• Tidak ada hasil yang ditemukan

Silabus PA Buddha dan BP SMP 20012017 Ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Silabus PA Buddha dan BP SMP 20012017 Ok"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

฀ODEL SILABUS ฀ATA PELAJARAN

SEKOLAH ฀ENENGAH PERTA฀A

(S฀P)

฀ATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGA฀A BUDDHA DAN BUDI PEKERTI

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

I. PENDAHULUAN 1

A. Rasional

B. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa ฀empelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan ฀enengah

C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa ฀empelajari ฀ata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah ฀enengah Pertama D. Kerangka Pengembangan Kurikulum ฀ata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha

dan Budi Pekerti Sekolah ฀enengah Pertama E. Pembelajaran dan Penilaian

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa II. KO฀PETENSI DASAR, ฀ATERI POKOK, DAN PE฀BELAJARAN

A. Kelas VII B. Kelas VIII C. Kelas IX

1 2 3 4 5 7 9 9 10 13

III. ฀ODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN 15

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Rasional

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan,dan pengetahuan yang terintegrasi. Hal tersebut diwujudkan melalui proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.

Dalam pendidikan agama Buddha, pendidikan diartikan suatu hal yang dilatih untuk menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan sesuai dengan ajaran agama Buddha. Dalam melaksanakan pendidikan pasti memiliki tujuan, baik tujuan dalam menjalankan hidup maupun tujuan dari pendidikan agama Buddha itu sendiri.

Pendidikan berasal dari istilah latihan (฀ikkhā), tersirat bahwa pendidikan merupakan proses belajar, latihan pelajaran, mempelajari, mengembangkan, dan pencapaian penerangan. Pada istilah ini termasuk juga disiplin moral (฀īla), konsentrasi (฀amādhi), dan kebijaksanaan (pañña) yang dilaksanakan untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin sehingga dapat mencapai nibbāna. Disiplin moral dilakukan terus menerus dengan perhatian pendidikan sebagai sifat fungsional dari latihan, praktik, dan kemajuan setahap demi setahap. Dengan demikian, pendidikan agama Buddha berperan aktif dalam mengikis sifat intoleran, radikalisme, fanatisme sempit, dan eksklusivisme. Sebaliknya, agama Buddha menekankan pengembangan tolerensi, inklusif, dan pluralis. Pendidikan dalam agama Buddha didasarkan pada empat kebenaran mulia (cattāriariya saccāni), yaitu mengidentifikasi adanya dukkha, sebab dukkha, terhentinya dukkha, dan jalan terhentinya dukkha. Dari rumusan ini Buddha memberikan petunjuk bagaimana sebaiknya mengatasi masalah secara sistematis. ฀engatasi masalah secara sistematis menunjukkan ada suatu nilai pendidikan, yaitu dari mengidentifikasiadanya penderitaan, asal penderitaan,terhentinya penderitaan dapat dihasilkan pengalaman mengatasi penderitaan. Pengalaman mengatasi penderitaan ini, bisa diartikan sebagai ilmu atau pengalaman baru dari proses pembelajaran mengatasi penderitaan.

Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dilakukan dalam rangka mencapai kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap spiritual dan sikap sosial dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran langsung (direct teaching) maupun tidak langsung (indirect teaching).

Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (฀equence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (mea฀urable), dan bermakna untuk dipelajari (worth tolearn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.

(4)

Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan karakter siswa lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh berkembangnya sikap, pengetahuan, dan keterampilan, siswa yang menempatkan pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal.

Silabus ini merupakan acuan bagi guru dalam melakukan pembelajaran agar siswa mampu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan ajaran Buddha. Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (฀equence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh siswa (learnable); terukur pencapainnya (mea฀urable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to be learned) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan siswa.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keunggulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan siswa.

B. Kompetensi Setelah ฀empelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Pendidikan ฀enengah

(5)

C. Kompetensi yang Diharapkan Setelah Siswa ฀empelajari Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah ฀enengah Pertama

Kompetensi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekertidi Sekolah ฀enengah Pertama seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Kompetensi Inti Sekolah ฀enengah Pertama Kelas VII – IX

1. ฀engembangkan keyakinan terhadap Tuhan Yang ฀aha Esa

2. ฀engembangkan keyakinan terhadap Triratna, Arahat, Bodhi฀attva, dan Nibbāna 3. ฀emiliki keyakinan tentang hukum kebenaran sebagai hukum alam yang bersifat

mutlak

4. ฀elakukan puja bakti dan membaca kitab suci serta mengerti artinya dengan baik dan benar

5. ฀emiliki kemampuan untuk mengembangkan meditasi melalui nilai-nilai luhur dalam bertutur, berbuat dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari

6. ฀emiliki kemampuan mengembang kan berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk memecahkan masalah

7. ฀engembangkan sifat, sikap, kepribadian, kehidupan Buddha dan para siswa utama Buddha dalam mewujudkan toleransi beragama, bermasyarakat dan berbangsa.

(6)

D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Sekolah ฀enengah Pertama

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai S฀A/K sebagai mata pelajaran dan nilai-nilai yang terintegrasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat melalui pengkondisian aktivitas siswa di lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat. Pada jenjang S฀P, Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dikembangkan untuk mengembangkan praktik-praktik dalam pengamalan ajaran agama dan budi pekerti siswa.

Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti S฀P Kelas VII s.d.IX mengikuti elemen pengorganisasi kompetensi, yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas VII s.d. IX sperti terlihat pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Kompetensi Inti Sekolah ฀enengah Pertama

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

1. ฀enghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1. ฀enghargai dan

menghayati ajaran agama yang dianutnya

1. ฀enghargai dan menghayati ajaran agama yang

dianutnya 2. ฀enunjukkan perilaku

jujur, disiplin,

berbertanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

2. ฀enunjukkan perilaku jujur, disiplin,

bertanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

2. ฀enunjukkan perilaku jujur, disiplin, berbertanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

3. ฀emahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3. ฀emahami dan

menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3. ฀emahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

4. ฀encoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4. ฀engolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4. ฀engolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

(7)

dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti adalah ajaran mengenai cara-cara memahami penderitaan dan mengakhirinya yang tercermin dalam Empat Kebenaran ฀ulia yang mencakup ajaran tentang cara-cara memahami:

a. Hubungan manusia dengan Triratna; b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri; c. Hubungan manusia dengan sesama manusia; dan

d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan alam.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti meliputi aspek-aspek sebagai berikut:(1) keyakinan (฀addhā); (2) perilaku/moral (฀īla); (3) meditasi (฀amādhi); (4) kebijaksanaan (pañña); (5) kitab suci agama Buddha Tripitaka (Tipitaka); dan (6) sejarah.

Keenam aspek di atas merupakan kesatuan yang terpadu dari materi pembelajaran agama Buddha yang mencerminkan keutuhan ajaran Buddha dalam rangka mengembangkan potensi spiritual siswa. Aspek keyakinan yang mengantar ketakwaan, moralitas, dan spiritualitas maupun penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan budaya luhur akan terpenuhi.

Peta materi Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti pada kelas VII sd IXseperti terlihat pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Peta฀ateri Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

1. Pasca penerangan sempurna

2. Pemutaran roda Dharma 3. Kriteria agama Buddha 4. Kelompok umat Buddha 5. Pañca฀īla buddhis 6. Pañcadharma 7. Kehidupan remaja 8. Pergaulan remaja

buddhis

1. ฀asa pembabaran Dharma

2. ฀eneladan para siswa utama

3. ฀eneladan para siswa pendukung

4. ฀eneladan para raja pendukung Buddha 5. Sejarah puja dalam

agama Buddha 6. Dharmayatra 7. Konsep meditasi

ketenangan 8. Praktik meditasi

ketenangan

1. Buddha parinibbāna 2. Agama Buddha dan hak

asasi manusia 3. Agama Buddha dan

kesetaraan gender 4. Tokoh buddhis dalam

kesetaraan gender 5. Agama Buddha dan

perdamaian

6. Tokoh buddhis dalam perdamaian dunia

7. Sejarah penulisan tripitaka 8. Ruang lingkup dan intisari

Tripitaka

E. Pembelajaran dan Penilaian 1. Pembelajaran

Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi. Pendekatan-pendekatan pembelajaran tersebut adalah:

a. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh Buddha, yang terdiri dari pendekatan bertahap (gradual approach), pendekatan adaptasi(adaptation approach), pendekatan ilustratif (illu฀trative approach), pendekatan analitis (analytical approach), dan pendekatan eksperimen (experimental approach). b. Pendekatan ilmiah (฀cientific), yang terdiri dari proses mengamati, menanya,

(8)

d. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning). e. Pembelajaran langsung (direct learning).

f. pembelajaran berbasis masalah (problem ba฀ed learning).

g. Pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian(di฀covery/inquiry learning).

Keterampilan abad 21 (21st Century Skills) adalah (1) keterampilan hidup dan berkarir (life and career ฀kill฀), (2) Keterampilan belajar dan inovasi (learning and innovation ฀kill฀), dan (3) Keterampilan literasi informasi,media dan teknologi (Information media and technology ฀kill฀).

Keterampilan hidup dan berkarir (life and career ฀kill฀) meliputi (a) fleksibilitas dan adaptabilitas (flexibility and adaptability), (b) inisiatif dan mengatur diri sendiri (initiative and ฀elf-direction), (c) interaksi sosial dan budaya (฀ocial and cro฀฀cultural interaction), (d) produktivitas dan akuntabilitas (productivity and accountability). Keterampilan belajar dan inovasi (learning and innovation ฀kill฀) meliputi (a)berpikir kritis dan mengatasi masalah (critical thinking and problem ฀olving), (b) komunikasi dan kolaborasi (communication and collaboration), (c) kreativitas dan inovasi (creativity and innovation).

Keterampilan literasi informasi,media dan teknologi (information media and technology ฀kill฀) meliputi (a) literasi informasi (information literacy), (b) literasi medi (medialiteracy) dan (c) literasi ICT (information and communication technology literacy).

Keterampilan Abat 21

No Keterampilan Abad 21 Deskripsi

1 Keterampilan hidup dan berkarir 1. Fleksibilitas dan adaptabilitas: Siswa mampu mengadaptasi perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan dalam kelompok

2. ฀emiliki inisiatif dan dapat mengatur diri sendiri: Siswa mampu mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri. 3. Interaksi sosial dan

antar-budaya: Siswa mampu berinteraksi dan bekerja secara efektif dengan kelompok yang beragam. 4. Produktivitas dan

akuntabilitas: Siswa mampu menglola projek dan menghasilkan produk.

5. Kepemimpinan dan tanggungjawab: Siswa mampu memimpin teman-temannya dan bertanggungjawab kepada masyarakat luas

2 Keterampilan Belajar dan Berinovasi

(9)

deduktif untuk berbagai situasi; menggunaan cara berpikir sistem; membuat keputusan dan mengatasi masalah.

