• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Seminar Kerja Praktek FUNGSI PIM (Program Input Monitoring) DALAM TRANSMISI TELEVISI PADA STASIUN RELAY TRANS TV SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Seminar Kerja Praktek FUNGSI PIM (Program Input Monitoring) DALAM TRANSMISI TELEVISI PADA STASIUN RELAY TRANS TV SEMARANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Makalah Seminar Kerja Praktek

FUNGSI PIM (Program Input Monitoring) DALAM TRANSMISI TELEVISI PADA STASIUN RELAY TRANS TV SEMARANG

Afrizal Mohamad Riandy ( 21060110120024 ), Rizal Isnanto, (197112181995121001) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055 Fax. (024) 746055

afrizalemohamad@yahoo.com Abstrak

Televisi merupakan media elektronik yang menampilkan gambar dan suara. Dari alat inilah berbagai informasi, hiburan, dan pendidikan disampaikan kepada masyarakat. Siaran televisi diolah studio pusat dan kemudian ditransmisikan ke seluruh pemirsa.

TRANS TV merupakan salah satu stasiun televisi swasta nasional Indonesia. Pengendalian siaran dikerjakan di Jakarta sebagai pusat. Namun wilayah Indonesia sangat luas dan terdiri dari kepulauan, sehingga diperlukan stasiun-stasiun relay di setiap daerah agar siaran televisi dapat diterima oleh semua masyarakat. Salah satu stasiun relay TRANS TV terletak di Gombel Semarang.

Sistem transmisi siaran televisi dengan menggunakan stasiun relay mempunyai prinsip dasar menerima sinyal transmisi dari satelit kemudian memancarkannya kembali agar bisa diterima oleh konsumen. Melihat hal tersebut, pada stasiun relay terdapat piranti penerima (Receiver) dan piranti pemancar (Transmitter). Suatu sistem komunikasi terbagi menjadi tiga bagian pokok yang meliputi sumber informasi, media interface, dan tujuan. Pada stasiun relay terjadi komunikasi dengan sumber yang berupa sinyal video dan sinyal audio yang diterima oleh receiver. Tujuan akhir dari proses ini adalah pemancaran kembali sinyal siaran agar dapat diterima oleh konsumen. Di antara sumber dan tujuan terdapat media interface yang dalam hal ini direpresentasikan oleh sebuah PIM Rack.

Kata kunci : televisi, stasiun relay, TRANS TV, PIM

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Permintaan akan informasi yang aktual dan cepat serta hiburan yang menarik menyebabkan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. Televisi merupakan salah satu teknologi yang memberikan informasi, pendidikan dan juga hiburan. Oleh karena itu televisi pun berkembang dengan pesat, baik dari segi teknologi maupun dari segi bisnis. Dari segi teknologi, televisi pertama kali ditemukan dan digunakan masih berupa gambar yang diproduksi dalam warna hitam dan putih. Dengan adanya kemajuan teknologi khususnya televisi, maka televisi pun mengalami perubahan yang sangat berarti dari hitam putih menjadi berwarna dan sekarang bahkan televisi sudah beranjak ke Era digital. Bahkan saat ini sudah ditemukan teknologi

baru dalam televisi yang dinamakan HDTV.

Dari segi bisnis, siaran televisi dipandang sebagai salah satu bisnis yang mempunyai prospek yang menjanjikan. Karena itu di Indonesia berkembanglah stasiun televisi swasta dari awal tahun 1990an sampai sekarang, baik siaran televisi lokal maupun siaran televisi nasional. Dan salah satu stasiun televisi tersebut adalah PT. Televisi Transformasi Indonesia ( Trans TV ) yang merupakan stasiun televisi nasional. Trans TV mempunyai beberapa stasiun relay dan salah satunya berada di kota Semarang tepatnya di daerah Gombel, Bukit Sari.

Untuk memberikan kepuasan kepada pemirsanya Trans TV mempunyai alat untuk memonitor atau memantau kualitas sinyal audio dan video yang diterima dari satelit. Alat ini dinamakan PIM ( Program Input Monitoring )

(2)

2 Atas dasar tersebut maka akan dijelaskan tentang PIM ( Program Input Monitoring ) yang ada di Trans TV Stasiun Relay Semarang.

