• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Perubahan Harga Minyak Dunia Dan Nilai Tukar Rupiah Us Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2012"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (pihak yang menerbitkan efek atau emiten). Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan (return), sedangkan perusahaan (issuer) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa menunggu tersedianya dana operasional perusahaan. Dalam fungsi keuangan, pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh keuntungan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Selain itu, pasar modal juga dijadikan salah satu indikator bagi perkembangan perekonomian suatu negara (Ishomuddin, 2010).

(2)

Salah satu indikator utama yang mencerminkan kinerja pasar modal adalah indeks harga saham gabungan (IHSG), apakah sedang mengalami peningkatan (bullish) ataukah sedang mengalami penurunan (bearish). IHSG sendiri memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator economic pada suatu negara. Hal ini dikarenakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat pergerakan harga saham dari semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Oleh karena itu, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) menjadi perhatian bagi semua investor di Bursa Efek Indonesia, sebab pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) ini akan mempengaruhi sikap para investor apakah akan membeli, menahan ataukah menjual sahamnya. Selain itu kenaikan dan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan sebuah ukuran atas persepsi pasar, di luar kenaikan dan penurunan nilai tukar valuta asing terhadap rupiah (Manurung, 2004).

(3)

Oleh karena itu, harga saham lebih cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan variabel makroekonomi dan faktor-faktor eksternal lainnya daripada kinerja perusahaan yang bersangkutan.

Banyak teori dan penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti faktor yang berasal dari luar negeri (Ekternal) dan faktor yang berasal dari dalam negeri (Internal). Faktor yang berasal dari luar negeri tersebut bisa datang dari indeks bursa asing Negara lain (Dow Jones, Hang Seng), trend pergerakan harga minyak, trend harga emas luar negeri dan adanya sentimen pasar luar negeri. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam negeri bisa datang dari nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara lain, tingkat suku bunga dan inflasi yang terjadi di Negara tersebut.

Salah satu indikator ekonomi makro yang sensitif pada gejolak perekonomian intenasional adalah kurs mata uang. Nilai tukar mata uang mencerminkan kekuatan perekonomian sebagai akibat penetrasi dan efek dari perekonomian global. Hal ini didasari oleh sebuah fakta bahwa pergerakan kurs mata uang akan berpengaruh pada kegiatan perdagangan internasional, neraca pembayaran (balance payment) dan stabilitas perekonomian secara makro.

(4)

terjadi akhir-akhir ini merupakan permasalahan yang menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara konsumen di seluruh dunia.

Meningkatnya harga minyak mentah dunia dapat mempengaruhi harga saham pada berbagai sektor. Pengaruh yang diberikannya dapat bersifat positif dan dapat juga bersifat negatif serta juga dapat bersifat lansung, hal ini berkaitan denga kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan serta karakteristik dan spesifikasi dari perusahaan yang bersangkutan.

Sepanjang pekan ini, isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih akan terus menjadi perhatian investor. Pasar uang akan bereaksi, begitu pula dengan pasar saham. Jika merunut kehendak pasar, kenaikan harga BBM mestinya akan direspon positif. Faktor global atau eksternal masih akan mengiringi aktivitas pasar keuangan domestik pekan ini, terutama dengan dua isu utama, yaitu konfirmasi perlambatan ekonomi dunia dan kemungkinan the Fed menurunkan stimulus fiskalnya secara bertahap. Kombinasi faktor internal (domestik) dengan faktor eksternal (global) itu akan mengiringi aktivitas pasar keuangan lokal sepanjang pekan ini. Sehingga relatif sulit untuk memberikan proyeksi baik dari sisi nilai tukar rupiah, harga minyak dunia maupun dari sisi indeks bursa saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (Jakarta, 21 Juni 2013 (Business News).

(5)

tercatat bahwa IHSG berada di kisaran angka 3.986 dan diprediksi sampai akhir tahun 2012 IHSG bisa menembus kisaran angka 4.400. faktor inilah yang mendorong masyarakat menjadi lebih tertarik untuk menyalurkan dana mereka dalam bentuk investasi di pasar modal.

