• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN ETIKA PROFESI GURU DEVELOPM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN ETIKA PROFESI GURU DEVELOPM (1)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN ETIKA PROFESI GURU

DEVELOPMENT OF TEACHER PROFESSIONAL ETHICS

Latar Belakang

Kebijakan membangun Pendidikan untuk menyiapkan generasi muda bermutu dimasa depan menjadi dambaan banyak bangsa. Kebijakan ini bersifat universal, tanpa pengecualian ideologi negara, berbentuk republik atau kerajaan, suasana konflik atau damai, agama mayoritas penduduk, kondisi dan system perekonomian.

Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam dunia Pendidikan. Ruh Pendidikan sesungguhnya terletak dipundak guru. Bahkan baik bruknya atau berhasil tidaknya Pendidikan hakikatnya ada di tangan guru. Sebab, sosok guru memiliki peranan strategis dalam mengukir peserta didik menjadi pandai, cerdas, terampil, bermoral dn berpengetahuan luas.

The policy to build education to prepare the young generation of high quality in the future is the desire of many nations. This policy is universal, without the exception of state ideology, in the form of a republic or kingdom, an atmosphere of conflict or peace, the religion of the majority of the population, the condition and the system of the economy.

Teacher is one of the most important components in education. Education really lies on the teacher's shoulders. Even either the bruknya or the success or absence of Education is essentially in the hands of teachers. Therefore, the teacher has a strategic role in carving the students become clever, intelligent, skilled, moral and knowledgeable.

(2)

Sehingga perlu adanya pembahasan terkait etika profesi guru, konsep didalamnya serta pengembangan etika profesi guru saat ini,

But now many waves of action demands regarding the professionalism of teachers. The existence of teachers becomes an important part that can not be separated from one unity of pedagogical interaction in the educational management system of education (school). Therefore, the attitude of professionalism in the world of Education (school), not merely assessed formality but must be functional and become the basic principles underlying the operational action. Such a reasonable appointment because in the modern world, especially in global competition, requires a quality sudmber human power and always do self improvisation continuously.

So that the necessary discussion of ethics related to the profession of teachers, the concept therein and the development of professional ethics of teachers today,

Ranah Profesionalisasi Guru

Telah lama berkembang kesadaran public bahwa tidak ada guru, maka tidak ada pula Pendidikan formal. Telah muncul pul akkesadaran bahwa ada Pendidikan yang bermutu, anpa kehadiran guru yang professional dengan jumlah yng mencukupi. Pararel dengan ini muncul pra-anggapan, jangan bermimpi menghadirka guru yang professional, kecuali persyaratan Pendidikan, kesejahteraan, perlindungan, dan pemartabatan mereka terjamin.

Kesadaran untuk menghadirkn guru sebagai sumber daya utama pencerdas bangsa seperti yang disajikan diatas, barangkali sama tuanya dengan sejrah peradaban Pendidikan. Dilihat dari dimensi sifat dan substansinya, setidaknya ada empat ranah (taxonmy) yan tersedia untuk mewujudkan guru yang benar-benar professional. Keempat ranah yag dimaksut adalah sebgai berikut:

1. Penyediaan guru berbasis perguruan tinggi 2. Induksi guru pemula berbasis sekolah

3. Profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi 4. Profesionalisasi guru berbasis individu

(3)

There has long been a growing public awareness that there are no teachers, so there is no formal education. There is a growing awareness that there is a quality education, without the presence of professional teachers with sufficient numbers. Parallels herewith appear pre-assumption, do not dream of presenting a professional teacher, unless the requirements of Education, welfare, protection, and their dignity are assured.

Awareness to attend the teacher as the main resource of the nation's intelligence as presented above, is probably as old as the Education civilization. Judging from the dimensions of nature and substance, there are at least four domains (taxonmy) available to realize a truly professional teacher. The four domains that are being embraced are as follows:

1. Provision of university-based teachers 2. Induction of school-based novice teachers

3. Professionalization of teacher-based institutional initiatives 4. Professionalization of individual-based teachers

Model Pengembangan Profesi Guru

1. Pembinaan dan pengembangan profesi Guru

Pembinaan dan pengembangan profesi guru merupakan kewajiban sekolah dalam rangka menempatkan guru sebagai mitra profesi yang bergerak pada pelayanan jasa. Karenanya, pimpinan sekolah dalam hal ini memegang peranan penting untuk memegang secara berkesinambungan.

Untuk menjaga mutu pembelajaran, lembaga pendidikan harus berupaya memberikan pembinaan dan pengembangan profesi guru. Upaya ini dilakukan untuk memberikan dorongan para guru agar tetap mempunyai semangat dan motivasi yang sama dalam mengemban tugasnya sebagai tenaga pendidik.

(4)

Upaya dan kreativitas kepala sekolah dalam rangka melakukan pembinaan dan pengembangan profesionalisasi guru misalnya dapat melalui penugasan.

Teacher Professional Development Model

1. Development and development of the Teacher profession

Guidance and professional development of teachers is the obligation of schools in order to place the teacher as a professional partner engaged in service. Therefore, the school leadership in this case plays an important role to hold on an ongoing basis.

