki fasilitas cuci tangan dan foot deep

 Fasilitas cuci tangan berfungsi

 Fasilitas cuci tangan dioperasikan dengan tangan dan dilengkapi dengan petunjuk mencuci tangan

 Memiliki fasilitas untuk membesihkan sepatu boot

Peralatan dan Wadah

Terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif, tidak toksik, mudah

1.75%

Aplikasi SSOP terhadap

Penanganan Limbah dan Kotoran hanya terpenuhi sebagian

1.25%

Aplikasi SSOP terhadap Toilet hanya terpenuhi sebagian

0.75%

Aplikasi SSOP terhadap Ruang Ganti Pakaian hanya terpenuhi sebagian

2%

Aplikasi SSOP terhadap Fasilitas Cuci Tangan dan Foot Deep hanya terpenuhi sebagian

1.5%

Aplikasi SSOP terhadap Peralatan dan Wadah hanya terpenuhi

(5)

Kemasan (3%) Program Pengendalian Serangga dan Rodensia (4%) Pembersihan dan Desinfeksi (3%)

 mudah korosif, tidak toksik, mudah dibersihkan dan didisinfeksi dan disimpan ditempat yang seharusnya Kemasan

TPA dibina Parung menggunakan kemasan dari styrofoam dan cool box, sehingga kebersihan produk lebih terjaga dibandingkan dengan kemasan pada TPA dibina lainnya yang

menggunakan kantung plastik dan karung plastik bekas

Program Pengendalian Serangga dan Rodensia

Tidak ada program pengendalian

serangga dan rodensia pada TPA Parung, karena bangunan merupakan bangunan terbuka

Pembersihan dan Desinfeksi

 Pemberishan pada semua TPA dibina hanya menggunakan sikat dan air, belum melakukan desinfeksi

 dibersihkan dan didisinfeksi  Terawat dengan baik atau disimpan

ditempat yang seharusnya Kemasan

 Terbuat dari bahan yang tidak toksik, bereaksi dengan produk, dan mampu mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk

 Disimpan pad ruang khusus

Program Pengendalian Serangga dan Rodensia

 Memiliki program tertulis dalam pengendalian serangga dan rodensia  Program pengendalian serangga,

tikus/rodensia dan binatang pengganggu lainnya di lingkungan unit usaha efektif  Lubang angin dilengkapi dengan kasa

untuk mencegah masuknya serangga Ada tirai udara (air curtain), tirai plastik dan alat pencegah serangga lainnya dan efektif

Pembersihan dan Desinfeksi  Memiliki program pembersihan dan

desinfeksi

 Metode pembersihan dan disinfeksi efektif  Peralatan dan wadah dicuci dengan air bersih dan disanitasi setelah digunakan

sebagian

1.25%

Aplikasi SSOP terhadap Kemasan hanya terpenuhi sebagian

1.25%

Aplikasi SSOP terhadap Program Pengendalian Serangga dan

Rodensia hanya terpenuhi sebagian

2.75%

Aplikasi SSOP terhadap

Pembersihan dan Desinfeksi hanya terpenuhi sebagian

(6)

Aspek SSOP Kondisi TPA dibina Kondisi Seharusnya Keterangan Bahan-bahan Kimia

(2%)

Bahan-bahan Kimia

Tidak dipergunakan bahan-bahan kimia pada produk olahan

Bahan-bahan Kimia

 Bahan kimia, sanitizer dan bahan tambahan pangan diberi label dan disimpan dengan baik

 Penggunaan bahan kimia dan bahan tambahan pangan yang diizinkan

Aplikasi SSOP terhadap Bahan-bahan Kimia belum terpenuhi oleh semua TPA

Higiene Personal (4%)

Higiene Personal

 Kesehatan pekerja terjaga dengan baik  Masih terjadi kontaminasi silang antara

Pekerja dan Produk

 Ada pelatihan sanitasi dari Dinas Peternakan

Higiene Personal

 Karyawan yang berhubungan langsung dengan produk dalam kondisi sehat  Kebersihan karyawan yang berhubungan

langsung dengan produk terjaga dengan baik

 Tidak terjadi kontaminasi silang (makan, meludah, merokok di ruang proses)  Pelatihan pekerja dalam hal sanitasi dan

higienis cukup

2.25%

Aplikasi SSOP terhadap Higiene Personal hanya terpenuhi sebagian

Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan (8%)

Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan

 Tidak ada pemeriksaan ante mortem dan post mortem pada bahan baku pada semua TPA dibina

Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan

 Pemeriksaan ante mortem pada ternak yang akan dipotong dilakukan oleh dokter hewan atau para medik veteriner

 Pemeriksaan ante mortem dilakukan secara teratur

 Dilakukan pencatatan terhadap hasil pemeriksaan ante mortem

 Penanganan hewan hidup memenuhi aspek kesrawan

Pemeriksaan post mortem pada setiap hewan dilakukan oleh dokter hewan atau para medik veteriner

Aplikasi SSOP terhadap Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan hanya terpenuhi sebagian

(7)

*) persentase kondisi seharusnya

**) persentase kondisi seharusnya yang telah terpenuhi pada 8 TPA dibina Pembekuan

(2%)

Pembekuan

 Seluruh TPA dibina tidak memiliki fasilitas blast freezer

 Pemeriksaan post mortem dilakukan secara teratur

 Dilakukan pencatatan terhadap hasil pemeriksaan post mortem

Pembekuan

 Memiliki fasilitas blast freezer

 Dilengkapi dengan display themometer pada ruangan blast freezer dan cold storage

Aplikasi SSOP terhadap Pembekuan belum terpenuhi Pelabelan

(1%)

Pelabelan

 Tidak ada pemberian label pada produk beku

Pelabelan

 Produk yang sudah dalam bentuk beku mempunyai label dan tanda/etiket

Aplikasi SSOP terhadap Pelabelan belum terpenuhi

Penyimpanan (3%)

Penyimpanan

 Hanya TPA dibina Parung yang memiliki fasilitas cold storage untuk produk beku

Penyimpanan

 Memiliki chill room untuk penyimpanan produk segar

 Memiliki cold storage untuk penyimpanan produk beku

 Produk akhir yang disimpan dalam gudang beku terpisah dengan bahan lain

0.75%

Aplikasi SSOP terhadap Penyimpanan hanya terpenuhi sebagian

Pengujian Laboratorium (3%)

Pengujian Laboratorium

 Tidak pernah dilakukan pengujian laboratorium untuk produk akhir, program sanitasi dan tidak

dokumentasi terhadap hasil pengujian laboratorium

Pengujian Laboratorium

 Ada program pengujian laboratorium terhadap produk akhir

 Ada program monitoring efektivitas program sanitasi

 Dilakukan dokumentasi terhadap hasil pengujian laboratorium

Aplikasi SSOP terhadap Pengujian Laboratorium belum terpenuhi

(8)

Aspek SSOP Kondisi TPA belum dibina Kondisi Seharusnya Keterangan Penanggung Jawab

Kesehatan Hewan dan Kesmavet (1%) *

Penanggung Jawab Kesehatan Hewan dan Kesmavet

 Tidak ada dokter hewan penanggung jawab kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

