• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN KERAJINAN DI KELOMPOK AZALEA BANK SAMPAH GOWOK KELURAHAN CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN KERAJINAN DI KELOMPOK AZALEA BANK SAMPAH GOWOK KELURAHAN CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN

Artikel Jurnal

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ika Kartika Wijaya NIM 11102241036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN KERAJINAN OLEH KELOMPOK AZALEA DI BANK SAMPAH GOWOK KELURAHAN CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN

THE EMPOWERMENT OF WOMEN THROUGH HANDICRAFT TRAINING BY GROUPS OF AZALEAS IN THE BANK TRASH GOWOK VILLAGE CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN

Oleh: Ika Kartika Wijaya, Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Yogyakarta, ikakartikawijaya@yahoo.co.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan kelompok Azalea di Bank Sampah Gowok. 2) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan kelompok Azalea di Bank Sampah Gowok. 3) Mendeskripsikan hasil yang dicapai dari pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan kelompok Azalea di Bank Sampah Gowok.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pengurus kelompok Azalea, pengurus Bank Sampah, dan anggota kelompok Azalea. Pengumpulan data dilaukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian dengan dibantu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah display data, reduksi data, dan pengambilan simpulan. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) pelaksanaan program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea meliputi beberapa tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. 2) hasil yang dicapai meliputi penambahan modal usaha melalui penambahan keterampilan melalui pelatihan dan barang hasil kerajinan dari pemanfaatan sampah. 3) faktor pendukung meliputi dukungan dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Faktor penghambat yaitu: waktu yang belum optimal untuk melaksanakan program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea.

Kata Kunci : Pemberdayaan Perempuan, Pelatihan, Bank Sampah Abstract

This research aims to: 1) describes the empowerment of women through handicraft training group of Azaleas in the Bank Trash Gowok. 2) know the factor endowments and bearer of the empowerment of women through handicraft training

(4)

2 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

group of Azaleas in the Bank Trash Gowok. 3) describe the results achieved from the empowerment of women through handicraft training group of Azaleas in the Bank Trash Gowok.

This research is descriptive research with qualitative approach. The subject of this research is that the Administrators group of the Azalea, the Bank Executive Board members of the Group garbage, and Azaleas. The collection of data dilaukan by the method of observation, interviews, and documentation. The main instrument is a researcher in the research guidelines for assisted observation, interview guidelines, and guidelines documentation. Technical analysis of data used is a data display, data reduction, and summary. The validity of the data is done using triangulation of sources.

The results showed: 1) implementation of the programme of women's empowerment through training craft in the Group of Azaleas include several stages: planning, implementation, and evaluation. 2) results achieved include the addition of capital stock through the addition of skills through training and handicrafts items from garbage utilization. 3) factor endowments include the support of family, community, and Government. Factors restricting the time: not optimal to implement the programme of women's empowerment through training craft in the Group of Azaleas.

(5)

PENDAHULUAN

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2012 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki jumlah penduduk 3.514.762 orang yang tersebar di 4 Kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Sleman, Gunung Kidul, Bantul, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Kabupaten Sleman merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi DIY yang memiliki jumlah penduduk yang besar, yaitu jumlah penduduk tercatat sebanyak 1.125.369 jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah 559.302 jiwa (49,70%) dan perempuan 566.067 jiwa (50,30%). Beranjak dari data BPS tersebut dapat dinyatakan bahwa di Kabupaten Sleman jumlah penduduk perempuan lebih besar daripada laki-laki, akan tetapi kaum perempuan di Kabupaten Sleman masih banyak yang belum memiliki pekerjaan. Kendala tersebut dapat diatasi dengan pemberdayaan perempuan untuk membantu kaum perempuan memiliki pekerjaan yang sekaligus memberi andil pada pembangunan daerah karena sesuai

pada salah satu misi Kabupaten Sleman.

Sesuai penjelasan di atas, dalam salah satu misi Kabupaten Sleman berisi tentang pemberdayaan perempuan yang memiliki peran sebagai faktor penting dalam pembangunan daerah. Dikutip dari www.Slemankab.go.id misi yang dimaksud adalah “Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang” yang memiliki arti:

Misi ini memiliki arti peningkatan intensitas perhatian terhadap setiap permasalahan kesenjangan peran perempuan dalam pembangunan. Langkah untuk memberdayakan dan meningkatkan perlindungan serta meningkatkan peran perempuan dilakukan melalui peningkatan akses di segala bidang : ekonomi, politik, sosial, budaya sehingga diharapkan perempuan dapat berkiprah di sektor domestik dan di sektor publik.

