• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS. I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Gataran Mekanis Nomor kode : PP 360

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SILABUS. I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama mata kuliah : Gataran Mekanis Nomor kode : PP 360"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

SILABUS I. IDENTITAS MATA KULIAH

Nama mata kuliah : Gataran Mekanis Nomor kode : PP 360

Jumlah SKS : 2 SKS

Semester : 7(ganjil) Kelompok mata kuliah : MKK

Program Studi?Program : Produksi dan Perancangan / S-1 Status mata kuliah : Pilihan

Prasarat : Matematika III

Dosen : Drs. Enda Permana, MEng. II. TUJUAN

Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep-konsep getaran mekanis pada perancangan konstruksi mesin untuk mengeliminasi timbulnya dampak dari getaran.

III. DESKRIPSI

Dalam mata kuliah ini dibahas konsep getaran (getaran harmonis, frekuensi natural, getaran alami pada benda, dan getaran karena gaya luar), efek dari getaran (timbulnya resonansi), dan damping system (peredaman getaran) yang akan diaplikasikan pada konstruksi mesin.

IV. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

a. Metode : Ceramah, tanya jawab, demonstrasi, studi kasus.

b. Tugas : Penyelesaian kasus, analisis aplikasi system peredaman pada mesin. b. Media : computer, LCD,OHP.

V. EVALUASI

a. Kehadiran minimal 80% (P) b. Tugas/Quis harian (TQ) c. Ujian Tengah Semester (UTS) d. Ujian Akhir Semester (UAS)

Proporsi penilaian akhir : (P+TQ+3UTS+3UAS)/8 VI. RINCIAN MATERI PERKULIAHAN

Pertemuan 1 : Konsep Getaran Harmonik dan Terminologi Getaran. Pertemuan 2 : Frekuensi natural Pada Konstruksi Mesin

Pertemuan 3 : Getaran Bebas Benda Tegar

Pertemuan 4 : Getaran Harmonis Akibat Gaya Luar Pertemuan 5 : Ketidakseimbangan Putaran Pada Mesin Pertemuan 6 : Getaran Pada Poros

Pertemuan 7 : Getaran Pada Dudukan Mesin Pertemuan 8 : UTS

Pertemuan 9 : Sistem Peredaman Pada Getaran Bebas

Pertemuan 10 : Sistem Peredaman Pada Getaran Akibat Gaya Luar Pertemuan 11 : Getaran Dengan Dua Atau Lebih Derajat Kebebasan Pertemuan 12 : Getaran Pada Konstruksi Kabel

Pertemuan 13 : Getaran Longitudinal Pada Batang Pertemuan 14 : Getaran Torsional Pada Batang Pertemuan 15 : Getaran Pada Jembatan Gantung Pertemuan 16 : UAS

(2)

VII.DAFTAR BUKU

William T. Thomson (1993), Theory Of Vibration With Applications, 4th Edition, New Jersey, Prentice Hal.

Ferdinand P. Beer (1990), Vector Mechanics For Engineers – Dynamics, 2nd Edition, Singapore, McGraw-Hill.

(3)

GETARAN MEKANIK (MECHANICAL VIBRATION AND ANALYSIS) MATERI:

1. Some terminologies in machinery vibration, the usage of machinery vibration basic theory in application.

2. The role damping in Vibration 3. Harmonious Machinary Vibration

4. The role of force compelling vibration on a machine and type of machine trouble cousing.

5. How to measure machinery vibration 6. Vibration transducer

7. The selection and placing of transducer posisition on a machine

I. PENDAHULUAN

Pelajaran getaran (vibration) adalah suatu konsep materi dinamika yang mempelajari gerakan osilasi dari suatu benda dan gaya-gaya yang mempengaruhinya. Semua benda yang memiliki masa dan elastisitas akan mengalami getaran, hal ini terjadi juga pada kebanyakan mesin-mesin dan konstruksi yang akan mengalami getaran pada tingkat tertentu. Oleh karena itu perencanaan terhadap mesin dan konstruksi harus mempertimbangkan faktor getaran.

