• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan dan Masyarakat Fungsi Pendidi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan dan Masyarakat Fungsi Pendidi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan dan Masyarakat

“Fungsi Pendidikan dalam Stratifikasi Sosial dan Mobilitas Sosial”

Disusun Oleh :

Nama:

1. Ferry Anggriawan (07101002063)

2. Jefry Syafril

(07071002030)

3. Putri Oktarina

(07101002077)

4. Zerry Afrian

(07071002061)

Jurusan

: Sosiologi

Mata kuliah

: Sosiologi Pendidikan

Dosen Pengasuh : Dra. Hj. Rogaiyah, M. SI

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sriwijaya Inderalaya

(2)

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji kami panjatkan kepada Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Berkat rahmat-Nya, saya berhasil menyelasaikan makalah saya yang berjudul Fungsi Pendidikan dalam Stratifikasi Sosial dan Mobilitas Sosial.

Makalah yang saya susun ini merupakan kutipan dari beberapa sumber seperti buku-buku pengantar dan surat kabar di internet yang saya rangkum menjadi sebuah bentuk tulisan yang sistematis, semoga pembaca dapat memahami bahwa perlunya kita mengetahui permasalahan di masyarakat khususnya “Fungsi Pendidikan dalam Stratifikasi Sosial dan Mobilitas Sosial” yang dari tahun ketahun menjadi sorotan di berbagai media massa.

Akhir kata saya berharap makalah ini menjadi inspirasi yang baru untuk karya-karya selanjutnya dan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tentang masalah “Fungsi Pendidikan dalam Stratifikasi Sosial dan Mobilitas Sosial” .Mohon maaf bila dalam makalah ini terdapat kekurangan, oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Inderalaya, Agustus 2011

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar...

2

Daftar Isi...

3

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang...

4

I.2 Rumusan Masalah...

5

I.3 Tujuan...

5

I.4 Kerangka Berpikir...

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Pendidikan...

7

II.2 Konsep Stratifikasi Sosial...

9

II.2.1 Definisi Stratifikasi Sosial...

9

II.2.2 Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial...

10

II.3 Konsep Mobilitas Sosial...

11

II.3.1 Definisi Mobilitas Sosial...

11

II.3.2 Cara Untuk Melakukan Mobilitas Sosial...

11

II.3.3 Hubungan Pendidikan dan Mobilitas Sosial...

12

II.2.4 Pendidikan sebagai Sarana Mobilitas...

12

BAB III PEMBAHASAN

III.1 Stratifikasi social...

15

III.2 Tingkat Pendidikan Dan Tingakat Golongan Sosial...

16

III.3 Pengaruh Pendidikan Terhadap Kelas-Kelas Sosial...

16

III.4 Landasan Teori...

18

III.5 Stratifikasi berdasarkan pendidikan………...

19

BAB IV PENUTUP

IV.1 Kesimpulan...

21

IV.2 Saran...

21

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

A. Arti Definisi / Pengertian Masyarakat.

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.

1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

B. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :

1. Berangotakan minimal dua orang. 2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.

3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.

4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

(5)

Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.

1. Ada sistem tindakan utama.

2. Saling setia pada sistem tindakan utama.

3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.

4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran/reproduksi manusia.

Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua type masyarakat:

1. Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.

2. Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bermasyarakat bidang, kerena pengetahuan modern sudah maju, tekhnologi pun sudah berkembang dan sudah mengenal tulisan.

1.2

Rumusan Masalah

Startifikasi social dan mobilitas tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat, seperti hal nya juga pendidikan dimana dapat mempengaruhi stratifikasi dan mobilitas social. Dalam makalah ini maka dapat dirumuskan suatu masalah:

1. Bagaimana pendidikan mempengaruhi kelas-kelas social yang ada dimasyarakat ?

2. Apa peranan pendidikan dalam mewujudkan mobilitas sosial? 3. Apa fungsi pendidikan dalam stratifikasi social dan mobilitas social?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab dari rumusan masalah yang ada.

1. Untuk mengetahui pendidikan mempengaruhi kelas-kelas social yang ada dimasyarakat

2. Untuk mengetahui peranan pendidikan dalam mewujudkan mobilitas social 3. Untuk mengetahui fungsi pendidikan dalam stratifikasi social dan mobilitas

(6)

1.4 Kerangka Berpikir

Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). Melalui praktik pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya. Dengan demikian, makna pengetahuan dan kebudayaan sering kali dipaksakan untuk dikombinasikan karena adanya pengaruh zaman terhadap pengetahuan jika ditransformasikan.

Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan mempersiapkan masyarakat baru yang lebih ideal, yaitu masyarakat yang mengerti hak dan kewajiban dan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa. Esensi dari tujuan pendidikan nasional adalah proses menumbuhkan bentuk budaya keilmuan, sosial, ekonomi, dan politik yang lebih baik dalam perspektif tertentu harus mengacu pada masa depan yang jelas (pembukaan UUD 1945 alenia 4). Melalui kegiatan pendidikans, gambaran tentang masyarakat yang ideal itu dituangkan dalam alam pikiran peserta didik sehingga terjadi proses pembentukan dan perpindahan budaya. Pemikiran ini mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial (agen perubahan di masyarakat)

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A.Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan-lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan-lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.

Dalam berbagai studi, disebutkan tingkat pendidikan tertinggi yang didapatkan seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya. Menurut penelitian memang terdapat korelasi yang tinggi antara kedudukan sosial yang seseorang dengan tingkat pendidikanyang telah ditempuhnya,meski demikian pendidikan yang tinggi tidak dengan sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi.

(8)

tinggal dirumah elite dan merasa termasuk golongan atas akan mengusahakan anknya masuk universitas dan memperoleh gelar akademis.Sebaliknya anak yang orangtuanya buta huruf mencari nafkahnya dengan mengumpulkan puntung rokok tinggal digubuk kecil, tak dapat diharapkan akan mengusahakan anaknya menikmati perguruan tinggi.

Pendidikan dipercaya menjadi salah satu faktor yang akan mempercepat terjadinya mobilitas sosial. Fungsi pendidikan sebagai sebuah proses penyeleksian untuk menempatkan orang pada masyarakat sesuai dengan kemampuan dan keahlian. Pendidikan menjadi sinkron dengan tujuan mobilitas sosial karena di dalam mobilitas sosial yang terpenting adalah kemampuan dan keahlian seseorang.

Pendidikan hanya akan menempatkan seseorang sesuai dengan potensi dan keahlian yang ia miliki dan karenanya seorang anak buruh misalnya mungkin saja memegang jabatan penting di sebuah perusahaan sekiranya ia memiliki latar belakang pendidikan yang memang sesuai.Akan tetapi, pendidikan dapat mempercepat proses mobilitas social dalam sebuah masyarakat, tentulah harus ada beberapa prasyarat yang memadai. Prasyarat yang pertama adalah adanya kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk memperoleh pendidikan itu sendiri.

Kesempatan yang sama itu tidaklah semata tercantum dalam aspek legal atau hukum belaka, melainkan diwujudkan menjadi sebuah tindakan afirmatif (affirmative action). Yang dimaksud dengan affirmative action yaitu segala tindakan yang bertujuan membantu kelompok-kelompok yang minoritas secara ekonomi, ras, agama, gender, atau kelompok penyandang cacat agar mendapat kesempatan yang sama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, hukum, kesehatan, dan pendidikan. Prasyarat kedua agar pendidikan dapat mempercepat mobilitas sosial adalah meratanya mutu pendidikan antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan, antara sekolah swasta dan sekolah negeri.

(9)

ke atas yang dapat menikmati pendidikan alternatif tersebut sehingga alih-alih mempercepat mobilitas sosial, dengan situasi seperti ini pendidikan justru berpeluang untuk memperlebar jurang perbedaan antara kelompok-kelompok masyarakat.

Ketika kedua prasyarat di atas tersebut dipenuhi, barulah pendidikan memiliki peluang untuk mempercepat proses mobilitas sosial di sebuah negara. Meskipun demikian, beberapa penelitian di bidang sosiologi pendidikan menunjukkan bahwa hubungan antara pendidikan dan mobilitas sosial tidaklah terlalu signifikan.

II.2 Konsep Stratifikasi Sosial

II.2.1 Definisi Stratifikasi Sosial

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).

Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A.Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan-lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan-lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial. Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut :

1. Ukuran kekayaan

(10)

benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

2. Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

3. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.

4. Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

II.2.2 Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial

(11)

Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.

Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran / penghasilan yang tinggi.

II.2 Konsep Mobilitas Sosial

II.2.1 Definisi Mobilitas Sosial

Menurut Paul B. Horton (1991:45), mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack (dalam buku Struktur sosial dan Proses Sosial (Soleman Taneko:1993:112), mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.

II.2.2 Cara untuk melakukan mobilitas sosial

Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut:

1. Perubahan standar hidup

(12)

pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.

