• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Abstrak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN STS (SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY)

BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SD GUGUS MELINGGIH PAYANGAN

GIANYAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Ni Ny. Pasek Kusuma Dewi

1

, I Kt. Ardana

2

, MG. Rini Kristiantari

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : {pasek.kusuma@yahoo.com

1

, ketut_ardana55@yahoo.com

2

,

rini_bali@yahoo.co.id

3

}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan secara signifikan hasil belajar IPS siswa antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan

Science Technology Society berbasis portofolio dan siswa yang dibelajarkan secara

konvensional di kelas IV SD Gugus Melinggih Payangan Gianyar tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Gugus Melinggih Payangan Gianyar Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 118 siswa. Sampel diambil dengan teknik purposive

sampling dan ditemukan 2 sampel yang diuji kesetaraannya. Setelah dilakukan

pengundian terhadap sampel maka dapat ditentukan siswa kelas IV SDN 4 Melinggih yang berjumlah 30 siswa sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IV SDN 2 Melinggih yang berjumlah 28 siswa sebagai kelompok kontrol. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh thit = 4,52 > ttabel = 2,000 dengan dk = 56 dalam taraf signifikansi 5% maka dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan Science Technology Society berbasis portofolio dan siswa yang dibelajarkan secara konvensional. Selanjutnya, berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (78,80) lebih besar daripada kelas kontrol (69,57). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan STS (Science Technology Society) berbasis portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD gugus Melinggih Payangan Gianyar tahun ajaran 2013/2014.

Kata kunci : Pendekatan Science Technology Society, portofolio, hasil belajar IPS.

Abstract

This study aims to determine whether there is a significant difference in social science’s learning outcomes between students who take the science technology society based portofolio with students who take conventional learning in the fourth grade at gugus Meinggih Payangan Gianyar academic year 2013/2014. This research

(2)

was a quasi-experimental design with non-equivalent control group design. The population in this study were all of fourth grade students at gugus Meinggih Payangan Gianyar academic year 2013/2014 amounted to 118 students. The sample used is purposive sampling technique and get 2 samples. After choose and fixed IV grade students of SDN 4 Melinggih as many as 30 students as the experimental group and IV grade students of SDN 2 Melinggih, amounting to 28 students as a control group. Data collection method used is the method of testing. The analysis showed tcount = 4,52 > ttable = 2.000 for df = 56 with a significance level of 5% there is a significant difference in social science’s learning outcomes between students who take the science technology society based portofolio with students who take conventional learning. And then, The value of the average post-test in the experimental group was (78,80) more than the control group was (69,57). Based on these results it can be concluded that science technology society based portofolio towards social science’s learning outcomes of IV grade at gugus Melinggih Payangan Gianyar academic year 2013/2014.

Keywords: science technology society, portofolio, social science’s learning outcomes

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh semua jenjang pendidikan di Indonesia, dari jenjang SD hingga perguruan tinggi.

Sapriya (2012;19-20) menyatakan bahwa : Istilah IPS di SD merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu social, humaniora, sains bahkan, isu dan masalah-masalah kehidupan. Materi IPS untuk jenjang SD tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir siswa yang bersifat holistik.

“Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) dinyatakan bahwa bahan kajian dalam IPS dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat” (Idi, 2011: 302).

Depdiknas (2007:575) menegaskan tujuan pembelajaran IPS yaitu, (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk, di tingkat local, nasional dan global.

