• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BRAND LOYALTY DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE NOKIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BRAND LOYALTY DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE NOKIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

- 37 -

PENGARUH BRAND LOYALTY DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE NOKIA

Saturninus Andreas Adi Hanjaya Hngau, Sri Mintarti, Yohanes Kuleh

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

ABSTRACT

Objective of this research is to know the influence of brand loyalty and perceived quality to consumer decision in buying NOKIA handphone product and from all variables, researcher try to find the variable which has most dominant influence toward consumer decision to buy NOKIA handphone product.

The used appliance to analyze on this research is the multiple linear regression technique, with using SPSS with the version 17.0 by the test of bound and free variable. Based on the result of examination simultaneously (f-test) obtained from two independent variables which consist of brand loyalty and perceived quality has significant influence to the buying decision for NOKIA handphone product.

Keywords : Brand Loyalty; Perceived Quality; Consumer Decision

PENDAHULUAN

Penggunaan telepon selular untuk mengakses internet mulai meningkat pada awal 2000an, dengan populernya telepon selular bernama communicator. Di masa itu telepon selular jenis ini merupakan gadget dengan kemampuan mengakses internet yang terbaik. Sejalan dengan perkembangan teknologi telepon selular dan pergeseran selera konsumen, maka para pengguna communicator mulai terlihat nyata bergeser ke Nokia pada 2008. Saat ini pengguna Nokia di Indonesia telah melebihi satu juta orang (www.swa.co.id, 27 Juli 2010). Penetrasi Nokia di Indonesia semakin kuat. Pelanggan yang menggunakan layanan Nokiasemakin meningkat. Hal ini terlihat jelas dari persaingan sengit yang dilakukan antar operator penyedia layanan Nokiadi Indonesia (www.kontan.co.id, 1 Februari 2010). Nokia sebenarnya merupakan merk

smartphone dengan kemampuan mengakses internet yang lebih baik dari pada

generasi teknologi telekomunikasi selular sebelumnya. Nokia pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2004 oleh operator Indosat. Nokiamemiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, SMS, menjelajah Internet, dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Penggunaan gadget canggih ini begitu fenomenal belakangan ini, bahkan kemudian menjadi suatu kebutuhan untuk fashion.

Suatu produk yang dipersepsikan unggul oleh konsumen dan meraih tingkat penjualan yang tinggi dapat dikatakan berhasil saat ini. Namun keberhasilan ini tentunya perlu dipertahankan sehingga nasib Nokia tidak seperti produk

communicator yang saat ini mulai ditinggalkan konsumen. Salah satu ukuran

keberhasilan dalam pemasaran adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar (Kotler & Keller, 2006). Salah satu ukuran agar pangsa pasar tetap dapat dipertahankan dan ditingkatkan adalah adanya pembelian kembali atau pembelian ulang produk atau merk yang sama. Goodwin dan Ball (2003) mengatakan pembelian kembali oleh konsumen sangat penting dalam

(2)

- 38 -

mempertahankan profitabilitas dan keberhasilan suatu bisnis.

Penelitian ini ingin menyelidiki faktor-faktor yang memperngaruhi pembelian ulang produk Nokia. Menurut Kotler & Keller (2006) keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu stimuli pemasaran (bauran pemasaran), stimuli lingkungan (ekonomi, teknologi, politik dan budaya), kraktersitik konsumen (budaya, sosial dan personal), dan psikologi konsumen (motivasi, persepsi, pembelajran dan ingatan). Mempertimbangkan bahwa produk Nokia saat ini banyak digunakan kalangan muda terutama karena faktor psikologis, maka penelitian ini membatasi diri hanya menyelidiki faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi keputusan pembelian kembali konsumen atas produk Nokia. Faktor-faktor psikologi konsumen ini adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, dan sikap.