2. Komunikasi dan kolaborasi: siswa mampu berkomunikasi dengan jelas dan melakukan kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya.

3. Kreativitas dan inovasi: siswa mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif dan menciptakan inovasi baru. 3 Keterampilan

teknologi dan media informasi

1. Literasi informasi: siswa mampu mengakses informasi secara efektif (sumber nformasi) dan efisien (waktunya);mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan kompeten; mengunakan dan mengelola informasi secara akurat dan efektf untuk mengatasi masalah.

2. Literasi media: siswa mampu memilih dan mengembangkan media yang digunakan untuk berkomunikasi.

3. Literasi ICT: siswa mampu menganalisis media informasi; dan menciptakan media yang sesuai untuk melakukan komunikasi

2. Penilaian

Peniaian mencakup tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap spiritual antara lain: (1) ketaatan beribadah (puja bakti); (2) mensyukuri apa yang dimiliki; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, makan, tidur, bepergian; dan (4) toleransi dalam beribadah; (5) konsentrasi/sadar penuh (duduk hening sebelum dan sesudah pembelajaran, serta konsentrasi saat proses pembelajaran).

Penilaian sikap sosial: (1) jujur (jujur dalam ucapan, perbuatan, mengerjakan ulangan atau ujian); (2) disiplin (disiplin melaksanakan tata tertib sekolah, belajar, puja bakti); (3) tanggung jawab (tanggung jawab dalam belajar, mengerjakan pekerjaan rumah, melaksanakan piket kelas); (4) santun (hormat terhadap orang yang patut dihormati, sopan dalam perkataan dan perbuatan, menerima dan memberi dengan sopan, serta berterima kasih); (5) peduli (meminjamkan alat tulis, menjenguk teman yang sakit, membantu teman yang susah, membantu guru, membuang sampah pada tempatnya); (6) percaya diri (percaya diri saat tampil di kelas, diskusi, menjawab pertanyaan, percaya diri dalam ujian).

Penilaian pengetahuan pada Sekolah ฀enengah Pertama mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang ajaran Buddha, antara lain: (1) keyakinan (฀addhā); (2) perilaku/moral (฀īla); (3) meditasi (฀amādhi); (4) kebijaksanaan (pañña); (5) kitab suci Agama Buddha Tripitaka (Tipitaka); dan (6) sejarah.

(10)

mengomuniksikan. Keterampilan konkret adalah kemampuan persepsi, dan gerak yang dapat diamati seperti: (1) melakukan puja bakti; (2) mewarnai gambar; (3) menyanyi lagu budhis; (4) membaca paritta; (5) membaca ayat-ayat Dhammapada; (6) membuat puisi; (7) membuat bagan/skema/diagram; (8) memberi penghormatan (añjali, nama฀kara, utthana, dan pradak฀ina).

F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Siswa

Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan TIK mendorong siswa dalam mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti.

Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, LKS bukan hanya kumpulan soal.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti diajarkan pada siswa dengan memperhatikan keungulan lokal dan kebutuhan daerah. Keunggulan lokal sebagai realisasi peningkatan nilai berupa potensi setempat sehingga menjadi karya yang bernilai tinggi, mengandung keunikan/kekhasan serta potensi dalam pengembangan spiritual. Dalam masyarakat Buddha terdapat beberapa budaya yang bercirikan Buddhis seperti upacara/puja bhakti, bentuk penghormatan, bahasa dalam puja (Pali, Jawa, Sansekerta, ฀andarin). Peran guru Pendidikan Agama Buddha mengakomodasi budaya tersebut sebagai potensi kontekstual Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti.

Landasan dalam mengembangkan kemampuan siswa yang berbasis keunggulan lokal diajarkan Buddha kepada para siswa. Dalam mengajarkan ajaran di tempat yang berbeda dengan memperhatikan dialek/bahasa setempat. Buddha mengajarkan dalam Aranavibhanga Sutta bahwa seseorang seharusnya tidak memaksakan bahasa setempat dan tidak mengabaikan penggunaan umum (M.III.236). Pemahaman ajaran ini akan melepas pandangan bahwa hanya ini yang benar, dan yang lainnya adalah salah.’ seperti sebuah piring di tempat yang berbeda diucapkan ‘pãti’ dan ‘plate’. Bagi siswa dapat mengunakan budaya lokal seperti bahasa setempat sebagai sarana pembelajaran “aku mengijinkan kalian, wahai bhikkhu, untuk mempelajari kata-kata Buddha dalam dialek masing-masing” (Vin. II.139).

Pembelajaran kontekstual yang memperhatikan keunggulan dan kebutuhan daerah dalam Pendidikan Agama Buddha dapat memanfaatkan juga berbagai sumber dari peninggalan sejarah seperti candi-candi Buddha. Guru berperan dalam pelestarian budaya bercorak Buddhis (kearifan lokal) melalui pembelajaran di sekolah seperti Dhammayatra. Buddha berpesan kepada Bhikkhu Ananda, para siswa yang berbakti menyatakan sujud dengan penuh hormat mengunjungi tempat suci setelah kehidupan ini akan terlahir di alam surga (฀agga loka) (D.II.142).

(11)
(12)

II. KO฀PETENSI DASAR, ฀ATERI POKOK, DAN PE฀BELAJARAN A. KelasVII

Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran langsung tidak langsung (direct teaching) dan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.

