• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan terjebaknya kehidupan masyarakat dunia dalam arus globalisasi yang tidak dapat terbendung. Tidak dapat dipungkiri, setiap sendi kehidupan manusia tidak bisa lepas dari pengaruh teknologi yang setiap hari kian melesat perkembangannya, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pembelajaran konvensional yang memberikan kuasa penuh kepada guru sebagai sumber pengetahuan tunggal beralih kepada buku yang dapat dibaca oleh semua orang. Kemudian, perkembangan teknologi membawa masyarakat kepada penggunaan internet yang dapat menjadi sumber belajar dimanapun dan kapanpun diperlukan.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh e-Marketer, sebuah lembaga riset pasar mengatakan bahwa netter di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 83, 7 juta orang yang diproyeksikan akan mencapai 112 juta pada tahun 2017. Angka ini ternyata menjadikan Indonesia menempati peringkat keenam dalam hal jumlah pengguna internet. Pada tahun 2017, pertumbuhan netter Indonesia diperkirakan akan mengalahkan Jepang yang memiliki tingkat pertumbuhan netter yang lebih lamban. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara berkembang yang tentunya akan memiliki peluang lebih besar dalam peningkatan infrastruktur jaringan dibandingkan Jepang sebagai negara maju telah memiliki infrastruktur memadai (Yusuf, 2014)

Perkembangan pengguna perangkat smartphone di Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan pengguna internet. Menurut analis kawakan Horace H. Dediu melalui blognya asymco.com, pengguna smartphone berbasis sistem operasi android di dunia pada tahun 2013 telah mencapai 1 miliar mengalahkan sistem operasi besutan Apple, iOS yang hanya mencapai 700 juta pengguna. Selain itu, disebutkan pula bahwa pengguna smartphone aktif di Indonesia pada 2013 mencapai 47 juta atau sekitar 14% dari total pengguna ponsel pintar di dunia. Angka ini menempatkan Indonesia pada posisi keenam dalam tangga

(2)

jumlah populasi pengguna ponsel di dunia di bawah China, Amerika Serikat, India, Brazil dan Jepang (Heriyanto, 2014)

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh majalah online TechinAsia dan perusahaan riset pemasaran Markplus Insight, Indonesia merupakan pasar teknologi paling menjanjikan di Asia. Survei tersebut mengungkapkan bahwa pada tahun 2013 netizen di Indonesia mencapai 31,7 juta orang dari 74,6 juta pengguna internet atau 42,49 persen dari total pengguna. Angka tersebut telah meningkat sebesar 3 persen dari tahun sebelumnya yang hanya 24,2 juta pengguna. Dari segi informasi yang paling sering dicari di internet, masyarakat internet Indonesia kebanyakan mencari berita sebanyak 54,2 persen, hiburan sebanyak 16,3 persen, film sebanyak 10,2 persen, olahraga sebanyak 8,7 persen, dan musik sebanyak 8,5 persen. Adapun sisanya antara lain berita politik sebanyak 7,4 persen, sinetron sebanyak 6 persen, berita selebriti sebanyak 5,5 persen, gosip sebanyak 5,2 persen, dan konten pendidikan sebanyak 5 persen (Lukman, 2013)

Dewasa ini, pembelajaran di Indonesia mulai mengarah kepada pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Setidaknya hal ini dapat dilihat dari penggunaan internet sebagai sumber referensi belajar peserta didik, khususnya di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Keterbatasan sumber belajar tentunya akan membatasi akses informasi, yang kemudian akan membatasi pengetahuan peserta didik. Tak bisa dipungkiri, kehadiran internet telah memberikan dampak yang sangat besar dalam upaya peserta didik untuk mengakses sumber belajar, tetapi tetap di dalam bimbingan pendidik. Dengan demikian, posisi pendidik boleh dikatakan sangat besar dalam upaya memperoleh pengetahuan, sehingga pendidik juga tidak boleh ketinggalan dalam mengikuti perkembangan teknologi.