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pelanggan yang loyal didefinisikan oleh Newman dan Werbel (1973) dalam Wiharto (2003) sebagai mereka yang membeli kembali sebuah merek, hanya mempertimbangkan merek tersebut dan tidak mencari informasi merek lain. Namun seiring dengan berkembangnya penelitian yang banyak dilakukan, maka definisi tersebut terasa kurang memadai kemudian timbullah definisi lain tentang loyalitas merek seperti telah diungkapkan pada pendahuluan, diataranya adalah definisi dari Jacoby dan Kryner dalam Dharmmesta (1999) menyatakan loyalitas merek adalah respon perilaku yang bersifat bias, terungkap secara terus menerus oleh unit pengambilan keputusan dengan memperhatikan satu atau beberapa merek alternatif dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis. Dharmmesta (1999) mengungkapkan bahwa menurut definisi tersebut penelitian tentang loyalitas merek selalu berkaitan dengan preferensi konsumen dan pembelian aktual, meskipun bobot relatif yang diberikan pada kedua variabel itu dapat berbeda tergantung pada bidang produk atau merek yang terlibat dan faktor situasional yang ada pada saat pembelian tertentu dilakukan. Pemahaman tentang dua faktor psikologis dan faktor situasional yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian mencerminkan informasi kritis yang dapat mempengaruhi pengembangan rencana dan strategi pemasaran. Dharmmesta (1999) mencontohkan loyalitas sebuah merek yang rentan terhadap perbedaan harga atau terhadap kondisi kehabisan persediaan memerlukan perhatian yang lebih besar pada penetapan harga kompetitif dan alokasi sumber yang lebih banyak untuk mempertahankan distribusi dibandingkan dengan loyalitas sebuah merek yang kurang rentan terhadap dua variabel pemasaran tersebut. Sedangkan Singh dan Sirdeshmukh (2000), menyatakan loyalitas dikonseptualisasikan sebagai sebuah niat perilaku untuk memelihara hubungan yang sedang berlangsung dengan penyedia jasa dan merupakan sebuah konstruk relasional yang dapat dibentuk oleh suatu pertukaran tertentu. Secara umum loyalitas merek dapat diukur dengan cara-cara berikut ini (Dharmmesta, 1999):

1. Runtutan pilihan merek. 2. Proporsi pembelian. 3. Preferensi merek. 4. Komitmen merek.

(3)

- 39 -

konsumen pada sebuah merek dan kerentanan konsumen untuk perpindah ke merek yang lain.

Sedangkan Aaker & Keller (1990) menyatakan produk dipengaruhi oleh persepsi kualitas (perceived quality) yang dimilliki parent brand, persepsi kesesuaian (perceived fit) yaitu kesesuaian antara produk original dan produk perluasan, yang mana persepsi kesesuaian ada tiga dimensi yang meliputi substitute sebagai pengganti produk original seperti apabila konsumen akan memilih salah satu produk

parent brand atau brand extension pada situasi penggunaan tertentu; complement

sebagai pelengkap produk original apabila konsumen kemungkinan menggunakan kedua produk disaat yang sama; transfer yang merupakan pemindahan pemanufakturan produk original menjadi produk perluasan, persepsi kesulitan (perceived difficulty) dalam pemanucfaturan perluasan produk. Broniarczyk & Alba (1994) mengidentifikasikan dua factor yang mempengaruhi persepsi konsumen pada

brand extension adalah brand effect dan kemiripan antara original product dengan

kategori produk perluasan.

Kesan kualitas (perceived quality) adalah persepsi dari kualitas sebuah produk atau keunggulannya berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Ada kalanya seorang konsumen tidak termotivasi untuk mendapatkan dan menyaring informasi yang mengarah pada kualitas, atau ketidaktersediaan informasi, ataupun konsumen tidak memiliki kesanggupan dan sumber daya untuk mendapatkan dan memproses informasi. Sehingga kesan kualitas menjadi dasar bagi mereka untuk memutuskan pembelian. Dalam banyak konteks, kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan yang penting untuk membeli, mempengaruhi merek-merek mana yang mesti dipertimbangkan dan pada gilirannya mempengaruhi merek apa yang bakal dipilih (Aaker, 1997).