Tujuan tersebut sesuai dengan pendapat Susanto (2013:49) menyatakan bahwa : “Pembelajaran IPS diharapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat di masa yang akan datang dan mampu bertindak secara efektif. Nilai-nilai yang diwajibkan dalam pendidikan IPS, yaitu : nilai-nilai edukatif, praktis, teoritis, filsafat dan kebutuhan”. Tercapai tidaknya tujuan mata pelajaran IPS ditentukan oleh peserta didik, guru, sarana prasarana serta sumber belajar lainnya. Namun, dalam hal ini interaksi siswa dan guru merupakan faktor utama yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Fajar (2009:108) juga menyatakan bahwa guru mata pelajaran IPS yang profesional, dalam menjalankan tugasnya dituntut untuk menguasai kompetensi atau kemampuan dasar pembelajaran dan aspek keilmuan. Salah satu kemampuan dasar yang harus dikembangkan oleh seorang guru adalah keterampilan mengembangkan strategi pembelajaran di kelas yang dapat memotivasi dan menggairahkan minat belajar siswa.

Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan pendekatan maupun merancang model pembelajaran yang

(3)

akan diterapkan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pembelajaran IPS pada khususnya. Dalam pembelajaran IPS terdapat banyak pendekatan yang dapat diterapkan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan pada mata pelajaran IPS adalah pendekatan Science Technology

Society (STS) atau dalam istilah bahasa

Indonesia disebut dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).

Paradigma yang kini berkembang dimasyarakat bahwa pelajaran IPS lebih dikenal sebagai pelajaran yang bersifat hafalan dan hanya mempelajari fakta-fakta serta sejarah di masa lalu. Bagi sebagian masyarakat, IPS dianggap ilmu yang kurang penting dan kurang populer. Masyarakat harus sadar akan pentingnya peran IPS bagi kehidupan. Masyarakat tersebut hendaknya diberikan pemahaman tentang IPS sebagai ilmu yang mengembangkan berbagai disiplin ilmu untuk mengakaji masalah kemasyarakatan.

Berdasarkan observasi langsung di SD Gugus Melinggih Payangan Gianyar khususnya pada pembelajaran IPS, belum terlihat adanya motivasi dan keaktifan siswa saat mengikuti pembelajaran. Siswa terlihat kurang memanfaatkan lingkungannya sebagai sumber belajar karena dalam pembelajaran siswa hanya menerima informasi dari guru serta sumber belajar seperti buku-buku maupun buku Lembar Kerja Siswa yang diberikan di sekolah. Sebagian siswa belum mampu memahami kebermakaan materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa cenderung kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan suatu materi dan kurang mampu mengembangkan manfaat dari pengetahuan yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. Siswa kurang menyadari bahwa lingkungan sekitar merupakan sumber belajar sekaligus media melakukan pengamatan untuk membutktikan kebenaran informasi yang didapat di sekolah. Disamping itu, siswa juga

belum pernah membuat portofolio. Siswa hanya diberikan tugas kemudian dinilai, setelah dinilai tugas-tugas tersebut tidak dikumpulkan atau didokumentasikan dengan baik. Oleh karena itu, motivasi untuk meningkatkan tanggung jawab akan tugas-tugas yang diberikan akan berkurang, karena rekaman tentang perkembangan proses belajarnya kurang didokumentasikan sebagai bukti hasil belajar. Hal tersebut membuat siswa kurang aktif dan kurang termotivasi mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas.

Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan pendekatan maupun merancang model pembelajaran yang akan diterapkan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan tujuan pembelajaran IPS pada khususnya. Dalam pembelajaran IPS terdapat banyak pendekatan yang dapat diterapkan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan pada mata pelajaran IPS adalah pendekatan Science Technology

Society (STS) atau dalam istilah bahasa

Indonesia disebut dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).

Pendekatan STS merupakan cara untuk melatih dan membelajarkan peserta didik agar konsep yang diterima dapat diterapkan untuk dimanfaatkan peserta didik dalam mengatasi masalah yang dihadapinya di masyarakat.

Fajar (2009: 37) menyatakan pendekatan

Science Technology Society (STS) dalam

pembelajaran IPS bukan merupakan hal yang bertentangan.Walaupun diakui bahwa sains dan teknologi lebih cenderung pada ilmu-ilmu kealaman, sedangkan IPS lebih memfokuskan pada pengkajian aspek-aspek manusia. Akan tetapi, keduanya bukanlah dikotomi, karena jelas memiliki hubungan yang saling mendukung. Penerapan pendekatan STS ini dapat memberikan

(4)

gambaran utuh tentang berbagai aspek kehidupan.