Survey yang dilakukan oleh CourseSmart sebuah penyedia jasa layanan eTextbooks dan materi latihan digital menemukan bahwa mahasiswa tidak dapat bertahan lama tanpa melakukan pengecekan terhadap perangkat digital yang mereka miliki, baik smartphone, laptop atau yang lainnya. Apalagi jika berhubungan dengan pengecekan email, facebook, twitter dan media sosial lainnya. Pengecekan tersebut tentunya menggunakan jaringan internet yang

(3)

terhubung dengan perangkat elektronik mereka, terutama smartphone (CourseSmart, 2011)

Menurut studi yang dilakukan oleh Fuxin Andrew Yu dari Universitas Arkansas, menyimpulkan bahwa terdapat perubahan perilaku remaja saat smartphone masuk ke dalam kehidupan remaja, tidak terkecuali dalam kegiatan akademis. Di perguruan tinggi, mahasiswa seakan kecanduan dalam penggunaan teknologi smartphone. Dari segi fungsionalitas dan aksessibilitas, smartphone memang lebih unggul daripada laptop. Hal inilah yang membuat mahasiswa tidak bisa lepas dari smartphone yang mereka miliki. Apalagi jika terhubung dengan internet, maka frekuensi penggunaan smartphone akan semakin meningkat. Kegiatan yang seringkali dilakukan adalah pengecekan text message (SMS), email dan media sosial (Yu, 2012)

Perkembangan arus informasi global ternyata membuat para netizen seringkali tertutup dari informasi yang bersifat lokal dikarenakan akses informasi yang dapat dikatakan masih konvensional. Berbeda halnya dengan informasi yang bersifat nasional, regional maupun internasional. Kurangnya informasi yang bersifat lokal secara tidak langsung juga berdampak pada minimnya akses informasi tentang sejarah lokal. Untuk mengatasi hal tersebut, setidaknya pengetahuan tentang sejarah lokal dapat diajarkan kepada siswa di kelas. Dengan demikian, pendidik harus memiliki pengetahuan yang luas tentang sejarah lokal tersebut.

Pada kenyataannya, pembelajaran sejarah lokal seringkali terabaikan karena tidak diatur secara tertulis di dalam kurikulum. Selain itu, kemampuan guru dalam menguasai sejarah lokal juga tidak dapat dikatakan baik. Hal ini dikarenakan akses informasi tentang sejarah yang bersifat lokal sangatlah terbatas. Minimnya pembelajaran sejarah lokal di kelas membuat siswa lebih mengetahui tentang sejarah nasional maupun dunia dibandingkan dengan sejarah lokal. Alhasil, pengetahuan tentang sejarah lokal yang kurang akan berdampak pada pada pemahaman sejarah lokal yang rendah. Kemudian, pemahaman sejarah yang rendah akan berdampak pada rendahnya kemampuan untuk menganalisa segala hal yang berhubungan dengan sejarah lokal. Pada tahapan selanjutnya, hasil dari

(4)

analisa tersebut tentunya akan berdampak pada kemampuan berpikir kritis terhadap sejarah lokal yang telah mereka pelajari.

Perkembangan teknologi ponsel yang sangat pesat menjadikan ponsel pintar (smartphone) sebagai sarana dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya aplikasi pembelajaran di smartphone, baik yang menggunkan system operasi android maupun iOS yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan secara umum bagi penggunanya. Maraknya pengunaan ponsel pintar (smartphone) di kalangan remaja membuat pembuatan aplikasi pembelajaran tersebut setidaknya menjadikan mereka sebagai sasaran penggunaan aplikasi tersebut. Namun, aplikasi pembelajaran tersebut kebanyakan hanya menggunakan sumber yang berasal dari berbagai situs di internet memuat tentang konten pembelajaran. Hal ini akhirnya menjadikan kelemahan aplikasi tersebut yang menggunakan sumber pembelajaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Trend penggunaan ponsel dalam pembelajaran mulai muncul pada awal abad ke-21 yang ditandai dengan penggunaan SMS (Short Message Services). Pada awalnya, SMS digunakan sebagai komunikasi anatar siswa dan guru dalam memberikan informasi tentang materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya. Kemudian, pada tahap selanjutnya kemunculan jaringan internet (network) membuka jalan baru dalam pembelajaran. Internet digunakan sebagai salah satu cara untuk mengumpulkan data dari hasil belajar siswa. Penggunaan internet ini hanya terbatas di kalangan pengguna jaringan kabel LAN (Local Area Network) saja. Pada tahapan selanjutnya, berkembangnya teknologi ponsel membawa babak baru dalam kancah pembelajaran.