1.2 Tujuan

Tujuan dan manfaat dilaksanakannya Kerja Praktek di PT. Televisi Transformasi Indonesia ( Trans TV ) Stasiun Relay Semarang ini adalah

1. Untuk mengetahui dan memahami Sistem Pemancar pada Trans TV Stasiun Relay Semarang.

2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja dari PIM ( Program Input Monitoring )

3. Untuk mengetahui fungsi dan peran dari PIM ( Program Input Monitoring) 1.3 Batasan Masalah

Agar ruang lingkup permasalahan lebih jelas serta mempermudah dalam analisa, maka pembahasan lebih ditekankan pada PIM ( Program Input Monitoring ).

2. Sistem Transmisi Televisi 2.1 Dasar Sistem Siaran Televisi

Pada dasarnya dalam sistem penyiaran televisi, terdapat dua macam pemancar yaitu pemancar audio dan visual.

Suatu sistem televisi menggunakan satu atau lebih kamera-kamera untuk mengubah energi sinar dari suatu gambar yang bergerak menjadi sinyal-sinyal elektronik ( baik itu di dalam studio televisi, maupun di luar).

Selain itu sinyal-sinyal elektronik dapat diperoleh dari video tape recorder, dari mesin-mesin telecine ataupun dari slide scanners. Telecine dan slide scanner ini mengubah film-film atau slide-slide photo menjadi sinyal-sinyal elektronik, sinyal-sinyal elektronik ini dibawa oleh kawat penghantar ke stasiun pemancar TV, dimana ia akan memodulasi gelombang pembawa, dan sebagai hasilnya gelombang pembawa yang telah dimodulasi oleh sinyal gambar tersebut diteruskan ke antena pemancar untuk kemudian diradiasikan ke semua arah sebagai sinya siaran gambar.

Pada waktu yang sama, energi informasi suara yang bersangkutan dengan gambar tersebut di atas diambil oleh microphone untuk

diubah menjadi sinyal elektronik, yang mana kemudian oleh penghantar diteruskan ke stasiun pemancar untuk memodulasi sumber pembawa yang terpisah. Hasil dari gelombang pembawa yang telah dimodulasi suara, kemudian diteruskan ke antenna pemancar untuk diradiasikan ke atmosfir bersama-sama dengan gelombang pembawa yang telah dimodulasi oleh sinyal gambar.

Dalam jarak tertentu dari antena pemancar televisi, sesuai dengan kekuatan daya frekuensi radio yang diradiasikan, antena penerima televisi dapat menerima gelombang yang telah dimodulasi oleh kombinasi suara dan gambar tersebut akan diteruskan ke penerima televisi.

Kemudian penerima televisi akan memperkuat sinyal yang diterima, dan memisahkan komponen gambar dan komponen suara setelah melalui proses demodulasi. Sinyal gambar yang telah didemodulasikan kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda untuk diproduksi kembali sedapat mungkin sesuai dengan gambar bergerak yang asli. Sementara itu sinyal suara yang telah didemodulasikan diteruskan ke loudspeaker untuk menghasilkan kembali informasi suara yang sedapat mungkin sesuai dengan informasi suara aslinya yang berhubungan dengan gambar tersebut.

Prinsip-prinsip dari sistem siaran televisi dan prinsip dasar dari hubungan pesawat penerima televisi. diperlihatkan pada Gambar 3.1

2.2 Sistem Transmisi Siaran Televisi Pada umumnya stasiun-stasiun televisi di Indonesia menggunakan fasilitas satelit guna pentransmisian siarannya. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesi yang cukup luas dan terpisah menjadi pulau-pulau serta konturnya yang sangat bervariasi, sehingga sangat sulit pentransmisian menggunakan metode lansung dengan kebel ataupun gelombang mikro. Sistem transmisi satelit menuntut sebuah piranti yang cukup rumit pada sisi penerima bila dibandingkan dengan metode transmisi langsung, apalagi bila dipandang dari segi financial. Mulai dari antena parabola, receiver khusus yang dilengkapi dengan decoder, dan lain-lain.