Kompetensi Dasar ฀ateri Pokok Pembelajaran Siswa mampu:

1.1 menghargai peristiwa tujuh minggu setelah petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma 2.1 menunjukkan perilaku

bertanggung jawab setelah memahami peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma 3.1 memahami pengetahuan

tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma 4.1 menyaji dalam ranah

abstrak peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

Pasca penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

฀฀embaca buku/artikel dari berbagai sumber tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

฀฀engamati tayangan film peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

฀฀enceritakan kembali peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

Siswa mampu:

1.2 menghargai kriteria agama Buddha dan umat Buddha 2.2 menunjukkan perilaku

toleran tentang kriteria agama Buddha dan umat Buddha

3.2 memahami pengetahuan berdasarkan rasa ingin tahu tentang kriteria agama Buddha dan umat Buddha

4.2 menyaji dalam ranah abstak kriteria agama Buddha dan umat Buddha

Kriteria agama Buddha dan umat Buddha

฀฀embaca buku teks atau sumber lain yang relevan tentang kriteria agama Buddha dan umat Buddha

฀฀endengarkan penjelasan guru tentang kriteria agama Buddha dan umat Buddha

฀฀enjelaskan kembalikriteria agama Buddha dan umat Buddha

Siswa mampu:

1.3 menghayati formulasi

(13)

pancadharma

2.3 menunjukkan perilaku jujur setelah

mendeskripsikan formulasi pañca฀īla buddhis dan pañcadharma 3.3 memahami pengetahuan

tentang formulasi pañca฀īla buddhis dan pañcadharma

4.3 menyaji dalam ranah konkret formulasi pañca฀īla buddhis dan pañcadharma

terkaitformulasi pañca฀īla buddhis dan pañcadharma ฀enyimak gambar/tayangan yang berhubungan dengan formulasi pañca฀īla buddhis dan

pañcadharma

฀฀enyajikan contoh-contoh perbuatan dalam bentuk gambar maupun video yang

mencerminkan praktik pañca฀īla buddhis dan pañcadharma

Siswa mampu:

1.4 menghayati pengetahuan konseptual tentang etika pergaulan remaja 2.4 menghargai perilaku

disiplin setelah memahami pengetahuan konseptual tentang etika pergaulan remaja sesuai ajaran Buddha

3.4 memahami pengetahuan tentang etika pergaulan remaja sesuai ajaran Buddha

4.4 menyaji dalam ranah konkret pengetahuan konseptual tentang etika pergaulan remaja sesuai ajaran Buddha

Etika Pergaulan

remaja buddhis ฀฀embaca buku atau sumber lain tentang kehidupan dan pergaulan remaja buddhis

฀฀elihat gambar-gambar yang berhubungan dengan kitab suci dan tempat ibadah sebagai identitas agama Buddha

฀฀enyimak penjelasan guru tentang kehidupan dan pergaulan remaja buddhis

฀Berdiskusi untuk mendapatkan data atau informasi lanjutan terkait dengan kehidupan dan pergaulan remaja Buddhis

(14)

B. KelasVIII

Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran langsung tidak langsung (direct teaching) dan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.

Kompetensi Dasar ฀ateri Pokok Pembelajaran Siswa mampu:

1.1 manghargai masa pembabaran Dharma 2.1 menunjukkan perilaku

percaya diri setelah memahami masa pembabaran Dharma 3.1 memahami pengetahuan

tentang masa pembabaran Dharma 4.1 menyaji dalam ranah

abstrak masa pembabaran Dharma

฀asa pembabaran

Dharma ฀฀encermati teks tentang masa pembabaran Dharma

฀฀engamati tayangan film masa pembabaran Dharma

฀฀endengarkan penjelasan guru tentang masa pembabaran Dharma

฀฀enceritakan kembali masa pembabaran Dharma

Siswa mampu:

1.2 menghayati riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha 2.2 menghargai perilaku

percaya diri setelah memahami riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha 3.2 memahami pengetahuan

tentang riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha 4.2 menyaji dalam ranah

abstrak riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha

Riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha

฀฀embaca berbagai sumber dan menonton tayangan film pendek tentang riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha

฀฀engumpulkan kisah-kisah tentang riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha

฀฀enganalisis dengan

menghubungkan informasi yang terdapat dari sumber tertulis dan atau internet serta sumber lainnya untuk mendapatkan kesimpulan tentang riwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha

฀฀enyajikan kisah-kisah

tentangriwayat para siswa utama dan para pendukung Buddha Siswa mampu:

1.3 menghargai sejarah puja, tempat-tempat suci, dan Dharmayatra 2.3 menunjukkan perilaku peduli terhadap sejarah puja, tempat-tempat suci, dan dharmayatra 3.3 memahami pengetahuan

tentang sejarah puja, tempat-tempat suci, dan dharmayatra

4.3 menyaji dalam ranah

Sejarah puja, tempat-tempat suci, dan dharmayatra

฀฀enyimak berbagai sumber tentang sejarah puja, tempat-tempat suci, dan dharmayatra

(15)

abstrak sejarah puja, tempat-tempat suci, dan dharmayatra

Siswa mampu: 1.4 menghayati

pengembangan ketenangan batin 2.4 menghayati perilaku

disiplin dalam pengembangan ketenangan batin

3.4 memahami pengetahuan tentang cara

pengembangan ketenangan batin 4.4 menyaji dalam ranah

abstrak dan konkret cara pengembangan

ketenangan batin

Pengembangan

ketenangan batin ฀฀embaca buku teks dan melihat tayangan gambar/video tentang praktik pengembangan

ketenangan batin

฀฀engumpulkan data lanjutan terkait dengan pengembangan ketenangan batin

฀฀empraktikkan meditasi dengan objek yang sesuai

฀฀enceritakan pengalaman yang dialami saat bermeditasi

(16)

C. Kelas IX

Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran langsung tidak langsung (direct teaching) dan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi siswa.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter siswa lebih lanjut.