Kemunculan ponsel pintar (smartphone) membuka cakrawala para pengguna dan pengembang aplikasi bahwa belajar tidak hanya dapat dilakukan melalui buku atau pertemuan tatap muka. Belajar juga dapat dilakukan melalui aplikasi pembelajaran yang memuat berbagai konten atau materi pelajaran yang diajarkan di kelas. Hal ini tentunya menjadi hal yang sangat baik dalam upaya mendukung proses pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang menggunakan ponsel sebagai alat untuk mendukung proses pembelajaran kemudian lebih dikenal dengan mobile learning.

(5)

Perkembangan teknologi yang pesat ternyata tidak membuat pendidikan Indonesia mampu mengikuti perkembangan tersebut. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran ternyata tidak dapat mengimbangi kemampuan peserta didiknya dalam hal penguasaan teknologi, sehingga tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara maksimal. Tidak bisa dipungkiri, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah dapat dikatakan sangat terbatas. Dengan kata lain, bahwa sarana dan prasarana sekolah hanya dapat digunakan untuk keperluan proses pembelajaran di kelas saja. Belum lagi kendala pembelajaran di kelas yang memiliki waktu terbatas, sehingga materi yang disampaikan pun belum tentu dapat disampaikan secara tuntas. Akhirnya, keterbatasan waktu, sarana dan prasarana tersebut membuat siswa menjadi kurang memahami materi yang telah disampaikan.

Berpijak pada uraian di atas, maka pada penelitian ini pada dasarnya berusaha untuk memberikan solusi terhadap berbagai keterbatasan dalam pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang telah dikuasai oleh peserta didik. Keterbatasan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan perangkat yang telah dimiliki oleh peserta didik sebagai media dalam pembelajaran yang tidak terikat dengan waktu dan tempat. Dengan kata lain, penelitian ini berusaha untuk menggunakan mobile device yang telah dimiliki oleh siswa sebagai media untuk mendalami materi tentang sejarah lokal. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengembangkan aplikasi mobile learning yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, penelitian pengembangan ini diberi judul “Pengembangan Aplikasi Mobile learning Sejarah Lokal Kalimantan Selatan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis” yang akan menghasilkan sebuah produk digital yang dapat digunakan di berbagai operating system mobile yang sekarang diadopsi oleh mobile device, yaitu android, iOS dan windows.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka terdapat beberapa masalah yang menjadi landasan dalam melaksanakan penelitian ini, yaitu:

(6)

1. Perkembangan teknologi ponsel yang sangat pesat dapat memberikan cara baru dalam proses pembelajaran, terutama teknologi smartphone, yang dikenal dengan mobile learning,

2. Peningkatan jumlah netizen di Indonesia, terutama di kalangan remaja dapat memberikan kesempatan kepada para pengembang untuk membuat aplikai pembelajaran, tak terkecuali pembelajaran sejarah, 3. Kurangnya waktu, sarana dan prasarana membuat pembelajaran

sejarah lokal menjadi kurang optimal, sehingga berakibat pada rendahnya pemahaman peserta didik terhadap materi sejarah lokal, 4. Rendahnya pemahaman siswa terhadap sejarah lokal berdampaknya

pada rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa terhadap materi sejarah lokal, dan

5. Pengembangan aplikasi pembelajaran sejarah seringkali tidak menggunakan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ?

a. Bagaimana proses pembelajaran sejarah lokal?

b. Bagaimana pemahaman tentang berpikir kritis di kalangan civitas akademika?

c. Bagaimana penggunaan perangkat mobile di kalangan mahasiswa? 2. Bagaimana proses pengembangan aplikasi mobile learning Masuknya

Islam di Kalimantan Selatan (MIKS)?

a. Bagaimana penyusunan materi sejarah lokal? b. Bagaimana pengembangan tes berpikir kritis?

c. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran?