(3)

3 Modulator video

Modulator audio

Diplekser Demodulator video

Demodulator audio Kamera Mikropon Pemancar Penerima Tabung Gambar Loudspeaker

Gambar 2.1 Diagram Blok Dasar Sistem Siaran TV

Maka dari itu dibuatlah stasiun-stasiun relay guna mengatasi masalah di atas. Stasiun relay berfungsi memancarkan ulang sekaligus mendekode sinyal transmisi dari satelit sehingga pada tingkat konsumen tak diperlukan piranti khusus untuk menerima siaran televisi. Selain itu stasiun relay juga akan memperluas daerah cakupan transmisi.

Dari stasiun pusat/studio suatu program acara diolah dan kemudian dikirimkan langsung menuju satelit (proses uplink ), dengan sinyal carrier kurang lebih 6 GHZ, dari satelit sinyal tersebut kemudian diteruskan menuju stasiun-stasiun relay (down link) dengan sinyal carrier 4 GHZ. Sinyal transmisi diterima oleh satelit receiver. Setelah diterima di stasiun transmisi, sinyal – sinyal itu akan dikuatkan dan dipancarkan kembali ke masyarakat melalui antena.

2.3 Teknik Televisi 2.3.1 Sinyal Video

Sinyal video terbentuk dari proses scanning. Tata cara scanning dilakukan sama halnya kita dengan menulis dan menulis huruf latin, yaitu dari sebelah kiri atas bergeser kekanan kemudian kembali lagi mulai dari kiri ke kanan untuk baris berikut dibawahnya dan seterusnya sampai batas terbawah akan kembali keatas kiri lagi, begitu seterusnya dilakukan berulang lagi.

garis scanning flyback

Gambar 2.2 Prinsip Scanning (Pemayaran)

3.3.2 Sinyal Video Warna

Dalam penyiaran televisi, sinyal yang dipancarkan harus dapat diterima oleh televise hitam putih (monochrome) dan televisi berwarna. Sinyal seperti ini disebut sinyal kompatibel (compatible signal), yang dihasilkan oleh kamera TV yang terdiri dari dua komponen :

Komponen luminan (luminance)

 Komponen krominan

(chrominance)

Sinyal luminan yang mengandung informasi kecerahan dihasilkan dengan menggabingkan sinyal merah, hijau, biru dari tabung kamera TV dan pada pengkodean, dengan perbandingan yang sesuai dengan kemampuan mata manusia untuk melihat warna putih. Perbandingan tersebut adalah 30% merah, 59% hijau, 11% biru. Sinyal luminan biasanya dilambangkan dengan Y dan dapat dinyatakan dengan persamaan :

Y = 0,3 R + 0,59 G + 0,11 B ……… ( 3.1 )

batas putih

batas hitam daerah amplitudo dari sinyal gambar pulsa pengosongan

horisontal

sinyal colour burst 0

+V satu garis lengkap 64 us

Gambar 2.3 Analisis Sinyal Video Berwarna

2.3.2 Sinyal Sinkronisasi

Signal sinkronisasi dikirim bersama-sama sinyal video, dengan maksud untuk pengaturan kecepatan dan fasa perabaan, untuk pelaksanaan perabaan diantara yang mantap antara pengiriman dan penerimaan. Sinyal sinkronisasi horizontal diperuntukkan perabaan horizontal dan sinkronisasi vertikal untuk perabaan vertikal. Kedua signal sinkronisasi tersebut disisipkan dalam periode menggelapkan dan berbentuk segi empat dengan warna hitam yang lebih hitam dari nilai hitam.

(4)

4 2.4 Sistem Pemancar televisi

Pemancar televisi adalah peralatan yang berguna untuk memancarkan sinyal RF (radio Frequency ) yang terdiri dari sinyal audio dan video yang diubah menjadi gelombang elektromagnetik di udara dan langsung diterima oleh pesawat penerima televisi.

Menurut tipe daerah frekuensi gelombang pembawanya, sistem pemancar televisi dibagi menjadi :

 Pemancar VHF

yaitu pemancar dengan frekuensi gelomabng pembawa berada pada frekuensi yang sangat tinggi. Pemancar VHF dibagi menjadi beberapa saluran frekuensi ( frekuensi channel ) . saluran VHF dimulai dari channel 2-13 dan saluran ini digunakan TVRI.