Pemberdayaan perempuan dalam penjelasan di atas memiliki peran penting dalam pembangunan daerah.

(6)

4 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

Pembangunan daerah melalui pemberdayaan perempuan merupakan bagian dari pemberdayaan masyarakat. Menurut Moh. Ali Aziz, dkk.(2005: 136) pemberdayaan masyarakat adalah:

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses di mana masyarakat, khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber daya pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya mengembangkan perikehidupan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses siklus terus-menerus, proses partisipatif di mana anggota masyarakat bekerja sama dalam kelompok formal maupun informal untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman serta berusaha mencapai tujuan bersama. Jadi, pemberdayaan masyarakat lebih merupakan suatu proses.

Berbeda pada kenyataannya yang masih dijumpai bahwa status perempuan dan peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifat subordinasi (yaitu suatu penilaian atau anggapan bahwa suatu peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih rendah dari yang lain), dan belum sebagai mitra sejajar dengan laki-laki. Hal tersebut sesuai pernyataan PKBI

(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) DIY tentang subordinasi perempuan yaitu pandangan gender ternyata dapat menimbulkan subordinasi terhadap perempuan. Ada anggapan bahwa perempuan itu irasional dan emosional sehingga tidak dapat memimpin dan oleh karena itu harus ditempatkan pada posisi yang tidak penting.

Perempuan merupakan bagian masyarakat yang sebagian dari keberadaannya tersebut masih bersifat subordinatif. Mengacu pada hal tersebut dalam pemberdayaan masyarakat ada beberapa program yang sesuai dengan permasalahan kaum perempuan dapat saling memberi kepercayaan dengan kaum laki-laki yaitu adalah Bank Sampah. Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang yang memiliki nilai ekonomi. Bank sampah dapat memiliki beberapa program didalamnya yang melibatkan kaum laki-laki dan perempuan dengan fungsi

(7)

masing-masing. Sehingga dapat terciptanya penyangkalan sifat subordinatif yang menjadi permasalahan.

Bank Sampah di Kabupaten Sleman menurut website resmi pemerintah Kabupaten Sleman www.Slemankab.go.id hingga saat ini memiliki Bank Sampah ada 29 yang tersebar di Kabupaten Sleman. Dari 29 Bank Sampah tersebut ada Bank Sampah yang memiliki kelebihan dalam prestasi dan pengelolaan yang sudah terstruktur. Bank Sampah Gowok adalah salah satu dari Bank Sampah tersebut yang memiliki berbagai prestasi dan pengelolaannya yang terstruktur. Prestasi Bank Sampah Gowok salah satunya memiliki andil besar dalam pemberdayaan masyarakat dan perempuan di lingkungan masyarakat Gowok. Bank Sampah Gowok memiliki andil besar dalam pemberdayaan perempuan, karena sebagai tempat pemasok sampah sebagai bahan utama dalam kerajinan yang dijalankan dalam kelompok Azalea. Kelompok Azalea merupakan

kelompok pemanfaatan sampah di Padukuhan Gowok. Kelompok Azalea beranggotakan kaum perempuan di Padukuhan Gowok yang pada umumnya adalah ibu-ibu. Kelompok Azalea melaksanakan pelatihan seminggu dua kali, yautu pada hari selasa dan kamis pukul 16.00 WIB sampai selesei. Dalam pertemuan pelatihan tersebut berjalan secara santai dan tetap terarah pada pelatihan formal pada umumnya. Setiap pertemuan pelatihan dapat menghasilkan beberapa barang produksi kerajinan, tetapi jenis kerajinan yang dihasilkan sesuai dengan keputusan yang disepakati anggota dan pengurus yang kemudian dipelajari bersama. Hasil kerajinan di Kelompok Azalea berupa tas, tikar anyam, sandal, bunga, bantal, celengan, dan hiasan dinding.

Pengumpulan bahan untuk pelatihan kerajinan tersebut berasal dari Bank Sampah Gowok, sedangkan peralatan, perlengkapan, serta bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melengkapi produk kerajianan lainnya dibeli dari uang kas kelompok. Uang

(8)

6 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

kas tersebut pertama kalinya didapat melalui iuran sukarela dari anggota. Tahap selanjutnya, uang kas Kelompok Azalea didapat dari hasil penjualan produk barang hasil pelatihan kerajinan pemanfaatan sampah yang sampai saat ini terus berjalan. Penjualan barang hasil kerajinan dilakukan setiap hari ditoko sekaligus tempat pelatihan dan ketika ada pameran atau acara kunjungan resmi dari luar daerah dan sebagainya. Hasil dari penjualan tidak dijadikan uang bayaran bagi anggota kelompok atau dibagi rata, tetapi hasil penjualan tersebut yang berupa uang disimpan dalam bentuk uang kas untuk kelanjutan program pelatihan kerajinan di Kelompok Azalea.