Penanggung Jawab Kesehatan Hewan dan Kesmavet

 Dokter hewan penanggung jawab kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

Aplikasi SSOP terhadap aspek Penanggung Jawab Kesehatan Hewan dan Kesmavet belum terpenuhi sepenuhnya Lokasi dan

Lingkungan (5%)

Lokasi dan Lingkungan

 Perijinan hanya dimiliki oleh sebagian TPA

 Disekitar TPA tidak terdapat rumah potong babi (RPB)

 Penanganan dan sistem pembuangan sampah, limbah cair dan peralatan cukup baik hanya pada semua TPA belum baik

 Terdapat debu yang berlebihan dijalanan dan tempat parkir

Lokasi dan Lingkungan

 Lokasi unit usaha sesuai dengan alamat yang tercantum dalam perijinan

 Ada pemisahan fisik antara RPB dan RPH/RPU

 Penyimpanan dan penanganan sampah, limbah dan peralatan baik

 Debu yang tidak berlebihan di jalanan dan tempat parkir

 Sistem pembuangan limbah cair/saluran baik

3% *

Aplikasi SSOP terhadap Lokasi dan Lingkungan hanya terpenuhi sebagian

Konstruksi Bangunan Utama (13%)

Konstruksi Bangunan Utama  Belum ada pemisahan fisik antara

ruangan bersih dan kotor pada semua TPA belum dibina

 TPA belum dibina Parung tidak memiliki langit-langit

 Lantai untuk semua TPA belum dibina licin, ada genangan air dan tidak kedap air

 Dinding pada semua TPA selum dibina berwarna gelap, retak/berlubang

Konstruksi Bangunan Utama

 Dilakukan pemisahan secara fisik antara ruangan bersih dan kotor

 Ruang pengolahan tidak berhubungan langsung dengan toilet/kamar mandi, tempat ganti pakaian, tempat tinggal, garasi dan bengkel

Ada langit-langit (plafon); Langit- langit bebas dari kemungkinan catnya

rontok/jatuh atau dalam keadaan tidak kotor dan terawat; Rata, tidak

retak/berlubang

 Dinding setinggi kurang dari 2 meter terbuat dari bahan yang kedap air, mudah

1.5%

Aplikasi SSOP terhadap Konstruksi Bangunan Utama hanya terpenuhi sebagian

(9)

Aspek SSOP Kondisi TPA dibina Kondisi Seharusnya Keterangan  dibersihkan dan didisinfeksi; Permukaan

rata, tidak retak atau berlubang; Tidak ada bagian dinding yang memungkinkan untuk meletakkan/menyimpan barang/peralatan; Dinding di ruang pengolahan berwarna terang

 Bahan lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan didisinfeksi; Pertemuan antara lantai dan dinding lengkung; Tidak ada genangan cairan, tumpukan kotoran dan air mengalir ke saluran pembuangan Bangunan Utama

TPA (25%)

Bangunan Utama TPA

 Tempat penurunan unggas hidup terdapat pada TPA belum dibina Dramaga dan Parung

 Tidak ada pemeriksaan antemortem dan postmortem untuk semua TPA belum dibina

 Tidak dilakukan stunning untuk semua TPA belum dibina

 Tidak ada daerah bersih pada semua TPA belum dibina, pengemasan dilakukan pada ruang produksi

Bangunan Utama TPA Daerah Kotor:

 Tempat penurunan unggas hidup, pemeriksaan antemortem dan penggantungan unggas hidup  Pemingsanan (stunning)  Penyembelihan (killing)

 Pencelupan ke air panas (scalding)  Pencabutan bulu (defeathering)  Pencucian karkas

 Pengeluaran jeroan/evisceration  Pemeriksaan postmortem  Penanganan jeroan Daerah Bersih:

 Tempat pencucian karkas.  Tempat pendinginan karkas.  Seleksi (grading)

 Penimbangan karkas

 Pemotongan karkas (cutting)

14.125%

Aplikasi SSOP terhadap Bangunan Utama TPA hanya terpenuhi sebagian

(10)

Aspek SSOP Kondisi TPA dibina Kondisi Seharusnya Keterangan  Pemisahan daging dari tulang

 Pengemasan

 Penyimpanan segar (chilling room) Penerangan

(2%)

Penerangan

 Lampu pada semua TPA belum dibina tidak berpelindung

 Proses produksi pada TPA belum dibina Parung dan Dramaga dilakukan pada pagi hari sehingga tidak

digunakan penerangan

Penerangan

 Lampu di ruang pengolahan, pengemasan dan penyimpanan bahan baku

perpelindung

 Penerangan pada tempat pemeriksaan (inspeksi) cukup (kurang dari 540 luks)

0.25%

Aplikasi SSOP terhadap Penerangan hanya terpenuhi sebagian Ventilasi (2%) Saluran Pembuangan (3%) Pasokan Air (4%) Ventilasi

 Sistem ventilasi pada seluruh TPA belum dibina baik, sehingga tidak terjadi akumulasi kondensasi di atas proses pengolahan dan penyimpanan produk

Saluran Pembuangan

 Saluran pembuangan pada seluruh TPA belum dibina belum tidak tertutup  Tidak ada bak kontrol pada sistem

saluran pada semua TPA belum dibina Pasokan Air

 Air yang digunakan untuk seluruh proses produksi pada semua TPA belum dibina berasal dari sumur dengan kedalaman lebih dari 8 m  Jarak sumur dengan tempat

penampungan limbah cair pada sebagian TPA belum dibina kurang dari 8 m

Ventilasi

 Sirkulasi udara di ruang proses produksi baik (tidak pengap)

 Tidak terjadi akumulasi kondensasi di atas proses pengolahan dan penyimpanan produk

Saluran Pembuangan

 Kapasitas saluran pembuangan lancar Saluran pembuangan tertutup (grill) dan dilengkapi bak kontrol

Pasokan Air

 Tersedia pasokan air bersih dalam jumlah cukup

 Jarak terdekat sumber air dengan tempat pembuangan limbah cair/septic tank 8m Dilakukan pemeriksaan kualitas air bersih di laboratorium minimal sekali dalam setahun

1.375%

Aplikasi SSOP terhadap Ventilasi hanya terpenuhi sebagian

0.875%

Aplikasi SSOP terhadap Saluran Pembuangan hanya terpenuhi sebagian

2%

Aplikasi SSOP terhadap Pasokan Air hanya terpenuhi sebagian

(11)

Aspek SSOP Kondisi TPA dibina Kondisi Seharusnya Keterangan  Tidak pernah dilakukan pemeriksaan

kualitas air di laboratorium

Es (Persyaratan

Khusus RPU) (2%)

Es (Persyaratan Khusus RPU)

 Tidak ada penggunaan es pada seluruh TPA belum dibina

Es (Persyaratan Khusus RPU)  Terbuat dari air yang memenuhi

persyaratan air bersih  Ditangani secara higienis

Aplikasi SSOP terhadap Es belum terpenuhi Penanganan Limbah dan Kotoran (2%) Toilet (2%) Ruang Ganti Pakaian (1%) Fasilitas Cuci Tangan dan Foot Deep