To maintain the quality of learning, educational institutions should strive to provide guidance and professional development of teachers. This effort is done to encourage teachers to keep the same spirit and motivation in carrying out their duties as educators.

In order for teacher development and development, school leaders determine differentiated but inseparable aspects, and thus should be given the opportunity to develop naturally. Efforts and creativity of the principal in order to conduct guidance and professional development of teachers for example can be through the assignment.

Penugasan tersebut merupakn bagian dari kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu guru dala melaksanakan tanggung jawabnya kepada sekolah dan lebih-lebih yang berkenan dengan sistem pelayanan pada peserta didik.tugas-tugas yang diberikan kepada guru sesungguhnya tidak lepas dari proses pembinaan dan sekaligus pengembangan karier guru, serta demi mengefektifkan kegiatan proses administrasi sekolah.

Proses penugasan yang diberikan kepada masing-masing guru mendapat kewajiban melaksanakannya dan melaporkan atau mendiskusikan bersama guru lain, untuk mencari masukan dan kritik. Kekurangan-kekurangan yang ada kemudian disempurnakan lagi. Dengan demikian, guru semakin memeperoleh penambahan wawasan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya tugas-tugas yang diembannya.

(5)

keantusiasan guru. Namun jika ini disadari dan dilaksanakan secara berkesinambungan, maka proses untuk meningkatkan kualitas lulusan sekolah akan tetap berkembang dan semakin baik.

The assignment is part of the school policy in order to improve the quality of teachers in carrying out their responsibilities to the school and more so with the system of service to the students. The tasks assigned to teachers really can not be separated from the process of coaching and career development of teachers, as well as for streamlining school administration processes.

The assignment process given to each teacher has the obligation to implement it and report or discuss with other teachers, to seek input and criticism. The deficiencies are then refined. Thus, the teacher increasingly memeperoleh knowledge insight knowledge about how should the tasks that diembannya.

Guidance and professional development of teachers is the responsibility of the principal. But all the efforts undertaken depend on the willingness and keantusiasan teachers. However, if this is realized and implemented continuously, then the process to improve the quality of school graduates will continue to grow and better.

Peningkatan mutu pembelajaran memang bukan semata-mata menjadi tugas guru, namun sesungngguhnya menjadi tugas dan tanggung jawab semua komunitas dilingkungan sekolah. Sehingga komitmen ini juga dilakukan dengan merekrut tenaga guru baru minimal harus berstatus dan berjenjang sarjana (S-1), dan harus ditekuninya. Kualitas tenaga guru memang menjadi kunci utama menuju suksesnya mutu sekolah, sehingga kalau dimulai dari gurunya maka nuansa akademik yang ada disekolah akan menjadi harapan dan kebanggaan para siswa yang belajar.

(6)

Improving the quality of learning is not solely the task of teachers, but actually becomes the duty and responsibility of all communities in the school environment. So this commitment is also done by recruiting new teachers must be at least graduate status and tiered (S-1), and must be dilekinya. The quality of teachers is a key to the success of school quality, so if starting from the teacher then the academic nuances that exist in the school will be the hope and pride of students who learn.

Such activities are intended to enable teachers to understand matters relating to their duties and functions in school. Teachers are encouraged to utilize and optimize all media and facilities provided by the school. However, everything will be upheld to the willingness and ability of teachers in this utilize or operationalize these sources.

2. Partisipasi pada Kegiatan Ilmiah

Salah satu upaya untuk mengembangkan profesionalisme guru adalah dengan cara mengikutkan mereka terhadap kegiatan-kegiatan ilmiah. Model pengembangan ini merupakan terobosan yang efektif bagi guru agar mereka selalu update dengan kebutuhannya. Model ini, dapat dijalankan melalui bentuk kerjasama antar sekolah (negeri dan swasta) yang mempunyai kesamaan visi dalam hal pengembangan profesi guru.

Untuk meningkatkan aktifitas performance profeional, para gurumemmang tidak boleh merasa cukup dengan pengetahuan yang telah dimiliki selama in. sehingga untuk itu, upaya pengembangan profesi guru harus selalu dilakukan setiap saat dengan melalui kegiatan-kegiatan ilmiah untuk memacu dan menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi para guru. Kegiatan deikian ini sejatinya adalah untuk mendorong dan memotivasi kreatifitas para guru tetap menjadi prioritas utama.

(7)

2. Participation in Scientific Activities

One effort to develop teacher professionalism is to include them in scientific activities. This development model is an effective breakthrough for teachers to keep them updated with their needs. This model, can be run through a form of cooperation between schools (public and private) that have the same vision in terms of teacher professional development.

To enhance profeional performance activities, gurumemangers should not be satisfied with the knowledge they already possessed. so for that, the professional development of teachers should always be done at all times through scientific activities to spur and increase new knowledge and insight for teachers. This is the true activity to encourage and motivate the creativity of teachers remains a top priority.

The development model should be poured into a sustainable school policy. Educators are given the opportunity to attend scientific activities. Scientific activities meant here are all activities related to the teaching profession, such as the advancement of educational insight, teacher skills, materials or curriculum, school administration, and so on. Scientific activities can be done with various forms of activities.

