• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI DAN EVALUASI ENDAPAN BATUBARA KABUPATEN BARITO SELATAN DAN BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INVENTARISASI DAN EVALUASI ENDAPAN BATUBARA KABUPATEN BARITO SELATAN DAN BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

INVENTARISASI DAN EVALUASI ENDAPAN BATUBARA

KABUPATEN BARITO SELATAN DAN BARITO UTARA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Oleh :

Deddy Amarullah, U. Margani, Saksono N. Priatna, Priono dan Sudiro

SUB DIT. BATUBARA

S A R I

Dalam rangka pembaharuan data, Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Indonesia (PIEBGMI) telah melakukan inventarisasi serta evaluasi batubara dan bahan galian lainnya di Kab. Barito Selatan dan Barito Utara, Prov. Kalimantan Tengah yang terletak pada koordinat 113o18’33” – 115o43’38” BT dan antara 0o41’23” LU – 2o34’08” LS. Kegiatan lapangan yang dilakukan meliputi pengumpulan data skunder dan data primer, daerah uji petik yang dipilih adalah Ngurit Kab. Barsel dan Lemo Kab. Barut.

Bahan galian yang terdapat di Kab. Barito Selatan diantaranya adalah emas primer dan sekunder,

bijih besi, batubara (76.000.000 ton), gambut (1.287.150 ton), pasir kuarsa (429.981.875 m3), kaolin (5.738.625 m3), granit (314.240.000 m3), batugamping (762.035.200 m3) dan lempung (68.912.750 m3). Bahan galian yang terdapat di Kab. Barito Utara diantaranya adalah emas primer (14.690,14 ton), emas sekunder, intan (1.287.150 ton), antimoni, batubara (375.915.432 ton), pasir kuarsa (295.612.500 m3), fosfat (3.600 m3), batugamping (5.123.280.750 m3), lempung (8.802.439.250 m3), sirtu (13.275.000 m3), andesit (97.725.750 m3), basal (301.375.000 m3) dan kaolin (6.000 m3).

Dari hasil uji petik diperoleh data batubara sebagai berikut ; Daerah Ngurit tebal 0,60 m - 2,00 m,

kemiringan lapisan 13o – 70o , ”total moisture” (ar) 22,20 % - 34,70 %, ”volatile matter” (adb) 38,70 % -

50,80 %, ”ash” (adb) 2,00 % - 5,90 %, ”calorivic value” (adb) 5775 cal/gr – 6340 cal/gr, sumber daya

4.304.080 ton. Daerah Lemo tebal 1,00 m – 7,10 m, kemiringan lapisan 20o – 80o , ”total moisture” (ar) 5,20

% - 15,60 %, ”volatile matter” (adb) 35,80 % - 38,60 %, ”ash” (adb) 5,80 % - 15,60 %, ”calorivic value” (adb) 6030 cal/gr – 7125 cal/gr, sumber daya 17.269.331 ton.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka pembaharuan data pada Bank data Sumber Daya Mineral di Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Indonesia (PIEBGMI) tahun anggaran 2002 dengan kode proyek 07.1.01.440222.06.02 melakukan inventarisasi dan evaluasi endapan batubara serta bahan galian logam, bahan galian non logam dan batuan di Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara.

Tujuannya supaya Bank Data Sumber Daya Mineral bisa memberikan informasi yang lengkap guna mengembangkan kegiatan pertambangan, sehingga diharapkan bisa meningkatkan penghasilan asli daerah.

1.2. Lokasi Daerah Penyelidikan

Kegiatan inventarisasi dan evaluasi meliputi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara, terletak di bagian paling Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayahnya di

bagian Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan, bagian Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur, bagian Utara berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Barat dan bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Kapuas. Secara geografis Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara terletak pada koordinat

antara 113o18’33” - 115o43’38” BT dan antara

0o41’23 ”LU - 2o34’08 ” LS.

Uji petik dilakukan di daerah Sungai Lemo, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara dan di daerah Ngurit, Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan.

2. GEOLOGI UMUM

Secara geologi Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara termasuk kedalam pinggiran Cekungan Barito bagian Utara yang terbentuk pada Awal Tersier yang berbatasan dengan Cekungan Hulu Mahakam dan Cekungan Kutai. Batuan didalam Cekungan Barito dikelompokan menjadi beberapa formasi batuan. Sebagai dasar

(2)

cekungan adalah batuan berumur Pra Tersier yang terdiri dari batuan beku, batuan metamorf dan batuan meta sedimen.

2.1. Stratigrafi

Menurut Supriatna S. dkk. (1995) dan Sutrisno dkk (1994) stratigrafi batuan berumur Tersier Cekungan Barito bagian Utara secara berurutan dari tua ke muda adalah sebagai berikut.

Formasi Tanjung merupakan batuan Tersier paling tua dan sebagai formasi pembawa batubara. Menurut Supriatna S. (1995) Formasi Tanjung seumur dengan Formasi Batu Kelau dan Batupasir Haloq yang terdapat di bagian Utara Kab. Barito Utara, yaitu berumur Eosen Akhir. Selain itu terdapat batuan berumur Eosen Akhir namun terletak diatas Formasi Tanjung, Batu Kelau dan Batupasir Haloq yang dinamakan Formasi Batu Ayau. Selaras diatas Formasi Batu Ayau terdapat Formasi Ujohbilang yang berumur Oligosen Awal.