Pemberdayaan perempuan menurut penjelasan di atas dapat membantu pembangunan pemerintah dan menambah wawasan kaum perempuan di berbagai bidang yang sering disebut-sebut sebagai salah satu landasan emansipasi perempuan. Selain hal tersebut, pemberdayaan perempuan di bidang pelatihan kerajinan ini juga mampu menambah

pendapatan keluarga dengan modal keterampilan yang diberikan dan mengurangi dampak lingkungan dengan memanfaatkan sampah di lingkungannya.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif kualitatif karena penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, mengurai dan menggambarkan dari pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea Bank Sampah Gowok kelurahan Catur Tunggal Depok Sleman.

Subjek penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah pengurus kelompok Azalea, anggota kelompok Azalea, ketua Bank Sampah Gowok, dan dukuh Gowok sebagai tokoh masyarakat.

Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti melakukan penelitian awal tentang program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan oleh kelompok Azalea di Bank

(9)

Sampah Gowok, Caturtunggal, Depok, Sleman.

Setelah penyusunan proposal selesei, peneliti menyusun instrumen penelitian. Peneliti selanjutnya akan mengambil data tentang program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea Bank Sampah Gowok Catur tunggal Depok Sleman dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Data tentang penelitian diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang digunakan disertai dengan pedoman penelitian. pengolahan data dilakukan sejak awal pengumpulan data hingga akhir pengumpulan data. Setelah data diolah, peneliti mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian.

Setting dan Waktu Penelitian

Setting penelitian ini adalah di kelompok Azalea Bank Sampah Gowok kelurahan Catur tunggal, Depok, Sleman, DIY. dimana ada kelompok

pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan pemanfaatan sampah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2015.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunaan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi atau Pengamatan

Pengamatan atau observasi adalah teknik yang didasarkan atas pengalaman secara langsung yang memungkinkan melihat dan mengamati sendiri secara langsung, kemudian mencatat perilaku atau kejadian dan kondisi fisik sebagaimana yang terjadi dalam keadaan sebenarnya. (Moleong, 1996: 125-126). Observasi dilakukan pada aspek kondisi fisik dan non fisik tempat dan proses

pembelajaran program pemberdayaan perempuan melalui

(10)

8 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

Kelompok Azalea di Bank Sampah Gowok. Kondisi fisik berupa sarana dan prasarana pembelajaran serta ruangan yang digunakan saat pelaksanaan pelatihan. Sedangkan keadaan non fisik mencakup proses pelatihan, metode strategi pelatihan yang dilakukan. Observasi dilakukan di Kelompok Azalea, Bank Sampah Gowok.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu adalah pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan informan (interviewer) yang memberikan jawaban atas petanyaan itu. Jadi dapat dikatakan wawancara (interview) merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan melakukan tanya jawab langsung kepada subyek penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program pelatihan. Wawancara dalam

penelitian ini mencakup tahapan pelaksanaan program pelatihan mulai dari perencanaan hingga evaluasi, metode pelatihan dan strategi pelatihan. Peneliti selaku pewawancara akan melakukan wawancara langsung dengan pihak yang diwawancarai yaitu pengurus kelompok Azalea, anggota kelompok Azalea, pengurus bank sampah Gowok, dan tokoh masyarakat Gowok.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang- barang tertulis atau merupakan metode pengumpulan data dengan jalan melihat dan mencatat dokumen yang ada. Di dalam melaksanakan sebuah metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda dengan tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan,notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 1996: 148).

Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari informasi melalui arsip, atau catatan yang ada

(11)

proses pelatihan, metode penyampaian yang diterapkan, evaluasi program pelatihan serta foto- foto kegiatan, sarana dan fasilitas serta catatan kegiatan yang memudahkan untuk menjelaskan kondisi yang akan dijelaskan oleh penliti.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian data adalah alat bantu untuk peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Menurut Sugiyono (2007: 30) dalam penelitian kualitatif “yang merupakan instrumen utamanya adalah peneliti sendiri”. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan isntrumen utama yang selanjutnya dibantu oleh alat-alat pengumpul data yang lain seperti pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif yaitu data- data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dilaporkan secara keseluruhan dan apa adanya kemudian

diinterpretasikan secara kualitatif untuk mengambil kesimpulan.

Analisis data dimulai dari menelaah dan memahami seluruh data yang telah diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, observasi dan dari berbagai sumber yang kemudian dideskripsikan dan diinterpretasikan dari jawaban yang didapatkan.