 Pemancar UHF

pemancar ini juga dibagi menjadi beberapa saluran, dimana saluran UHF merupakan sisa saluaran VHF. Saluran UHF dimulai dari chanel 14-83. TRANS TV semarang memancarkan siarannya pada gelombang UHF pada chanel 29.

 Pemancar Mikrowave

jaringan ini umumnya digunakan untuk komunikasi dengan unit siaran yang ada di lapangan atau diluar studio untuk meliput suatu acara yang harus dipancarkan langsung pada saat itu juga. Jaringan microwave ini digunakan dengan pertimbangan power yang digunakan kecil, sehingga tidak memerlukan peralatan yang berukuran besar. Akan tetapi karena sifat gelombang mikro ini adalah “line of sight” maka jika untuk tempat yang tidak datar ( pegunungan ) maka diperlukan repeater.

3. PIM (Program Input Monitoring) Rack 3.1 Pengertian PIM Rack

Sistem transmisi siaran televisi dengan menggunakan stasiun relay mempunyai prinsip dasar menerima sinyal transmisi dari satelit kemudian memancarkannya kembali agar bisa diterima oleh konsumen. Melihat hal tersebut, pada stasiun relay terdapat piranti

penerima (Receiver) dan piranti pemancar (Transmitter). Kedua piranti ini, kadang-kadang pada kondisi tertentu mempunyai spesifikasi yang agak berbeda. Sinyal yang diterima receiver terkadang tidak sepenuhnya cocok dengan standar penyiaran intemasional dan karakteristik kerja transmitter dikarenakan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat transmisi. Guna menyesuaikan keadaan di atas, diperlukan suatu piranti tambahan yang disebut PIM Rack.

3.2 Piranti PIM Rack

3.2.1 ADA (Audio Distribution Amplifier)

Gambar 3.1 ADA (Audio Distribution Amplifier)

Piranti ini berfungsi untuk mendistribusikan sinyal audio yang diterima dari receiver ke piranti-piranti lain dalam sistern PIM Rack.. Satu set ADA yang dipakai dalam operasi PIM Rack berjumlah 5 buah. 3.2.2 VDA (Video Distribution Amplifier)

Gambar 3.2 VDA (Video Distribution Amplifier)

Piranti ini berfungsi untuk mendistribusikan sinyal-sinyal video dari receiver ke bagian bagian PIM Video, Audio Flow serta menjaga agar parameter parameter sinyal video yang diterima receiver tidak mengalami gangguan saat dikirim.

3.2.3 Server

(5)

5 Server pada prinsipnya adalah sebuah sumber siaran selain sumber siaran utama dari stasiun pusat. Di dalarn server tersimpan beberapa program siaran yang biasanya bersifat lokal.

3.2.4 Test Switch

Gambar 3.4 Test Switch

Pada piranti ini terdapat beberapa switch-switch yang dapat menghubungkan piranti-piranti yang terdapat pada PIM Rack dengan piranti pengukuran. Prinsip kerjanya harnpir sama seperti saklar pemilih yang dioperasikan secara manual.

3.2.5 Patch Pannel

Gambar 3.5 Patch Panel

Beberapa terminal terdapat pada piranti ini, dimana masing-masing terminal tersebut mewakili piranti-piranti yang ada pada PIM Rack. Dengan piranti ini, dapat dilakukan suatu proses pencarian kesalahan dengan menjumper satu piranti dengan piranti yang lain tanpa melepas koneksi antar piranti di panel bagian belakang PIM Rack, sehingga diketahui pada piranti mana kesalahan terjadi. Penjumperan biasanya dilakukan untuk menghubungkan sinyal pengujian dengan suatu piranti, sehingga keluaran piranti tersebut dapat dianalisa pada piranti pengukuran berdasarkan referensi sinyal pengujian.