Diatas Formasi Ujohbilang terdapat terdapat Formasi Berai yang menjari jemari dengan Formasi Montalat, Karamuan dan Purukcahu yang berumur Oligosen Akhir. Didalam Formasi Karamuan terdapat Anggota Batugamping Jangkan dan di dalam Formasi Purukcahu terdapat Anggota Batugamping Penuut. Kedudukan ketiga formasi tersebut dengan formasi dibawahnya adalah tidak selaras, tetapi di wilayah Kab. Barito Utara bagian Selatan dan di Kab. Barito Selatan kontak antara Formasi Tanjung dengan Formasi Berai dan Montalat adalah selaras, dan tidak ditemukan endapan Formasi Karamuan, Formasi Purukcahu, Formasi Ujohbilang, Formasi Batu Kelau dan Batupasir Haloq.

Diatas Formasi Berai dan Montalat terdapat Formasi Warukin yang mengandung batubara, berumur Miosen Tengah-Akhir. Di bagian Utara Kab. Barito Utara diendapkan Formasi Kelinjau yang seumur dengan Formasi Warukin. Kontak antara Formasi Warukin dengan formasi dibawahnya tidak selaras.

Secara tidak selaras diatas Formasi Warukin terdapat Formasi Dahor yang berumur Plio-Plistosen. Endapan yang paling atas adalah Aluvium yang terdiri dari karakal, kerikil dan pasir.

Selain endapan-endapan yang telah

disebutkan diatas terdapat terobosan-terobosan batuan beku bersifat andesitik dan dioritik yang terjadi pada Miosen Awal, dinamakan Intrusi Sintang.

2.2. Struktur Geologi

Secara umum perlapisan batuan di Kab. Barito Selatan dan Barito Utara membentuk

perlipatan yang berarah Baratdaya-Timurlaut sampai Selatan Utara.

Di beberapa tempat perlipatan-perlipatan tersebut mengalami penunjaman dan pencuatan, bahkan ada yang tergeserkan akibat pengaruh sesar.

2.3. Endapan Batubara

Formasi pembawa batubara di Kab. Barito Selatan dan Barito Utara adalah Formasi Tanjung dan Formasi Montalat yang dikelompokan menjadi batuan sedimen berumur Paleogen, serta Formasi Warukin yang dikelompokan kedalam batuan sedimen berumur Neogen.

Ketebalan batubara berumur Paleogen berkisar antara beberapa sentimeter hingga 7 m, sedangkan batubara berumur Neogen bisa mencapai 20 m. Dari hasil analisis laboratorium para penyelidik terdahulu menunjukan bahwa nilai kalori batubara batubara berumur Paleogen berkisar antara 5500 kal/gr - 700kal/gr, sedangkan nilai kalori batuan berumur Neogen berkisar antara 4500 kal/gr – 5000 kal/gr.

Apabila dilihat secara kualitas batubara berumur Paleogen lebih baik dari batubara berumur Neogen walaupun jumlahnya tidak sebanyak batubara berumur Neogen.

3. KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1. Penyelidikan Lapangan

3.1.1. Pengumpulan Data Skunder

Data sekunder merupakan data-data bahan galian mineral yang diperoleh dari berbagai instansi seperti, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Barito Selatan di Buntok, Dinas Pertambangan, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Barito Utara di Muara Teweh, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya dan Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral di Bandung. 3.1.2. Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penyelidikan langsung dilapangan, dalam rangka kegiatan uji petik. Pelaksanaan uji petik diprioritaskan pada komoditi batubara, namun apabila ditemukan komoditi yang lain tetap dilakukan pendataan.

Uji petik dilakukan di daerah Sungai Lemo, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara dan di daerah Ngurit, Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan.

3. 2. Analisis Laboratorium

Untuk mengetahui kualitas batubara secara umum dilakukan pengujian laboratorium yang meliputi : kelembaban total atau ”total moisture”,

(3)

analisis proksimat dan nilai kalori, sedangkan untuk menghitung sumberdaya batubara dilakukan pengujian SG atau ”specific gravity”.

3.3. Pengolahan Data

Data primer batubara yang diperoleh dari hasil uji petik diplotkan didalam peta, selanjutnya dibuat rekonstruksi sebaran sehingga akan diketahui jumlah lapisan batubara yang terdapat didaerah tersebut. Untuk mengetahui sebaran kualitas dan sumber dayanya digunakan data dari hasil analisis laboratorium.

Metoda pengolahan data skunder adalah dengan cara mengelompokan data-data dari masing-masing kabupaten berdasarkan jenis komoditinya, kemudian lokasinya diplot didalam peta. Data sumber daya dari masing-masing komoditi diklasifikasikan lagi sesuai dengan tahapan penyelidikan.

4. HASIL PENYELIDIKAN

4.1.Geologi Daerah Penyelidikan

Secara geologi daerah yang diselidiki (daerah Ngurit dan Lemo) meliputi Batuan Gunungapi Kasale Formasi Tanjung, Formasi Berai, Formasi Montalat, Formasi Karamuan dan Formasi Warukin.

Berdasarkan kenampakan di lapangan daerah Ngurit dan Lemo dibentuk oleh dua satuan morfologi, yaitu satuan morfologi pedataran dan satuan morfologi perbukitan.

4.1.1. Stratigrafi

Stratigrafi daerah Ngurit dan Lemo secara berurutan dari bawah ke atas adalah sebagai berikut.

• Batuan Gunungapi Kasale

Merupakan batuan dasar Cekungan Barito yang berbentuk retas dan ”stock”, umumnya terdiri dari basal piroksen berwarna abu-abu kehijau-hijauan, porfiritik, sebagian terubah menjadi lempung, klorit dan kalsit, berumur Kapur Akhir. Batuan seperti ini tersingkap di daerah Lemo.