(4%)

Penanganan Limbah dan Kotoran Penampungan limbah pada TPA belum dibina Dramaga dan Cibungbulang berjarak kurang dari 8 m dengan ruang produksi

Toilet

Tidak tersedia sarana toilet pada TPA belum dibina Parung, Cibungbulang dan Dramaga

Ruang Ganti Pakaian

Tidak tersedia Ruang Ganti pada TPA belum dibina Parung

Fasilitas Cuci Tangan dan Foot Deep Tidak tersedia fasilitas cuci tangan dan foot deep untuk semua TPA belum dibina

Penanganan Limbah dan Kotoran  Limbah ditangani dengan baik

 Fasilitas pembuangan sampah/kotoran dalam ruang proses tertutup

Toilet

 Terpelihara dengan baik

Fasilitas untuk pencucian tangan, seperti sabun, cukup atau tersedia

Ruang Ganti Pakaian

Ada, terawat dan tidak kotor

Fasilitas Cuci Tangan dan Foot Deep  Setiap pintu masuk ruang pengolahan memiliki fasilitas cuci tangan dan foot deep

 Fasilitas cuci tangan berfungsi

 Fasilitas cuci tangan dioperasikan dengan tangan dan dilengkapi dengan petunjuk mencuci tangan

Memiliki fasilitas untuk membesihkan sepatu boot

0.375%

Aplikasi SSOP terhadap

Penanganan Limbah dan Kotoran hanya terpenuhi sebagian

0.25%

Aplikasi SSOP terhadap Toilet hanya terpenuhi sebagian 0.125%

Aplikasi SSOP terhadap Ruang Ganti Pakaian hanya terpenuhi sebagian

Aplikasi SSOP terhadap Fasilitas Cuci Tangan dan Foot Deep belum terpenuhi

(12)

Aspek SSOP Kondisi TPA dibina Kondisi Seharusnya Keterangan Peralatan dan Wadah (2%) Kemasan (3%) Program Pengendalian Serangga dan Rodensia (4%) Pembersihan dan Desinfeksi (3%)

Peralatan dan Wadah

Peralatan pada semua TPA belum dibina terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif, tidak toksik, mudah dibersihkan dan didisinfeksi dan disimpan ditempat yang seharusnya Kemasan

Seluruh TPA belum dibina menggunakan kemasan dari kantung plastik dan karung plastik yang tidak dapat mencegah kontaminasi lanjutan

Program Pengendalian Serangga dan Rodensia

Tidak ada program pengendalian serangga dan rodensia pada semua TPA belum dibina

Pembersihan dan Desinfeksi

 Pemberishan pada semua TPA belum dibina hanya menggunakan sikat dan air, belum didesinfektan

Peralatan dan Wadah

 Terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif, tidak toksik, mudah dibersihkan dan didisinfeksi  Terawat dengan baik atau disimpan

ditempat yang seharusnya Kemasan

 Terbuat dari bahan yang tidak toksik, bereaksi dengan produk, dan mampu mencegah terjadinya kontaminasi terhadap produk

 Disimpan pad ruang khusus

Program Pengendalian Serangga dan Rodensia

 Memiliki program tertulis dalam pengendalian serangga dan rodensia  Program pengendalian serangga,

tikus/rodensia dan binatang pengganggu lainnya di lingkungan unit usaha efektif  Lubang angin dilengkapi dengan kasa

untuk mencegah masuknya serangga  Ada tirai udara (air curtain), tirai plastik

dan alat pencegah serangga lainnya dan efektif

Pembersihan dan Desinfeksi  Memiliki program pembersihan dan

desinfeksi

 Metode pembersihan dan disinfeksi efektif  Peralatan dan wadah dicuci dengan air

bersih dan disanitasi setelah digunakan

0.375%

Aplikasi SSOP terhadap Peralatan dan Wadah hanya terpenuhi sebagian

1.125%

Aplikasi SSOP terhadap Kemasan hanya terpenuhi sebagian

Aplikasi SSOP terhadap Program Pengendalian Serangga dan Rodensia belum terpenuhi

0.875%

Aplikasi SSOP terhadap

Pembersihan dan Desinfeksi hanya terpenuhi sebagian

(13)

Aspek SSOP Kondisi TPA dibina Kondisi Seharusnya Keterangan Bahan-bahan Kimia

(2%)

Bahan-bahan Kimia

Tidak dipergunakan bahan-bahan kimia pada produk olahan

Bahan-bahan Kimia

 Bahan kimia, sanitizer dan bahan tambahan pangan diberi label dan disimpan dengan baik

 Penggunaan bahan kimia dan bahan tambahan pangan yang diizinkan

Aplikasi SSOP terhadap Bahan-bahan Kimia belum terpenuhi oleh semua TPA

Higiene Personal (4%)

Higiene Personal

 Kesehatan pekerja terjaga dengan baik  Masih terjadi kontaminasi silang antara

Pekerja dan Produk

 Ada pelatihan sanitasi dari Dinas Peternakan

Higiene Personal

 Karyawan yang berhubungan langsung dengan produk dalam kondisi sehat  Kebersihan karyawan yang berhubungan

langsung dengan produk terjaga dengan baik

 Tidak terjadi kontaminasi silang (makan, meludah, merokok di ruang proses)  Pelatihan pekerja dalam hal sanitasi dan

higienis cukup

1.625%

Aplikasi SSOP terhadap Higiene Personal hanya terpenuhi sebagian

Penerimaan Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan (8%)

Penerimaan Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan

 Tidak ada pemeriksaan ante mortem dan post mortem pada bahan baku pada semua TPA belum dibina

Penerimaan Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan

 Pemeriksaan ante mortem pada ternak yang akan dipotong dilakukan oleh dokter hewan atau para medik veteriner

Pemeriksaan ante mortem dilakukan secara teratur

 Dilakukan pencatatan terhadap hasil pemeriksaan ante mortem

 Penanganan hewan hidup memenuhi aspek kesrawan

 Pemeriksaan post mortem pada setiap hewan dilakukan oleh dokter hewan atau para medik veteriner

Aplikasi SSOP terhadap Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan hanya terpenuhi sebagian

(14)

*) persentase kondisi seharusnya

**) persentase kondisi seharusnya yang telah terpenuhi pada 8 TPA belum dibina

Aspek SSOP Kondisi TPA dibina Kondisi Seharusnya Keterangan

 Pemeriksaan post mortem dilakukan secara teratur

 Dilakukan pencatatan terhadap hasil pemeriksaan post mortem

Pembekuan (2%)

Pembekuan

 Seluruh TPA belum dibina tidak memiliki fasilitas blast freezer

Pembekuan

 Memiliki fasilitas blast freezer

 Dilengkapi dengan display themometer pada ruangan blast freezer dan cold storage

Aplikasi SSOP terhadap Pembekuan belum terpenuhi

Pelabelan (1%)

Pelabelan

 Tidak ada pemberian label pada produk beku

Pelabelan

 Produk yang sudah dalam bentuk beku mempunyai label dan tanda/etiket

Aplikasi SSOP terhadap Pelabelan belum terpenuhi

Penyimpanan (3%)