3.2.6 Audio Test Generator

Gambar 3.6 Audio Test Generator Piranti ini merupakan sebuah generator sinyal audio. Sinyal audio yang dibangkitkan oleh piranti ini berfungsi sebagai sinyal pengujian terutama saat proses pencarian kesalahan. Sinyal audio yang dibangkitkan

piranti ini berupa tone-tone. Sinyal audio yang dibangkitkan juga merupakan sinyal audio stereo.

3.2.7 Video Test Generator

Gambar 3.7 Video Test Generator Sama halnya dengan Audio Test Generator, fungsi piranti ini adalah membangkitkan sinyal video pengujian. Hasil pembangkitan piranti ini dapat berupa, sinyal satu. warna, sinyal multiwama ataupun colorbar.

3.2.8 WFM/VScope

Gambar 3.8 VFM/VScope

Piranti ini termasuk ke dalam piranti pengukuran sinyal video. WFM/VScope pada dasarnya adalah sebuah osiloskop yang dapat menampilkan bentuk gelombang sinyal video. Pada piranti ini kita dapat melihat bentuk gelombang sinyal video dan diagram vektornya. Hanya untuk sementara waktu alat ini tidak dapat digunakan ( rusak ) karena tersambar petir.

3.2.9 VU (Volume Unit) Meter

Gambar 3.9 VU Meter

Level sinyal audio ditampilkan secara visual dalam bentuk bar block.

(6)

6 3.2.10 Monitor

Gambar 4.10 Monitor

Merupakan monitor tipe IKEGAMI TM14-BORHM 14” Color yang berfungsi memonitor sinyal video yang mana sinyal video tersebut adalah

a. Sinyal video dari output receiver yang dimasukkan ke transmitter.

b. Sinyal video dari output transmitter yang sebelumnya dilewatkan ke demodulator.

c. Sinyal video dari server program. d. Sinyal video dari video generator. 3.2.11 Audio Monitor (Speaker)

Gambar 3.11 Speaker

Piranti ini digunakan untuk mendengarkan audio hasil penerimaan receiver, sinyal audio program lokal server ataupun sinyal audio pengujian.

3.2.12 NICAM

Gambar 3.12 NICAM

Guna mendukung siaran dwibahasa (Bilingual) dibutuhkan piranti Ini. Program acara dwibahasa biasanya merupakan program asing yang telah disulihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Dalarn pentransmisian program ini, digunakan sistem audio dual mono dimana satu saluran digunakan untuk sinyal audio bahasa asli dan yang satunya lagi untuk sinyal audio sulih bahasa. Fasilitas ini

hanya dapat dinikmati oleh konsumen yang mempunyai pesawat penerima televisi dengan piranti pendukung siaran dwibahasa. Saat program acara dwibahasa berlangsung piranti NICAM ini harus diaktifkan. Bila tidak pada pesawat penerima televisi konsumen, sinyal audio bahasa asli dan sinyal audio sulih bahasa akan saling tumpang tindih yang terdengar seperti dua orang berbicara dalam satu waktu.

3.2.13 Power Meter Digital

Gambar 3.13 Power Metal Digital Power meter digital mengukur besarnya konsumsi daya pada semua perangkat yang ada pada PIM Rack. Piranti ini juga sebagai salah satu bagian dari piranti pengukuran.

3.2.14 Switcher

Gambar 3.14 Switcher Dalam piranti ini terdapat beberapa port atau terminal yang masing – masing terminal memiliki program acara yang berbeda- beda baik siaran langsung dari pusat maupun siaran lokal. Jadi piranti ini memudahkan operator dalam mengganti program acara secara langsung dengan sekali menekan tombol. 3.3 Prinsip Kerja PIM Rack

PIM Rack mempunyai tiga fungsi utama yaitu terdiri dari fungsi pengukuran, kalibrasi, dan sebagai sumber siaran. Fungsi pengukuran dan kalibrasi dimaksudkan untuk mengukur, menyesuaikan dan mengkoreksi sinyal-sinyal yang akan dikirimkan ke transmitter. Sedangkan fungsi sumber siaran yaitu sebagai sumber siaran lokal yang tersimpan pada server, yang bisa berupa local commercial break ataupun slide show atau siaran yang dikirim dari pusat ( Jakarta ) ke server yang ada di PIM Rack.