• Formasi Tanjung

Merupakan batuan Tersier paling tua dan sebagai formasi pembawa batubara, dapat dibedakan menjadi dua bagian.

Bagian bawah terdiri dari perselingan batupasir kuarsa dengan lanau bersisipan batugamping dan batubara. Bagian Bawah terdiri dari perselingan batupasir, batulempung dan batulanau. Formasi Tanjung tersingkap di daerah Lemo.

• Formasi Berai

Terletak selaras diatas Formasi Tanjung terdiri dari batugamping yang kadang - kadang sebarannya membentuk lensa-lensa dengan sisipan batulempung. Formasi Berai tersingkap didaerah Ngurit dan Lemo.

• Formasi Montalat

Formasi Montalat menjari jemari dengan Formasi Berai, dan di daerah Ngurit dianggap sebagai formasi pembawa batubara, terdiri dari batupasir kuarsa bersisipan batulempung dan batubara. Formasi Montalat tersingkap di daerah Ngurit dan Lemo, namun didalam Formasi Montalat daerah Lemo tidak ditemukan endapan batubara.

• Formasi Karamuan

Kedudukan Formasi Karamuan menjari jemari dengan Formasi Berai dan Montalat, tersingkap hanya di daerah Lemo. Terdiri dari batulumpur bersisipan batugamping dan batulanau.

• Formasi Warukin

Terletak selaras diatas Formasi Berai dan Montalat, terdiri dari batupasir kuarsa bersisipan batulempung, batulanau dan batubara. Formasi Warukin tersingkap di pinggiran daerah Ngurit dan daerah Lemo.

4.1.2. Struktur Geologi

Secara umum perlapisan batuan di daerah Ngurit berarah Selatan - Utara sampai Baratdaya – Timurlaut dan di Lemo berarah Baratdaya-Timurlaut dengan arah jurus berkisar antara N355 o

E – N30oE dan N215oE – 240oE, kemiringannya

berkisar antara 15o – 60o . Perlapisan batuan di

bagian Timur daerah Ngurit membentuk sinklin yang sumbunya berarah Baratdaya – Timurlaut, dan perlapisan batuan di bagian Barat daerah Lemo membentuk antiklin yang berarah Baratdaya – Timurlaut. Di beberapa tempat terdapat singkapan yang jurusnya sangat berbeda yaitu di daerah yang dipengaruhi sesar.

4.2. Endapan Batubara 4.2.1. Sebaran Batubara

- Daerah Ngurit, Kabupaten Barito Selatan

Didaerah Ngurit ditemukan 13 singkapan batubara yang terdapat dalam Formasi Montalat. Berdasarkan hasil rekonstruksi letak singkapan, batubara disini dipisahkan menjadi dua kelompok atau blok yaitu, Blok Belingau dan Blok Malungai.

- Blok Belingau ;

Jurus batubara berkisar antara N155o

E-N215oE, besar sudut kemiringan lapisan berkisar

antara 15o-40o. Dari hasil rekonstruksi singkapan

diperkirakan di Blok Belingau terdapat tiga lapisan batubara. Lapisan paling atas tebalnya

(4)

sekitar 1,10 m, panjang sebaran ke arah jurus sekitar 1.000 m. Lapisan ke dua tebalnya sekitar 1,00 m, panjang sebaran ke arah jurus sekitar 2.000 m. Sebenarnya lapisan batubara ini masih ditemukan lagi di sebelah Selatan namun posisinya telah tergeserkan akibat sesar, panjang sebaran ke arah jurus sekitar 2.000 m. Tebal lapisan ke tiga sekitar 0,60 m, panjang sebaran ke arah jurus sekitar 2.000 m.

- Blok Malungai ;

Batubara di Blok Malungai terdiri dari satu lapisan yang membentuk sinklin, dengan arah sumbu Baratdaya-Timurlaut. Arah jurus lapisan

berkisar antara N30oE - N355oE dan antara

N210oE - N215oE, besar sudut kemiringan lapisan

berkisar antara 13o-70o, tebal lapisan sayap

sebelah Barat berkisar antara 1,20 m-2,00 m dan sayap sebelah Timur berkisar antara 1,20 m-1,50 m. Panjang sebaran ke arah jurus, untuk sayap Barat sekitar 3.500 m dan untuk sayap Timur sekitar 1.000 m. Sebenarnya sebaran batubara ini masih menerus ke sebelah selatan, namun posisinya telah tergeserkan akibat pengaruh sesar. Tebal lapisan batubara yang telah tersesarkan, untuk sayap Barat sekitar 1,00 m dengan panjang sebaran sekitar 1.000 m, sedangkan tebal untuk sayap Timur berkisar antara 1,20 m-1,40 m dengan panjang sebaran sekitar 2.800m.

- Daerah Lemo, Kabupaten Barito Utara

Di daerah Lemo ditemukan 18 singkapan batubara yang terdapat dalam Formasi Tanjung dan Warukin. Berdasarkan letak singkapan yang ditemukan, batubara daerah Lemo dikelompokan menjadi beberapa blok, yaitu untuk batubara dalam Formasi Tanjung menjadi Blok Tangucin, Nyaung, Jelutung dan Blok Layang, sedangkan untuk Formasi Warukin menjadi Blok Juloi dan Blok Berioi.