Getaran dikelompokan menjadi 2 macam, yaitu getaran bebas (free vibration) dan getaran akibat gaya luar (forced vibration):

Getaran bebas berlangsung ketika suatu system berosilasi akibat pengaruh gaya internal pada system tersebut (tanpa ada pengaruh gaya luar). Sistem tersebut akan bergetar pada satu atau lebih frekuensi naturalnya yang merupakan karakteristik dinamik dari suatu system, dimana frekuensi natural ini dipengaruhi oleh masa dan distribusi kekakuan dari system tersebut.

Getaran paksa (forced vibration) adalah getaran yang terjadi akibat pengaruh gaya luar. Gaya luar ini berosilasi dengan frekuensi tertentu maka system akan bergetar dengan frekuensi osilasi tersebut. Bila frekuensi osilasi ini sama dengan salah satu frekuensi natural dari system, maka akan terjadi resonansi yang mengakibatkan timbulnya amplitude yang sangat besar pada system tersebut. Keruskan yang terjadi pada suatu konstruksi seperti jembatan, bangunan, atau sayap pesawat terbang diperkirakan timbul akibat terjadinya resonasi tersebut. Oleh karena itu analisis/perhitungan besarnya frekuensi natural pada suatu system merupakan focus utama pada ilmu getaran mekanik.

Semua proses getaran suatu system akan mengalami peredaman (damping) sampai tingkat tertentu, hal ini terjadi karena adanya perubahan energy akibat gesekan dan hambatan lainnya. Bila efek peredaman ini nilainya kecil maka dalam perhitungan analisa frekuensi natural biasanya dianggap tidak terjadi proses damping.

(4)

Gambar 1 Ilustrasi getaran pada jembatan

Jumlah referensi koordinat untuk menggambarkan getaran dari suatu system disebut derajat kebebasan (degrees of freedom). Suatu partikel bebas yang bergerak pada ruang memiliki 3 derajat kebebasan, dan suatu benda tegar (rigid body) akan memiliki 6 derajat kebebasan ( 3 sumbu x, y, z dan 3 sudut orientasi pada sumbu x, y, z). Dalam analisis getaran biasa dilakukan penyederhanaan untuk memudahkan perhitungan sehingga system dibatasi hanya bergetar pada satu atau 2 derajat kebebasan.

II. GERAKAN HARMONIK

Gerakan osilasi merupakan gerakan yang berulang secara teratur misalnya gerakan dari bandul jam. Bila gerakan tersebut berulang dalam interval waktu yang sama maka gerakan tersebut merupakan gearakan periodic dengan perioda τ dan frekuensi f = 1/ τ. Bila gerakan tersebut merupakan fungsi dari waktu x = f(t) maka gerakan periodic mengikuti persamaan: x(t) = x(t + τ).

Gambar 2 Gerakan harmonik

Contoh gerakan periodic yang sederhana adalah gerakan harmonic yang diilustrasikan pada gambar-2. Suatu benda digantung dengan pegas dan bila benda ditarik kebawah dan dilepaskan maka benda tersebut akan bergerak keatas dan kebawah. Gerakan benda tersebut dapat direkam dengan menggunakan kertas strip yang ditarik dengan kecepatan konstan dan

(5)

hasilnya berupa lintasan sinusoidal dengan amplitude A dan perioda τ. Persamaan lintasannya adalah:

x = A sin 2п t/ τ (1)

Gerakan harmonik biasa juga dipresentasikan dengan menggambarkan proyeksi dari suatu titik yang bergerak pada lingkaran dengan kecepatan konstan. (Gambar-3).

Gambar-3 Gerakan harmonis sebagai proyeksi gerakan titik pada lingkaran

Bila kecepatan angular garis O-p ditunjukkan dengan ω, maka posisi gerakan harmonis x dapat dituliskan dengan persamaan:

X = A sin ωt (2)

Gerakan partikel akan berulang setiap 2Π rad, maka didapat hubungan antara kecepatan sudut dengan frekuensi dari gerakan harmonis yaitu:

ω = 2Π/τ = 2Πf (3)

Kecepatan dan percepatan pada gerakan harmonik dapat dihitung dengan diferensiasi persamaan (2) yaitu:

)

2

/

sin(

cos

.