Penyimpanan

 Tidak tersedia fasilitas cold storage untuk produk beku pada semua TPA belum dibina

Penyimpanan

 Memiliki chill room untuk penyimpanan produk segar

 Memiliki cold storage untuk penyimpanan produk beku

 Produk akhir yang disimpan dalam

Aplikasi SSOP terhadap Penyimpanan belum terpenuhi

Pengujian Laboratorium (3%)

Pengujian Laboratorium

 Tidak pernah dilakukan pengujian laboratorium untuk produk akhir, program sanitasi dan tidak

dokumentasi terhadap hasil pengujian laboratorium pada semua TPA belum dibina

gudang beku terpisah dengan bahan lain Pengujian Laboratorium

 Ada program pengujian laboratorium terhadap produk akhir

 Ada program monitoring efektivitas program sanitasi

 Dilakukan dokumentasi terhadap hasil pengujian laboratorium

Aplikasi SSOP terhadap Pengujian Laboratorium belum terpenuhi

(15)

Kehalalan

belum dibina

Sumber Daya

Manusia

(24.5%) *

Sumber Daya Manusia

Personel yang bekerja pada

semua TPA memiliki

kemampuan untuk

menyembelih ayam secara

Sumber Daya Manusia

Personel yang melaksanakan pekerjaan yang

mempengaruhi status kehalalan produk unggas yang

dihasilkan harus memiliki kompetensi yang sesuai

16.5% **

Aplikasi Kehalalan

terhadap aspek SDM

belum memenuhi

halal, tidak merangkap sebagai

pekerja pada RPB

Pekerja beragama Islam,

Personel harus mengikuti pelatihan/tindakan lain untuk

mencapai kompetensi yang diperlukan

berusia lebih dari 18 tahun,

sehat jasmani dan rohani

Pelatihan penyembelihan

Manajemen TPA harus memelihara rekaman mengenai

pelatihan, ketrampilan dan pengalaman personel

ayam halal didapat dari Mesjid

setempat

Tidak ada kontrol dan

Personel harus dikontrol dan disupervisi oleh LPPOM

MUI/Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui LPPOM

MUI

supervisi dari LPPOM

MUI/Lembaga Sertifikasi

Personael halal tidak boleh merangkap sebagai pekerja

/karyawan pada RPH babi

Halal yang diakui LPPOM

Petugas penyembelih beragama Islam

MUI

Petugas penyembelih berumur minimal 18 tahun

Pekerja belum memiliki kartu

identitas sebagai

Berbadan dan berjiwa sehat serta memiliki catatan

kesehatan yang baik

penyembelih halal dari

Taat dalam menjalankan ibadah wajib

Lembaga Sertifikasi Halal

yang diakui oleh LPPOM

MUI/Lembaga yang

berwewenang dalam

sertifikasi halal

Lulus pelatihan penyembelihan halal yang dilakukan

oleh lembaga Islam/lembaga sertifikasi halal yang

bekerjasama dengan instansi teknis terkait

Memahami tata cara penyembelihan sesuai Syariat

(16)

Aspek

Kehalalan

Kondisi di TPA dibina dan

belum dibina

Kondisi Seharusnya

Keterangan

Memiliki kartu identitas sebagai penyembelih halal dari

Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui oleh

MUI/Lembaga yang berwewenang dalam sertifikasi

halal

Prasarana

(14.5%)

Prasarana

TPA penelitian hanya

memproduksi daging

Prasarana

Dalam satu RPU hanya dikhususkan untuk produksi

daging unggas halal

14.5%

Aplikasi Kehalalan

terhadap aspek

Prasarana

unggas

Tidak terdapat peternakan

hewan non halal disekitar

Lokasi RPU harus terpisah dari RPH/peternakan babi

(min 2km) dan tidak terjadi kontaminasi silang antara

RPU halal dan babi

memenuhi

TPA penelitian

Alat untuk menyembelih

adalah pisau yang tajam

Fasilitas RPU dirancang sedemikian rupa agar produk

yang halal tidak terkontaminasi dengan produk non

halal maupun dengan barang haram dan najis

Tidak terjadi penggunaan fasilitas, mesin, dan alat

secara bersama-sama antara RPU halal dan babi

Alat yang digunakan untuk menyembelih harus tajam

dan bukan berasal dari kuku, gigi/taring/tulang

Ukuran alat penyembelih harus sesuai dengan ukuran

dari leher unggas yang akan dipotong

Penyembelihan

Unggas

(36.5%)

Penyembelihan Unggas

Tidak dilakukan pemeriksaan

ante mortem pada semua TPA

penelitian

Alat penyembelih tidak dipertajam didepan unggas

yang akan disembelih

Penyembelihan Unggas

Unggas yang akan disembelih harus mempunyai waktu

istirahat yang cukup dan mengikuti kaidah kesejahteraan

unggas yang berlaku

24.5%

Aplikasi Kehalalan

terhadap aspek

Penyembelihan Unggas

belum memenuhi

(17)

Kehalalan

belum dibina

Tidak dilakukan rekaman

terhadap unggas mati yang

Dilakukan pemeriksaan ante mortem oleh lembaga

yang memiliki kewenangan

belum sempat disembelih

Ayam mendapat istirahat

Rekaman unggas mati sebelum sempat disembelih

harus disimpan dan dipelihara

yang cukup sebelum

disembelih, tidak stress

Pengendalian unggas harus seminimal mungkin

menjadikan unggas stress dan kesakitan

Penyembelihan menghadap

kiblay dan kalimat

Segera dilakukan penyembelihan bila ungggas telah

terkendali dengan baik dan tenang

“Bisillahirrahmanirrahim”

hanya diucapkan pada awal

penyembelihan, mewakili

Kalimat “Bisillahirrahmanirrahim” harus diucapkan

oleh penyembelih sebelum melakukan penyembelihan

seluruh proses

penyembelihan

Penyembelihan memotong

Penyembelihan harus dilakukan dengan memotong

oesophagus, trachea, vena jugularis dan arteri carotis

oesophagus, trachea, vena

jugularis, arteri carotis dan

Hendaklah melakukan satu kali sembelih (tidak

mengangkat pisau ketika menyembelih).

hanya dilakukan satu kali

penyembelihan dan minimal

Proses penyembelihan dilakukan dari leher bagian

depan dan tidak memutus tulang leher

waktu 2 menit sebelum

Penyembelihan menghadap kiblat

masuk ke proses berikutnya

Pada semua TPA penelitian,

penanganan karkas dan jeroan

dilakukan di dalam satu

ruangan

Tidak dilakukan pemeriksaan

post mortem

Rekaman setiap pemotongan yang tidak sesuai dengan

persyaratan halal harus disimpan dan dipelihara

Harus dilakukan pemeriksaan untuk memastikan

unggas mati sebelum dilakukan penanganan/proses

selanjutnya

Waktu minimal antara pemotongan dan proses

(18)