- Blok Tangucin

Batubara disini terdiri dari dua lapisan yang membentuk antiklin berarah Baratdaya-Timurlaut

atau dengan arah jurus antara N30oE-N40oE dan

antara N230oE-N240oE dengan sudut kemiringan

berkisar antara 20o – 45o. Tebal lapisan atas pada

sayap bagian Barat sekitar 4,60m dengan panjang sebaran ke arah jurus sekitar 1.000m. Tebal

lapisan ke dua sekitar 4.20 m dengan panjang sebaran sekitar 2.000m. Tebal lapisan atas pada sayap bagian Timur sekitar 7,10 m, panjang sebaran sekitar 1.500 m. Tebal lapisan ke dua sekitar 2,50 m dengan panjang sebaran sekitar 1.000 m.

- Blok Nyaung

Batubara di blok ini terdiri dari satu lapisan, tebalnya berkisar antara 2,10 m – 3,10 m, arah

jurus berkisar antara N75oE-N80oE, besar sudut

kemiringan lapisan sekitar 40o, panjang sebaran

ke arah jurus sekitar 1.500 m.

- Blok Jelutung

Batubara di Blok Jelutung terdiri dari dua lapisan dengan arah jurus lapisan berkisar antara

N40oE-N60oE, tebal lapisan atas berkisar antara

1,50 m – 2,50 m, panjang sebara sekitar 1.500 m,

kemiringan lapisan sekitar 25o. Tebal lapisan ke

dua sekitar 1,50 m, panjang sebaran sekitar

1.500m, kemiringan lapisan berkisar antara 20o

-35o.

- Blok Layang

Batubara di blok ini terdiri dari satu lapisan yang membentuk antiklin dengan arah jurus

N220oE dan N70oE, tebal lapisan sayap Barat

sekitar 1,00m, kemiringan lapisan sekitar 60o,

tebal sayap Timur sekitar 2,25 m, kemiringan

lapisan sekitar 25o, sebaran ke arah jurus sekitar

1.000m.

- Blok Juloi

Terdiri dari dua lapisan batubara dengan

jurus lapisan sekitar N60oE, tebal lapisan atas

sekitar 2,50 m, kemiringan lapisan 20o. Tebal

lapisan ke dua sekitar 1,25 m, kemiringan lapisan

sekitar 35o, panjang sebaran ke arah jurus sekitar

1.000 m.

- Blok Berioi

Terdiri dari satu lapisan batubara yang

tebalnya sekitar 3,00 m, arah jurus N25oE,

kemiringan lapisan sekitar 25o, panjang sebaran

sekitar 1.000 m.

4.2.2. Kualitas Batubara

Dari hasil analisis di laboratorium dapat diketahui bahwa kualitas batubara dari daerah Ngurit dan Lemo menunjukan kisaran angka sebagai berikut :

Parameter yang dianalisis Daerah Ngurit Daerah Lemo

Free Moisture (%) ar 15,4 – 28,8 2,8 – 24,6

Total Moisture (%) ar 22,2 – 34,7 5,2 – 26,9

Inh. Moisture (%) adb 8,2 – 10,7 2,9 – 4,6

Volatile Matter (%) adb 38,7 – 50,8 35,8 – 38,6

Fixed Carbon (%) adb 36,7 – 45,7 42,7 – 51,7

Ash Content (%) adb 2,0 – 5,9 5,8 – 15,6

Calorific Value (cal/gr) adb 5775 - 6340 6030 - 7125

SG 1,34 – 1,44 1,34 – 1,42

St (%) adb 0,25 – 4,10 0,24 – 0,50

(5)

4.2.3. Sumber daya Batubara

Kegiatan uji petik didaerah Ngurit dan Lemo berdasarkan standar SNI amandemen 1-SNI 13-5014-1998 termasuk kedalam kegiatan survey tinjau, sehingga sumber daya batubara yang terhitung disini termasuk kedalam sumber daya

hipotetik.

Sumber daya batubara daerah Ngurit dan Lemo dihitung dengan kriteria sebagai berikut : - Sebaran batubara kearah jurus (panjang) disesuaikan dengan singkapan-singkapan yang dapat dikorelasikan, dan dibatasi hingga sejauh 500 m dari singkapan paling ujung.

- Sebaran kearah kemiringan (lebar) dibatasi sampai kedalaman 100 m tegak lurus dari permukaan singkapan.

- Sudut kemiringan lapisan yang diperhitung-kan adalah sudut kemiringan rata-rata

- Tebal lapisan batubara yang dihitung adalah tebal rata-rata.

- Berat jenis yang dihitung adalah berat jenis rata-rata, dan apabila tidak ada maka digunakan berat jenis lokasi terdekat atau berat jenis batubara secara umum yaitu 1,30.

Hasil perhitungan sumber daya batubara daerah Ngurit dan Lemo adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Sumber daya batubara daerah Ngurit dan Lemo Lapisan Batubara

Daerah Formasi Blok No.

Lapisan Tebal (m) Panjang (m) Lebar (m)

SG daya (ton) Sumber

Total Sumber daya (ton) 1 1,10 1.000 245 1,44 388.080 2 1,00 4.000 170 1,40 952.000 Belingau 3 0,60 2.000 325 1,39 542.100 Ngurit Montala t Malungai 1 1,38 4.500 300 1,30 2.421.900 4.304.080 1 5,85 3.800 305 1,34 9.085.401 Tangucin 2 3,35 2.500 220 1,40 2.579.500 Nyaung 1 2,60 3.000 170 1,30 1.723.800 1 2,00 1.500 195 1,30 760.500 Jelutung 2 1,50 1.500 195 1,30 570.375 Tanjung Layang 1 1,63 1.000 270 1,30 572.130 15.291.706 1 2,50 1.000 175 1,30 568.750 Juloi 2 1,25 1.000 255 1,30 414.375 Lemo Warukin Berioi 1 3,00 1.000 255 1,30 994.500 1.977.625

Sumber daya batubara daerah Ngurit, Kabupaten Bario Selatan sebesar 4.304.080 ton, dan sumber daya batubara daerah Lemo, Kabupaten Barito Utara sebesar 17.269.331 ton.