Bentuk kegiatan ilmiah tersebut antara lain, Pertama, program lokakarya. Untuk peningkatan guru yang sifatnya khusus, kepala sekolah harus mengikutkan para guru supaya terlibat pada kegiatan lokakarya. Kegiatan ini dimaksudkan agar para guru mempunyai dampak yang nyata terhadap peningkatan kemampuan guru. Melalui kegiatan penataran para guru diusahakan memperoleh pengetahuan baru yang berhubungan dengan pemahaman proses belajar mengajar, penguasaan bahan pengajaran, kemampuan untuk mengidentifikasi dan mancapai maksud-maksud penting dalam proses pembelajaran, wawasan tentang metode-metode menagajar dan pengalaman \-pengalaman belajar yang diminta dalam perbuatan mengajar yang kompeten, dan efektivitas dalam bekerja denganmurid maupun anggota staff pengajar ek arah pencapaian tujuan-tujuan organisasi sekolah secara maksimal.

(8)

terapan. Guru-guru yang mengajar bidang studi terapan mendapat prioritas lebih untuk bisa mengikuti kegiatan workshop. Hasil dari kegiatan ini diharapkan para guru dapat mengambangkan proses pembelajaran secara lebih baik dan mengarah kepada pembelajaran yang bersifat aplikatif.

Ketiga, seminar. Untuk meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah harus berupaya melibatkan guru pada kegiatan seminar. Kegiatan ini dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi. Bagi guru yang mengikuti kegiatan tersebut diharapkan dapat memperoleh tambahan pengetahuan baru, dan bagi yang telah mengikuti seinar diharuskan menginformasikannya kepada semua guru.

The forms of scientific activities include, First, the workshop program. For teacher-specific improvement, the principal should include teachers to be involved in workshop activities. This activity is intended for teachers to have a real impact on teacher capacity building. Through upgrading activities teachers are endeavored to acquire new knowledge related to understanding of teaching and learning processes, mastery of teaching materials, the ability to identify and achieve key goals in the learning process, insights into learning methods and experiences learned in action competent teaching, and effectiveness in working with teachers and faculty members in the direction of achieving the goals of the school organization to the fullest.

Second, workshop activities. Head as well can also include teachers in the field of study in a workshop, especially for teachers who apply field of applied studies. Teachers who teach applied subject areas get more priority to participate in workshop activities. The result of this activity is expected the teachers can float the learning process better and lead to the learning that is applicative.

Third, the seminar. To improve the professionalism of teachers, principals should seek to involve teachers in seminars. This activity can work with universities. For teachers who participate in the activity are expected to gain additional new knowledge, and for those who have followed the seminar is required to inform all teachers.

(9)

Untuk meningkatkan mutu profesi, pimpinan kepala sekolah sering menmpuh melalui forum organisasi profesi. Yaitu cara pimpinan untuk mengaktifkan para guru kedalam berbagai kegiatan, seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Kelompok Kerja Guru (KKG). Keterampilan guru dalam forum tersebut merupaan tahapan penting bagi guru untuk membangun sikap profesionalnya dalam bidang materi.

Menyadari kan pentingnya kegiatan tersebut, kepala sekolah melibatkan guru pada kegiatan MGMP. Orientasi yang diharapkan sekolah dari kegiatan seperti ini, yaitu agar tenaga pendidikan dapat lebih mendalami dan penguasai terhadap materi yang ditekuninya.

Untuk itu, dalam meningkatkan kompetensi guru di bidangnya, sekolah menempatkan MGMP sebagai strategi untuk membenahi kemampuan bidang keahlian secara terus-menerus. Sejalan dengan upaya tersebut, dalam mengembangkan profesi guru dibidang materi, pemimpin sekolah mengharuskan para guru bidang studi benar-benar dapat berkecimpung langsung dan memperoleh hasil yang maksimal melalui kegiatan-kegiatan yang ada.

Sebagai tenaga ahli pengajar, praktik dalam bidang studi atas program latihan tertentu, dan sebagai personel yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa, peran guru mata pelajaran secara wajar dituntut untuk lebih professional pada bidang dan tugasnya.

3. Enabling Master in Professional organizations

To improve the quality of the profession, principal leaders often menmpuh through forums of professional organizations. It is the leader's way of enabling teachers into various activities, such as the Subject Teacher Consultative (MGMP) or Teacher Working Group (KKG). Teacher skills in the forum are important stages for teachers to build their professional attitude in the material field.

(10)

Therefore, in improving the competence of teachers in the field, schools put the MGMP as a strategy to fix the ability of the field of expertise on an ongoing basis. In line with these efforts, in developing the profession of teachers in the field of material, school leaders require teachers of the field of study can really dive directly and obtain maximum results through existing activities.

As a faculty member, practice in the field of study of a particular training program, and as a daily person directly related to the student, the role of the subject teacher is reasonably required to be more professional in the field and task.

