• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. Halaman. xiii. xiv

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. Halaman. xiii. xiv"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

RINGKASAN ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN ... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ... ix

RIWAYAT HIDUP ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Konsep Kemitraan ... 7

2.1.1 Pengertian kemitraan ... 7

2.1.2 Tujuan kemitraan ... 7

2.1.3 Jenis-jenis pola kemitraan ... 8

2.1.4 Kelebihan dan kelemahan kemitraan ... 12

2.1.5 Proses pengembangan kemitraan ... 14

2.1.6 Konsep pemberdayaan masyarakat ... 15

xiv 2.2 Kredit Koperasi Primer Anggotanya (KKPA) ... 16

2.3 Sejarah dan Klasifikasi Kelapa Sawit ... 17

2.3.1 Jenis kelapa sawit ... 19

2.4 Kerangka Pemikiran ... 20

III. METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

3.2 Data Penelitian ... 22

3.2.1 Jenis data ... 22

3.2.2 Sumber data ... 23

3.2.3 Metode pengumpulan data ... 23

3.3 Penentuan Informan Kunci ... 23

3.4 Variabel dan Pengukuran Variabel ... 24

3.5 Batasan Operasional Variabel ... 25

3.6 Instrumen Pengumpulan Data ... 26

3.7 Metode Analisis Data ... 26

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 27

4.1 Gambaran Umum Desa Tanjung Niur ... 27

4.1.1 Kondisi geografis ... 27

4.1.2 Tata guna lahan ... 27

4.1.3 Keadaan penduduk dan mata pencaharian ... 28

4.2 Gambaran Umum Perusahaan ... 30

4.2.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan ... 30

4.2.2 Struktur organisasi perusahaan ... 31

4.3 Gambaran Umum Koperasi Bina Tani Sejahtera ... 32

4.4 Gambaran Umum Kelompok Tani Telaga Biru ... 34

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

5.1 Karakteristik Informan Kunci ... 36

5.2 Mekanisme Pola Kemitraan ... 37

5.2.1 Pelaksanaan kemitraan Kelompok Tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana ... 37

5.3 Hak dan Kewajiban ... 42

(2)

xv

5.4 Efektivitas Kerjasama ... 48

5.4.1 Kejelasan peran ... 48

5.4.2 Sistem dan cara pembayaran ... 49

5.4.3 Penentuan harga ... 50

5.5 Kendala yang Dihadapi ... 52

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 54

6.1 Simpulan ... 54 6.2 Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN ... 58 xvi DAFTAR TABEL No Teks Halaman 3.1 Pengkuran Variabel, Indikator, dan Parameter Pola Kemitraan Usaha Kelapa Sawit pada Kelompok Tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana Tahun 2015 ... 25

4.1 Tata Guna Lahan di Desa Tanjung Niur Tahun 2013 ... 28

4.2 Jumlah Penduduk di Desa Tanjung Niur berdasarkan Klasifikasi Umur Tahun 2013 ... 28

4.3 Komposisi Penduduk di Desa Tanjung Niur Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2013 ... 29

4.4 Komposisi Penduduk di Desa Tanjung Niur Berdasarkan Pendidikan Tahun 2013 ... 30

4.5 Data Luas Tanah Pembudidayaan Kelapa Sawit Kelompok Tani Telaga Biru, Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Tahun 2015 ... 35

5.1 Perhitungan Indeks K Data Tertimbang Komponen 8 Perusahaan H-CPO ... 52

(3)

xvii DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

2.1 Tiga Tipe Kelapa Sawit yang Tersebar di Indonesia ... 19 2.2 Kerangka Pemikiran Pola Kemitraan antara PT. Sawindo

Kencana (Inti) dengan Kelompok Tani Telaga Biru (Plasma) ... 21 4.1 Struktur Organisasi PT. Sawindo Kencana Tahun 2015 ... 31 4.2 Struktur Organisasi Koperasi Bina Tani Sejahtera Tahun 2015 ... 33 5.1 Mekanisme Kemitraan antara PT. Sawindo Kencana dan