4.3. Neraca Sumber Daya Mineral 4.3.1. Data Sekunder Bahan Galian

Di Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara terdapat beberapa komoditi bahan galian. Dari hasil pendataan di Kabupaten Barito Selatan ditemukan 9 komoditi yang terdapat di 28 lokasi, terdiri dari emas, bijih besi, batubara, gambut, pasir kuarsa, kaolin, granit, batugamping dan lempung. Di Kabupaten Barito Utara ditemukan 12 komoditi yang tersebar di 62 lokasi, terdiri dari emas, intan, antimoni, batubara, pasir kuarsa, fosfat, batugamping, lempung, sirtu, andesit, basal dan kaolin. Berdasarkan data dari Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, di daerah Lemo (Barito Utara) terdapat mika, namun lokasi dan sumber daya mika tersebut masih belum jelas, oleh karena itu komoditi mika untuk sementara belum dimasukan kedalam data sumber daya.

Umumnya sumber daya bahan galian yang terdapat di Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara termasuk kedalam katagori hipotetik, karena penyelidikan terhadap komoditi-komoditi tersebut masih dalam tahap survey tinjau, bahkan ada beberapa komoditi yang sumber dayanya belum diketahui, sedangkan komoditi yang termasuk kedalam sumber daya tereka dan terukur adalah sebagian batubara dan emas yang terdapat di daerah Muro, Kecamatan Murung dan daerah Kerikil, Kecamatan Tanah Siang, Kab. Barito Utara. Oleh karena itu data sumber daya bahan galian mineral dari Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara masih banyak kekurangannya dan perlu disempurnakan lagi.

4.3.2. Pembahasan Neraca Sumber daya Mineral.

Neraca sumber daya mineral Kabupaten

Barito Selatan dan Barito Utara tidak bisa dibahas secara lengkap, karena data-data produksi tahunan bahan galian di tiap kabupaten sulit untuk diperoleh. Hal ini terjadi karena kurangnya pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan di daerah, selain itu pemberian ijin dari pihak

(6)

berwenang masih belum dilaksanakan dengan baik.

Dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah diperoleh data produksi beberapa komoditi yang terdapat di Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara, yaitu lempung, sirtu, andesit, batugamping dan emas. Data produksi yang tercatat sampai dengan tahun 2000 adalah sebagai berikut ; di Kabupaten Barito Selatan total produksi batugamping sebesar

21.165,812 m3, pasir kuarsa sebesar 2.300.000 m3

dan lempung sebesar 250.570,194 m3, di

Kabupaten Barito Utara total produksi emas sebesar 10.604.753 kg atau 10,605 ton, andesit

sebesar 1.806.454,579 m3 dan sirtu sebesar

365.151 m3.

Sehubungan dengan kurang lengkapnya data produksi maka sisa cadangan didalam neraca sumber daya/cadangan mineral belum bisa dihitung secara pasti.

4.4. Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan Bahan Galian

Nilai prospek suatu bahan galian terkait dengan beberapa aspek, antara lain : kualitas, kuantitas, infrastruktur dan pemasaran.

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan data-data skunder yang diperoleh dari instansi-instansi bersangkutan, terdapat beberapa komoditi yang dianggap mempunyai nilai prospek, yaitu : Kabupaten Barito Selatan :

Batubara, Emas, Besi, Gambut, Pasir Kuarsa, Batugamping, Lempung, Granit dan Kaolin. Kabupaten Barito Utara :

Batubara, Emas, Intan, Antimoni, Pasir Kuarsa, Batugamping, Sirtu, Lempung, Andesit, Basal, Fosfat dan kaolin.

Kualitas dan kuantitas dari komoditi-komoditi tersebut umumnya masih belum jelas, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian laboratorium dan penghitungan sumber daya secara lebih terperinci lagi. Untuk pemasaran sebaiknya diprioritaskan di daerah yang bersangkutan.

TABEL 3. PRODUKSI BAHAN GALIAN KABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Komoditi Produksi s/d 2000 (m3) Total Produksi (m3) Keterangan

Batugamping 21.165,812 bt

Pasir kuarsa 2.300.000 bt

Lempung 250.570,194 bt

TABEL 4. PRODUKSI BAHAN GALIAN KABUPATEN BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Komoditi Produksi s/d 2000 Total Produksi Keterangan

Emas 10,605 ton bt

Andesit 1.806.454,579 m3 bt

Sirtu 365.151 m3 bt

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara geologi Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara termasuk kedalam Cekungan Barito yang didalamnya terdapat beberapa formasi batuan yang mengandung batubara dan bahan galian lain.

2. Formasi pembawa batubara di wilayah

Kabupaten Barito Selatan dan Utara adalah Formasi Tanjung, Formasi Montalat dan Formasi Warukin.