(7)

7 3.2.1 PIM Rack sebagai Piranti Pengukur dan Pengkalibrasi

Dengan adanya berbagai macam jenis piranti pada PIM diantaranya patch panel, dan instrumen pengukuran seperti test generator, WFM/VScope dan VU Meter, maka PIM dapat digunakan sebagai alat ukur dan kalibrasi.

Definisi mengukur di sini adalah mengukur parameter parameter sinyal audio dan video yang ada dalam aliran sinyal pada PIM Rack. Sedangkan yang dimaksud mengkalibrasi adalah menyesuaikan nilai sinyal yang ada agar sesuai standar penyiaran internasional. Pengkalibrasian dan pengukuran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu bagian pengukuran dan pengkalibrasian dibahas secara bersama sama. Pengukuran dan pengkalibrasian adalah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan, hal ini dikarenakan untuk mengkalibrasi suatu besaran harus dilakukan pengukuran terlebih dahulu terhadap besaran tersebut. Dengan alasan ini maka bagian pengukuran dan pengkalibrasian dibahas bersama sama. Upaya mengkalibrasi biasanya selain untuk standarisasi juga untuk menyesuaikan karakteristik sinyal yang diterima receiver agar sesuai dengan standar penyiaran internasional yang ditetapkan oleh ITU (International Telecommunication Union).

Proses penyesuaian ini dilakukan dengan cara menghubung-hubungkan antara satu keluaran piranti dalam PIM Rack dengan masukan piranti yang lain. Menghbung-hubungkan disini yang dimaksud aadalah dengan menjumper terminal terminal yang ada pada patch panel. Terminal-terminal tersebut mewakili masukan dan keluaran suatu piranti, sehingga proses pengukuran dan pengkalibrasian dapat dilakukan tanpa membongkar dan mengubah sistemasi yang telah ditentukan.

3.2.2 PIM Rack sebagai Piranti Sumber Siaran

Maksud dari sumber siaran di sini adalah sumber sinyal siaran yang akan dipancarkan transmitter, sedangkan sumbernya bisa dari siaran pusat yang ditangkap oleh receiver ataupun siaran lokal dari server. Aliran proses dalam PIM Rack terbagi menjadi dua aliran

proses yaitu aliran proses untuk sinyal audio dan aliran proses untuk sinyal video.

3.2.2.1 Aliran Sinyal Audio pada PIM Rack Masukan sinyal audio yang berasal dari receiver adalah sinyal audio stereo yang tersusun atas sinyal audio kiri (Left/L) dan sinyal audio kanan (Right/R). Urutan proses yang dilakukan piranti-piranti dalam PIM Rack terhadap sinyal audio membentuk aliran tersendiri. Aliran sinyal audio pada PIM Rack ini membentuk dua jalur utama sesuai fungsi utama PIM Rack. Keduaj alur utama itu adalah jalur sumber siaran serta jalur monitoring (pengawasan). Jalur sumber siaran ditandai dengan ujung akhimya bermuara pada transmitter. Sedangkan jalur monitoring (pengawasan) ujung akhimya menuju ke piranti pengukuran sinyal audio.

Pada aliran sinyal audio ini dibutuhkan lima buah ADA (Audio

Distribution Amplifier), ADA1

mendistribusikan masukan sinyal audio dari receiver ke blok program switch dan blok Audio Breakout Panel. Sinyal siaran lokal dari server akan didistribusikan oleh ADA2 ke program switch dan blok Audio Breakout Panel. Masukan ADA3 merupakan sinyal audio pengujian hasil pembangkitan Audio Test Generator, akan tetapi ADA3 tidak dioperasikan sehingga sinyal audio pengujian langsung diumpankan ke Audio Breakout Panel. ADA 4 membagi tiga keluaran dari program switch yang masing-masing menuju ke NICAM, Mixing Amplifier, dan Audio Breakout Panel. Terakhir, ADA5 mendistribusikan keluaran Audio Breakout Panel menuju ke VU-meter dan Audio Monitor (speaker).

Program Switch berfungsi untuk memilih siaran yang akan diteruskan ke transmitter, apakah siaran utama dari stasiun pusat atau siaran lokal yang berasal dari server. Siaran lokal dari server diaktifkan apabila memang ada jatah siaran lokal atau bila siaran utama dari stasiun pusat terganggu.