A

t

A

t

x

(4)

)

2

/

sin(

sin

2 2 ..

A

t

A

t

x

(5)

Jadi kecepatan dan percepatannya merupakan gerakan harmonic dengan frekuensi yang sama dengan gerkan partikel tapi dengan perbedaan sudut sebesar Π/2 dan п rad. Gambar 4 menunjukan variasi waktu dan sudut phase antara posisi gerakan, kecepatan dan percepatan pada gerakan harmonic.

(6)

Gambar 4 Fase kecepatan dan percepatan pada gerakan harmonik

Dari persamaan (2) dan (4) dapat dilihat bahwa:

x

x

2 ..

(6)

Yang menyatakan bahwa percepatan pada gerakan harmonik adalah berbanding lurus dengan posisi gerakannya.

Soal Latihan:

1. Bila amplitudo gerakan harmonik diketahui sebesar 0.2 cm dan periodanya adalah 0.15 s. Tentukan kecepatan dan percepatan maksimum dari gerakan tersebut.

2. Suatu accelerometer menunjukan suatu konstruksi bergetar harmonic dengan frekuensi 82 cps dengan percepatan maksimum sebesar 50g. Tentukan besarnya amplitude dari getaran tersebut.

3. Suatu gerakan harmonic memiliki frekuensi sebesar 10 cps dan kecepatan maksimumnya sebesar 4.77 m/s. Tentukan besarnya amplitude, perioda dan percepatan maksimumnya.

III. GETARAN BEBAS

3.1 Persamaan Getaran dan Frekuensi Natural

Untuk ilustrasi perhitungan persamaan getaran dapat dilihat pada model getaran pada gambar 5. Model getaran tersebut terdiri system pegas dengan benda yang bermasa m yang diasumsikan bergetar pada satu derajat kebebasan yaitu bergerak pada sumbu x pada arah vertical. Bila benda ditarik kebawah dan dilepaskan maka akan bergerak naik turun dan terjadi getaran dengan frekuensi tertentu. Frekuensi tersebut disebut frekuensi natural yang merupakan karakteristik dinamik dari system.

(7)

Gambar 5 Diagram benda bebas dari system pegas-masa benda

Pada keadaan keseimbangan statis, pegas akan berdefleksi sebesar Δ, dan gaya pegas sebesar kΔ sama dengan berat benda w=mg, sehingga:

kΔ = w = mg (7)

Pada posisi x dari garis keseimabngan statis, gaya yang bekerja pada benda adalah k(Δ + x) dan w. Dengan mengaplikasikan hukum Newton ke 2 dimana pada benda yang sedang bergerak terjadi keseimbangan dinamik yaitu:

ΣF = ma = mẍ = w – k(Δ + x) (8)

Dan karena kΔ = w maka persamaan (8) menjadi:

mẍ = - kx atau mẍ + kx = 0 (9)

Dengan memasukan harga

n2

k

/

m

, persamaan (9) menjadi:

0

2 ..

x

x

n (10)

Persamaan (10) merupakan persamaan diferensial ordo dua dengan penyelesaian umumnya adalah:

X = A sin ωnt + B cos ωnt (11)

Dimana A dan B adalah konstanta persamaan yang dapat diperoleh dari kondisi awal x(0) dan ẋ(0), sehingga persamaan (11) menjadi:

t

x

t

o

x

x

n n n

sin

(

0

)

cos

)

(

.

(12)

(8)

Periode dan frekuensi natural dari getaran dapat dihitung dari ωnt = 2п sehingga periodanya adalah:

k

m

2

(13)

Dan frekuensi naturalnya adalah:

m

k

f

n

2

1

1

(14)

Dengan memasukan kΔ = mg maka persamaan (14) dapat dinyatakan dalam:

g

f

n

2

1

(15)

Dari persamaan (13), (14) dan (15) dapat dilihat bahwa frekuensi natural hanya tergantung pada masa dan kekakuan dari system. Sistem itu sendiri bisa berbentuk benda tunggal ataupun merupakan suatu konstruksi yang merupakan gabungan dari beberapa komponen.