Peningkatan profesionalisme guru dalam MGMP digunakan antara lain; pertama, untuk pertemuan (sillaturrahim) antara sesama profesi guru yang memiliki keahlian yang sama untuk saling engenal, bertukar pikiran dan berdiskusi berkaitan dengan bidangnya. Kedua, sebagai forum khusus yang difungsikan untuk memecahkan berbagai problem yang menyangkut keprofesian. Ketiga, sebagai wahana untuk peningkatan mutu profesi dibidangnya masing-masing.

Dengan mengaktifkan para guru dalam kegiatan MGMP, maka seorang guru dengan cepat menegetahui masalah-masalah yang selalu dalam profesinya dan mampu mencari alternative cara pemecahan sendiri. Sebagai guru bidang studi, masalah yang sering muncul adalah bagaimana cara mendidik siswa dalam kelas dengan tepat, bagaimana menghadapi siswa yang mengalami hambatan belajar dan bagaimana kerjasama yang baik antara komponen yang bertanggungjawab dalam pendidikan, dan seterusnya. Persoalan-persoalan seputar guru tersebut dapat dipecahkan dengan melalui kegiatan MGMP.

(11)

Increased professionalism of teachers in the MGMP is used, among others; first, for a meeting (sillaturrahim) between fellow teacher professions who have the same expertise to engage each other, exchange ideas and discuss in relation to their field. Second, as a special forum that functioned to solve various problems related to profession. Third, as a vehicle for improvement of professional quality in their respective fields.

By enabling teachers in MGMP activities, a teacher quickly identifies problems that are always in his profession and are able to find alternative ways of solving themselves. As a teacher in the field of study, problems that often arise are how to educate students in the classroom exactly, how to deal with students who experience barriers to learning and how good cooperation between components responsible in education, and so on. The problems surrounding the teacher can be solved through the MGMP activities.

The process of developing the professional proficiency of teachers through the MGMP venue is directed to a variety of experiences regarding teaching and teaching materials. Something that the teacher trained through the MGMP was then applied to the learning activities in the school. This effort is quite effective especially for young teachers (inexperienced) to obtain strategic tips to overcome the problem of teaching materials, methods, and others.

Upaya Guru dalam Pengembangan Sikap Profesional 1. Penguasaan dan Pengembangan materi

Sebagai seorang yang berprofesi guru, upaya melakukan penguasaan dan pengembangan materi pelajaran meruoakan esensi yang sangat menentukan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Salah satu diantara sekian banyak sikap professional dapat ditilik dari uoaya-upaya apa saja yang seharusnya dilakukan guru dalam menguasai, memahami dan mengembangkan materi pelajaran tersebut.

(12)

untuk meningkatkan mutu hasil pembelajarannya sangat dipengaruhi oleh sikap professional mengajar dan tingkat penguasaan terhadap materi dan peserta didik.

Upaya untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran membutuhkan sebuah keahlian dan keilmuan yang jelas. Seperti yang terkandung dalam cirri-ciri profesi ataupun prpofesioanal bahwa salah satu ukuran kualifikasi profesionalisme guru adalah tuntutan adanya keahlian atau keterampilan yang jelas, bukan profesi yang masih samar-samar. Sudah menjadi keharusan ilmiah, bahwa mengemban tugas sebagai profesi guru harus memililki seperangkat pengetahuan, keterampilan dan jiwa kependidikan yang mumpuni. Sebagai salah satu penilian terhadap kualifikasi guru bidang studi maka dapat ditilik dari segi relevansi, antara keahlian atau keilmuan guru dengan materi bidang studi yang dipegang dan diembannya.

Master's Efforts in the Development of Professional Attitudes 1. Mastery and Development of material

As a teacher profession, the effort to master and develop the lesson material is the most crucial essence, especially in teaching and learning process. One of the many professional attitudes can be traced from what efforts should be done by teachers in mastering, understanding and developing the subject matter.

Successful implementation of education is determined by how far the readiness of teachers in preparing the subject matter and at the same time preparing students through the process of teaching and learning. Therefore, the teacher's strategic position to improve the quality of learning outcomes is strongly influenced by the professional attitude of teaching and the level of mastery of the material and learners.

(13)

Prespektif ini sangat penting bagi kemajuan sekolah dalam rangka mengefektifkan proses pembelajaran kepada peserta didik. Sebab, dalam proses belajar mengajar seorang guruberkewajiban untuk memberikan pelayanan kepada siswa dengan sebaik-baiknya. Bidang keahlian guru seharusnya sesuai dengan bidang studi yang mereka ajarkan, meski hal ini tidak satu-satunya. Kesesuaian keahlian yang dimiliki guru dengan bidang yang diajarkan akn semakin emmberikan motivasi, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada peserta didik. Kepada diri sendiri akan merasa lebih oercaya diri(self confidance) dalam mendemonstrasikan kemampuannya.

This perspective is very important for the progress of the school in order to streamline the learning process to the learners. Because, in the process of learning to teach a guruberkajib to provide services to students with the best. The areas of teacher expertise should be in accordance with the subject area they teach, although this is not the only one. The suitability of the expertise that the teacher has with the field being taught will be more motivated, both to himself and to the learners. To self will feel more confidence (self confidance) in demonstrating its ability.

a. Upaya Guru dalam Memahami Materi

Selain penguasaan terhadap meteri ajar, para guru juga dotuntut untuk meningkatkan pemahaman materi. Sebuah aspek kompetensi yang harus selalu dikedepankan guru dalam rangka menjunjung tinggisikap profesionalnya. Apa yang dsebut dengan professional development competency areas, pada diri guru dalam hal ini dapat dilihat dari aspek pemahaman.