Keluaran dari program switch tadi kemudian dibagi tiga oleh ADA4 menuju NICAM, Mixing Amplifier, dan Audio Breakout Panel. Pada program acara biasa (satu. bahasa), sinyal audio yang diumpankan ke transmitter berasal dari Mixing Amplifier.

(8)

8 Sedangkan pada program acara dwibahasa (bilingual), piranti NICAM harus diaktifkan guna menselaraskan siaran dwibahasa tersebut, dimana sinyal audio keluaran dari NICAM inilah yang akan diumpankan ke transmitter. Blok Mixing Amplifier berfungsi mencampur sinyal audio kiri dan kanan menjadi satu paket guna diumpankan ke transmitter.

Guna monitoring (pengawasan) terhadap sinyal audio terdapat blok Audio Breakout Panel. Blok ini merupakan pemilih sinyal audio mana yang akan dimonitoring dan diukur melalui piranti pengukuran. Terdapat lima pilihan sinyal, yaitu:

a) Sinyal audio dari setelitte receiver b) Sinyal audio dari server

c) Sinyal audio dari keluaran program switch yang akan diumpankan ke transmitter d) Sinyal audio dan demodulator.

e) Sinyal audio pengujian yang berasal dari Audio Test Generator.

Keluaran dari Audio Breakout Panel yang merupakan hasil pilihan sinyal audio mana yang akan dipantau, oleh ADA5 akan didistribusikan menjadi dua sinyal menuju ke piranti pengukuran. Piranti pengukuran untuk sinyal audio yang terdapat pada PIM Rack adalah VU (Volume Unit) meter dan Audio Monitor.

3.2.2.2 Aliran Sinyal Video pada PIM Rack Pada dasarnya aliran sinyal video sama seperti aliran sinyal audio. Terdapat pula dua jalur utama yaitu jalur sumber siaran serta jalur monitoring (pengawasan). Aliran sinyal video ini dapat dilihat pada gambar diagram blok aliran sinyal video pada Garnbar 4.5

Sinyal video yang diumpankan oleh receiver pertama-tama akan dibagi didistribusikan menjadi empat bagian dengan nilai yang sama sesuai standar penyiaran oleh VDA1, dimana masing-masing menuju ke program switch, testswitch, dan server serta satu lagi diteruskan langsung ke transmitter. Sinyal yang diumpankan ke server merupakan suatu sinyal pernicu. Bila siaran dari pusat terganggu atau bahkan hilang sama sekali, maka sinyal pemicu tadi akan ikut hilang yang akan mengaktifkan siaran lokal yang tersimpan di dalam server.

Siaran lokal yang tersimpan di server bila diaktifkan akan diumpankan ke VDA2

yang kemudian mendistribusikannya ke program switch dan test switch. Pada program switch terdapat dua masukan sinyal siaran yaitu sinyal siaran dari pusat dan sinyal siaran lokal dari server. Melalui piranti inilah dapat dipilih sinyal video mana yang akan diteruskan ke transmitter.

Perlu diketahui ada dua jalur sinyal video yang masuk ke transmitter. Kedua jalur tersebut adalah sinyal video yang langsung diumpankan dari receiver yang merupakan jalur alternatif, dan sinyal video yang melalui pemilihan program switch yang merupakan jalur utama yang biasanya selalu digunakan.

Guna membangkitkan sinyal video pengujian terdapat sebuah Video Test Generator. Sinyal pengujian yang dibangkitkan bisa berupa sinyal video satu warna ataupun sinyal video multiwarna dalarn bentuk colorbar, dan lain-lain.

Sebagai referensi pengujian dan kalibrasi terdapat keluaran referensi warna hitam yang langsung dihubungkan ke WFM/VScope.