Aspek

Kehalalan

Kondisi di TPA dibina dan

belum dibina

Kondisi Seharusnya

Keterangan

pada semua TPA penelitian

Ruang/lokasi penanganan karkas dan jeroan harus

dipisah

Karkas dan jeroan yang berasal dari unggas yang

disembelih tidak memenuhi persyaratan halal maka

harus dimusnahkan

Pemeriksaan post mortem harus dilakukan oleh petugas

yang berwenang

Rekaman karkas dan jeroan yang tidak memenuhi

persyaratan halal harus disimpan dan dipelihara

Penanganan

dan

Penyimpanan

(10.5%)

Penanganan dan Penyimpanan

Semua TPA penelitian hanya

memproduksi unggas, tidak

Penanganan dan Penyimpanan

Karkas/daging/jeroan halal dan non halal harus

ditangani dan disimpan pada tempat yang terpisah

8.5%

Aplikasi Kehalalan

terhadap aspek

Penanganan dan

Penyimpanan belum

memenuhi

ada produk non halal yang

dihasilkan

Karkas/daging/jeroan halal harus ditangani dan

disimpan dengan baik untuk menghindari kontaminasi

silang dengan bahan najis dan cemaran lainnya

Ruang/gudang penyimpanan harus bebas dari produk

babi

Jika di RPU menghasilkaan produk halal dan non halal

maka dilakukan penandaan dan penyimpanan yang

terpisah

Rekaman karkas/daging/jeroan non halal harus

disimpan dan dipelihara

(19)

Kehalalan

belum dibina

Pengemasan

dan Pelabelan

(10%)

Pengemasan dan Pelabelan

Belum ada label/logo halal

Pengemasan dan Pelabelan

Kemasan harus memiliki identitas halal

Aplikasi Kehalalan

terhadap aspek

Pengemasan dan

pada kemasan

Pemberian identitas halal dicantumkan pada kemasan

produk sebelum memasuki ruang/gudang penyimpanan

pelabelan tidak

memenuhi

untuk semua TPA

penelitian

Label harus secara spesifik menjelaskan perbedaan

halal dan non halal

Proses pengiriman daging /jeroan harus disertai dengan

label

Label memuat logo halal, tgl penyembelihan, nama

RPU dan berat bersih

Transportasi

(4%)

Transportasi

Karena semua TPA penelitian

hanya

Transportasi

Alat pengiriman harus khusus untuk daging halal dan

tidak digunakan untuk daging non halal

4%

Aplikasi Kehalalan

terhadap aspek

memproduksi karkas ayam,

maka tidak terdapat

produk non halal pada

semua TPA penelitian

Alat pengiriman harus bebas dari najis dan cemaran lain Transportasi telah

memenuhi

*) persentase kondisi seharusnya

**) persentase kondisi seharusnya yang telah terpenuhi pada TPA penelitian

(20)

Tahapan Proses Bahaya Sumber Bahaya Pencegahan Penerimaan

Ayam Hidup

 Fisik: tanah, debu, pasir, kerikil  Kimia: residu antibiotika

 Biologi: Coliform, Campylobacter, E.coli, Clostridium perfringens, Streptococcus, Staphylococcus

 Kotoran dan darah pada keranjang  Bulu ayam

 Lantai

 Dilakukan pencucian keranjang yang benar

 Pembersihan lantai yang benar  Penerimaan ayam sehat Penyembelihan  Fisik: abu rokok, rambut, debu

 Kimia: asap rokok

 Biologi: Coliform, Campylobacter, Salmonella E.coli, Staphylococcus

 Kotoran, darah dan bulu ayam  Pekerja

 Lantai  Pisau

 Pemisahan ruang penyembelihan dan ruang produksi, sehingga darah dan kotoran tidak mencemari karkas ayam  Pekerja yang bersih, tidak merokok Pengeluaran

Darah

 Fisik: abu rokok,rambut, debu  Kimia: asap rokok

 Biologi: Coliform, E.coli, Campylobacter, Salmonella, Staphylococcus

 Darah

 Kotoran ayam

 Tong tempat menampung ayam

 Tidak menggunakan tong sebagai tempat mengeluarkan darah

 Pemisahan ruang pengeluaran darah dengan ruang proses produksi, sehingga darah dan kotoran ayam tidak mengotori ayam Scalding Plucking Eviserasi Pencucian Karkas

 Fisik: abu rokok, rambut

 Kimia: asap kayu bakar, asap rokok  Biologi: Clostridium perfringens,

Staphylococcus

 Fisik: abu rokok, rambut  Kimia: asap rokok

 Biologi: E.coli, Staphylococcus aureus  Fisik: rambut, abu rokok, debu, kerikil  Kimia: asap rokok

 Biologi: Coliform, Campylobacter,

Salmonella, E.coli, Clostridium perfringens  Fisik: abu rokok, rambut

 Kimia: asap rokok

 Darah dan kotoran ayam yang menempel pada bulu-bulu dan kulit ayam

 Air scalding  Tong scalding

 Darah, kotoran, bulu ayam  Air mesin plucker

 Pisau, peralatan, pekerja  Isi usus, empedu

 Lantai

 Air tercemar oleh karkas Pencucian kemasan, karkas dan

 Tidak merokok, memakai masker dan penutup rambut

 Menggunakan gas sebagai pembakar  Tong scalding yang dicuci bersih

 Pekerja memakai pengaman  Mencuci plucker secara benar  Tidak menempatkan karakas dilantai

berdekatan dengan jeroan  Pekerja menggunakan pengaman

 Penggantian air cucian

(21)

Tahapan Proses Bahaya Sumber Bahaya Pencegahan  Biologi: coliform, Salmonella sp, S. aureus  jeroan di tempat yang sama

Penanganan Jeroan

 Fisik: abu rokok, rambut, debu, kerikil  Kimia: asap rokok

 Biologi: Coliform, Salmonella sp, S. aureus, Clostridium perfringens

 Pekerja  Isi usus  Empedu  Isi ampela  Lantai

Dilakukan pemisahan proses penanganan jeroan dan karkas

Pengemasan Karkas dan Jeroan

 Fisik: debu jalanan, rambut, abu rokok  Kimia: asap rokok

 Biologi: Clostridium perfringens, Salmonella, Staphylococcus

 Kantung plastik  Karung plastik  Karkas

Digunakan kemasan yang dapat mencegah kontaminasi lanjutan pada karkas dan jeroan seperti styrofoam dan kemasan hampa udara

(22)

Lampiran 5 Kuisioner Unit Usaha Rumah Potong Unggas (Mengacu pada Permentan 2005)

I. DATA UMUM 1. Nama perusahaan 2. Jenis Unit Usaha 3. Alamat :

a). Kantor Pusat b). Unit usaha 4. Perizinan Usaha : a. Izin Prinsip b. HO c. Izin Usaha d. SIUP

5 a. Tahun Unit Usaha didirikan: b. Mulai operasi

6 Kapasitas (disesuaikan dengan jenis unit usaha*) :

a. RPU

b. Tempat Pengolahan Daging (TPD) c. Cold Storage

…….………... ekor/hari ; ton/bulan ………. ekor/hari ; ton/bulan ………. ekor/hari ; ton/bulan 7 Produksi rata-rata per hari (disesuaikan

dengan jenis usaha)

8 Jenis produk akhir (disesuaikan dengan

jenis usaha)

a. b. c. 9 Pemasaran Produk ke :

(disesuaikan dengan jenis usaha) a. Luar Negeri

b. Dalam Negeri

Jenis Produk Negara % Jenis Produk % 10 Merk Dagang (disesuaikan dengan jenis

usaha)

a. b. c.