Sedangkan keputusan konsumen dalam penelitian ini adalah pembelian kembali produk Nokia. Hawkins, Mothersbaugh, dan Best (2007) mengartikan pembelian kembali sebagai suatu kegiatan membeli kembali yang dilakukan oleh konsumen terhadap suatu produk dengan merek yang sama tanpa diikuti oleh perasaan yang berarti terhadap produk tersebut. Terdapat dua kemungkinan yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pembeliankembali suatu produk. Pertama, konsumen merasa puas dengan pembelian yang mereka lakukan. Kedua, pelanggan merasa tidak puas, tetapi mereka tetap melakukan pembelian kembali. Hal ini disebabkan karena mereka menganggap biaya yang harus mereka keluarkan untuk mencari, mengevaluasi, dan mengadopsi produk dengan merek lain (switching cost) terlalu tinggi. Blackwell, Miniard, dan Engel (2001) menyatakan pendapat yang sama yaitu sebagian besar pembelian akan terulang seiring dengan waktu. Ketika pembelian kembali muncul ada dua kemungkinan, yaitu pembelian yang diulangi dalam rangka memecahkan masalah (repeated problem solving), dan kebiasaan pengambilan keputusan (habitual decision making). Pembelian kembali pada

habitual decision making dilakukan atas dasar kebiasaan atau rutinitas yang dapat

mempermudah konsumen. Keputusan pembelian kembali merupakan salah satu keputusan pembelian konsumen yang diantaranya dipengaruhi oleh faktor psikologi konsumen.

HIPOTESIS

(4)

- 40 - sebagai berikut :

H1 : Diduga bahwa Brand Loyalty dan Perceived Quality berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone NOKIA.

H2 : Diduga dari kedua variabel yaitu Brand Loyalty dan Perceived Quality yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian handphone NOKIA adalah Perceived Quality.

Adapun model penelitiannya disajikan pada Gambar 1 di bawah ini: Gambar 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pada penelitian ini menyajikan variabel brand loyalty (X1) dan perceived

quality (X2) sebagai variabel bebas yang dianalisis untuk mengetahui pengaruh dan

seberapa besar hubungannya terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat dengan melakukan perhitungan statistik dari data yang diperoleh melalui kuesioner. Melalui uji regresi linier berganda, uji f dan uji t dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 17.0, perhitungan dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel brand loyalty dan perceived quality terhadap keputusan pembelian handphone NOKIA. Hasil dari perhitungan-perhitungan tersebut disajikan sebagai berikut :

Tabel 1.

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

(5)

- 41 -

a = 1,113, adalah bilangan konstanta yang berarti apabila variabel bebas X1 dan X2 sama dengan nol, maka besarnya variabel Y (keputusan pembelian) akan naik sebesar 1,113.

b1 = 0,173, adalah besarnya koefisien regresi variabel X1 (brand loyalty) yang berarti setiap peningkatan variabel X1 memiliki kecenderungan meningkatkan variabel terikat Y sebesar 0,173, dengan asumsi variabel bebas lainnya (X1) besarnya adalah konstan.

b2 = 0,529, adalah besarnya koefisien regresi variabel X2 (perceived

quality) yang berarti setiap peningkatan variabel X2 memiliki

kecenderungan meningkatkan variabel terikat Y sebesar 0,529, dengan asumsi variabel bebas lainnya (X2) besarnya adalah konstan.

Dari hasil analisis perhitungan juga diperoleh nilai R sebesar 0,577, hal ini menunjukan keseluruhan ariabel bebas yaitu variabel X1 dan X2 memilki hubungan yang sedang terhadap variabel Y. nilai R Square (koefisien determinasi parsial) sebesar 0,333 atau 33,3 % dimana hal ini berarti bahwa variabel bebas yang dikemukakan dalam penelitian memiliki pengaruh sebesar 33,3 % terhadap variabel Y, sedangkan sisanya 66,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikemukakan dalam model penelitian ini. Sedangkan nilai uji Fhitung sebesar 23,206 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,10 (α = 10%), bila dibandingkan dengan Ftabel sebesar 2,36 (df 2 = 93), maka Fhitung > Ftabel, dengan demikian hipotesisnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti brand loyalty (X1) dan perceived quality (X2) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). nilai uji thitung variabel brand loyalty (X1) sebesar 1,771 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,080 < 0,10 (α = 10 %) dan nilai koefisien Beta sebesar 0,186, bila dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,66140 (α =0.10 ; df = 93), maka thitung > ttabel, dengan demikian hipotesisnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai uji thitung variabel perceived quality (X2) sebesar 4,270 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,10 (α = 10 %) dan nilai koefisien Beta sebesar 0,448, bila dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar 1,66140 (α =0.10 ; df = 93), maka thitung > ttabel, dengan demikian hipotesisnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel brand loyalty (X1) dan perceived quality (X2) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positf terhadap keputusan (Y) konsumen dalam membeli handphone NOKIA, yang artinya bila variabel brand loyalty dan perceived quality ditingkatkan maka akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen.