Pemahaman terhadap materi merupakan salah satu aspek substantive untuk menambah keluasan pengetahuan guru. Seorang guru yang mampu meningkatkan pemahamanmateri dengan swmpurna akan semakin luwes dalam menghadapi situasi san kondisi aktivitas belajar mengajar. Semakin sempurna atau luas pemahaman terhadap materi, maka tugas dan kewajiban guru akan semakin emberikan arti bagi peserta didiknya.

(14)

memiliki signifikansi dengan materi ajar. Kedua, para guru hanya memfokuskan pada sumber bacaan dari buku acuan/ajar. Ketiga, para guru melakukan aktivitas pemahaman dengan cara memebentuk diskus bersama guru bidang materi.

Upaya paling utamayang diminati guru dalam meningkatkan pehaman yterhadap materi ajar yaitu dengan cara memeprkaya sumber bacaan buku-buku lain yang relevan dengan materi yang diajarkan, selain juga dengan cara diskusi dengan teman sesama guru bidang studi, dan yang sngat dominan diminati oleh guru, yaiyuhanya terfokus pada sumber bacaan buku acuan saja.

Sementara itu, bagi guru yang berupaya meningkatkan pemahamannya secara keseluruhan masih belum tampak menggembirakan. Ketiga pola acuan tersebut, sebetulnya tidak dapat dipisahkan. Bahkan, ketika guru ingin berusaha memperbaiki pemahamannya terhadap materi, maka hal tersebut pasti secara langsung atau tidak, dengan otomatis akan menjadi acuan

a. Master's Efforts in Understanding Matter

In addition to mastery of teaching metrics, teachers are also dotuntut to improve the understanding of the material. An aspect of competence that should always put forward the teacher in order to uphold his professional attitude. What is called the professional development competency areas, in the teacher in this case can be seen from the aspect of understanding.

Understanding of matter is one substantive aspect to increase the breadth of teacher knowledge. A teacher who can improve the understanding of the material with swmpurna will be more flexible in facing the situation san condition of teaching and learning activities. The more perfect or widespread understanding of the material, the duties and obligations of teachers will increasingly give meaning to learners.

(15)

the teachers do the activities of understanding by way of memebentuk discus with teachers in the material field.

The most important efforts that teachers are interested in improving the understanding of teaching materials is by memeprkaya sources of reading books other relevant to the material taught, as well as with the way of discussion with fellow teachers in the field of study, and the sngat dominant interest by teachers, yaiyuhanya focused on reference books only.

In the meantime, for teachers who seek to improve their overall understanding it still does not look exhilarating. The three reference patterns are, in fact, inseparable. In fact, when the teacher wants to try to improve his understanding of the material, then it must be direct or not, will automatically become a reference

b. Upaya Guru dalam Pengembangan Materi

Kegiatan pengembangan materi termasuk bagian dari tugas guru dalam memberikan pengayaan terhadap peserta didik. Upaya pengembangan materi yang dimaksud disini yaitu bagaimana cara guru dalam memeperkaya sumber materi baik yang termasuk pengetahuan maupun informasi yang akan disampaikan kepada siswa. Aktivitas ini diharapkan kepada guru supaya tidak hanya terbatas pada satu sumber acuan/bacaan. Upaya pengembangan materi sangat penting untuk dilakukan guru untuk mengedepankan kualitas pembelajaran yang terjadi pada aktivitas sekolah.

Dalam proses belajar mengajar, pengembangan terhadap bahan ajar atau materi telah menjadi tugas semua guru. Pengembangan tersebut diperlukan dalam rangka untuk menyelaraskan antara materi yang ada dengan oerubahan dan perkembangan, baik yang terkait dengan pola pikir siswa, maupun keterbatasan materi itu sendiri. Karena itu, dalam hal ini pengembangan adalah proses, cara perbuatan mengembangkan secara teratur kea rah yang lebih maju, efektif, dan berdayaguna.

(16)

ada di buku ajar, memberi tugas membaca kepada siswa selain yang ada di buku ajar, memperbanyak buku-buku pegangan, serta membuat dokumentasi bacaan tambahan dan audio visual, seperti clipping, foto grafis/gambar, pemutaran VCD hasil temuan penelitian, dan lain-lain.

b. Master's Efforts in Material Development

Material development activities include part of the teacher's task of providing enrichment to learners. Efforts to develop the material in question here is how the teacher in memeperkaya source material both including knowledge and information to be submitted to students.

This activity is expected for teachers to be not limited to only one source of reference / reading. Efforts to develop the material is very important for teachers to put forward the quality of learning that occurs in school activities.