KompetensiDasar ฀ateri Pokok Pembelajaran Siswa mampu:

1.1 menghargai peristiwa Buddha parinibbāna 2.1 menunjukkan perilaku

percaya diri peristiwa Buddha parinibbāna 3.1 memahami pengetahuan

tentang peristiwa Buddha parinibbāna

4.1 menyaji dalam ranah abstrak peristiwa Buddha parinibbāna

Buddha parinibbāna ฀฀engamati melalui membaca berbagai sumber tentang peristiwa Buddha parinibbāna

฀฀encermati gambar Buddha parinibbāna

฀฀engumpulkan data tentang waktu, tempat, dan sebab Buddha parinibbāna

฀฀engomunikasikan dalam bentuk tulisan tentang Buddha

parinibbāna Siswa mampu:

1.2 menghayati peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi ฀anusia dan kesetaraan gender

2.2 menghargai perilaku peduli tentang peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender

3.2 menerapkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha untuk

menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender

4.2 mengolah dalam ranah abstrak dan konkret peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender

Agama Buddha dan

hak asasi manusia ฀฀engamati melalui membaca berbagai sumber tentang peranan agama Buddha untuk

menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender

฀฀elihat film yang berhubungan dengan peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender

฀฀engumpulkan data lanjutan terkait dengan peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender

฀฀empresentasikan hasil analisis tentang peranan agama Buddha untuk menegakkan hak asasi manusia dan kesetaraan gender

Siswa mampu:

1.3 menghayati peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian 2.3 menunjukkan perilaku

bertanggung jawab tentang peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian

Agama Buddha dan

perdamaian ฀฀embaca buku atau sumber lain tentang peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian

฀฀engumpulkan data lanjutan terkait dengan peranan agama Buddha untuk terciptanya perdamaian

(17)

3.3 menerapkan pengetahuan tentang peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian

4.3 menalar dalam ranah abstrak dan konkret peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian

tulisan tentang peranan agama Buddha untuk memelihara perdamaian

Siswa mampu:

1.4 menghargai sejarah penulisan, ruang lingkup, dan intisari Tripitaka 2.4 menunjukkan perilaku

percaya diri terhadap sejarah penulisan, ruang lingkup, dan intisari Tripitaka

3.4 memahami pengetahuan sejarah penulisan, ruang lingkup dan intisari Tripitaka

4.4 menyaji dalam ranah abstrak sejarah penulisan, ruang lingkup dan intisari Tripitaka

฀Sejarah penulisan, Ruang lingkup dan intisari Tripitaka

฀฀embaca buku atau sumber lain dan mendengarkan penjelasan guru tentang sejarah penulisan, ruang lingkup, dan intisari Tripitaka

฀฀embuat bagan/skema Tripitaka

(18)

III. ฀ODEL SILABUS SATUAN PENDIDIKAN A. KelasVII

Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Dasar ฀ateri Pokok dan ฀ateri Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Siswa mampu:

1.1 menghargai peristiwa tujuh 2.1 menunjukkan

perilaku

฀Pasca penerangan sempurna

1. Tujuh ฀inggu Pasca Penerangan Sempurna

a. ฀inggu Pertama b. ฀inggu Kedua 2. Nilai Pentingnya

dalam 7 ฀inggu Pasca Penerangan Sempurna

฀Pemutaran roda Dharma 1. Pemutar roda dharma 2. Khotbah-khotbah 3. Enam puluh arah 4. Upasampada bhikkhu

฀฀embaca buku/artikel dari berbagai sumber tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

฀฀engamati tayangan film peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gautama mencapai penerangan sempurna dan pemutaran roda Dharma

฀฀enceritakan kembali peristiwa tujuh minggu setelah Petapa

(19)

III. CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PE฀BELAJARAN

฀ENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJA฀AN

(฀PP. 1)

Sekolah : S฀P ...

฀ata Pelajaran : Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas/Semester : VII/I

฀ateri Pokok : Peristiwa tujuh minggu setelah Petapa GotamamencapaiPenerangan Sempurna.

Alokasi Waktu : 9 Pertemuan (27 JP) A. Kompetensi Inti

1. ฀enghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. ฀enunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

3. ฀emahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. ฀engolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1. ฀enghargai peristiwa tujuh

minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma

1.1.1 Berdoa sebelum mempelajari peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai

Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma

1.1.2 ฀eyakini peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma

1.1.3 Bersyukur dapat mempelajari peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai

Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari dan Pemutaran Roda Dharma 2.1

2.1.1 ฀enunjukkan perilaku percaya diri setelah memahami peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

(20)

setelah Petapa Gotama mencap ai Peneran gan Sempur na dan Pemutar an Roda Dharma

3.1 ฀emahami pengetahuan tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama

mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma

3.1.1 ฀enjelaskan peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah penerangan sempurna Petapa Gotama 3.1.2 ฀enerangkan manfaat mempelajari

peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah penerangan sempurna Petapa Gotama

3.1.3 ฀engidentifikasi peristiwa Pemutaran Roda Dharma

3.1.4 ฀enerangkan isi Pemutaran Roda Dharma

4.1 ฀enyajikan dalam ranah abstrak peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran roda Dharma

4.1.1 ฀enyajikan dalam ranah abstrak bagan peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

4.1.2 ฀enulis puisi sebagai bentuk ungkapan terima kasih dari manfaat peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari.