Petani Telaga Biru ... 42 5.2 Bagan Hak dan Kewajiban dalam Pola Kemitraan antara Kelompok Tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana ... 43 5.3 Bagan Sistem dan Cara Pembayaran dalam Pola Kemitraan antara

Kelompok Tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana ... 49

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Nama Kelompok dan Jumlah anggota di Kecamatan Tempilang ... 58 2. Bentuk Perjanjian Kerjasama pada Pola Kemitraan Kelapa Sawit

Antara PT. Sawindo Kencana dan Kelompok Tani Telaga Biru ... 59 3. Dokumentasi Penelitian ... 68

(4)

v ABSTRAK

I Made Gannal Dwi Saputra. NIM 1117351005. Pola Kemitraan Usaha Tani Kelapa Sawit Kelompok Tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana di Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung. Dibimbing oleh : Ir. I G.A.A. Lies Anggreni, M.Par. dan Ir. I Putu Dharma, M.Si.

Penelitian ini untuk mengetahui mekanisme kemitraan antara PT. Sawindo Kencana dengan kelompok tani Telaga Biru melalui koperasi, hak dan kewajiban petani dan perusahaan serta peran kedudukan lembaga-lembaga terkait, efektivitas kerjasama serta kendala dihadapi dalam menjalankan kegiatan kemitraan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive. Jenis data meliputi data kuantitatif dan data kualitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian diketahui mekanisme pelaksanaan kemitraan yaitu berdasarkan perjanjian tertulis antara kelompok tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana sudah terealisasi dengan baik. Hak petani yaitu mendapatkan bibit, pupuk, alat panen, material pestisida, dan pemasaran hasil panen. Hak-hak perusahaan adalah mendapatkan hasil panen yang berasal dari petani. Kewajiban petani yaitu memberikan hasil panen kelapa sawit yang berkualitas. Kewajiban perusahaan yaitu menyediakan kebutuhan petani seperti pupuk, alat panen, material pestisida, dan hak hasil panen. Efektivitas kerjasama yaitu kejelasan peran kelompok tani Telaga Biru terhadap perusahaan dalam kemitraan belum berjalan secara optimal, namun kejelasan peran yang dilakukan perusahaan sudah berjalan dengan baik. Kendala dalam kelompok tani Telaga Biru adalah latar belakang petani yang berbeda-beda, kurang disiplin menabung uang, dan kurang partisipasi dalam merawat kebun plasma.

Kata kunci : pola kemitraan, kelapa sawit, mekanisme

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan usaha agribisnis di Indonesia telah membuka wacana baru dalam praktek-praktek agribisnis yang dilakukan terutama oleh petani atau pembudidaya. Salah satu bentuk usaha agribisnis yang cukup banyak dilakukan adalah dengan konsep kemitraan. Beberapa perusahaan mencoba untuk menawarkan konsep kemitraan ini kepada para petani untuk memproduksi suatu komoditas tertentu dan menjamin pemasaran hasil produksinya.

Konsep dan pola kemitraan yang ditawarkan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain berbeda-beda. Beberapa hal yang mempengaruhi konsep dan pola kemitraan adalah jenis komoditas yang dibudidayakan, permintaan konsumen dari komoditas yang dibudidayakan, serta pangsa pasar dari komoditas yang dibudidayakan (Kurnianti, 2013).

Sejak tahun 1980-an di Pulau Bangka mulai menjadi target investor untuk pengembangan dan perluasan usaha perkebunan kelapa sawit. Seperti PT. Sumarko di wilayah Dalil yang luas keseluruhannya ± 100.000 ha yang dibagi menjadi 10 paket dan PT. GML (Gunung Maras Lestari) yang dibagi menjadi enam paket di Mabet Kecamatan Bakam Kabupaten Bangka ± 20 Km dari Kota Sungailiat.