In the process of teaching and learning, the development of teaching materials or materials has become the task of all teachers. Such development is necessary in order to harmonize the existing material with changes and developments, both related to the student's mindset, as well as the limitations of the material itself. Therefore, in this case development is the process, the way the deed develops regularly kea rah more advanced, effective, and efficient.

The teacher's activity in the development of the material is to give additional notes that are supplemental, or add something that is not in the textbook, give the task of reading to students other than in the textbook, reproduce the handbooks, and create additional reading and audio documentation visual, such as clipping, photo graphics / drawings, VCD playback research findings, and others.

2. Mengembangkan Metode Pembelajaran

(17)

metode apa yang sekiranya sesuai dengan kondisi materi pelajaran, tingkatan kemampuan siswa, atau bahkan kondisi kelas/lingkungan, dan seterusnya.

Metode adalah cara dan gaya (method and style) yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Adapun yang dimaksud dengan metode disini yaitu cara, teknik atau pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar disekolah. Kegiatan proses belajar mengajar disekolah tidak dapat berjalan dengan sendirinya, tanpa dukungan cara, gayaatau pendekatan yang sangat memadahi. Oleh karena itu, metode adalah satu kesatuan yang melekat pada diri pribadi guru.

Menyadari begitu pentingnya metode, tugas guru sebagai fasilitator berkewajiban dapat menggunakan cara atau teknik penyampaian pesan kepada siswa dengan tepat. Dengan kerangka inilah guru bisa berharap tujuan pesan yang hendak disampaiakan kepada peserta didik dapat tercapai dengan maksimal. Bahkan, sukses tidaknya interaksi guru dengan siswa sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh metode.

Sehingga aspek metode merupakan inti yang menentukan tercapaianya sebuah tujuan kegiatan, yakni tujuan pembelajaran. Sebagaimana diketahui bahwa metode pembelajaran telah tersedia bermacam-macam jenis. Hanya saja bagaimana cara menggunakan dan memilih metode yang paling tepat. Penggunaan metode sesungguhnya tidak terlepas dari beberapa hal: pertama, keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan, dan perbedaan individual dan jumlah siswa. Kedua, tujuan yang hendak dicapai, jika tujuannya pembinaaan daerah kognitif maka etodenya juga yang relevan dengan tujuannya. Ketiga,situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan. Keempat,alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan. Kelima, kemampuan dan pengalaman mengajar tentu saja sangat menentukan, baik itu mencakup kemampuan sisik, maupun keahlian atau keterampilan.

2. Developing Learning Methods

(18)

determine the success of an educational learning process. In the implementation of teaching and learning process, the teacher is always faced with a "choice" of what method if appropriate with the condition of the subject matter, the level of student ability, or even the condition of the class / environment, and so on.

Method is the way and style (method and style) used to convey messages or information to the communicant. The meaning of the method here is the way, techniques or learning approach used by teachers in delivering the material in the process of teaching and learning in school. The activities of teaching and learning process in school can not run by itself, without the support of the way, style or approach that is very satisfactory. Therefore, the method is a unity attached to the teacher's personal self.

Recognizing the importance of the method, the teacher's duty as a facilitator is to be able to use the proper way or technique of delivering the message to the students. With this framework the teacher can expect the purpose of the message to be conveyed to the learners can be achieved with the maximum. In fact, the success or failure of teacher interaction with students is strongly influenced and determined by the method.

So the method aspect is the core that determines the achievement of an activity goal, that is learning objectives. As is known that the learning method has been available various types. It's just how to use and choose the most appropriate method. The use of real methods is inseparable from several things: first, the state of the pupil that includes consideration of the level of intelligence, maturity, and individual differences and the number of students. Second, the goal to be achieved, if the purpose of cognitive area development of the etiquette is also relevant to the purpose. Thirdly, situations that include general things such as classroom situations, environmental situations. Fourth, the tools available will influence the choice of method to be used. Fifth, the ability and experience of teaching is of course very decisive, whether it includes the ability of scales, as well as skills or skills.

(19)

Berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada, bahwa metode yang sering dipakai guru adalah metode kombinasi, campuran, gabungan atau eklektik. Adapun metode yang mereka sebut-sebut adalah metode ceramah, demonstrasi, diskusi, pemberian tugas, Tanya jawab, praktikum, eksperimen, problem solving, dan lain-lain.

Apresiasi guru terhadap penggunaan metodekombinasi, yaitu metode yang digunakan harus sesuai dengan pokok bahasan atau materi yang akan disampaikan. Karena itu, metodenya bisa berubah-ubah dan tentu saa harus mengaitkan dengan suasana kelas, aktivitas, fasilitas dan sarana prasarana sekolah.

Dalam proses belajar mengajar sangat dibutuhkan sebuah suasana yang menarik dan menyenangkan. Berbicara mengenai menarik dan menyenangkan. Berarti harus menyentuh pada persoalan performance atau kepribadian yang ada pada pribadi guru. Oleh sebab itu, agar tidak kehilangan performance-nya, maka upaya untuk meningkatkan pengembangan metode mutlak diperlukan oleh seorang guru.