Pada masukan test switch terdapat lima sinyal masukan yang merupakan sinyal masukan dari receiver, sinyal siaran lokal dari server, sinyal demodulasi dari demodulator. Dan sinyal video pengujian yang dibangkitkan video test generator. Dengan menggunakan piranti ini kita dapat memilih sinyal mana yang akan diteruskan ke piranti pengukuran yang berupa WFM/VScope dan monitor. 4 Penutup

4.1 Kesimpulan

1. Pada dasarnya dalam sistem penyiaran televisi, terdapat dua macam pemancar yaitu pemancar audio dan visual.

2. Stasiun-stasiun televisi di Indonesia termasuk TRANS TV menggunakan satelit guna pentransmisian siarannya. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia yang cukup luas dan terpisah menjadi pulau-pulau serta konturnya yang sangat bervariasi, sehingga sangat sulit pentransmisian menggunakan metode langsung dengan kebel ataupun gelombang mikro.

3. Piranti – piranti yang terdapat pada PIM Rack adalah ADA (Audio Distribution Amplifier), VDA (Video Distribution

(9)

9 Amplifier), Server, Test Switch, Patch Panel, Audio Test Generator, Video Test Generator, VFM/V/Scope, VU Meter, Monitor, Speaker, NICAM, Power Meter Digital dan Switcher.

4. PIM Rack selain sebagai piranti pengukuran, dapat juga berfungsi sebagai sumber siaran.

4.2 Saran

1. Diperlukan adanya referensi tambahan tentang PIM karena sampai saat ini referensi yang ada sangat minim..

2. Diharapkan manual book yang ada pada stasiun relay Trans TV Semarang, semuanya menggunakan bahasa Indonesia, yang akan mempermudah untuk dimengerti oleh pembacanya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Freeman, Roger L, “Telecommunication System Engineering”, John Willey & Sons, Inc, 1998.

2. Bennet, W.R. “Introduction to Signal Transmission”. New York, NY; Mc. Graw-Hill.1970.

3. Anonim, “PCU-1120SSP/1 20 KW UHF TV TRANSMITTER Instruction Manual Vol.I”, NEC Corporation Tokyo Japan.2001.

4. Anonim, “Operation Manual STELLAR IRD MK II, BARCO”.2000

5. http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_berwa rna

6.

http://www.2wijaya.com/Pemancar_TV.ht m

7.

http://marsonotv.blogspot.com/2010/07/me mahami-dan-mengenal-format-sinyal.html Biodata Penulis

Afrizal Mohamad Riandy (21060110120024) dilahirkan di Purbalingga, 23 Oktober 1992. Telah menempuh pendidikan di SD Negeri Bungkanel, SMP Negeri 1 Bobotsari, SMA Negeri 1 Purbalingga dan sekarang masih menempuh pendidikan di Jurusan Teknik Elektro konsentrasi Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang.

Semarang, Oktober 2013

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Dr. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Carilah data terkecil dengan cara membandingkan data yang berada di urutan ke-1 (G) dengan data-data yang berada di urutan ke-2 (I) sampai urutan ke-8 (V), jika

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menilai respon molekuler penderita LGK dengan pemeriksaan kuantifikasi Bcr-Abl setelah diterapi

Atas dasar tinjauan pustaka yang telah dikemukakan sebelumnya, maka kerangka berpikir yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah, Jika seorang atlet memiliki kekuatan

Penyebab utamanya adalah disparitas harga yang tajam antara harga di level petani dengan harga di level konsumen pada komoditas pertanian. Petani menerima harga di bawah harga

HIERARKI ANALISIS AHP Strategi Pengembangan Industri Andalan di Kabupaten Bojonegoro Sektor Industri Pertambangan dan Penggalian Sektor Industri Pengolahan Sektor Perdagangan

Pada Gambar 2.4.2.1, terlihat bentuk sayap dan winglet konfigurasi NA-3 MOD dan NA-4 (dimensi shoulder pada sayap lebih kecil) yang sudah dibuat dengan berat yang lebih

Tujuan dari pengujian getar struktur adalah untuk membuktikan bahwa LAPAN-ORARI/A2 akan tahan terhadap beban mekanik selama pelun- curan dan untuk memvalidasi model

berat, beton harus dibuat dengan semen Tipe V ASTM C150M atau semen hidraulis ASTM C595M atau C1157M yang sesuai untuk semen hidraulis tahan sulfat tinggi (HS) dan harus mempunyai