Soal latihan: Example 2.2-1:

A 0.25 kg mass is suspended by a spring having a stiffness of 0.1533 N/mm. Determine its natural frequency in cycles per second. Determine its statical deflection.

Solustion:

The stiffness is k = 153.3 N/m.

By substituting equation (14) the natural frequency is

Hz

m

k

f

n

3

.

941

25

.

0

3

.

153

2

1

2

1

(9)
(10)
(11)

IV. GETARAN PAKSA (FORCED VIBRATION)

Getaran paksa terjadi bila pada suatu system dikenai oleh gaya periodic atau bila system itu berhubungan dengan komponen pendukung yang menimbulkan getaran. Sebagai ilustrasi untuk memperlihatkan terjadinya getaran paksa dapat dilihat pada gambar 6. Suatu gaya periodic P = Pm sin ωt dikenai pada system yang terdiri dari benda dengan masa m dan pegas dengan konstanta k.

Gambar 6 Gaya yang bekerja pada getaran paksa

Gambar 7 Sistem dihubungkan dengan komponen yang bergerak

Persamaan keseimbangan dinamis yang terjadi adalah:

Pm sin ωt + W – k(Δ + x) = mẍ (16)

Karena W = kΔ, maka persamaan (16) menjadi:

mẍ +kx = Pm sin ωt (17)

Ilustrasi yang sama dapat dilakukan dengan gambar 7 dimana system berhubungan dengan komponen yang bergerak naik turun (contoh seperti komponen camsaft). Defleksi dari poros adalah periodic yaitu Δ = Δm sin ωt. Total defleksi dari pegas adalah: Δ + x – Δm sin ωt, dan persamaan keseimbangan dinamik menjadi:

(12)

Dapat dilihat bahwa persamaan (17) dan (18) adalah sama bila memasukan harga Pm = kΔ.

Solusi untuk persamaan (17) didapat dengan mencoba nilai x tertentu yaitu: Xpart = xm sin ωt

Sehingga persamaan (17) menjadi: -mω2x

m sin ωt + kxm sin ωt = Pm sin ωt

Dan didapat harga amplitudonya yaitu: Xm = Pm/(k – mω2)

Dengan memasukan ωn2 = k/m didapat:

Xm = (Pm/k)/[1 – (ω/ωn)2] (19)

Atau

Xm = Δm/(1 – (ω/ωn)2 (20)

Solusi umum dari persamaan (17) menjadi:

X = A sin ωnt + B cos ωnt + xm sin ωt (21)

Dari persamaan (21) kita bisa lihat bahwa getaran yang terjadi adalah gabungan dari getaran natural dan getaran akibat gerakan poros. Dua ruas kanan pada persamaan (21) merupakan persamaan getraran naturan dengan frekuensi natural, sedangkan ruas ketiga merupakan getaran yang dihasilkan dari gaya luar. Besarnya ampitudo getararan Xm tergantung dari perbandingan antara frekuensi getaran gaya luar dengan frekuensi natural system. Perbandingan antara

(13)

amplitude Xm dengan besarnya defleksi akibat gaya luar Δm disebut Magnification Factor (faktor pembesaran), yaitu:

Magnification Factor =

)

/

(

1

1

/

m n m m m

x

k

P

x

(22)

Perhatikan bila ω = ωn akan terjadi getaran dengan amplitude yang tidak berhingga (besar). Keadaan ini disebut resonansi yang harus dihindari dalam perancangan suatu konstruksi mesin.

(14)
(15)

V. SISTEM PEREDAMAN (DAMPING SYSTEM) 4.1 Peredaman Getaran Bebas

Analisa getaran yang telah diuraikan dimuka berasumsi bahwa system bergetar tanpa ada hambatan yang menahan laju getarannya. Pada kenyataannya getarannya suatu system akan mengalami hambatan sampai tingkat tertentu akibat adanya gaya gesekan. Gaya hambatan tersebut bisa berupa gesekan kering (dry friction atau Coulomb Friction), gesekan cairan (fluid friction), atau gesekan internal pada molekul pada benda elastic.