3. Bagaimana efektivitas dari penerapan aplikasi mobile learning Masuknya Islam di Kalimantan Selatan (MIKS) pada Mahasiswa

(7)

Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin?

D. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. untuk mendeskripsikan pembelajaran sejarah lokal di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

2. untuk memahami proses pengembangan aplikasi mobile learning sejarah lokal Kalimantan Selatan

3. untuk menguji efektivitas penerapan aplikasi mobile learning sejarah lokal Kalimantan Selatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

E. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat teoritis yang diharapakan adalah untuk menambah khasanah penelitian pendidikan, terutama dalam pengembangan multimedia pembelajaran sejarah. Adapun manfaat praktis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah agar bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang sangat berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama hasil pengembangan aplikasi mobile leaaning dalam pembelajaran sejarah dengan materi sejarah lokal.

2. Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pemerintah dalam menentukan pengembangan materi pada mata pelajaran sejarah yang menitik beratkan pada sejarah lokal daerah. Selain itu, diharapkan pula dapat dijadikan dasar dalam pengembangan aplikasi mobile learning dalam pembelajaran sejarah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

(8)

3. Universitas

Hasil penelitian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi universitas untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran di kelas. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa meningkat.

4. Mahasiswa

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis terhadap sejarah lokal dengan cara menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan melalui aplikasi mobile learning tersebut. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah melalui pembelajaran sejarah lokal guna menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat luas.

5. Dosen dan peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi dalam penelitian pengembangan aplikasi mobile learning dan menumbuhkan budaya meneliti guna memberikan inovasi dan kreativitas terhadap proses pembelajaran yang menyenangkan.

6. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung ke lapangan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peneliti dalam melihat, merasakan, dan menghayati proses pembelajaran sejarah yang selama ini sudah dilakukan.

F. Pentingnya Pengembangan

Kecenderungan penggunaan teknologi selama proses pembelajaran memberikan cara baru dalam memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pemahaman. Hal ini tentunya merupakan salah satu keuntungan bagi para pengembang pembelajaran, terutama media pembelajaran yang menggunakan teknologi sebagai unsur utama dalam pengembangan. Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi yang semakin pesat mengharuskan pembelajaran terus berkembangan seiring perubahan zaman. Perubahan yang terjadi tentunya ditandai dengan munculnya berbagai perangkat (device) yang mendukung kebutuhan para penggunanya.

(9)

Dalam penelitian ini, pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan mobile device sebagai wahana pembelajaran merupakan salah satu inovasi dalam pengembangan media. Tak bisa dipungkiri bahwa media menjadi bagian dari proses pembelajaran. Dengan kata lain, pengembangan media dalam penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan pembelajaran yang berusaha untuk mnegikuti perkembangan teknologi di era modern. Kemunculan mobile device memberikan dampak yang sangat besar dalam kehidupan, bahkan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dunia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pentingnya pengembangan dalam penelitian ini adalah untuk membawa pembelajaran yang sesuai dengan arus teknologi modern, sehingga pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan menyenangkan tanpa terikat dengan waktu dan tempat.

G. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Dalam penelitian ini, spesifikasi produk sudah seharusnya dijelaskan agar dapat memberikan gambaran secara umum dari karakteristik produk yang diharapkan dari pengembangan ini. Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah sebuah aplikasi mobile learning berbasis Android dan iOS yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Produk ini bersifat semi-online, yaitu aplikasi yang sebagian besar dapat diakses secara offline tanpa terhubung dengan internet, tetapi masih memerlukan internet untuk mengirimkan hasil dari tes dan riwayat penggunaan aplikasi. Secara umum, produk yang dikembangkan terdiri dari panduan pembelajaran, materi pelajaran dan soal tes.