Pendekatan STS ini sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2001 (dalam Fajar 2009:37), yaitu merupakan upaya untuk menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial yang bermutu tinggi. Melalui kompetensi semacam itu, peserta didik diharapkan mampu untuk menghadapi dan mengatasi segala macam akibat dari adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam lingkungan yang terdekat sampai terjauh (lokal, nasional, regional dan internasional).

Yager (dalam Asy’ari 2006:64) merumuskan karakteristik pendekatan

Science Technology Society (STS) yaitu

1) Berawal dari masalah-masalah lokal yang ada kaitannya dengan sains dan teknologi oleh siswa (dengan bimbingan guru), 2) Penggunaan sumber daya setempat baik sumber daya manusia maupun material, 3) Keikutsertaan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, 4) Pengidentifikasian cara-cara yang memungkinkan sains dan teknologi untukmemecahkan masalah hari depan, 5) Dilaksanakan menurut strategi pembuatan keputusan. Setiap siswa harus menggunakan informasi sebagai bukti, baik untuk membuat keputusan tentang kehidupan sehari-hari maupun keputusan tentang masa depan masyarakat, 6) Belajar tidak hanya berlangsung di dalam kelas atau sekolah, tetapi juga di luar sekolah atau lapangan nyata, 7) Penekanan pada keterampilan proses yang dapat digunakan siswa dalam memecahkan masalah sendiri, 8) Membuka wawasan siswa tentang pentingnya kesadaran karir/profesi, terutama karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi, 9) Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman dalam masalah-masalah yang telah mereka identifikasi.

Pembelajaran berbasis portofolio merupakan salah satu pembelajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan STS. Dalam proses pembelajaran berbasis portofolio siswa dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif, partisipatif, prosfektif dan bertanggung jawab. Fajar (2009:109) mengemukakan bahwa melalui pembelajaran portofolio siswa mendapatkan nilai tambah, diantaranya 1) memperoleh pemahaman yang lebih besar tentang masalah yang dikaji, 2) belajar banyak tentang maslah-masalah kemasyarakatan dimana masalah kemasyarakatan menjadi inti dari Pendidikan IPS, 3) belajar lebih kooperatif dengan orang lain untuk memecahkan masalah, 4) belajar bagaimana warga negara berpartisifasi dalam menyelesaikan masalah yang timbul dalam masyarakat.

Pendekatan STS berbasis portofolio diujicobakan dalam penelitian ini agar dapat membangkitkan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS. Melalui motivasi dan keaktifan yang baik maka hasil belajar dapat meningkat. Disamping itu, dengan pendekatan STS berbasis portofolio maka siswa dapat berperan seefektif mungkin dalam proses pembelajaran. Adanya pendekatan tentang sains dalam ilmu sosial diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis masalah-masalah sosial sehingga dapat dijelaskan secara ilmiah. Portofolio yang ditugaskan pada siswa juga akan membantu dalam mencapai kompetensi yang ingin dicapai, karena secara umum portofolio akan dapat meningkatkan partisifasi siswa serta dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran.

Ilmu-ilmu yang didapatkan siswa di sekolah untuk selanjutnya akan diterapkan di masyarakat. Ilmu yang telah dipelajari akan berimplikasi pada kehidupan sehari-hari siswa. Pendekatan STS berbasis portofolio diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman pada siswa

(5)

bahwa IPS merupakan ilmu yang digunakan untuk mencetak generasi yang menitik beratkan pada berfikir bagaimana menghadapi dampak sosial dari perkembangan serta penerapan sains dan teknologi. Siswa juga diberikan pemahaman bahwa sains dan teknologi memiliki dampak positif dan negatif, sehingga diperlukan penerapan berbagai disiplin ilmu untuk menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman dalam menghadapi perkembangan sains dan teknologi yang mereka terima agar tidak menimbulkan masalah kemasyarakatan.