Nilai R sebesar 0,577 menggambarkan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika melihat pada tabel interprestasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2006 : 216), dinyatakan dari interval 0,400 sampai dengan 0,599 memiliki hubungan yang sedang. Karena nilai 0,577 berada pada interval tersebut artinya terdapat keeratan hubungan yang sedang antara variabel bebas (brand loyalty dan perceived quality)

(6)

- 42 -

terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Dan nilai R Square sebesar 0,333, menunjukan bahwa kedua variabel bebas memberikan pengaruh sebesar 33,3 % terhadap keputusan pembelian konsumen dan selebihnya sebesar 66,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikemukakan dalam model penelitian ini.

Nilai uji Fhitung sebesar 23,206 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,10 (α = 0,10 atau tingkat kepercayaan sebesar 90 %), bila dibandingkan dengan Ftabel sebesar 2,36, maka Fhitung > Ftabel, dengan demikian hipotesisnya Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini berarti brand loyalty dan perceived quality secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian handphone NOKIA. Pengujian secara parsial dilakukan dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel dengan α = 0,10 atau tingkat kepercayaan sebesar 90 %, diketahui bahwa nilai ttabel sebesar 1,66140. Apabila nilai thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima atau signifikan berarti secara parsial ada hubungan yang berarti antara brand loyalty (X1) dan perceived quality (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) handphone NOKIA atau hipotesis yang diajukan dapat diterima. Sebaliknya apabila thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak atau tidak signifikan berarti secara parsial tidak terdapat hubungan yang berarti antara brand loyalty (X1) dan perceived quality (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) handphone NOKIA atau hipotesis yang diajukan dapat ditolak.

Hasil perhitungan untuk variabel brand loyalty diperoleh nilai uji thitung > ttabel atau 1,771 > 1,66140. Dalam hal ini dengan membandingkan antara thitung dan ttabel dari variabel brand loyalty (X1) tersebut, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan ini menunjukan hubungan yang signifikan secara parsial antara variabel brand loyalty (X1) dan variabel keputusan pembelian (Y) sehingga hipotesissnya adalah H0 ditolak dan menerima Ha . Hasil perhitungan untuk variabel perceived quality diperoleh nilai uji thitung > ttabel atau 4,270 > 1,66140, Dalam hal ini dengan membandingkan antara thitung dan ttabel dari variabel perceived quality (X2) tersebut, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan ini menunjukan hubungan yang signifikan secara parsial antara variabel perceived quality (X2) dan variabel keputusan pembelian (Y) sehingga hipotesissnya adalah H0 ditolak dan menerima Ha . Dengan demikian dari kedua variabel yaitu brand loyalty (X1) dan perceived quality (X2) secara parsial keduanya memiliki hubungan yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, variabel perceived quality (X2) diketahui berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian (Y) handphone NOKIA, hal ini dibuktikan dengan diperoleh thitung > ttabel atau 4,270 > 1,66140 dan didukung dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,10. Oleh karena itu hipotesis kedua yang menyatakan diduga variabel perceived quality (X2) yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian handphone NOKIA adalah diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan dari penelitian ini bagi perusahaan hendaknya memperhatikan bagian dari ekuitas merek yakni brand loyalty dan perceived quality karena kedua hal tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen handphone NOKIA. Nilai variabel perceived quality yang berpengaruh dominan perlu menjadi perhatian serius pihak perusahaan, kesan kualitas yang baik terhadap produk handphone NOKIA menjadi sangat penting sebagai faktor yang mempengaruhi dan

(7)

- 43 -

mendorong konsumen memutuskan membeli produk handphone NOKIA. Sedangkan bagi para peneliti yang berminat untuk mengkaji dan meneliti ulang penelitian ini, disarankan lebih memperdalam dan memperluas variabel penelitian, indikator penelitian, memperluas wilayah kajian penelitian serta memperdalam kerangka teoritis. Hal ini dikarenakan perhitungan yang menunjukan bahwa masih banyaknya variabel lain yang belum diteliti sehingga memberikan peluang yang besar bagi peneliti lain untuk mengembangkan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