Perkebunan Kelapa Sawit yang merambah di seluruh Pulau Bangka ini sangat berpotensi untuk dijadikan objek agrowisata yang menarik dan langka sehingga memberikan nilai tambah bagi yang berkunjung. Di Kabupaten Bangka sektor perkebunan merupakan salah satu program strategis karena memegang

(5)

2

peranan yang relatif penting dalam perekonomian rakyat. Perkebunan di Kabupaten Bangka dibagi atas perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Produksi komoditas perkebunan rakyat terdiri dari antara lain lada, karet, kelapa, cengkeh, dan cokelat, sedangkan perkebunan besar dikelola oleh lima perusahaan perkebunan swasta dengan tanaman utama kelapa sawit.

Kabupaten Bangka dikenal juga sebagai penghasil sawit sehingga banyak perusahaan perkebunan sawit yang ada di Kepulauan Bangka Belitung diantaranya ada 30 perusahaan, seperti di Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat terdapat PT. Sawindo Kencana. Selain itu juga informasi pabrik Sawit yang ada di Bangka Belitung diantarannya ada tujuh pabrik (Iskandar. 2013). PT. Sawindo Kencana merupakan perusahaan pertama yang menjalankan kemitraan pada tahun 1997 dengan 25 kelompok tani di Kecamatan Tempilang termasuk kelompok tani Telaga Biru. Kemitraan hadir sebagai pemecah masalah untuk mendongkrak perekonomian rakyat di kabupaten Bangka Barat.

Pola kemitraan yang ada saat ini merupakan lanjutan, peningkatan, perluasan, penataan, dan pemantapan dari kerja sama kemitraan sebelumnya. Secara garis besar, di Indonesia terdapat lima pola kemitraan, yaitu Pola PIR, Pola Subkontrak, Pola kemitraan perdagangan umum, Pola kemitraan keagenan, dan Pola KKPA atau bisa disebut dengan Kredit Koperasi Primer Anggota yang telah di jalankan oleh perusahaan PT. Sawindo Kencana dengan 25 kelompok Tani Telaga Biru di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat.

Sistem kemitraan KKPA di desa Tanjung Niur terjadi karena adanya saran dari PT. Sawindo Kencana dengan pemerintah Kabupaten Bangka Barat untuk

3

mendirikannya pola kemitraan. Kemitraan ini merupakan upaya untuk mensejahterakan petani, karena itu kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit menjadi primadona dan diyakini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi petani, terutama ketika melaksanakan sistem kemitraan inti plasma

Mekanisme kemitraan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana tujuan tersebut dapat tercapai. Ide awal yang mengadakan kemitraan adalah PT. Sawindo Kencana selaku perusahaan. Walaupun pada saat awal terjadinya proses kemitraan, perusahaan mengalami kendala yaitu sebelum diadakannya kerja sama, PT. Sawindo Kencana dalam melakukan kerja sama dengan kelompok petani Telaga biru kurang adanya sosialisasi dengan kelompok tani.

Banyak masyarakat khususnya petani menganggap bahwa kemitraan yang dilakukan oleh perusahaan dapat merugikan masyarakat dan hanya menguntungkan pada pihak perusahaan saja. PT. Sawindo Kencana pada awalnya melihat potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa Tempilang memiliki potensi cukup besar dalam budi daya kelapa sawit. Melihat hal itu PT. Sawindo Kencana mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam membudidayakan kelapa sawit dengan membuat perjanjian bersama dengan masyarakat, dan membentuk kelompok petani yang bersedia untuk melakukan kerja sama dengan perusahaan..

Keberhasilan pola kemitraan tergantung pada penerapannya. Sunarko (2009) mengatakan, kunci kemitraan adalah suatu proses yang memerlukan peningkatan intensitas hubungan inti dan plasma berdasarkan kepercayaan satu dengan yang lainnya yang nyata dan terukur. Didalam kemitraan harus terdapat

(6)

4

komitmen yang saling memuaskan kedua pihak dan menumbuhkan saling ketergantungan. Tolak ukur keberhasilan kemitraan dapat dilihat dari mekanisme, hak dan kewajiban, serta efectivitas kerjasama yang dilakukan kedua belah pihak.

