14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Cabai merah besar (Capsicum annum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kebutuhan akan cabai terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku cabai.
Cabai merah memiliki sifat mudah busuk/rusak. Sifat seperti ini dipengaruhi oleh kadar air dalam cabai yang sangat tinggi sekitar 90% dari kandungan cabai merah itu sendiri. Kandungan air yang sangat tinggi ini dapat menjadi penyebab kerusakan cabai pada saat musim panen raya. Hal ini dikarenakan hasil panen yang melimpah sedangkan proses pengeringan tidak dapat berlangsung secara serentak, sehingga menyebabkan kadar air dalam cabai masih dalam keadaan besar, sehingga menyebabkan pemusukan.
Beberapa upaya penyelamatan hasil pertanian adalah dengan melakukan pengeringan. Prinsip pengeringan cabai adalah menguapkan air karena ada perbedaan kandungan uap air diantara udara dan bahan yang dikeringkan. Udara panas mempunyai kandungan uap air yang lebih kecil dari pada bahan sehingga dapat mengurangi uap air dari bahan yang dikeringkan. Salah satu faktor yang dapat mempercepat proses pengeringan adalah udara yang mengalir. Dengan adanya aliran udara maka udara yang sudah jenuh dapat diganti oleh udara kering sehingga proses pengeringan dapat berjalan secara menerus.
Pengeringan cabai dilakukan sebagai alternatif untuk menanggulangi produk cabai yang berlebihan, terutama saat panen raya. Dengan pengeringan, cabai dapat disimpan lebih lama sehingga penjualan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Dalam proses pengeringan cabai dikenal dua metode pengeringan yaitu penjemuran dan pengeringan
15 mekanis dengan menggunakan alat pengering. Walupun demikian, penjemuran tidak dapat diandalkan karena sangat tergantung pada kondisi cuaca.
Proses pengeringan mekanis dengan menggunakan alat pengering mekanis yang tidak sesuai dengan karateristik dari cabai yang dikeringkan mengakibatkan terjadinya kerusakan cabai, sehingga dapat mengurangi mutu dari cabai yang dihasilkan. Oleh karena itu , diperlukan sebuah model pengeringan sebagai dasar dalam perancangan sebuah alat pengering. Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu diadakan penelitian untuk mendapatkan sebuah model pengeringan yang mampu mempresentase peruilaku cabai selama pengeringa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam bentuk laporan Tugas Akhir dengan judul “ MINIATUR INKUBATOR PENGERING CABAI MENGGUNAKAN SENSOR DHT11 BERBASIS ARDUINO UNO”.
Pada alat ini penulis akan menggunakan sebuah mikrokontroler berbabis Arduino Uno dengan sensor kelembapan DHT11.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memanfaatkan mikrokontroller sebagai alat pengolah data yang diberikan oleh sensor kelembapan DHT11.
2. Merancang alat yang dapat mengeringkan cabai sehingga mengurangi tingkat kebusukan pada cabai.
3. Membantu para petani cabai dalam mengeringkan cabai agar tidak selalu mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan cabai.
4. Pengaplikasian dariintrumentasi elektronika.
16 1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan dari permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Sensor yang digunakan adalah sensor kelembapan DHT11 hanya bisa mencapai suhu
temperatur maksimal 90oC sedangkan cabai butuh suhu temperatur mencapai 800oC. 2. Kontruksi alat tidak sempurna sehingga masih terlihat susah untuk digunakan para
konsumen.
3. Cabai mampu kering dalam waktu 4 jam dikarenakan suhu yang bisa dicapai sensor hanya 90oC.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman serta pembahasan bagaimana sebenarnya prisip kerja alat pengering cabai yang menggunakan sensor kelembapan DHT11 menggunakan arduino uno, maka sistematika penulisan laporan tugas akhir ini sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latarbelakang,rumusanmasalah,tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB II : DASAR TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori pendukung itu antara lain tentang prinsip kerja sensor kelembapan DHT11,lampu dan kipas angin yang berbasis arduino uno.
BAB III : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram alir dari program yang akan diisikan ke ARDUINO.
17
BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISA
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk mengaktipkan rangkaian, penjelasan mengenai program yang diisikan ke ARDUINO.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran apakah rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.