3. Dari hasil uji petik di daerah Ngurit (Kab. Barito Selatan) dan Lemo (Kab. Barito Utara) diperoleh data sebagai berikut:

(7)

Daerah Formasi Blok Jumlah lapisan batubara Kisaran tebal (m) Panjang sebaran (m) Kisaran Kemiringan (..o) Belingau 3 0,60 – 1,10 1.000 – 2.000 15 - 40 Ngurit Montalat Malungai 1 1,20 – 2,00 1.000 – 3.500 13 - 70 Tangucin 2 2,50 – 4,60 1.000 – 2.000 20 - 45 Nyaung 1 2,10 – 3,10 1.500 40 Jelutung 2 1,50 – 2,50 1.500 25 - 35 Lemo Tanjung Layang 1 1,00 – 2,25 1.000 25 - 60 Juloi 2 1,20 – 2,50 1.000 20 - 35 Warukin Berioi 1 3,00 1.000 25

4. Dari hasil analisis batubara di laboratorium diperoleh kisaran harga sebagai berikut :

Parameter yang

dianalisis Daerah Ngurit Daerah Lemo

F M (ar) 15,4 – 28,8 2,8 – 24,6

T M (ar) 22,2 – 34,7 5,2 – 26,9

I M (adb) 8,2 – 10,7 2,9 – 4,6

Volatile Matter (adb) 38,7 – 50,8 35,8 – 38,6

Fixed Carbon (adb) 36,7 – 45,7 42,7 – 51,7

Ash Content (adb) 2,0 – 5,9 5,8 – 15,6

Calorific Value (adb) 5775 - 6340 6030 - 7125

SG 1,34 – 1,44 1,34 – 1,42

St (adb) 0,25 – 4,10 0,24 – 0,50

5. Sumber daya batubara daerah Ngurit, Kab. Barito Selatan sebesar 4.304.080 ton, dan sumber daya batubara daerah Lemo, Kab. Barito Utara sebesar 17.269.331 ton. 6. Bahan galian lain yang ditemukan di daerah

Ngurit dan Lemo adalah batu gamping, pasir kuarsa, lempung dan batuan beku basaltik.

7. Sumber daya bahan galian mineral di

Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara berdasarkan data skunder, umumnya merupakan sumber daya hipotetik, sedangkan bahan galian yang termasuk kedalam sumberdaya tereka dan terukur adalah batubara dan emas.

8. Neraca sumber daya mineral di Kabupaten barito Selatan dan Barito Utara belum bisa ditampilkan secara lengkap, karena data produksi dari kedua kabupaten tersebut belum tertata secara baik.

9. Komoditi yang berpotensi untuk dikembang-kan di Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara adalah batubara, emas, intan, antimoni, pasir kuarsa, batugamping, sirtu, lempung, andesit, basal, fosfat dan kaolin dan granit. 10.Untuk meningkatkan pemanfaatan sumber

daya mineral diperlukan neraca sumber daya mineral yang baik, oleh karena itu disarankan supaya di setiap instansi yang berkaitan

dengan bidangpertambangan di daerah dibuat

neraca sumber daya mineral

DAFTAR PUSTAKA

A.D. Tarsis, dkk, 1996: Penyelidikan Pendahulu-an EndapPendahulu-an Batubara di daerah Pendreh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Proyek Eksplorasi Bahan Galian Mineral Indonesia, Direktorat Sumber daya Mineral, laporan.

Cahyono Y. A. E. dkk, 1992 : Penyelidikan Pendahuluan Endapan Batubara di daerah Lahai, Kab. Barito Utara, Kalimantan Tengah, Proyek Eksplorasi Bahan Galian Industri dan Batubara, Direktorat Sumber daya Mineral, laporan.

Data Base Subdit Batubara,2002: Peta Sebaran

Bahan Galian Mineral Logam dan bukan Logam Kabupaten Barito Selatan dan

Barito Utara, Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral.

Dinas Pertambangan & Energi Provinsi Kalimantan Tengah, 2000 : Data Bahan Galian Golongan A dan B Provinsi Kalimantan Tengah.

--- : Data Sumberdaya Mineral Bahan Galian Golongan C Provinsi Kalimantan Tengah.

(8)

--- : Peta Lokasi Potensi Batubara Provinsi Kalimantan Tengah.

--- : Peta Lokasi Potensi Gambut

Provinsi Kalimantan Tengah.

Standar Nasional Indonesia, 1998 : Klasifikasi

Sumber daya dan Cadangan Batubara, Amandemen 1-SNI 13-5014-1998.

Wahyudi H. dkk, 1982 : Penyelidikan Endapan Batubara di daerah Purukcahu, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Proyek Inventarisasi dan Eksplorasi Batubara, Direktorat Sumberdaya Mineral, laporan.

Sumaatmaja E. R. dkk, 1982 : Penyelidikan

Endapan Batubara di daerah Buntok dan

Muara Teweh, Kalimantan Tengah, Proyek Inventarisasi dan Eksplorasi Batubara, Direktorat Sumberdaya Mineral, laporan.

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

TABEL 5. DATA NERACA SUMBER DAYA/CADANGAN MINERAL KABUPATEN BARITO SELATAN

PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

Sumber daya (ton & m3) Cadangan (ton

& m3) Nama Komoditi

Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur

Jumlah Sumber daya (ton &

m3) Ter kira Terbuk ti Jumlah Cadangan (ton) Produksi (ton & m3) Sisa Cadangan

(ton & m3) Keterangan

1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 13 14

A. Bahan Galian Gol. Strategis

1. Batubara *76.000.000 *76.000.000 - bt bdt

2. Gambut *1.287.150 *1.287.150 - bt bdt

B. Bahan Galian Gol. Vital

1.Emas bt bt

2. Bijih Besi bt bt

C. Bahan Galian Bahan Bangunan, Industri, Nirstrategis & Nirvital

1. Pasir Kuarsa 429.981.875 429.981.875 2.300.000 bt bt 2. Kaolin 5.738.625 5.738.625 bdt 3. Granit 314.240.000 314.240.000 bdt 4. Batugamping 762.035.200 762.035.200 21.165,81 bt bt 5. Lempung 68.912.750 68.912.750 250.570,19 bt bt