Menyingkap permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana mekanisme pola kemitraan, hak dan kewajiban, efektivitas kerja sama, serta kendala yang di hadapi oleh inti dan plasma.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana mekanisme kemitraan antara kelompok tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana melalui koperasi dalam pengembangan budidaya kelapa sawit di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung?

2. Apa saja hak dan kewajiban antara kelompok tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung?

3. Bagaimana efektivitas kerjasama antara kelompok tani Telaga Biru dan PT. Sawindo Kencana dalam menjalankan pola kemitraan di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung? 4. Apa kendala yang dihadapi kelompok tani Telaga Biru dan PT. Sawindo

Kencana dalam melaksanakan pola kemitraan di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung?

5

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebagai berikut.

1. Mekanisme kemitraan antara kelompok tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana melalui koperasi dalam pengembangan budidaya kelapa sawit di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung.

2. Hak dan kewajiban kelompok tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung.

3. Efektivitas kerjasama antara kelompok tani Telaga Biru dan PT. Sawindo Kencana dalam menjalankan pola kemitraan di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung. 4. Kendala yang dihadapi kelompok tani Telaga Biru dan PT. Sawindo Kencana

dalam melaksanakan pola kemitraan pengembangan budidaya kelapa sawit di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung.

(7)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut.

1. Bagi penulis, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai Pola Kemitraan Kelompok Tani Inti-Plasma Kelapa Sawit.

2. Bagi petani (Kelompok Tani Telaga Biru), hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pola kemitraan yang dapat dikembangkan oleh petani dalam bemitra usaha.

3. Bagi peneliti lainya, dapat dijadikan sebagai refrensi atau sumber informasi bagi penelitian yang terkait penelitian ini.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian adalah kemitraan antara kelompok tani Telaga Biru dengan PT. Sawindo Kencana, mekanisme pola kemitraan dalam pengembangan budidaya kelapa sawit, hak dan kewajiban, efektivitas kerja sama, dan kendala yang dihadapi petani selama melakukan kemitraan dalam pengembangan budidaya kelapa sawit. Dengan demikian pola kemitraan yang saling menguntungkan bagi semua pihak untuk mendorong pengembangan budidaya kelapa sawit di Desa Tanjung Niur, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat akang terwujud. Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kualitatif dan kuantitatif.

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas dapat kita dapat melihat bahwa munculnya keberagaman pandangan, pendapat dan termasuk pula keberagaman dalam bidang interpretasi terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (X 1 ), struktur aktiva (X2) dan profitabilitas yang diproksikan ROA (X3) secara simultan berpengaruh

Yang dimaksud dengan kritis adalah hasil pemeriksaan terdapat kelainan radiologi yang dilaporkan dan diterima oleh dokter yang mengirim dalam waktu kurang dari 60 menit (lisan

1) Yang bertindak sebagai wali nikah ialah seorang laki-laki yang memenuhi syarat hukum Islam yakni muslim, aqil dan baligh. 33 Undang-Undang Kompilasa Hukum Islam...hlm.. 1)

Ekonomi dan Keuangan Indonesia, 61(3) : 295-317, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.. Kemiskinan dan

Studi awal yang dilakukan oleh penulis terhadap 25 responden mengenai jasa IT di Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo dapat di ambil kesimpulan bahwa 75% dari 25 responden

Tabel ini berisikan tentang data wisata paket yang nantinya akan digunakan untuk merelasikan ke tabel wisata tujuan, wisata hari, wisata rombongan. Tabel

Bersumber dari Injil, P.Franco juga menceritakan ada seorang yang akan datang dalam pesta, namun dalam perjalanan ia jatuh kedalam lumpur sehingga ia merasa malu untuk