Efektif tidaknya suatu proses kegiatan pembelajaran disekolah banyak ditentukan oleh intensitas guru. Supaya bisa berjalan secara intesnsif, maka guru dituntut memiliki metode yang kreatif untuk menciptakan kreasi-kreasi baru yang mampu menghidupkan suasanabelajar siswa. Oleh karena itu, disinilah perlunya pengembangan metode itu dilakukan oleh seorang guru. Guru tidak boleh berhenti dari pengembangan metode yang dipakai.

Untuk melihat lebih jauh, para guru mengembangkan metode pembelajarn dengan cara berbeda-beda. Adapun cara yang merek atempuh yaitu: pertama, mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan yang sifatnya insidentil. Kedua, membaca buku-buku tentang metode pembelajran yang relevan. Ketiga, dengan cara berdiskusi dan saling tukar menukar ide, pengalaman terhadap sesama teman guru merupakan cara yang sangat efektif untuk mengembangkan dan memperkaya wawasan metode.

(20)

Based on existing facts or facts, the method often used by teachers is a combination, mixed, combined or eclectic method. The methods they mention are lecture, demonstration, discussion, assignment, questioning, lab, experiment, problem solving, and so on.

The teacher's appreciation of the use of methodologies, ie the method used must be in accordance with the subject or the material to be submitted. Therefore, the method can be volatile and of course must relate to the classroom atmosphere, activities, facilities and school infrastructure.

In the process of learning to teach is needed an interesting and fun atmosphere. Talk about interesting and fun. Means must touch on the issue of performance or personality that is in the personal teacher. Therefore, in order not to lose his performance, then efforts to improve the development of methods is absolutely required by a teacher.

The effectiveness or absence of a process of school learning activities is largely determined by the teacher's intensity. In order to be able to walk intensively, then the teacher is required to have a creative method to create new creations that are able to turn on the atmosphere of students. Therefore, this is where the need for the development of the method is done by a teacher. Teachers should not stop the development of the methods used.

To see further, teachers develop different methods of learning. The way the brands atempuh are: first, follow the training activities that are incidental. Second, read books on relevant learning methods. Third, by discussing and exchanging ideas, the experience of fellow teachers is a very effective way to develop and enrich the insights of the method. 3. Menembuhkan Kepribadian Siswa

(21)

Menumbuhkan kepribadian siswa tentu saja membutuhkan proses dan sekaligus memerlukan kesabaran yang tinggi. Disinilah perlunya interaksi guru dan siswa secara komunikatif dan berkelanjutan. Interaksi itu bisa langsung melalui proses pembelajaran dikelas dan juga di luar kelas.

Dalam meningkatkan pengembangan kepribadian siswa, para guru berkewajiban membimbing siswa dengan penuh dedikasi. Adapun upaya guru dalam menumbuhkan siswa, yaitu: pertama, para guru memberi nasehat dan wejangan disela-sela proses belajar mengajar. Pada waktu pembukaan guru sambil mengkondisikan siswa memulai materi pembelajaran. Kedua,menerapkan kedisiplinandalam belajar. Para guru berusaha keras untuk mendisiplinkan para siswa tepat waktu dalam engikuti aktivitas belajar mengajar. Ketiga, para guru ikut memecahkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Keempat, membiasakan memulai pelajaran dengan do’a dan nasehat agama.

3. Healing the Student Personality

One of the strategic roles that teachers have to do in the learning process is to develop student personality attitudes. Because, teachers in school are seen as a substitute for parents, who are obliged to direct, motivate and embeimbing learners to grow and develop the soul of his personality. Especially in the increasingly free present, the task of the teacher will increasingly determine the future of the student.

Growing the personality of the students of course requires a process and also requires a high level of patience. This is where the need for interaction of teachers and students in a communicative and sustainable. The interaction can be directly through the process of learning in the classroom and also outside the classroom.

(22)

Orientasi Pengembangan Profesionalitas Guru

Seperti yang terlihat, terdengar dan mungkin telah mnejadi fakta bahwa kondisi guru disetiap sekolah pada umumnya, dan termasuk disekolah islam seringkali dikesankan dari sikap profesionalisme. Akhur-akhir ini, ada beberapa hal yang menjadi sorotan utama utama dalam pembicaraan yaitu mengenai masalah mutu profesi guru.1

Menurut William Castetter,2 pengembangan dapat diphami sebagai upaya individu untuk

menumbihkan dirinya sendiri supaya mengembangkan tugas kewajibannhya, terutama pendidik yang belum mempunyai standart in servis education, seperti pendidik yang belum memenuhi persyaratan baik dari segi penguasaan bahan, maupun metodologi dalam melaksanakan tugasnya. Sementara dalam pandangan Edwin B. Flippo3 prmgembangan dapat memberikan dampak

positif baikkepada dirinya sendiri maupun kepada institusi, jadi esensi yang dikemukakan oleh kedua pandangan diatas, bahwa pengembangan merupakan tuntutan yang harus dijalankan supaya menambah keluasan dan kefektifan dalam menjalankan tugasnya.