4.1.3 ฀enceritakan peristiwa Pemutaran Roda Dharma

3.1.4 ฀engarang puisi tentang Pemutaran Roda Dharma

C.Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Sikap Spritual dan Sosial (berlaku untuk pertemuan pertama sampai kesembilan) Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. menerima peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna.

2. meyakini peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna.

3. bersyukur dapat mempelajari peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari.

4. memiliki perilaku percaya diri setelah memahami peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

5. menunjukkan perilaku tanggung jawab setelah memahami manfaat peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Pertemuan Pertama

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

(21)

2. ฀enerapkan manfaat peristiwa minggu pertamasetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari

3. ฀embuat rangkuman peristiwa minggu pertamasetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

4. ฀embuat peta konsep peristiwa minggu pertama sampai minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai penerangan sempurna

Pertemuan Kedua

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. ฀engidentifikasi peristiwa minggu pertamasetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

2. ฀enemukan nilai positif pada peristiwa minggu kedua setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. ฀embuat ringkasan peristiwa minggu kedua setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Pertemuan Ketiga

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. ฀enyebutkan peristiwa minggu ketiga setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

2. ฀enuliskan peran moral pada peristiwa minggu ketiga setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

Pertemuan Keempat

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. ฀enunjukkan peristiwa minggu keempat setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

2. ฀erangkum peristiwa minggu keempat setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Pertemuan Kelima

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. ฀enyebutkan peristiwa minggu pertamasetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

2. ฀enemukan nilai positif pada peristiwa minggu kelima setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. ฀embuat ringkasan peristiwa minggu kedua setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan

Sempurna

Pertemuan Keenam

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. ฀enjelaskan peristiwa minggu keenam setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

2. ฀eneladan nilai positif pada peristiwa minggu keenam setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3. ฀erangkum peristiwa minggu keenam setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Pertemuan Ketujuh

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. ฀endeskripsikan peristiwa minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

2. ฀enemukan nilai-nilai pada peristiwa minggu ketujuhsetelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. ฀embuat peta konsep peristiwa minggu ketujuh setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Pertemuan Kedelapan

(22)

2. ฀enerangkan isi Pemutaran Roda Dharma 3. ฀enemukan inti isi Pemutaran Roda Dharma Pertemuan Kesembilan

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:

1. ฀enceritakan keajaiban yang terjadi pada peristiwa Pemutaran Roda Dharma 2. ฀enjelaskan kejadian penting pada peristiwa Pemutaran Roda Dharma 3. ฀engarang puisi tentang Pemutaran Roda Dharma

D. Materi Pembelajaran Pertemuan Pertama

1. ฀ateri pembelajaran reguler

a. Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna.

b. ฀anfaat peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurnadalam kehidupan sehari-hari.

2. ฀ateri pembelajaran pengayaan

a. Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna bersumber dari buku Riwayat Agung Para Buddha.

b. Implementasi nilai-nilai dari Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dalam kehidupan sehari-hari.

3. ฀ateri pembelajaran remedial

Uraian singkat tentang peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna terkait Paticca฀amuppada.

Pertemuan Kedua, Ketiga, dst...

E. Metode Pembelajaran

Pembelajaran berpusat pada peserta didik

F. Media Pembelajaran

1. Video/film: Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna 2. Gambar: Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

G. Sumber Belajar

1. Buku siswa: Karsan dan Effendie Tanumihardja. 2014. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (hal 1-3).

2. Kusaladhamma, Bhikkhu. 2009. Kronologi Hidup Buddha. Jakarta: Ehipassiko Foundation

3. ฀ingun Sayadaw, Tipitakadhara. 2008. Riwayat Agung Para Buddha 1. Jakarta: Ehipassiko Foundation & Giri ฀aïgala Publications.

4. S. Widyadharma, Pandita. 2004. Riwayat Hidup Buddha Gotama. Jakarta: Yayasan Pendidikan Buddhis Nalanda.

H.Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam; 2) Guru dan peserta didikmelakukan doa;

3) Guru mengajak peserta didik untuk duduk hening;

4) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang telah pelajari sebelumnya yaitu perjuangan petapa Siddharta hingga menjadi Buddha dengan menampilkan gambar/video singkat peristiwa tujuh minggu setelah penerangan sempurna Petapa Gotama;

(23)

6) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi peristiwa tujuh minggu setelah Penerangan Sempurna Petapa Gotama dan fokus kegiatan yang akan dilakukan yaitu peristiwa minggu pertama setelah Penerangan Sempurna Petapa Gotama;

7) Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta teknik penilaian yang akan digunakan, yaitu observasi, penilaian diri, tes tertulis, dan proyek.

b. Kegiatan Inti (90 menit) 1) ฀engamati

a) Peserta didik mengamati video/animasi atau gambar peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama pada buku siswa melalui bimbingan guru.

b) Peserta didik mencatat hal yang belum diketahui dari hasil mengamati peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama pada buku siswa dengan arahan guru.

c) Peserta didik mencatat nilai-nilai atau sikap yang dapat diteladani dari peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama pada buku siswa dengan bimbingan guru.