2. Perubahan tempat tinggal

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

3. Perubahan tingkah laku

Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.

II.2.3 Hubungan Pendidikan dengan Mobilitas Sosial

Menurut Bahar(1989:37) ada beberapa hal hubungan antara sekolah dengan mobilitas sosial yaitu:

1. Kesempatan pendidikan

Kesempatan pendidikan ini banyak ditentukan oleh faktor-faktor tertentu antara lain kedudukan atau status sosial masyarakat.

2. Mendapatkan pekerjaaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan jenis pekerjaan, akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi dalam pendidikan mendapatkan yang cocok dengan pekerjaannya. Jadi secara singkat hubungan dengan mobilitas sosial dipengaruhi kesempatan memperoleh pendidikan dan kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.

II.2.4 Pendidikan sebagai Sarana Mobilitas

(13)

jenis yang terakhir lebih bisa diandalkan.

Pada pendidikan formal dunia pekerjaan dan dunia status, lebih mempercayai kepemilikan ijazah tanda lulus seseorang untuk naik jabatan dan naik status. Akan tetapi seiring dengan perkembangan individu yang bersifat praktis dari pada harus menghormati kepemilikan ijasah yang kadang tidak sesuai dengan kompetensi sang pemegang syarat tanda lulus itu. Inilah yang akhirnya memberikan peluang bagi tumbuhnya pendidikan-pendidikan nonformal, yang lebih bisa memberikan keterampilan praktis-pragramatis bagi kebutuhan dunia kerja yang tentunya berpengaruh pada pencapaian status seseroang.

Dalam perspektif lain, dari sisi intelektualitas, memang orang-orangberpendidikan lebih tinggi derajat sosialnya dalam masyarakat dan biasanya ini lebih terfokus pada jenjang-jenjang hasil keluaran pendidikan formal. Makin tinggi sekolahnya makin tinggi tingkat penguasaan ilmunya sehingga dipandang memiliki status yang tinggi dalam masyarakat. Maka tingkat pendidikan yang tinggi dapat dikatakan telah mampu mengantarkan seseorang ke arah jenjang lapisan atas di suatu negara berkembang.

1. Pendidikan dan Karier

Spesialisasi pekerjaan yang meningkat mendesakkan permintaan akan spesialis-spesialis berpendidikan tinggi. Hal ini berlaku pada seniman-seniman terkemuka, penulis-penulis profesional dan para cendekiawan yang umumnya tidak hanya mengandalkan hubungan-hubungan keluarga, untuk mencapai sukses atau pada ikatan-ikatan kelas yang penuh dengan penghargaan serta ijasah pendidikan tinggi. Pola ini akan menjadi semakin menentukan juga di kalangan elit di mana hubungan-hubungan demikian memainkan peranan yang menentukan dalam proses mobilisasi.Segi-segi pendidikan mengenai kecenderungan seseorang dapat mencapai karier antara lain melalui jalur pendidikan formal dan magang.

2. Pendidikan Formal

(14)

karena dunia semakin kompleks dan kurang dapat dipahami oleh mereka yang tidak berpengalaman secara teknis, maka pendidikan telah berperan dalam memberi pengarahan baginya berperan dalam masyarakatnya. Semakin tinggi pendidikan formal seseorang akan semakin tinggi kemungkinan status sosial dan perannya di masyarakat.

3. Sistem Magang

Hal nyata dan penting bagi golongan elit dan masyarakat lain adalah keterikatan secara dini dengan pekerjaan, latihan dengan spesialisasi yang diperpanjang serta keterlibatan yang intensif dengan kerja dan sifat-sifat karier yang panjang dalam bidang-bidang yang lainnya telah merupakan faktor penting dalam penguasaan spesialisasi.Kemampuan ataupun promosi dapat dilalui dengan model magang.

Magang kerja telah dapat mengantarkan seseorang menguasai kompetensi kerja sehingga seseorang mendapatkan penghasilan pekerjaan. Selain pendidikan formal yang berjenjang dan magang, seseorang dapat mencapai suatu karier dengan latihan-latihan, baik dalam bentuk on the job training

maupun bentuk latihan-latihan lainnya yang dapat diikuti seseorang dalam pengembangan kariernya.

BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Stratifikasi social

(15)

apakah berlapis-lapis secara vertical dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau tertutup. Soerjono Soekanto (1981:133), menyatakan social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau system berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi social merupakan konsep sosiologi, dalam artian kita tidak akan menemukan masyararakat seperti kue lapis; tetapi pelapisan adalah suatu konsep untuk menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara vertical menjadi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah berdasarkan criteria tertentu. Paul B Horton dan Chester L Hunt ( 1992: 5 ) menyatakan bahwa stratifikasi social merupakan system peringkat status dalam masyarakat. Peringkat memberitahukan kepada kita adanya demensi vertical dalam status social yang ada dalam masyarakat.

Kriteria apa saja yang dikemukakan oleh para ahli berkaitan dengan demensi secara vertical ini. Paul B Horton ( 1982 : 4) mengatakan bahwa Dua ribu tahun yang lalu Aristoteles mengemukakan bahwa penduduk dapat dibagi ke dalam tiga golongan: golongan sangat kaya, golongan sangat miskin dan golongan yang berada diantara mereka. Menurut Karl Marx, kelas social utama terdiri atas golongan proletariat, golongan kapitalis (borjuis) dan golongan menengah (borjuis rendah).Pendapat di atas merupakan suatu penggambaran bahwa stratifikasi social sebagai gejala yang universal, artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga keberadaanya pasti akan di dapatkan pelapisan social tersebut. Apa yang dikemukakan Aristoteles. Karl Marx adalah salah satu bukti adanya stratifikasi social dalam masyarakat yang sederhana sekalipun. Kriteria jenis kekayaan dan juga profesi pekerjaan merupakan criteria yang sederhana, sekaligus menyatakan bahwa dalam masyarakat kita tidak akan menemukan masyarakat tanpa kelas.

III.2 Tingkat Pendidikan Dan Tingakat Golongan Sosial

(16)

melanjutkan pelajarannya sampai perguruan tinggi.Sementara orang yang termasuk golongan atas beraspirasi agar anaknya menyelesaikan pendidikan sampai perguruan tinggi.Orang yang berkedudukan tinggi, bergelar akademis, yang mempunyai penapatan besar tinggal dirumah elite dan merasa termasuk golongan atas akan mengusahakan anknya masuk universitas dan memperoleh gelar akademis.Sebaliknya anak yang orangtuanya buta huruf mencari nafkahnya dengan mengumpulkan puntung rokok , tinggal digubuk kecil, tak dapat diharapkan akan mengusahakan anaknya menikmati perguruan tinggi.

Ada 2 faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan seorang anak, Yaitu: 1.Pendapaan orang tua.

2.Kurangnya perhatian akan pendidikan dikalangan orangtua. 3.Kurangnya minat si anak untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

III.3 Pengaruh Pendidikan Terhadap Kelas-Kelas Sosial

Pendidikan memiliki peran alokasi dan distribusi sumber social, melalui distribusi lapangan kerja. Orang mengisi suatu lapangan kerja atas dasar kemampuan atau keahlian yang dimilikinya. Kemampuan atau keahlian tersebut diperoleh melalui pendidikan dan latihan atau pengalaman dalam lingkungan keluarga, sekaolah atau masyarakat.

Mengenai hubungan antara status social keluarga dengan pendidikan mempunyai perbedaan kedudukan dalam lapisan social berkaitan dengan perbedaan persepsi dan sikap serta cita-cita dan rencana pendidikan.Keberhasilan suatu pendidikan individu ini tidak terlepas dari dukungan dan kemampuan orang tua dalam menyediakan fasilitas-fasilitas pendidikan yang diperlukan. Akan tetapi pendidikan yang memadai mungkin sangat sulit didapatkan oleh keluarga lapisan kelas bawah.

Pada lingkungan Sekolah , kualitas sekolah itu berbeda-beda dilihat dari segimanapun, hal itu pun telah menjadi pengetahuan umum. Oleh karena tuntutan atau persyaratan untuk memasuki suatu sekolah berlainan menurut kualitas sekolah yang bersangkutan, dan kemampuan serta kemauan orang tua untuk memenuhinya juga berbeda-beda menurut strata sosialnya, maka terdapatlah kecendrungan bahwa orang dari strata rendah akan memasukan anak-anaknya kesekolah yang persyaratannya tidak terlalu berat. Akan tetapi sekolah yang demikian itu kurang bermutu. Sebaliknya orang dari strata menengah selalu berusaha untuk bisa menyekolahkan anaknya kesekolah yang bermutu tinggi.

(17)

jelaslah bahwa masa depan anak-anak dari lapisan social rendah akan kurang lebih cera jika dibandingkan anak-nak dari lapisan kelas social menengah dan lapisan social tinggi.