11 Jumlah Karyawan Laki-laki Perempuan

Pengo-lahan Adm Pengo-lahan Adm 12 a. Penanggung Jawab

1. Unit Usaha (ada/tidak)*(nama) ….……….………. 2. Unit Produksi (ada/tidak)*(nama) ………….……...……..….

3. Mutu (ada/tidak)*(nama) ………...……..…. 4. Sanitasi & Higiene (ada/tidak)*(nama) …….……….…. b. Dokter Hewan

Perusahaan

(ada/tidak)*(nama) …..………... 13 Asal Bahan Baku Pangan

Asal Hewan Yang Digunakan

a. Dari Perusahaan sendiri b. Dari anak perusahaan

1. Nama : 2. Alamat :

………... ……… ………

(23)

3. Jenis Bahan Baku : c. Dari Pemasok Suplier

1. Nama : 2. Alamat :

3. Jenis Bahan Baku :

……… ……… 14

.

Suplai air bersih berasal dari

a. Air tanah : ………m3/hari Sumur dangkal

Sumur dalam Danau Sungai

b. Air ledeng (dari Perusahaan Air Minum) dengan kapasitas :……….…m3

/hari 15

.

Es Berasal dari a. Produksi sendiri dengan kapasitas :

...ton/hari b. Pembelian dari : ... c. Bentuk es : (balok, curah) ... 16

.

Kebutuhan es rata-rata per hari (disesuaikan dengan jenis usaha)

………...……… ton/hari 17

.

Sistem Pembekuan Produk (disesuaikan dengan jenis usaha)

a. Air Blast Freezer (ya/tidak)* b. Contact Plate Freezer (ya/tidak)* c. Brine Freezer (ya/tidak)* d. Cryogenic Freezer (ya/tidak)* e. Individual Quick Freezer (ya/tidak)* Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

II. DATA KHUSUS

No. Kriteria Keterangan

1 Apakah RPU sudah mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) Panduan Mutu

(sudah/belum)*

2 Unit Pengolahan sudah menerapkan Sistem Jaminan Keamanan Pangan (Program Bintang, Sistem HACCP atau ISO 22000)

a. Jika sudah bagian apa saja yang terlibat?

b. Jika belum, apa alasannya?

(sudah/belum)*

3. Jenis formulir apa saja yang didokumentasikan dalam rangka menjamin keamanan produk

4. Kesulitan apa saja yang dihadapi dalam penerapan praktek higienis-sanitasi? 5. Bimbingan apa saja yang diperlukan

dalam penerapan praktek higiene-sanitasi?

6. Selama ini apakah sudah mendapatkan pelatihan tentang praktek higiene?

(Sudah/Belum)* a. Jika sudah, siapa penyelenggara,

tenaga pelatih, waktu dan tempat pelaksanaan?

(24)

terlibat dalam pelatihan? Keterangan : *) Coret yang tidak perlu

III. DAFTAR PENGECEKAN KELAYAKAN DASAR UNIT RPU A. Penanggung Jawab Kesehatan Hewan dan Kesmavet :

Aspek yang dinilai Bobot Nilai (%) Ya(1)/ Tidak (0) MN MY SR KT OK Ket.

1 Tidak ada dokter hewan penanggung jawab kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner

1.0

B. Bangunan, Fasilitas, Sanitasi dan Higiene. (Disesuaikan dengan jenis usaha)

Aspek yang dinilai Bobot Nilai (%) Ya(1)/ Tidak (0) MN MY SR KT OK Ket.

I. Lokasi dan Lingkungan 1. Lokasi unit usaha tidak

sesuai dengan alamat yang tercantum dalam perijinan

1.0

2. Tidak ada pemisahan fisik antara PRB dan RPH/RPU

1.0

3. Penyimpanan dan penanganan sampah, limbah dan peralatan tidak baik

1.0

4. Terdapat debu yang berlebihan di jalanan dan tempat parkir

1.0

5. Sistem pembuangan limbah cair/saluran tidak baik

1.0

II. Konstruksi Bangunan Utama 6. Tidak dilakukan

pemisahan secara fisik antara ruangan bersih dan kotor

2.0

7. Ruang pengolahan berhubungan langsung dengan toilet/kamar mandi, tempat ganti pakaian, tempat tinggal, garasi dan bengkel

1.0

8. Tidak ada langit-langit (plafon)

9. Langit-langit tidak bebas 1.0 1.0

(25)

dari kemungkinan catnya rontok/jatuh atau dalam keadaan kotor dan tidak terawat

10. Tidak rata, retak atau berlubang

1.0

11. Dinding setinggi kurang dari 2 meter terbuat dari bahan yang tidak kedap air, tidak mudah dibersihkan dan didisinfeksi

1.0

12. Permukaan tidak rata, retak atau berlubang

1.0 13. Ada bagian dinding yang

memungkinkan untuk meletakkan/menyimpan barang/peralatan 14. Dinding di ruang pengolahan berwarna gelap 1.0 1.0

15. Bahan lantai tidak kedap air, licin, tidak mudah dibersihkan dan didisinfeksi

16. Pertemuan antara lantai dan dinding tidak lengkung

17. Banyak genangan cairan, tumpukan kotoran atau air tidak mengalir ke saluran pembuangan

1.0 1.0 1.0

III. Bangunan utama RPU Daerah Kotor: 18. Tempat penurunan unggas hidup, pemeriksaan antemortem dan penggantungan unggas hidup 19. Pemingsanan (stunning) 20. Penyembelihan (killing) 21. Pencelupan ke air panas

(scalding tank) 22. Pencabutan bulu (defeathering) 23. Pencucian karkas 24. Pengeluaran jeroan/evisceration 25. Pemeriksaan postmortem 26. Penanganan jeroan 1.0 1.0 1.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0

(26)

Daerah Bersih: 27. Tempat pencucian karkas. 28. Tempat pendinginan karkas. 29. Seleksi (grading) 30. Penimbangan karkas 31. Pemotongan karkas (cutting)

32. Pemisahan daging dari tulang 33. Pengemasan 34. Penyimpanan segar (chilling room) IV. Penerangan 35. Lampu di ruang pengolahan, pengemasan dan penyimpanan bahan baku tidak perpelindung

1.0

36. Penerangan pada tempat pemeriksaan (inspeksi) tidak cukup (kurang dari 540 luks)

1.0

V. Ventilasi

37. Sirkulasi udara di ruang proses produksi tidak baik (pengap)

1.0

38. Terjadi akumulasi kondensasi di atas proses pengolahan dan

penyimpanan produk

1.0

VI. Saluran Pembuangan 39. Kapasitas saluran

pembuangan tidak lancar 1.0 40. Saluran pembuangan

tidak tertutup (grill) dan tidak dilengkapi bak kontrol

2.0

VII. Pasokan Air 41. Tidak tersedia pasokan

air bersih dalam jumlah cukup

2.0

42. Jarak terdekat sumber air dengan tempat

pembuangan limbah cair/septic tank kurang dari 8m

1.0

43. Tidak dilakukan

pemeriksaan kualitas air bersih di laboratorium minimal sekali dalam setahun

(27)