Catatan : bt = belum tercatat bdt = belum ditambang * = dalam ton

(17)

TABEL 6. DATA NERACA SUMBER DAYA/CADANGAN MINERAL KABUPATEN BARITO UTARA

PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

Sumber daya (ton dan m3) Cadangan (ton

dan m3) Nama Komoditi

Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur

Jumlah Sumber daya

(ton dan m3) Ter

kira Terbukti

Jumlah Cadangan

(ton) (ton & m3) Produksi

Sisa Cadangan

(ton & m3) Keterangan

1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 13 14

A. Bahan Galian Gol.

Strtegis

1. Batubara *375..915.432 *375..915.432 - bdt

B Bahan Galian Gol.

Vital 1.Emas *14.690,14 *14.690,14 *10,605 bt 2. Intan *1.700.000 *1.700.000 bt bt bt 3. Antimoni bt bt C. Bahan Galian Bahan Bangunan, Industri, Nirstrategis & Nirvital 1. Pasir Kuarsa 295.612.500 295.612.500 bt bt bt 2. Kaolin 6.000 6.000 Bdt bdt 3. Fosfat 3.600 3.600 Bdt bdt 4. Batugamping 5.123.280.750 5.123.280.750 bt bt bt 5.Sirtu 13.275.000 13.275.000 365.151 bt 6. Andesit 97.725.750 97.725.750 1.806.454,58 bt 7. Basal 301.375.000 301.375.000 bt bt bt 8. Lempung 8.802.439.250 8.802.439.250 bt bt bt

Catatan : bt = belum tercatat bdt = belum ditambang * = dalam ton

(18)

PURUKCAHU MUARATEWEH BUNTOK Lahai Benangin Saripon Ketapang Ampah Bambulung T. LAYANG Hayaping Tb. Kunyi KETERANGAN Batubara Batas Kabupaten Batas Propinsi Sungai Jalan 3° LS 114° 113° 115° 2° LS 1° LS 0° 113° 114° 115° 0° 1° LS 2° LS 3° LS Gambut

PROV. KALIMANTAN TIMUR

PROV. KALIMANTAN SELATAN

Peta Potensi Sumberdaya Mineral Golongan Batubara, Intan dan Gambut Kab. Barito Selatan dan Kab. Barito Utara

Provinsi Kalimantan Tengah Gambar : 2 Intan S. BA RI T O

(19)

PURUKCAHU

MUARA TEW EH

BUNTOK

T.LAYANG

PROV. KALIMANTAN SELATAN

PROV. KALIMANTAN TIMUR

114° BT 115° BT 113° BT 03° LS 02° LS 01° LS 00° 113° BT 114° BT 115° BT 00° 02° LS 03° LS KETERANGAN Pasir Kuarsa Kaolin Granit Batugam ping Basal Lem pung Andesit Sungai Jalan Batas Kabupaten S . B A R I T O Phospat Sirtu

Peta Potensi Sum berdaya Mineral Golongan Non Logam Kab. Barito Selatan dan Kab. Barito Utara

Provinsi Kalim antan Tengah Gam bar : 3 P U R U K C A H U M U A R A TE W E H B U N TO K La hai B ena ngin S aripon K e ta pang A m p ah B am b ulung T. LA YA N G H ay a ping Tb . K unyi K E T E R A N G A N E m a s S ekunder E m a s P rim er B iji B esi A ntim onit B atas K abupaten B atas P ro pinsi S u ngai Jalan 3° LS 11 4° 11 3° 11 5° 2° LS 1 ° LS 0° 11 3° 11 4° 11 5° 0 ° 1° LS 2 ° LS 3° LS P R O V . K A L IM A N TA N TIM U R P R O V . K A L IM A N TA N S E L A T A N

P eta P o ten s i S u m b erda ya M in eral G o lo ng an L o gam K ab . B a rito S elatan d an K ab . B a rito U tara

P ro vins i K alim an tan Ten gah G am b ar : 4 S. BA R I T O

(20)

Tmw 30° NT.12 1,40 13° NT.13 1,20 35° NT.11 1,00 NT.10 70° NT.09 1,20 NT.08 2,00 40° 25° NT.02 20° 10° NT.01 40° NT.03 30° NT.04 NT.05 20° NT.07 25° 25°NT.06 Tomb Tomm Tomm Tomb Tmw Tomk

Tomb Formasi Berai Formasi Warukin Formasi Karamuan

20° Jurus dan Kemiringan

Batas Formasi Sesar Antiklin Sungai KETERANGAN PETA INDEK T EL. SE BANGAU T L. S AMPIT LAU T JA WA S .Sampit S. Pembaung S. Satingan S. Sebangau S. K ahayan s . kAPUA S S .Barito 113° 114° 115° 116° 112° 111° 0° 1°LS 2°LS 3°LS MUARATEWEH PURUKCAU BUNTOKAmpah Benangin Lampeong Kandui Tim pah Ketapang Bumbulung Bingkuang Jungkit PALANGKARAYA BANJARM ASIN Bahau Mantangai KUALA PEMBUANG SAMPIT Telagapulang KASONGAN Kualakuayan PANGKALAN BUN Sukamara Pangkalanpembuang Kudangan Tumbangmunjul Muarakayang KUALA KAPUAS TAMIANGLAYANG TUMBANGSERU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Cm 0 0 1 2 3 4 5 Km