2) ฀enanya

a) Peserta didik dengan bimbingan guru membuat pertanyaan faktual dari hasil mengamati peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama pada buku siswa dengan menstimulasi pertanyaan menggunakan kata “apa, siapa, kapan, di mana, sebutkan, dan lain-lain”. Contoh pertanyaannya:

(1) apa yang dilakukan Petapa Gotama pada minggu pertama setelah penerangan sempurna

(2) di mana Petapa Gotama berdiam pada minggu pertama setelah penerangan sempurna

(3) apa yang dapat diteladani dari peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama

b) Peserta didik melalui bimbingan guru merumuskan pertanyaan konseptual dari hasil mengamati peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama. ฀isalnya, dengan menggunakan kata: “jelaskan, uraikan, bedakan, tunjukkan, dan lain-lain”. Contoh pertanyaannya:

(1) Berikan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan rangkaian sebab akibat!

(2) Jelaskan tindakan yang dilakukan oleh Buddha pada minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama!

c) Peserta didik dengan motivasi guru untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan prosedural tentang peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama dengan bimbingan guru. Contohnya dengan menggunakan pertanyaan; “bagaimana, mengapa, urutkan, dan sebagainya”. Contoh pertanyaannya:

(1) Urutkan tindakan yang dilakukan Buddha pada minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama!

(2) Urutkan bunyi hukum sebab akibat!

(24)

dengan menggunakan pertanyaan dengan menggunakan kata kerja atau perintah: “buatlah analisis, buatlah prediksi tentang..., temukan pesan positif tentang...dll). Contoh pertanyaan:

(1) ฀anfaat apa yang Anda peroleh dari mempelajari peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama?

(2) Temukan pesan positif yang dapat Anda terapkan dalam keheidupan sehari-hari setelah mempelajari peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama!

3) ฀engumpulkan informasi/data/mencoba

฀) Peserta didik melalui arahan guru mencari informasi selengkap mungkin melalui mengamati dan membaca buku dari berbagai sumber untuk mendapatkan data lanjutan terkait dengan peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.

b) Peserta didik mencatat hal-hal penting terkait informasi yang diperoleh tentang peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama.

4) ฀enalar/mengasosiasi

a) Peserta didik mengolah informasi dan mencermati data dengan mengamati dan membaca buku dari berbagai sumber untuk mendapatkan data lanjutan terkait dengan peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka dicatat sebelumnya. 3) Peserta didik mendiskusikan pertanyaan dan jawaban yang dikumpulkan dari

peserta didik lain tentang peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama.

4) Peserta didik merumuskan beberapa kesimpulan sebagai hasil dari analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan.

5) ฀engomunikasikan

a) Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan presentasi dalam bentuk tulisan/bentuk lainnya tentang peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama di depan kelas atau kelompok lain untuk mendapatkan tanggapan.

b) Peserta didik menyampaikan hasil presentasi tentang peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama melalui konfirmasi guru.

c) Peserta didik bersama-sama guru menyepakati kesimpulan terkait dengan hasil prenstasi.

c. Kegiatan Penutup (20 menit)

a) Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama.

b) Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran (yaitu kegiatan mengamati video atau gambar peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan informasi dengan cara mengamati dan membaca buku dari berbagai sumber, menjawab pertanyaan dengan informasi yang diperoleh, dan mengomunikasikan jawaban dengan cara mempresentasikan atau menyampaikan hasil analisis dalam bentuk tulisan/bentuk lainnya tentang peristiwa minggupertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama di depan kelas atau kelompok lain.

c) Guru melakukan melakukan penilaian dengan teknik observasi, penilaian diri, tes tertulis, dan proyek.

d) Guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara memberi penguatan terhadap peserta didik yang aktif dan motivasi kepada peserta didik yang belum aktif agar lebih aktif dalam pembelajaran selanjutnya.

e) Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu kejadian penting terkait peristiwa minggu pertama setelah penerangan sempurna Petapa Gotama.

f) Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, yaitu peristiwa minggu kedua setelah setelah penerangan sempurna Petapa Gotama.

(25)

a. Sikap spiritual dan sosial: Observasi (jurnal terlampir) b. Pengetahuan: Tes tertulis

c. Keterampilan: Proyek 2. Instrumen penilaian

sampel butir soal terlampir 3. Pembelajaran Remedial

bimbingan perorangan 4. Pembelajaran Pengayaan

Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan dengan membaca/mempelajari Peristiwa minggu pertama setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna bersumber dari buku Riwayat Agung Para Buddha.

Jakarta, ..., ...20...

฀engetahui, Guru PAB dan Budi Pekerti

Kepala S฀P

_________________ ________________________

(26)

Lampiran 1.a.1)

JU฀NAL PENILAIAN SIKAP

Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual dan Sosial Nama Sekolah : S฀P Asoka

Kelas/Semester : VII/I Tahun Pelajaran : 20...-20...

No. Waktu NamaSiswa Catatan Perilaku Butir Sikap Ket. 1 Jumat, 12-8-2016 Bodhi Berdoa sebelum dan

sesudah melakukan kegiatan

pembelajaran

berdoa Sikap spiritual

2 Senin, 15-8-2016 Chandra ฀elakukan puja bakti di sekolah dengan baik

ibadah Sikap spiritual

3 Rabu, 17-8-2016 Badu ฀embuang sampah

(27)

Lampiran 1.b.

KISI-KISI PENULISAN BUTI฀ SOAL

Nama Sekolah : S฀P Asoka Kelas/Semester : VII/I

Tahun Pelajaran : 20...-20...

฀ata Pelajaran: Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

No Kompetensi Dasar Sub MateriMateri/ Indikator Soal Bentuk Soal Jumlah Soal

1 1.1 ฀emahami pengetahuan tentang peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan Pemutaran Roda Dharma

Peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna

Siswa dapat

menjelaskan peristiwa minggu kesatu

Pilihan

Ganda 1

Siswa dapat

menyebutkan objek yang direnungkan secara maju mundur oleh Buddha.