VIII. Es (Persyaratan Khusus RPU) 44. Tidak terbuat dari air

yang memenuhi persyaratan air bersih

1.0

45. Tidak ditangani secara higienis

1.0

IX. Penanganan Limbah dan Kotoran 46. Limbah tidak ditangani

dengan baik

1.0 47. Fasilitas pembuangan

sampah/kotoran dalam ruang proses tidak tertutup

1.0

X. Toilet

48. Tidak terpelihara dengan baik

1.0 49. Fasilitas untuk pencucian

tangan, seperti sabun, tidak cukup atau tidak tersedia

1.0

XI. Ruang Ganti Pakaian 50. Tidak ada atau jika ada

tidak terawat dan kotor

1.0

XII. Fasilitas Cuci Tangan dan Foot Deep 51. Setiap pintu masuk ruang

pengolahan tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan foot deep

1.0

52. Fasilitas cuci tangan tidak berfungsi

1.0 53. Fasilitas cuci tangan

dioperasikan dengan tangan dan tidak dilengkapi dengan petunjuk mencuci tangan

1.0

54. Tidak memiliki fasilitas untuk membesihkan sepatu boot

1.0

XIII. Peralatan dan Wadah 55. Terbuat dari bahan yang

tidak kedap air, mudah korosif, toksik, tidak mudah dibersihkan dan didisinfeksi

1.0

56. Tidak terawat dengan baik atau disimpan ditempat yang seharusnya

1.0

XIV. Kemasan

57. Terbuat dari bahan yang toksik, bereaksi dengan produk, dan tidak mampu mencegah terjadinya

(28)

kontaminasi terhadap produk

58. Tidak disimpan pad ruang khusus

1.0

XV. Program Pengendalian Serangga dan Rodensia 59. Tidak memiliki program

tertulis dalam pengendalian serangga dan rodensia 1.0 60. Program pengendalian serangga, tikus/rodensia dan binatang pengganggu lainnya di lingkungan unit usaha tidak efektif

1.0

61. Lubang angin tidak dilengkapi dengan kasa untuk mencegah masuknya serangga

1.0

62. Tirai udara (air curtain), tirai plastik dan alat pencegah serangga lainnya tidak ada atau jika ada tidak efektif

1.0

XVI. Pembersihan dan Desinfeksi 63. Tidak memiliki program

pembersihan dan disinfeksi

1.0

64. Metode pembersihan dan disinfeksi tidak efektif

1.0 65. Peralatan dan wadah

tidak dicuci dengan air bersih dan disanitasi setelah digunakan

1.0

XVII. Bahan-bahan Kimia 66. Bahan kimia, sanitizer

dan bahan tambahan pangan tidak diberi label dan tidak disimpan dengan baik

1.0

67. Penggunaan bahan kimia dan bahan tambahan pangan yang tidak diizinkan

1.0

C. Higiene Personal

Aspek yang dinilai Bobot Nilai (%) Ya(1)/ Tidak (0) MN MY SR KT OK Keterangan 68. Karyawan yang berhubungan langsung dengan produk dalam 1.0

(29)

kondisi tidak sehat 69. Kebersihan karyawan yang berhubungan langsung dengan produk tidak terjaga dengan baik

1.0 70. Kontaminasi silang (makan, meludah, merokok di ruang proses) 1.0 71. Pelatihan pekerja dalam hal sanitasi dan higienis tidak cukup

1.0

D. Bahan Baku, Penanganan dan Pengolahan (Disesuaikan dengan jenis usaha)

Aspek yang dinilai Bobot Nilai (%) Ya(1)/ Tidak (0) MN MY SR KT OK Keterangan I. Penerimaan 72. Pemeriksaan ante

mortem pada ternak yang akan dipotong tidak dilakukan oleh dokter hewan atau para medik veteriner 73. Pemeriksaan ante mortem tidak dilakukan secara teratur 74. Tidak dilakukan pencatatan terhadap hasil pemeriksaan antemortem 75. Penanganan hewan hidup tidak memenuhi aspek kesrawan 1.0 1.0 1.0 2.0 76. Pemeriksaan post mortem pada setiap hewan tidak dilakukan oleh dokter hewan atau para medik veteriner 77. Pemeriksaan post mortem tidak dilakukan secara teratur 78. Tidak dilakukan 1.0 1.0 1.0

(30)

pencatatan terhadap hasil pemeriksaan post mortem II. Pembekuan 79. Tidak memiliki fasilitas blast freezer 80. Tidak dilengkapi dengan display themometer pada ruangan blast freezer dan cold storage

1.0 1.0

III. Pelabelan 81. Produk yang sudah

dalam bentuk beku tidak mempunyai label dan tanda atau etiket

1.0

IV. Penyimpanan 82. Tidak memiliki

chill room untuk penyimpanan produk segar 83. Tidak memiliki

cold storage untuk penyimpanan produk beku 84. Produk akhir yang

disimpan dalam gudang beku tidak terpisah dengan bahan lain 1.0 1.0 1.0 V. Pengujian Laboratorium 85. Tidak ada program

pengujian laboratorium terhadap produk akhir

1.0

86. Tidak ada program monitoring efektivitas program sanitasi 1.0 87. Tidak dilakukan dokumentasi terhadap hasil pengujian laboratorium 1.0 Total 100.0

(31)

Keterangan : MN = Penyimpangan Minor

SR = Penyimpangan Serius

MY = Penyimpangan Mayor

KT = Penyimpangan Kritis

OK = Tidak Ada Penyimpangan

Bobot penilaian : 100 % = kritis

75-100% = cukup kritis 50-75% = kurang kritis 25-50% = sangat kurang kritis

0-25% = tidak kritis

2 Unit Usaha Rumah Pemotongan Unggas (RPU) 1. Jumlah Penyimpangan

a. Penyimpangan Minor ... Penyimpangan b. Penyimpangan Mayor ... Penyimpangan c. Penyimpangan Serius ... Penyimpangan d. Penyimpangan Kritis ... Penyimpangan 2. Level/Tingkat Unit Usaha

Level/Tingkat Jumlah Penyimpangan

MN (Minor) MY (Mayor) SR (Serius) KT (Kritis)

I 0 0 0 0

II <7 <8 <5 0

III NA <15 <10 <4

IV NA NA NA S4

3. Keterangan Level/Tingkat Usaha

1. Level I Berhak memperoleh NKV dengan kategori sangat baik (Kualifikasi ekspor)

2. Level II Berhak memperoleh NKV dengan kategori baik (Menuju kualifikasi ekspor)

3. Level III Berhak memperoleh NKV dengan kategori cukup 4. Level IV Masih dalam tahap pembinaan untuk memperoleh NKV

(32)

Lampiran 6 Pemotongan Ternak Secara Halal di PRU (Mengacu pada LPOM MUI 2011) Nama RPA : Alamat : Parameter Bobot Nilai Ya/ Tdk Penilaian NKV Ket. MN MY SR KT OK I. SDM

1. Personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi status kehalalan produk unggas yang dihasilkan harus memiliki kompetensi yang sesuai

2.00

2. Personel harus mengikuti pelatihan/tindakan lain untuk mencapai kompetensi yang diperlukan

2.00

3. Manajemen RPU harus memelihara rekaman mengenai pelatihan, ketrampilan dan pengalaman personel

2.00

4. Personel harus dikontrol dan disupervisi oleh LPPOM MUI/Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui LPPOM MUI

2.00

5. Personael halal tidak boleh merangkap sebagai pekerja /karyawan pada RPH babi

2.00

6. Petugas penyembelih beragama Islam

2.50 7. Petugas penyembelih berumur

minimal 18 tahun

2.00 8. Berbadan dan berjiwa sehat serta

memiliki catatan kesehatan yang baik

2.00

9. Taat dalam menjalankan ibadah wajib

2.00 10. Lulus pelatihan penyembelihan

halal yang dilakukan oleh lembaga Islam/lembaga sertifikasi halal yang bekerjasama dengan instansi teknis terkait

2.00

11. Memahami tata cara

penyembelihan sesuai Syariat Islam

2.00

12. Memiliki kartu identitas sebagai penyembelih halal dari Lembaga Sertifikasi Halal yang diakui oleh MUI/Lembaga yang berwewenang dalam sertifikasi halal

2.00

II.Prasarana

13. Dalam satu RPU hanya dikhususkan untuk produksi daging unggas halal

2.50

14. Lokasi RPU harus terpisah dari RPH/peternakan babi (min 2km)

(33)

dan tidak terjadi kontaminasi silang antara RPU halal dan babi 15. Fasilitas RPU dirancang

sedemikian rupa agar produk yang halal tidak terkontaminasi dengan produk non halal maupun dengan barang haram dan najis

2.00

16. Tidak terjadi penggunaan fasilitas, mesin, dan alat secara bersama-sama antara RPU halal dan babi

2.00

17. Alat yang digunakan untuk menyembelih harus tajam dan bukan berasal dari kuku, gigi/taring/tulang

2.00

18. Ukuran alat penyembelih harus sesuai dengan ukuran dari leher unggas yang akan dipotong

2.00

19. Alat penyembelih tidak

dipertajam didepan unggas yang akan disembelih

2.00

III. Penyembelihan Unggas

20. Unggas yang akan disembelih harus mempunyai waktu istirahat yang cukup dan mengikuti kaidah kesejahteraan unggas yang berlaku

2.00

21. Dilakukan pemeriksaan ante

mortem oleh lembaga yang

memiliki kewenangan

2.00

22. Rekaman unggas mati sebelum sempat disembelih harus disimpan dan dipelihara

2.00

23. Pengendalian unggas harus seminimal mungkin menjadikan unggas stress dan kesakitan

2.00

24. Segera dilakukan

penyembelihan bila ungggas telah terkendali dengan baik dan tenang

2.00

25. Kalimat

“Bisillahirrahmanirrahim” harus diucapkan oleh penyembelih sebelum melakukan

penyembelihan

3.00

26. Penyembelihan harus dilakukan dengan memotong oesophagus, trachea, vena jugularis dan arteri carotis

2.50

27. Hendaklah melakukan satu kali sembelih (tidak mengangkat pisau ketika menyembelih).

2.50

28. Proses penyembelihan dilakukan dari leher bagian depan dan tidak memutus tulang leher

2.00

29. Penyembelihan menghadap kiblat

(34)

30. Rekaman setiap pemotongan yang tidak sesuai dengan persyaratan halal harus disimpan dan dipelihara

2.00

31. Harus dilakukan pemeriksaan untuk memastikan unggas mati sebelum dilakukan

penanganan/proses selanjutnya

2.00

32. Waktu minimal antara pemotongan dan proses selanjutnya adalah 2 menit

2.00

33. Ruang/lokasi penanganan karkas dan jeroan harus dipisah

2.00 34. Karkas dan jeroan yang berasal

dari unggas yang disembelih tidak memenuhi persyaratan halal maka harus dimusnahkan

2.00

35. Pemeriksaan post mortem harus dilakukan oleh petugas yang berwenang

2.00

36. Rekaman karkas dan jeroan yang tidak memenuhi

persyaratan halal harus disimpan dan dipelihara

2.00

II. Penanganan dan Penyimpanan

37. Karkas/daging/jeroan halal dan non halal harus ditangani dan disimpan pada tempat yang terpisah

2.50

38. Karkas/daging/jeroan halal harus ditangani dan disimpan dengan baik untuk menghindari kontaminasi silang dengan bahan najis dan cemaran lainnya

2.00

39. Ruang/gudang penyimpanan harus bebas dari produk babi

2.00 40. Jika di RPU menghasilkaan

produk halal dan non halal maka dilakukan penandaan dan penyimpanan yang terpisah

2.00

41. Rekaman karkas/daging/jeroan non halal harus disimpan dan dipelihara

2.00

III. Pengemasan dan Pelabelan

42. Kemasan harus memiliki identitas halal

2.00 43. Pemberian identitas halal

dicantumkan pada kemasan produk sebelum memasuki ruang/gudang penyimpanan

2.00

44. Label harus secara spesifik menjelaskan perbedaan halal dan non halal

2.00

45. Proses pengiriman daging /jeroan harus disertai dengan label

2.00

46. Label memuat logo halal, tgl penyembelihan, nama RPU dan

(35)

berat bersih

IV. Transportasi

47. Alat pengiriman harus khusus untuk daging halal dan tidak digunakan untuk daging non halal

2.00

48. Alat pengiriman harus bebas dari najis dan cemaran lain

2.00

(36)

Referensi

Dokumen terkait

alat pengumpulan data dalam bentuk test, angket, untuk pedoman wawancara atau observasi. Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik berupa populasi maupun sampel,

Adapun hasilnya menunjukan begitu besarnya antusias peserta penyuluhan untuk memahami tentang cara mengatasi ISPA yang ditunjukan dengan banyaknya pertanyaan saat diskusi;

Luaran penelitian ini adalah (1) deskripsi tingkat penguasaan TBBBI oleh guru bahasa Indonesia di Kabupaten Lamongan, (2) perbandingan tingkat penguasaan TBBBI oleh guru pada

Kalaupun ada kesan buku tersebut mengabaikan kaidah ilmiah, bukan karena beliau tidak mengetahuinya, tapi saya memahami bahwa beliau ingin keluar dari paradigma

a) Dalam proses pembelajaran, siswa dilatih karakter dapat dipercaya. Diantaranya siswa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan tugas yang diberikan, menjadi

Bahan Hukum Tersier adalah bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier seperti Kamus Besar Indonesia, Kamus

Berikut tabel data banyak pasien yang berobat di sebuah Puskesmas dalam empat hari. Hari Banyak

Tahapan yang dilakukan adalah (1) Analisis eksisting objek Kawasan Wisata Situ Cileunca, (2) Pengumpulan data lapangan melalui wawancara dan kuisioner mengenai persepsi