DIREKTORAT JENDERAL GEOLOGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL PROYEK INVENTARISASI DAN EVALUASI BAHAN GALIAN MINERAL INDONESIA

KODE PROYEK : 07.1.01.440222.20.06.02 PETA GEOLOGI DAN SINGKAPAN BATUBARA

DAERAH NGURIT, KABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Disusun Ir. Deddy Amurullah Digambar Priyono

Disetujui Pimpro IEBGMI Ir. Koswara Yudawinata, M. Eng Diperiksa Ka. Subdit. Batubara DR. Ir. Hadiyanto, M.Sc Peta Top JUNI 2002 1°LS 2°LS 3°LS 0° 113° 114° 115° 116° 112° 111° Daerah Penyelidikan U BLOK BLOK BELINGAU 5 Gambar MALUNGAI 45° 40° 30° 30° 35° 20° 30° 25° 25° 25° 20° Kvh Kvh Kvh Kvh Tomk Tmw Tm w T mw Tomm Tomm Tomb Tomb T om m T om m Tet Tomb Tomb Kvh Tomk Tomk Sungai Pendreh S. BA RI T O Sungai Lemo S . BA RI T O S . N ang o S. Mu lang S . Pe le p ek S . K a l a m p u sa n S . N yaung S . Sa kako S . B a l a l S . S a mo Durianramba M uara butung P endreh S. La y ang Tmw Tom k Tom b Tom m Tet

Kvh Batuan vulkanik Kasale Formasi Tanjung Formasi M ontalat Formasi Berai Formasi W arukin Formasi Karamuan

20° Jurus dan Kemiringan

Batas Formasi Sesar Antiklin Sungai Desa Lemo Tangucin Teluklihat S . Surun t i kus 40° 20° 30° LM .O4 LM.O1 LM.O3 40° LM.O5 LM.O6 LM.O2 LM .O8 LM .O7 LM.O9 LM.1O LM.11 LM .14 LM.12 LM .13 LM.16 LM.17 60° S u n g a i Lemo BLOK JULOI BLO K JELUTUNG BLO K LAYANG BLOK BERIOI LM.16 BLOK TA NGUCIN BLO K NYAUNG KETERANGAN P ETA INDEK TE L. SEB ANGAU T L. SAMPIT LA UT JAWA S .Sampit S. Pembaung S. Satingan S. Sebangau S. Kahayan s . kAPU AS S .Barito 113° 114° 115° 116° 112° 111° 0° 1°LS 2°LS 3°LS M UARATEWEH PURUKCAU

BUN TOKAm pah Ben an gin L am pe ong K andui Tim pah Ketap ang Bum bu lung B ingk uang J ung kit PALANGK ARAYA

BANJ ARM ASIN

B ahau M an ta ngai KUALA PEMBUANG SAM PIT T elag a pulang KASON GAN Kualaku ayan

PAN GKALAN BUN S uk am ara

Pan gkalan pemb uang K udan gan

Tum b an gm unjul M uara ka yang

KUALA KAPUAS TAM IANGLAYANG TUMBANGSERU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Cm 0 0 1 2 3 4 5 Km

DIREKTORAT JENDERAL G EO LOGI DAN SUM BER DAYA M INERAL DIREKTORAT INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL

PROY E K INVE NTARIS ASI DAN E VALUASI BAHAN GALIAN MINERAL INDONESIA KODE PROYEK : 07.1.01.440222.20.06.02

PETA GEOLO GI DAN SINGKAPAN BATUBARA DAERAH LEMO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN BARITO UTARA

PROVINSI KALIM ANTAN TENGAH Disusun Ir. Deddy A murullah Digambar Priyono

Disetujui Pimpro IEB GMI Ir. Koswara Yudawinata, M. Eng Diperiksa K a. Subdit. Batubara DR. Ir. Hadiyanto, M.Sc P eta Top G ambar JUNI 2002 1°LS 2°LS 3°LS 0° 113° 114° 115° 116° 112° 111° Daerah Penyelidikan U 6

(21)

Gambar

Tabel 2. Sumber daya batubara daerah Ngurit dan Lemo  Lapisan Batubara
TABEL 3.  PRODUKSI BAHAN GALIAN  KABUPATEN BARITO SELATAN  PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TABEL 5. DATA NERACA SUMBER DAYA/CADANGAN MINERAL  KABUPATEN BARITO SELATAN
TABEL 6. DATA NERACA SUMBER DAYA/CADANGAN MINERAL  KABUPATEN BARITO UTARA

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini dapat menghasilkan etanol dengan kemurnian tinggi (>95%). Penggunaan membran berbasis mineral silikat atau aluminosilikat seperti pasir silika dan zeolit sudah

Both from the production and areal perspective, East Java is the biggest contributing province with 37.3% of total national figure(3.94 million ton in average).. The 2nd and

People's low buying power due to dramatic increase in fuel price, relatively small government expenditure for investment and credit interest which is still considered high

[r]

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesalahan jawaban mahasiswa dalam menyelesaikan soal pada mata kuliah statistika deskriptif ditinjau dari

a) Sebelum diskusi dimulai siswa menyimak petunjuk dan aturan- aturan saat diskusi yang dibacakan guru. b) Setiap kelompok mendapat 4 pertanyaan dalam bentuk LKS tentang

The purpose of the research is to increase the students’ ability in speaking skill especially in Giving information by applying Global Presentations Strategy at