Keabsahan Data

Setelah data terkumpul tahapan selanjutnya yaitu pengujian terhadap keabsahan data dengan menggunakan teknik trianggulasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber dimana peneliti akan membandingakan hasil wawancara dengan hasil pengamatan peneliti, membandingan apa yang dikatakan orang di depan dengan apa yang dikatakan secara pribadi pada peneliti, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu pada peneliti, membandingkan dengan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain dan membandingkan hasil wawancara

(12)

10 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

dengan isi siatu dokumen yang bersangkutan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti tentang pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan oleh Kelompok Azalea di Bank Sampah Gowok kelurahan Caturtunggal Depok Sleman yaitu,

1. Kelompok Azalea berdiri dibawah naungan Bank Sampah gowok yang berada di padukuhan Gowok kelurahan Caturtunggal, kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Prrovinsi DIY yang berfokus pada program pemberdayaan perempuan melalui pemanfaatan sampah. Program pemberdayan tersebut memiliki tujuan untuk melestarikan lingkungan dan membantu anggota dan warga padukuhan Gowok untuk meningkatkan taraf hidupnya. Untuk melestarikan lingkungan tersebut kelompok Azalea memanfaatkan sampah plastik dengan seoptimal mungkin karena kesadaran akan sampah non

organik yang semakin hari semakin meningkat. Sedangkan untuk membantu meningkatkan taraf hidup anggota dan warga sekitar diadakan program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan dengan pemanfaatan sampah. Jadi program pelatihan kerajinan sebagai tindak lanjut dari tujuan pelestarian lingkungan tersebut. Program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea telah membuktikan bahwa sampah dapat dikelola menjadi barang layak jual dan dapat menjadi pekerjaan yang menghasilkan uang yang dapat menambah pendapatan keluarga. 2. Perencanaan program yang ada di

kelompok Azalea diutamakan yang sudah disepakati oleh kelompok dan kemampuan kelompok untuk pelatihan kerajinan tersebut. Selain itu perkiraan kebutuhan apa saja juga menjadi faktor penting dari perencanaan program pelatihan kerajinan. Dalam perencanaan program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajian ini ada

(13)

beberapa tahap yang ada didalamnya yaitu :

a. Identifikasi Kebutuhan b. Penentuan tujuan

c. Penentuan materi program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan

d. Pengadaan Sarana dan Prasaran e. Sumber pendanaan

f. Perencanaan evaluasi

3. Hasil yang Dicapai dari Program Pemberdyaan Perempuan Melalui Pelatihan Kerajinan. Menurut Ambar Teguh (2004: 80) tujuan pemberdayaan masyarakat untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Hal tersebut sejalan dengan tujuan yang ada dalam pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea yaitu untuk mewujudkan kelompok Azalea menjadi kelompok yang dan

mandiri, yang mampu meningkatkan taraf hidupnya melalui pemanfaatan sampah dengan keterampilan yang diberikan.

Kegiatan program pelatihan keterampilan di kelompok Azalea melalui pemanfaatan sampah dilakukan secara kelompok dan penerapannya yaitu produksi hasil kerajinan yang dilakukan secara kelompok di kios kelompok Azalea dan dapat diterapkan pula secara individu yang ditujukan untuk menambah pendapatan perempuan sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui pelatihan kerajinan pemanfaatan sampah tersebut. Hasil pelatihan yang telah dilaksanakan oleh kelompok Azalea dan sudah diproduksi adalah sebagai berikut :

1) tas dari sampah bungkus kopi 2) tikar anyam dari sampah

sedotan

3) sandal dari sampah bungkus minuman energi

4) bunga dari sampah sedotan 5) bantal dari sampah kemasan

plastik

6) celengan dari sampah kaleng 7) hiasan dinding dari sampah

kemasan makanan dan minuman

(14)

12 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

Dampak dari pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea sejauh ini sesuai peneltian yang telah dilaksanakan adalah berdampak positif bagi seluruh anggota.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Program Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Kerajinan.