Sintak yang terdapat dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan STS berbasis portofolio sangat memberikan peluang bagi siswa untuk berpikir kritis, peduli lingkungan sosial serta memotivasi kreatifitas siswa dalam mengemukakan ide-ide untuk mengatasi permasalahan. Kemampuan berpikir siswa akan terbangun secara mandiri, sehingga materi yang disampaikan akan lebih melekat. Melalui proses pembelajaran tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar IPS siswa.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan hasil belajar IPS siswa antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan Science Technology Society berbasis portofolio dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional di kelas IV SD Gugus Melinggih Payangan Gianyar tahun ajaran 2013/2014.

METODE

Rancangan penelitian ini menggunakan eksperimen semu (quasi

experiment) dengan desain

Non-equivalent Control Group Design. Dengan

desain ini, kelas eksperimen maupun kelas kontrol dibandingkan tanpa melibatkan penempatan subjek ke dalam kedua kelas tersebut secara random. Rancangan penelitian ini dipilih karena

dilakukan di kelas tertentu dengan kelas yang telah ada.

Dalam penelitian ini terdapat tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan akhir eksperimen. Pada tahap persiapan eksperimen, langkah-langkah yang dilakukan yaitu: mempersiapkan sarana pendukung dalam pembelajaran, seperti kurikulum, silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), bahan ajar, dan media pembelajaran yang nantinya digunakan selama proses pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen. Mengumpulkan isu-isu terkini yang ada pada lingkungan siswa terkait dengan materi pelajaran sebagai penunjang penelitian. Menyusun instrumen penelitian berupa tes objektif bentuk pilihan ganda biasa untuk mengukur kemampuan pada ranah kognitif siswa Mengadakan uji validasi instrumen penelitian.

Pada tahap pelaksanaan penelitian eksperimen, langkah-langkah yang dilakukan yaitu: menentukan sampel penelitian berupa kelas yang dipakai dari populasi yang tersedia. Melaksanakan

pre-test pada kedua sampel penelitian.

Sejalan dengan pendapat Dantes (2012:97) yang menyatakan pemberian

pre test biasanya digunakan untuk mengukur ekuivalensi atau penyetaraan kelompok. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen berupa pendekatan

science technology society berbasis portofolio. Memberikan perlakuan pada kelas kontrol berupa pembelajaran konvensional.

Pada tahap akhir eksperimen, langkah-langkah yang dilaksanakan adalah memberikan post-test berupa tes objektif bentuk pilihan ganda biasa untuk menilai ranah kognitif siswa pada kelas eksperimen maupun kontrol, sehingga dapat dibandingkan hasil belajar dari kedua kelas tersebut.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

(6)

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Melinggih Payangan Gianyar tahun ajaran 2013/2014. yang berjumlah 118 orang, meliputi lima sekolah dasar yaitu SD Negeri 1 Melinggih, SD Negeri 2 Melinggih, SD Negeri 3 Melinggih, SD Negeri 4 Melinggih, SD Negeri 5 Melinggih.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2008: 118).Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Sugiyono (2008:124)

menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena, hanya siswa kelas IV SDN 4 Melinggih dan siswa kelas IV SDN 2 Melinggih yang mempunyai jumlah siswa minimal 25 orang, maka peneliti menetapkan ke dua SD tersebut sebagai sampel dari populasi yang diteliti selanjutnya diuji kesetaraannya. Dalam menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan teknik undian. Berdasarkan teknik undian yang telah dilakukan maka ditentukan, kelas IV SDN 4 Melinggih yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas IV SD Negeri 2 Melinggih yang berjumlah 28 siswa sebagai kelompok kontrol.