Pilihan

Ganda 2

Siswa dapat mengidentifikasi ungkapan kegembiraan yang dilakukan

Buddha pada minggu pertama setelah mencapai Penerangan Sempurna.

Isian 1

฀umusan Butir Soal:

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar!

1. Objek yang direnungkan secara maju dan mundur oleh Buddha dikenal dengan nama.... a. Tilakkhana

b. Paticcasamuppada c. Dhamma Niyama d. Kamma dan Punabhava

2. Objek yang direnungkan secara maju dan mundur oleh Buddha dikenal dengan nama.... a. Tilakkhana

b. Paticcasamuppada c. Dhamma Niyama d. Kamma dan Punabhava

II. Isilah dengan jawaban singkat dan tepat!

(28)

Pedoman Penskoran Soal Pilihan Ganda

Nomor

Soal Penyelesaian/Kunci Jawaban Skor

1 Jawaban benar 1

Jawaban salah 0

Pedoman Penskoran Soal Isian

Nomor

Soal Penyelesaian/Kunci Jawaban Skor

1 Jawaban benar dan lengkap 2

Jawaban ada tetapi salah 1

(29)

Lampiran 1.c.

INST฀UMEN PENILAIAN KETE฀AMPILAN

Nama Sekolah : SMP Asoka Kelas/Semester : VII/I

Tahun Pelajaran : 20...-20...

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Teknik Penilaian 1. ฀.1. ฀enyajikan dalam

ranah abstrak

pembuatan peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna.

2. ฀erancang peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna.

3. ฀embuat peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna.

4. ฀enyusun laporan pembuatan peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna.

Proyek

Buatlah peta konsep peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna dan kejadian-kejadiannya.

1. Tentukan konsep utama sebagai pusat peta

2. Gambar kerangka peta konsep berupa garis yang menghubungkan kotak atau lingkaran untuk membuat pemetaan dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna.

3. Gambar kotak atau lingkaran untuk membuat pemetaan konsep dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna.

4. Tuliskan konsep singkat dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna pada kotak atau lingkaran yang telah dibuat.

5. Warnailah masing-masing kotak atau lingkaran dengan pensil warna untuk memperindah peta konsep.

6. Laporkan hasil pekerjaanmu dan pajang di kelas.

Aspek yang Dinilai

No. Kompetensi Dasar Skor

1 2 3 1. Kemampuan merencanakan

2. Kemampuan membuat kerangka peta konsep.

3. Kemampuan menuliskan konsep dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna pada kerangka konsep.

(30)

5. Produk berupa peta konsep

Skor maksimum 15

฀ubrik Penilaian Proyek

No. Indikator ฀ubrik

1. Kemampuan merencanakan 3= Perencanaan lengkap dan rinci

2= Perencanaan lengkap tetapi tidak rinci 1= Perencanaan kurang lengkap

Kemampuan membuat

kerangka peta konsep. 3= Pembagian kerangka peta (kotak dan garis penghubung) sesuai konsep 2= Pembagian kerangka peta (kotak dan garis penghubung) kurang sesuai konsep

1= Pembagian kerangka peta (kotak dan garis penghubung) tidak sesuai konsep

Kemampuan menuliskan konsep dari masing-masing peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna pada kerangka konsep.

3= Tulisan konsep mencerminkan konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna

2= Tulisan konsep kurang mencerminkan konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna

1= Tulisan konsep tidak mencerminkan konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna

Kemampuan menjelaskan masing-masing konsep dengan menggunakan peta konsep

3= mampu menjelaskan masing-masing konsep dengan menggunakan peta konsep

2= kurang masing-masing konsep dengan menggunakan peta konsep

1= tidak mampu masing-masing konsep dengan menggunakan peta konsep

Produk berupa peta konsep 3= Peta konsep menarik, informatif dan merepresentasikan masing-masing konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna

2= Peta konsep kurang menarik, kurang

informatif, tetapi merepresentasikan masing-masing konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna 1= Peta konsep kurang menarik, kurang

informatif, dan kurang merepresentasikan masing-masing konsep tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai Penerangan sempurna

Nilai = x100

Gambar

Tabel 1. Kompetensi Inti Sekolah ฀enengah Pertama
Tabel 3. Peta฀ateri Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya hasil dari penampang resistivitas 2D tersebut dibandingkan dengan penampang resistivitas 2D hasil dari metode lainnya pada lintasan yang sama untuk mengetahui

Semarang” pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai

1) Menyatakan bahwa penetapan pengangkatan anak sebenarnya tidak sah, tetapi dikarenakan telah adanya Putusan Peninjaun Kembali yang menyatakan bahwa penetapan anak angkat

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa salinitas sampai 300 mM NaCl menurunkan panjang tanaman, jumlah anakan, produksi hijauan segar dan produksi bahan kering rumput raja,

Tujuan penelitian untuk mengetahui efek ERJM dalam mencegah ulkus gaster dengan mengamati kedalaman erosi mukosa gaster.. Metode penelitian eksperimental laboratorium dengan

1) Pelaksanaan audit internal di CV X telah dijalankan secara memadai yang dilakukan oleh Satuan Pengawas Internal. Audit internal merupakan bagian yang terpisah

ge sample result is shown in Figure 17 that contains information about internal concrete defects, such as carbonation depth, crack condition and alkali silica gel. Flow chart

[r]