Banyak dukungan yang diterima anggota kelompok Azalea yang menjadikan semangat untuk menjalankan program. Dukungan yang berasal dari masyarakat, dan keluarga yang terwujud lewat masyarakat memberi bahan, membeli hasil produksi, dan dukungan dalam bentuk restu dari keluarga. Selain faktor pendukung, ada faktor penghambat yang dialami kelompok Azalea. Faktor penghambat tersebut adalah kendala waktu yang sering dialami kelompok Azalea untuk melaksanakan pelatihan. Kendala yang dialami selain kendala waktu juga kendala dalam masalah

sumber daya manusia. Kendala SDM tersebut meliputi tenaga untuk menjalankan peralatan yang belum dikuasai dan tenaga profesional untuk menjadi tutor pelatihan kerajinan.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Kelompok azalea merupakan kelompok pemberdayaan perempuan dengan pemanfaatan sampah. Pemanfaatan tersebut berupa kerajinan yang berasal dari daur ulang sampah yang didapat dari bank sampah Gowok. Bank sampah Gowok adalah bank sampah yang membentuk kelompok Azalea dengan harapan terciptanya modal keterampilan yang dimiliki anggotanya untuk mempermudah mendapatkan tambahan pendapatan bagi keluarganya. Kelompok Azalea juga sebagai sarana untuk bertukar pikiran mengenai pemanfaatan sampah untuk mengurangi dampak lingkungan dari sampah di Padukuhan Gowok.

(15)

2. Pelaksanaan program pemberdayaan perempuan melalui

pelatihan kerajinan di kelompok Azalea meliputi tahap, a) tahap perencanaan program yang memiliki proses identifikasi kebutuhan, penentuan tujuan, penentuan materi program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan, pengadaan sarana dan prasarana, sumber pendanaan, dan perencanaan evaluasi. b) pelaksanaan pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan yang meliputi tahap alokasi waktu pelatihan, materi pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan, dan evaluasi pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan.

3. Hasil yang dicapai dari program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan di kelompok Azalea adalah penambahan ilmu bagi anggota untuk modal keterampilan yang bisa diaplikasikan sebagai modal berwirausaha yang nantinya dapat mewujudkan kaum pereempuan

yang mandiri, berdaya, dan dapat menaikkan taraf hidup dengan menambah pendapatan ekonomi bagi keluarganya.

4. Faktor pendukung dan penghambat Faktor pendukung berasal dari masyarakat, keluarga, dan sesama anggota kelompok. Dukungan tersebut dinyatakan lewat memberi bahan kerajinan, membeli barang kerajinan, dukungan dalam bentuk bantuan, dan dukungan dari keluarga untuk dapat mengikuti setiap program di kelompok Azalea. Faktor penghambat yang dialami kelompok Azalea dalam program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan adalah waktu dan SDM. Waktu yang masih menjadi kendala karena anggota kelompok memiliki kesibukan masing-masing, sehingga mengganggu jadwal program pelatihan kerajinan. SDM untuk masalah tutor yang belum optimal atau tenaga ahli untuk mengajarkan pemakaian mesin yang sudah diberikan.

(16)

14 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah

SARAN

1. Diharapkan kelompok Azalea tetap konsisten untuk menjalankan program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan kerajinan sehingga membantu menambah pendapatan dari modal keterampilan yang diberikan dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

2. Mempertegas jadwal pelatihan dan kegiatan di kelompok Azalea supaya keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan kerajinan semakin optimal untuk kontribusi dalam penambahan ekonomi.

3. Tenaga ahli yang diperlukan dalam program pelatihan kerajinan yang dapat membantu pengoptimalan program, segera diusulkan ke pihak yang bertanggung jawab dalam bidang pemberdayaan perempuan supaya ada penanganan serius seperti yang diharapkan.

4. Menambah mitra pemasaran supaya daerah pemasaran lebih luas dan mendapatkan tambahan permintaan dari konsumen.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Aziz, dkk. (2005). Dakwah Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pesantren Ambar Teguh. (2004). Kemitraan dan

Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta : Gava Media

Arikunto, Suharsini. (1996). Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Lexy J. Moleong. (1994). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Lexy J. Moleong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya

Sugiyono. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

www.sleman.go.id diakses tanggal 14 Agustus 2015 jam 19.30

www.yogyakarta.bps.go.id diakses tanggal 14 Agustus 2015 jam 19.30

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dikemudian hari terbukti dan atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi apapun dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran

Jadi VECM adalah kombinasi dari hubungan SR dan LR antar produksi dan harga karet dari pasar yang berbeda (Nagubadi et al. 2001) Persamaan kointegrasi menunjukkan

Lokasi penelitian yang akan dipilih adalah Yayasan Pondok Pesantren Suryalaya (Inabah XIX) Surabaya yang bertempat di Jl. Pondok Pesantren Suryalaya memiliki banyak

Tujuan penelitian adalah (1) Menemukan unsur-unsur Destinasi yang dapat dikembangkan untuk menjadi Destinasi unggulan di obyek wisata Air Terjun Dlundung (2)

[r]

Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat meneliti pengaruh media sosial instagram terhadap minat berkunjung followers tidak hanya berkaitan dengan subjek objek