Menurut Sugiyono (2008:61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan olh peneliti dan ditarik sejumlah kesimpulan. Penelitian terdiri dari : variable bebas, dan variable terikat. Variabel bebas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan science

technology society berbasis portofolio

yang diterapkan pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelas kontrol. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Gugus Melinggih Payangan Gianyar tahun ajaran 2013/2014.

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang hasil belajar IPS siswa SD kelas IV. Tes dilakukan untuk mengumpulkan data tersebut.Tes ini diberikan pada siswa kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STS berbasis portofolio dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan metode konvensional yang biasa dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran. Instrumen penelitian kemudian diuji validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Uji prasyarat yang digunakan yaitu uji normalitas dengan rumus chi kuadrat dan uji homogenitas dengan uji F (Fisher). Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (H0): “Tidak terdapat

perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan STS berbasis portofolio dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran IPS Kelas IV SD Gugus Melinggih Payangan Gianyar tahun ajaran 2013/2014”. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji beda mean (uji-t) dengan menggunakan rumus polled varians.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberian perlakuan (treatment) dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Pada akhir penelitian, seluruh siswa di kelas eksperimen diberikan

(7)

post-test berupa tes objektif bentuk pilihan

ganda biasa untuk menilai ranah kognitif. Berdasarkan hasil perhitungan data hasil belajar IPS siswa diperoleh perhitungan rata-rata (mean) kelompok eksperimen = 78,80, standar deviasi kelompok eksperimen = 7,91 dan varians kelompok eksperimen = 62,65 selanjutnya hasil perhitungan rata-rata (mean) kelompok kontrol = 69, 57 standar deviasi kelompok kontrol = 7,60 dan varians kelompok kontrol = 57,80. Sebelum dilakukan uji hipotesis penelitian maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat. Analisis uji prasyarat meliputi: uji normalitas data dan uji homogenitas varians terhadap kedua kelompok. kelompok eksperimen pada tabel harga tabel Chi square hitung x2hitung = 3,22 dengan dk = 5 dan taraf signifikan 5% maka harga x2tabel = 11,07, karena x2hitung < x2tabel (3,22 < 11,07) maka Ho diterima atau Ha ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa data hasil belajar IPS kelompok eksperimen dapat dikategorikan berdistribusi normal. Sedangkan hasil belajar dari hasil

post-test kelompok kontrol pada tabel harga Chisquare hitung x2hitung = 3,21 dengan dk = 5 dan taraf signifikan 5 % maka harga x2tabel =11,07, karena x2hitung< x2tabel (3,21 < 11,07) maka Ho diterima atau Ha ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa data hasil belajar IPS kelompok kontrol dapat dikategorikan berdistribusi

normal. Hasil post-test kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol terbukti bahwa keduanya berdistribusi normal.

Berikutnya dilakukan uji homogenitas varians menggunakan uji F dari Havley. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung= 1,09, Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga

Ftabel yang diperoleh dari tabel nilai-nilai distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang = 30 – 1 = 29 dan derajat kebebasan penyebut = 28 – 2 = 26 pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel nilai-nilai distribusi F diperoleh Ftabel sebesar 1,90. Sehingga diperoleh harga

Fhitung < Ftabel (1,09 < 1,90) maka Ho

diterima dan Ha ditolak. Ini berarti varians

data hasil belajar IPS antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama atau homogen.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dan homogenitas diperoleh bahwa data yang didapatkan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen.

Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji–t. Rangkuman hasil analisis uji-t data hasil

post-test hasil belajar IPS siswa disajikan

pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Uji Hipotesis Hasil Belajar IPS

No Sampel N Dk s2 thitung ttabel

1. Kelas Eksperimen 30

56 78,80 62,65 4,52 2,000

2. Kelas Kontrol 28 59,57 57,80

Berdasarkan tabel 1, nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk = 30 + 28 – 2 = 56) diperoleh ttabel = 2,000. Dari hasil analisis data hasil belajar IPS diperoleh thitung = 4,52. Dengan

demikian thitung > ttabel = 4,52 > 2,000, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti

ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan science

(8)

technology society berbasis portofolio

dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada siswa kelas IV gugus Melinggih Payangan Gianyar tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan uji-t diperoleh thitung > ttabel, berarti hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan science

technology society berbasis portofolio

dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada siswa kelas IV gugus Melinggih Payangan Gianyar tahun ajaran 2013/2014 pada taraf signifikansi 5% diterima.

Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan sintak, sumber belajar dan metode ajar dari kedua pembelajaran. Adapun sintak pendekatan STS sangat jelas dan konsisten yaiu; (1) Pemberian isu atau masalah, (2) pembentukan konsep, (3) aplikasi konsep, (4) pemantapan konsep, (5) evaluasi. Hal tersebut sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang lebih banyak mengarah pada proses belajar siswa dalam memenuhi kepentingan pencapaian tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang kemudian dapat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari siswa. Sedangkan pembelajaran konvensional tidak menggunakan sintak yang pasti sesuai yang hanya menyesuaikan dengan keinginan guru pada saat membelajarkan siswa.

Pendekatan STS merupakan pendekatan pembelajaran yang pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pendekatan STS disebut juga sebagai pendekatan terpadu antara sains dan isu teknologi yang ada di masyarakat.Dengan pendekatan ini siswa dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat dari produk teknologi. Pendekatan STS memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengembangkan diri dan berkreatifitas melalui sains untuk menjadi manuasi yang peduli lingkungan sosial. Pendekatan ini efektif untuk menarik rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang diajarkan karena materi dikemas seuai dnegan lingkungan terdekat siswa dan langsung membahas masalah-masalah yang sering di temukan di masyarakat.

Pembelajaran portofolio dapat mempermudah guru dalam melaksanakan pendekatan STS agar pembelajaran dapat bermakna. Melalui pendekatan STS berbasis portofolio siswa dapat mendokumentasikan hasil karyanya sebagai bukti perkembangan belajar.

Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang diterapkan pada pembelajaran IPS di kelas kontrol. Dalam kegiatan pembelajaran konvensional, tidak terdapat sintaks pembelajaran yang jelas. Tujuan utama dalam pembelajaran konvensional adalah penguasaan materi pembelajaran oleh siswa. Materi pelajaran bersumber dari buku-buku pelajaran yang selanjutnya isi buku tersebut harus dikuasai siswa. Menurut Marhaeni (2013:8), pembelajaran konvensional memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: (1) pembelajaran lebih terpusat pada guru; (2) kurangnya penggunaan media pembelajaran; (3) metode yang diterapkan kurang inovatif; dan (4) jarang mengaitkan materi pembelajaran dengan lingkungan siswa. Hal ini mengakibatkan pembelajaran yang berlangsung menjadi membosankan dan tentunya berpengaruh terhadap hasil belajar IPS.

Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan science technology society berbasis portofolio dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus Melinggih Payangan Gianyar tahun ajaran 2013/2014.

Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Perdana (2011) yang menyatakan bahwa Penerapan Penugasan Portofolio dengan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk

(9)

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPS 3 Semester I SMA Negeri I Sampang pada materi pewilayahan dan pertumbuhan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian terdapat perbedaan skor rata-rata yang diperoleh antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan science technology society berbasis portofolio yaitu 78,80 dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional yaitu 69,57. Dari analisis hasil belajar IPS menunjukkan bahwa rerata hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada rerata hasil belajar IPS siswa kelas kontrol = 78,80 > 69,57. Berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thitung sebesar 4,52 dan ttabel dengan dk = 30 + 28 – 2 = 56 dan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh harga ttabel = 2,000, karena thitung > ttabel = 4,52 > 2,000 maka H0

ditolak atau Ha diterima.

Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan science

technology society berbasis portofolio

dengan siswa dibelajarkan secara konvensional. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan penerraoan pendekatan STS berbasis portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah bagi siswa, melalui penelitian ini disarankan agar para siswa khususnya siswa di tempat penelitian agar selalu mengembangkan kreatifitas dan meningkatkan hasil belajar agar mampu menjadi siswa yang berguna di masyarakat. Disamping itu, siswa juga agar mampu menjadi individu yang peduli dengan lingkungan sosial.

Bagi guru, bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan STS berbasis portofolio terhadap hasil belajar

IPS siswa. Maka dari itu para guru di sekolah terkait dapat menerapkan pendekatan STS berbasis portofolio sebagai pendekatan alternatif yang juga efektif untuk diterapkan guna mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa.

Bagi sekolah, Kepada para guru-guru dan stakeholder terkait mengembangan model pembelajaran, dituntut lebih inovatif dalam menemukan model-model pembelajaran agar dapat dipergunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran yang inovatif, sekolah juga dapat meningkatkan prestasi sekolah.

Bagi peneliti lain, Agar peneliti lain dapat melakukan penelitian sejenis dengan pokok bahasan lain guna mengetahui adanya perbedaan hasil pada pokok bahasan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Muslichach. 2006. Penerapan

Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat. Jakarta :Depdiknas.

Bayu Perdana, Dimas. 2011. Penerapan

Penugasan Portofolio dengan Pendekatan Sains Teknologi

Masyarakat (STM) untuk

Meningkatkan Keaktivan dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPS 3 Semester I SMA Negeri I Sampang Pada Materi Pewilayahan dan Pertumbuhan.Tesis

(diterbitkan).Universitas Negeri Malang.

Dantes. 2012. Metode Penelitian.

Bandung : C.V Andi Offset.

Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SLB. Jakarta: Depdiknas.

Fajar, Arnie. 2009. Portofolio dalam

Pelajaran IPS. Bandung : PT.

(10)

Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan

(Individu, Masyarakat, dan Pendidikan). Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Marhaeni, A.A.I.N. 2013. Landasan dan

Inovasi Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Sapriya. 2012. Pendidikan IPS Konsep

dan Pembelajaran. Bandung : PT.

RemajaRosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.

Jakarta :Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan

Pembelajaran di Sekolah

Dasar.Jakarta :Prenada Media Group.

Gambar

Tabel 1. Analisis Uji Hipotesis Hasil Belajar IPS

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan berbagai variasi minyak pelumas bekas dengan 0,03% styrofoam pada campuran beton aspal menyebabkan viscositas campuran jauh lebih rendah daripada beton

bekerja di sektor minyak dan gas bumi secara umum memiliki ketentuan yang dengan karyawan yang bekerja di sektor industri lain. Dengan dasar ini, terdapat kewajiban bagi

Kontribusi antar Indikator dalam IPG Indikator yang paling berpengaruh terhadap nilai IPG di Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 1999, 2002, 2005 adalah indeks kesehatan

 Guru memberikan sebuah narasi informasi secara menarik dengan konsep interaktif untuk menghubungkan materi tentang organ gerak pada hewan vertebrata dengan isi

Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai kentuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau pendalaman

Akan tetapi jika dibandingkan dengan cara pengujian sambungan menggunakan multimeter, alat uji sambungan kabel UTP ini mempunyai daya guna yang lebih baik terutama dalam

Pemeliharaan berkas rekam medis di RSUD Sukoharjo yang dilakukan oleh petugas rekam medis adalah dengan memberikan penerangan yang cukup dan mengatur suhu

Perlu ditingkatkan dalam pengelolaan mengeluarkan jadwal mahasiswa ( akademik) Lebih meningkatkan dan lebih baik lagi dalam kemajuan universitas 'aisyiyah yogyakarta Bisa