A. Aaker, David, 1997, Manajemen Ekuitas Merek, alih bahasa Aris Ananda, Mitra Utama, Jakarta.

Assauri, Sofjan, 2009, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Blackwell, Roger D., Miniard, Paul W., & Engel, James F. 2001. Consumer behavior, 9th Eds. Orlando-Florida: Harcourt Inc

Cravens, W. David, 1998, Pemasaran Strategis, Edisi ke-4 Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Hawkins, Del I., Mothersbaugh, David L., & Best, Roger J. (2007). Consumer Behavior: Building Marketing Strategy. 10th Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin

Goodwin, R., & Ball, B. 2003. What marketing wants the CEO to know. Marketing

Management 12/5,18-23.

Kim, D.J., Ferrin, D.L., & Rao, H.R. 2003. A Study of the effect of consumer trust on consumer expectations and satisfaction: the Korean experience. In

Proceedings of the 5th International Conference on Electronic Commerce,

Pittsburgh, Pennsylvania, 310-315

Kontan-Online, 2010. Xl Rilis BlackBerry Gaul (Diupdate 1 Februari 2010) Tersedia di : http://www.kontan.co.id [Diakses pada 28 Juli 2010]

Kotler, Philip & Keller, Kevin L. 2006. Marketing Management, 13th Edition. New Jersey: Pearson Education.

Kottler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, (Marketing Management), alih bahasa Drs. Benyamin Malon, Edisi Bahasa Indonesia Jilid 1, Erlangga, Jakarta. ___________ dan Armstrong, Garry, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 8

Bahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta.

___________ and Armstrong, Garry, 2004, Principles of Marketing, Tenth Edition, Northwestern University and University of North Carolina, Prentice Hall. ___________ and Keller, Kevin L., 2006, Marketing Management, 12 edition,

Northwestern University and Darmouth College.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2002, Perilaku Konsumen, Edisi Revisi, Refika Aditama, Bandung.

Michael, Solomon R. 2009. Consumer Behavior, 8th Edition. New Jersey: Pearson Education.

Mowen, John C., & Minor, Michael. 2002. Consumer Behavior, 6th Edition, New

Jersey : Prentice hall.

Prasetijo, Ristiyanti dan J.O.I Ihalauw, Jhon, 2005, Perilaku Konsumen, ANDI, Yogyakarta.

(8)

- 44 -

Schiffman , Leon. G., & Kanuk, Leslie Lazar. 2007. Cosumer Behavior, Eight Edition. New Jersey: Pearson Education

Simamora, Henry, 2000, Manajemen Pemasaran Internasional II, Edisi II, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

________, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

.Swastha, Basu dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku

Referensi

Dokumen terkait

BIMEP (Biscay Marine Energy Platform) Armintzatik 1.700 metrora olatuen eta korronteen energia nahiz offshore haize - energia aztertzeko ezarritako instalazio berri bat da

Hasil penelitian menunjukkan sarana produksi berupa luas lahan, bibit, garam, pupuk, pestisida, peralatan dan tenaga kerja pada usahatani tembakau rakyat di daerah

Tuntutan perubahan sistem manajemen anggaran mulai diterapkan dilingkungan perguruan tinggi Indonesia terutama setelah dilaksanakannya otonomi dalam pengelolaan

Tindakan pertama yang dilakukan penulis adalah dengan menerapkan SP 1 yang dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2016 pukul 10.00 WIB yaitu membina hubungan saling

Redistribusi Tanah adalah pembagian tanah-tanah yang dikuasai langsung oleh Negara yang telah ditegaskan menjadi obyek landreform yang diberikan kepada para petani penggarap

RAI PUTRA TEKNIK Produsen, Supplier, Distributor Berbagai Alat Kebutuhan Teknik Sipil Alamat : Jl.. Jingga Wijaya

Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas dan adanya ketidak konsistenan dari hasil penelitian terdahulu, maka dilakukan penelitian lebih dalam mengenai

Dari hasil perhitungan dan analisis regresi diperoleh persamaan yang menjelaskan hubungan antara konsentrasi rerata Th-232 dengan U-238 untuk sampel pasir zirkon yang berasal