Aplikasi ini pada dasarnya adalah sebuah aplikasi standalone (berdiri sendiri) yang menyimpan semua materi dan berbagai bahan pendukung dalam satu aplikasi. Oleh karena itu, diperlukan panduan pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan panduan kepada pengguna dalam mempelajari materi dalam aplikasi ini. Adapun panduan pembelajaran diletakkan di dalam halaman utama, sehingga dapat diakses oleh pengguna pada saat menggunakan aplikasi.

Adapun materi disajikan di dalam aplikasi ini adalah materi yang berhubungan dengan masuknya islam di Kalimantan Selatan. Materi dalam aplikasi ini terdiri dari tiga bagian pokok. Pertama, materi tentang Kalimantan Selatan pra islam yang merupakan materi awal dalam aplikasi yang bertujuan

(10)

untuk memberikan gambaran awal asal mula berdirinya institusi kerajaan hindu di Kalimantan Selatan. Kedua, materi tentang msuknya islam di Kalimantan Selatan yang merupakan materi tentang deskripsi jaringan islamisasi dan perdagangan yang membentuk masyarakat islam dengan tujuan untuk membangun pemikiran tentang penyebaran dan perkembangan islam di Kalimantan Selatan. Ketiga, materi tentang berdirinya Kesultanan Banjarmasin yang memaparkan tentang bantuan Demak dan pertempuran yang terjadi sebelum berdirinya Kesultanan Banjar yang menjadi puncak dari proses masuknya islam di Kalimantan Selatan.

Adapun soal tes yang digunakan dalam aplikasi ini direncanakan terdiri dari 50 soal yang dibagi dalam tiga kelompok yang terdiri dari dua bentuk soal, yaitu multiple choice dan true-false. Kelompok pertama terdiri dari 15 soal plilihan ganda dengan empat alternatif jawaban bebas. Bentuk soal ini bertujuan untuk menguji pemahaman dan penguasaan pengguna terhadap materi yang disajikan. Kelompok kedua terdiri dari 20 soal dengan bentuk pilihan ganda yang terdiri dari empat alternatif jawaban tetap, yaitu benar, kemungkinan benar, tidak ada data pendukung dan salah. Kelompok soal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan analisis peserta didik terhadap materi yang disajikan. Adapun kelompok soal ketiga terdiri dari 20 butir soal dengan bentuk true-false yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan sintesis dan evaluasi peserta didik terhadap pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Adapun software yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi, terdiri dari perangkat lunak utama dan perangkat lunak pendukung. Adapun berbagai software yang dipergunakan dalam penelitian pengembangan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perangkat Lunak Utama (Primary Software) a. iSpring Suite 8 x64 (64 bit)

Software ini merupakan alat yang digunakan untuk mengkonversi hasil dari layouting menjadi html5. Selain itu, software ini juga dipergunakan untuk menyusun tes yang dipergunakan dalam aplikasi.

(11)

b. Intel XDK

Software ini merupakan alat yang dipergunakan untuk mengkonversi html5 menjadi aplikasi mentah untuk smartphone, baik Android maupun iOS.

2. Perangkat Lunak Pendukung (Secondary Software) a. Corel Draw X7 x64 (64 bit)

Software ini dipergunakan untuk membuat dan memperbaiki background dari aplikasi.

b. Adobe Photoshop CS6 x64 (64 bit)

Software ini digunakan untuk melakukan perbaikan dan konversi gambar yang menjadi background aplikasi.

H. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Asumsi penelitian adalah anggapan dasar dari seorang peneliti yang merupakan titik tolak pemikiran yang diterima, tetapi tidak dapat diuji kebenarannya. Dalam pengembangan ini diasumsikan bahwa:

1. Mahasiswa telah memiliki perangkat yang dipergunakan untuk mengakses intenet guna mencari bahan pelajaran

2. Mahasiswa telah menjadi mobile device native-user, yaitu pengguna yang telah mengetahui fungsi-fungsi dasar dari penggunaan perangkat.