Mengingat beratnya tugas yang dijalankan, maka proses pengembangan profesionalisme merupakan upaya untuk meringankan bagian-bagian dari tugas yang dipikulnya. Sehingga untuk melakukan pengembangan harus berangkat dari komitmen dan semangat yang serius. Kalau pengembangan dipahami sebagai komitmen pembenahan diri maka akan muncul motivasi dan orientasi yang positif. Namun jika pengembangan hanya dipahami sebagai formalitas, maka akan muncul kejenuhan dan membosankan.

Pengembangan profesionalitas guru dilembaga pendidikan seringkali belum sepenuhnya dapat berjalan secara signifikan. Hal ini diakibatkan adanya ketergantungan guru terhadap pimpinan sangat tinggi, sementara manajemen kepemimpinan sekolah kurang kondusif sehingga justru tidak berjalan secara fungsional. Selain itu, motivasi yang masih rendah juga menyelimuti di kalangan guru, khususnya mereka yang eksistensinya belum jelas.

1 Muchtar Buchori, Sektrum Problematika Pendidikan dii Indonesia, (Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1994),hlm.93

2 Willian,B.Castetter, The Personnel Fungsion In Educational Administrasi, (New York Mac

Millan Publishing co, 1981), hlm.312.

3 Edwin B. Flippo, Personel Management, (Singapiura: McGraw Hill Company Singaphore

(23)

Berdasarkan persoalan tersebut diatas, maka tidak bisa dipisahkan apabila banyak sekolah yang mutunya rendah. Mutu yang rendah, salah satu penyebabnya adalah karena mutu guru yang rendah. Dengan demikinan, permasalahan guru di sekolah harus diselesaikan secara komperhensif menyangkut semu aspek terkait yaitu kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan karier, perlindungan profesi, dan administrasinya.

Dalam konteks kekinian, sumber permasalahan sekolah yang terbesar adalah adanya perubahan, sehingga permasalahan akan senantiasa ada sampai kapanpun. Karena itu, guru di tuntut dapat menyesuaikan dengan perubahan perkembangan yang ada dalam masyarakat. Utuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut maka secara sadar atau tidak diperlukan reorientasi pengembangan profesionalisme guru. Adapun pengembangan profesionalisme guru dapat diarahkan sebagai berikut.

1. Pembenahan Kompetensi Guru

Kompetensi Guru merupakan salah satu ukuran yang ditetapkan bagi seorang guru dalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan menduduki salah satu jabatan fungsional guru, sesuai bidang tugas dan jenjang pendidikannya. Persyaratan yang dimaksudkan adalah penguasaan dalam proses belajar mengajar dan penguasaan pengetahuan. Jabatan fungsional guru adalah kedudukan yangmenunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang guru yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.

Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaankompetensi-kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi-kompetensi penting ajabatan guru tersebut adalah kompetensi bidang substansi atau bidang studi (Profesional), kompetensi bidang pembelajaran (pedagogi), kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan (kepribadian) serta kompetensi bidang hubungan dan pelayanan/pengabdian masyarakat (sosial).

(24)

dengan baik, 5) memotivasi dan memberikan respons, 6) melibatkan siswa dalam aktivitas, 7) mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa, 8) melaksankan dan mengelola pembelajaran, 9) menguasai materi pelajaran, 10) memeperbaiki dan mengevaluasi pembelajran, 11) memeberikan bimbingan, berinteraksi dengan sejawat dan bertanggung jawab kepada konstituen serta, 12) mampu melaksanakan penelitian. 2. Memperluas Jaringan Relasi Profesi

Setelah berbicara tentang pembenahan kompetensi guru, maka pada bagian ini akan dibicarakan mengenai jaringan profesi guru. Maksut dari jaringan profesi guru adalah kesadaran guru terhadap pembentukan kelompok profesi untuk meningkatkan hubungan kerjasama dalam rangka saling memberi danmenukar informasi.

Membangun Budaya Profesionalisme

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara Minat Belajar, Dukungan Sosial, dengan Motivasi Belajar Siswa Yang Tidak Naik Kelas …………. Hubungan antara Minat Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Yang

Eritromisin, penisilin, klindamisin dan makrolida merupakan antibiotik yang efektif terhadap Gram positif Staphylococcus xylosus dengan mekanisme menghambat sintesis

Pluralisme agama menurut Husein Muhammad merupakan suatu keniscayaan yang Tuhan berikan untuk bisa dipahami dan diamalkan oleh umat manusia. Pluralisme

Apabila satu lapangan (struktur) ternyata terletak di dua Kabupaten/Kota atau lebih, maka pembagian (persentase) untuk Kabupaten/Kota yang bersangkutan adalah sesuai dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung fondasi tiang bor dan penurunan yang terjadi pada karakteristik tanah di proyek pembangunan gedung BNI 46

Selain itu, hasil penelitian tersebut juga di dukung oleh Sohail et al (2013) yang menyatakan bahwa pasien stroke dengan kadar HDL yang rendah memilki

Kajian ini merupakan hasil dari analisis terhadap karakter visual arsitektur kawasan permukiman pesisir masyarakat nelayan Desa Kalibuntu , Kecamatan Kraksaan, Kabupaten

Metode yang digunakan pada sistem pendukung keputusan ini adalah metode TOPSIS ( Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution ).Metode TOPSIS merupakan salah