Mungkin jika melihat dari fakta-fakta yang ada, pendidikan telah dijadikan sebagai sarana komersialisasi pendidikan. Dimana telah munculnya sekolah-sekolah favorit, dimana sekolah-sekolah-sekolah-sekolah tersebut telah banyak mendapat kepercayaan sangat besar dari orang tua dan pemuda, sehingga menjadi idaman untuk bisa memasukan anaknya atau dirinya bersekolah disekolah favorit tersebut.

Hal-hal yang ada seperti timbulnya sekolah favorit tersebut banyak mengandung segi-segi positif dan negative. Segi positif nya adalah persaingan untuk memperoleh pendidikan yang baik, sedangkan segi negatifnya adalah bahwa hal tersebut menunjukan adanya gejala yang kurang sehat didalam dunia pendidikan. Apalagi persaingan tersebut sudah menjadi persaingan yang tidak sehat, seperti adanya oknum yang menerima sejumlah uang untuk memasukan anaknya pada sekolah favorit tersebut, hal ini sangat merugikan para keluarga yang berada pada stratifikasi rendah dimana para stratifikasi rendah tersebut tergolong pada ekonomi rendah. Jadi situasi seperti ini dapat menimbulkan kecemburuan social dan terlihat juga kesenjangan social yang mencolok.

Hal lain dari yang berkaitan dengan pelapisan social adalah Isu mengenai materi pengajaran. Strata social tertentu yang memperoleh kemudahan-kemudahan melebihi strata lain.Kata-kata dan ungkapan yang terdapat dalam materi pengajaran terutama diambil dari perbendaharaan kata-kata dan ungkapan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari strata social menengah. Jelas bahwa pelajar dari lapisan social rendah yang belum terbiasa dengan penggunaan kata-kata dan ungkapan yang terdapat dalam materi sekolah dituntut lebih banyak usaha untuk mengejar ketinggalannya dibanding dengan pelajar dari lapisan social menenggah itu sendiri.dalam hal ini dapat dilihat bahwa pendidikan sangat mempengaruhi strata social, diman strata social dapat dikatakan kelompok yang kurang beruntung.

(18)

Dari sekian banyak masalah yang menimpa dunia pendidikan maka tak jarang juga banyak kalangan politisi yang memperjuangkan pemerataan distribusi berbagai fasilitas social dikalangan masyarakat. Pemerataan dalam hal memperoleh pendidikan, diantaranya adalah

1. Setiap anak mendapatkan kesempatan belajar yang sama disekolah.

2. Setiap anak memperoleh kesempatan belajar disekolah sesuai dengan bakat dan minatnya.

3. Setiap anak memperoleh kesempatan mengembangkan pribadinya semaksimal mungkin.

III.4 Landasan Teori

Teori Stratifikasi Sosial Menurut Karl Marx

Stratifikasi Sosial secara umum memiliki arti perbedaan masyarakat atas lapisan-lapisan (kelas-kelas secara bertingkat), yang mana kelas tersebut dapat terbentuk karena tergantung sedikit banyaknya jumlah sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Misalnya, Jika masyarakat lebih menghargai materi, maka kelas yang paling tinggi adalah orang-orang yang dapat mengumpulkan materi sebanyak mungkin, sedangkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki materi apa-apa berada pada kelas paling bawah.

Lapisan dalam masyarakat akan tetap ada sekalipun dalam masyarakat Kapitalis, Demokratis maupun Komunis, karena lapisan tersebut telah ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama dalam organisasi sosial Sedangkan teori Stratifikasi Sosial menurut Karl Marx adalah pandangannya tentang teori kelas. Teori kelas adalah sejarah dari segala bentuk masyarakat atau sejarah peradaban umat manusia dari dulu hingga sekarang yang disebut dengan sejarah petikaian antar golongan / konflik antar kelas.

(19)

for itself. Kelas-kelas ini tergantung satu sama lainnya. Yang satu tidak dapat ada tanpa yang lain akan tetapi kelas-kelas ini tidaklah sederajat.

III.5 Stratifikasi berdasarkan pendidikan

Stratifikasi sosial dapat didefinisikan sebagai perbedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki seseorang dibedakan lagi antara status yang diperoleh (ascribed status) dan status yang diraih (achieved status). Status yang diperoleh misalnya perbedaan usia, perbedaan kekerabatan dan keanggotan dalam kelompok kasta dan kelas sosial.