Wacana kenaikan harga harga bahan bakar minyak (BBM) sebagai faktor eksternal menjadi suatu agenda rutin yang dibahas setiap tahunnya di Indonesia. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berjenis premium di indonesia yang semula berharga Rp. 4.500,00/liter menjadi Rp. 6.000,00/liter pada tanggal 24 mei 2008 memberikan dampak yang signifikan bagi pasar modal Indonesia, dimana Indeks Harga Saham Gabungan pada tanggal 25 mei 2008 ditutup turun 1,87 persen atau turun 46,228 poin menjadi 2.419,727 dan sebaliknya penurunan harga BBM jenis premium dari Rp. 5.500,00/liter menjadi Rp. 5.000,00/liter pada Desember 2008 membuat Indeks Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan 96,31 poin atau 7,63 persen menjadi 1.359,27 (kompas.com).

Di samping sebagai alternatif investasi yang juga dapat mempengaruhi transaksi saham di bursa efek, yakni investasi pada valuta asing dalam hal ini adalah dollar (USD). Pergerakan mata uang tersebut juga berdampak pada perdagangan ekspor impor barang dan jasa yang berkaitan dengan perusahaan emiten. Kondisi tersebut pada akhirnya akan berdampak pada aktivitas Pasar Modal, dan selanjutnya akan berakibat pada pergerakan IHSG di BEI.

(6)

ini dapat di lihat pada tahun 2001 di mana kurs rupiah terhadap dollar Amerika mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu dari 8.534 Rp/US$ di tahun 2000 ke level 10.261 Rp/US$ di tahun 2001 dan depresiasi rupiah ini disertai dengan menurunnya IHSG dari level 416,32 bps di tahun 2000 ke level 392,04 bps di tahun 2001. Jadi, apabila nilai tukar rupiah apresiasi akan membuat pergerakan IHSG menguat, demikian sebaliknya, depresiasi nilai tukar rupiah akan membuat pergerakan IHSG melemah.

Berikut Pergerakan Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar Rupiah/US$, dan IHSG (2009 – 2012):

Tabel 1.1

Pergerakan Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, dan IHSG (2009 – 2012)

Tahun Minyak Dunia

(7)

minyak dunia dan nilai tukar cenderung memilki peran besar dalam menjelaskan variabel IHSG.

Kenaikan harga minyak dunia dan nilai tukar akan berimbas pada sektor ekspor dan impor suatu negara sehingga harga minyak dunia dan nilai tukar mempunyai peran yang strategis bagi suatu perusahaan khususnya perusahaan yang dalam aktivitas produksi dan operasinya banyak memanfaatkan mata uang asing. Oleh karena mempunyai peran yang strategis dalam suatu perusahaan, maka tentunya hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Perilaku keputusan investasi dari seorang investor dalam suatu pasar modal akan tercermin dari pergerakan-pergerakan indeks harga saham gabungan pada pasar modal tersebut.

Pergerakan IHSG yang cenderung mengikuti pergerakan harga minyak dunia dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika ini menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara IHSG dan variabel-variabel tersebut.

(8)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah perubahan harga minyak dunia dan nilai tukar Rupiah/US$ berpengaruh terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 2009- 2012?”

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perubahan harga minyak dunia dan nilai tukar Rupiah/US$ terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia periode 2009 - 2012.

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, menambah wawasan serta pola pikir tentang pengaruh perubahan harga minyak dunia dan nilai tukar terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.

b. Bagi Investor

(9)

c. Bagi Pihak Lain

Referensi

Dokumen terkait

Permodelan subset SETAR dengan optimasi estimasi parameter menggunakan GA yaitu SETAR (2,[1,3,4],[1] yang menghasilkan nilai AIC data in- sample dan MSE data

Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing ‐ masing.. Guru merancang

Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar

Pada bagian ini akan dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, dan ruang lingkup penelitian untuk Perencanaan Strategis Kawasan Pesisir Dan Laut

Bappeda sebagai badan yang memiliki fungsi sebagai pelaksana koordinasi melaksanakan koordinasi horizontal dengan SKPD-SKPD dalam perencanaan di daerah, antara

2003, Tip dan Trik Macromedia Flash MX dengan Action Script, Jakarta, Elex Media Komputindo.. Philipus Erwin, 2007, 20 Teknik Flash Master untuk Macromedia Flash MX 2004 dan

Pertama, bentuk-bentuk per- lawanan kultural yang terdapat dalam puisi Indo- nesia mutakhir ada tujuh bentuk yakni: perlawanan kultural atas ketidakadilan, demoralisasi,

Pengadilan wajib mempertimbangkan keterangan dari korban KDRT, tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping atau pembimbing rohani dalam pemberian tambahan kondisi