3. Mahasiswa dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan mobile device dengan adanya petunjuk-petunjuk yang diberikan.

4. Mahasiswa menyukai penggunaan media pembelajaran dengan memanfaatkan mobile device sebagai alatnya, dalam hal ini media pembelajaran berbentuk sebuah aplikasi yang terinstall secara mandiri.

Berdasarkan asumsi di atas, maka alternatif pengembangan yang dapat dilaksanakan selama proses pengembangan sebagai berikut:

1. Pembuatan media pembelajaran yang menggunakan smartphone sebagai alatnya.

2. Pembuatan media pembelajaran mandiri yang dapat dilakukan oleh seorang mobile device native-user.

3. Pembuatan media pembelajaran mandiri dengan mobile device sebagai alatnya berupa sebuah aplikasi yang dapat diinstall secara mandiri.

(12)

I. Definisi Istilah

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pengertian yang sangat luas. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka digunakan beberapa istilah khusus yang mengacu pada pemahaman peneliti. Oleh karena itu, di bawah ini akan dijelaskan beberapa istilah yang khusus digunakan dalam penelitian tersebut, yaitu:

1. Mobile Device

Dalam penelitian ini, mobile device atau perangkat mobile adalah perangkat yang digunakan sebagai alat untuk melakukan instalasi media secara mandiri. Mobile device yang dimaksud adalah sebutan secara umum bagi semua perangkat yang dapat melakukan panggilan komunikasi, berkirim pesan dan mengakses internet. Dalam penelitian ini, mobile device dibatasi hanya pada smartphone, phablet dan tablet.

2. Mobile learning

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan mobile learning adalah proses pembelajaran multi konteks yang menggunakan perangkat pribadi sebagai alat untuk mengakses sumber belajar. Dalam hal ini perangkat yang dimaksud adalah mobile device yang menggunakan platform android atau iOS.

3. Sejarah Lokal

Sejarah lokal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu peristiwa yang terjadi di suatu daerah dengan ruang lingkup terbatas. Pada penelitian ini, sejarah lokal akan mengacu pada ruang lingkup Kalimantan Selatan.

4. Islamisasi Kalimantan Selatan

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Islamisasi Banjarmasin adalah proses masuknya Islam ke Banjarmasin yang merupakan pusat perniagaan di Kalimantan pada abad ke-16. Islamisasi Banjarmasin mengacu pada konfrontasi politik antara Pangeran Samudera dan Pangeran Tumanggung dalam perebutan tata kekuasaan Kerajaan Daha. Dalam konfrontasi tersebut, Pangeran Samudera mendapatkan tawaran bantuan pasukan dari Kesultanan Demak untuk mengalahkan Pangeran Tumanggung. Namun, bantuan tersebut memberikan syarat masuk Islam apabila Pangeran Samudera memenangkan peperangan.

(13)

Alhasil, peperangan dimenangkan Pangeran Samudera dan masuk Islam yang kemudian mendirikan Kesultanan Banjar.

5. Berpikir Kritis

Berpikir Kritis adalah kemampuan berpikir yang dapat mengeliminiasi berbagai hal-hal yang dianggap salah berdasrkan bukti dan logika, sehingga memunculkan hasil kebenaran yang dianggap valid berdasarkan bukti yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah agar dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang keperawatan yang berkaitan

Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi psikologi perkembangan sekaligus bidang psikologi olahraga dan memperkaya hasil penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus khususnya di Universitas Pasundan

a) Di harapkan dengan hasil penelitian ini akan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu hukum pada umumnya, dan juga untuk mengetahui

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi terhadap pengembangan ilmu Pendidikan Karakter khususnya membentuk Akhlak Siswa dan sebagai bahan pengembangan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan hukum pidana, khususnya mengenai perkembangan

Memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu hukum khususnya dalam bidang hukum acara pidana yang berkaitan dengan masalah praperadilan mengenai penetapan

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi dalam bidang pendidikan, terutama tentang analisis kesulitan belajar mata kuliah geometri analitik bidang pada