Jenis peredaman yang umum ditemukan adalah viscous damping yang timbul akibat gesekan cairan pada kecepatan rendah. Viscous damping bekerja berdasarkan prinsip bahwa gaya gesek berbanding lurus dengan kecepatan dari benda yang bergerak.

Gambar 8 Sistem peredaman pada getaran bebas

Untuk ilustrasi dapat dilihat pada gambar 8. Sistem benda dan pegas ditahan oleh piston yang berada pada cairan. Besarnya gaya gesek pada piston adalah cẋ, dimana c adalah koefisien peredaman dengan satuan N.s/m. Besarnya koefisien ini bergantung pada sifat fisik dari cairan dan jenis konstruksi dari pistonnya. Persamaan keseimbangan gaya dinamik menjadi:

W – k(Δ + x) - cẋ = mẍ atau mẍ +cẋ + kx = 0 (23) Dengan substitusi x = eλt pada persamaan (23) didapat persamaan:

Mλ2 + cλ + k = 0 (24)

(16)

m

k

m

c

m

c

2

)

2

(

2

(25)

Dengan mendifinisikan cc sebagai koefisien peredaman kritis (critical damping coefficient) sebagai harga c yang akan memyebabkan bilangan dalam akar menjadi nol didapat:

0

)

2

(

2

m

k

m

c

c n c

m

m

k

m

c

2

2

(26)

Persamaan (26) memiliki 3 keadaan yaitu:

Heavy damping (peredaman kuat): c > cc menyebabkan getaran system teredam dengan kuat sehingga tidak terjadi getaran.

Peredaman kritis (critical damping): c = cc juga menyebabkan getaran system hilang (terkunci).

Peredaman ringan (light damping): c < cc. Dengan keadaan ini masih mungkin terjadi getaran dengan amplitude yang semakin kecil. Persamaan getaran yang terjadi adalah:

)

sin(

) 2 / (

qt

e

x

x

c m t m (27)

Kurva getaran akibat system peredaman diplot secara grafis pada gambar 9. Tampak bahwa amplitude semakin kecil seiring dengan laju harga t.

Gambar 9 Penurunan amplitude akibat peredaman 4.2 Peredaman Getaran Paksa

Keseimbangan dinamik untuk system peredaman pada getaran paksa didapat dengan menambahkan gaya peredaman cẋ pada persamaan (17) yaitu:

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

Gambar

Gambar 1 Ilustrasi getaran pada jembatan
Gambar 4 Fase kecepatan dan percepatan pada gerakan harmonik
Gambar 5 Diagram benda bebas dari system pegas-masa benda
Gambar 6 Gaya yang bekerja pada getaran  paksa
+3

Referensi

Dokumen terkait

60 Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk 61 Pengungkapan bahwa produk memenuhi standar keselamatan.. 62 Membuat produk lebih aman

tanggal 12 Januari 2012, dengan dihadiri oleh Kuasa Penggugat/Terbanding I tanpa dihadiri Penggugat II Intervensi/Terbanding II, Tergugat/Turut Terbanding dan

Berdasarkan latar belakang belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran tipe kepribadian, tingkat keaktifan

Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal (Nurgiantoro, 2005:198). Pendapat lain mengenai dongeng adalah cerita yang

Sesungguhnya ada salah seorang dari kalian yang beramal dengan amalan penduduk surga hingga jarak antara dirinya dengan surga tinggal sehasta saja, namun takdir yang

Disamping itu, dalam penelitian ini juga peneliti menduga terdapat kontribusi dari variabel risiko sistematik, firm size, book-to-market dan likuiditas saham yang memiliki

Secara total keduanya Pengendalian Intern dan Pelaksanaan Sistem akuntansi keuangan daerah memberikan pengaruh sebesar 58,0% terhadap Kinerja Instansi Pemerintah pada Dinas