Berbeda dengan itu, status sosial yang diraih adalah status sosial yang diperoleh seseorang karena prestasi kerja yang diperolehnya. Seorang anak petani karena prestasinya dalam bidang ilmu pengetahuan berhasil menempatkan diri pada status sosial yang tinggi karena prestasi akademiknya yang tinggi, profesor, misalnya.Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan/pengelompokan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang bertingkat (hierarkis), kelas tinggi, menengah dan rendah. Pemilikan terhadap sesuatu yang berharga merupakan bibit yang menimbulkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Sesuatu yang berharga itu dapat berupa benda ekonomis dan nonekonomis. Pemilikan tanah, rumah, mobil, deposito dan lain-lain adalah benda-benda ekonomis. Akan tetapi, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam beragama, keturunan keluarga terhormat adalah benda-benda yang nonekonomis.

Bentuk-bentuk stratifikasi sosial. Menurut Ralp Lipton stratifikasi sosial terdiri dari:

1) Stratifikasi sosial berdasarkan usia.Stratifikasi ini sangat menentukan hak dan wewenang dari mereka yang menjadi anak sulung dan yang bukan. Dalam sistem kerajaan Inggris misalnya, anak sulung memiliki hak untuk menjadi putra mahkota menggantikan kedudukan raja di kemudian hari.

(20)

3) Stratifikasi berdasarkan hubungan kekerabatan. Stratifikasi ini menentukan hak dan wewenang dari seorang ayah, ibu, paman, dan anak serta keponakan dalam kehidupan keluarga.

4) Stratifikasi berdasarkan keanggotaan dalam masyarakat. Stratifikasi yang berhubungan dengan etnis, agama dan golongan dalam masyarakat. Stratifikasi ini bersifat horizontal.

5) Stratifikasi ini berdasarkan pendidikan. Stratifikasi berdasarkan tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang dimilikinya, semakin tinggi kedudukan sosial seseorang.

6) Stratifikasi berdasarkan pekerjaan. Stratifikasi ini tergantung jabatan seseorang dalam pekerjaan. Ada yang berkedudukan sebagai manajer dan ada yang berkedudukan sebagai pekerja biasa.

7) Stratifikasi berdasarkan tingkat perekonomian yang dimiliki seseorang. Ada yang berkedudukan sebagai kelas atas, menengah dan ada yang kelas bawah. Stratifikasi sosial terdiri dari tiga dimensi, yaitu:

1) Dimensi ekonomi: kaya, kelas menengah dan miskin; 2) Dimensi kehormatan: kelas bangsawan dan rakyat jelata; 3) Dimensi kekuasaan: ruler dan the ruled"

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

(21)

tidak luput dari kritik dari beberapa tokoh liberal karena negara telah memasukan pemahasan-pembahasan agama kedalam undang-undang yang berpotensi menumbuhkan gesekan antar agama. Tentunya sebagai bangsa yang menjunjung tinggi agama haruslah mengangap bahwa hal itu hanya sebagai salah satu koreksi ke arah yang lebih baik atas peran lembaga pendidikan di masyarakat.

Fungsi pendidikan bukan lagi hanya sekedar usaha sadar yang berkelanjutan. Akan tetapi sudah merupakan sebuah alat untuk melakukan peruabahan dalam masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang realitas sosial, analisa sosial dan cara melakukan mobilitas sosial. Orang bisa mendebat balik, dengan pendidikan seseorang bisa mengalami mobilitas sosial.

IV.2 Saran

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ritzer, George,1985, Sosiologi - Ilmu Berparadigma Ganda, Jakarta : Rajawali

Sunarto, Kamanto,2004, Pengantar Sosiologi, Jakarta: FEUI

Suryono, Soekanto, ED. Baru, 42, 2009, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali

Nasikun, 1984, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: Rajawali

(22)

James W. Van Der Zanden pada tahun 2010 di Inggris. Studi tentang perilaku dan interaksi individu

Shobaruddin. 1992. Kebutuhan Manusia, Jakarta : Rajawali Pers

Sztompka, Piotr. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta : Pernada Media Grup

Referensi

Dokumen terkait

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI

maklumat berkaitan dengan tenaga dan aspek reka bentuk yang berkaitan secara tidak. langsung dengan tenaga atau penggunaanya samada sebagai faktor

Evaluasi yang dilakukan dalam pengelolaan pendidikan inklusi di SD Al Irsyad 01 dan 02 Cilacap dilakukan dengan menyeluruh mulai dari sistem penerimaan peserta didik

Untuk memasukkan koordinat tersebut sebagai GCP, arahkan cross hair cursor pada citra ke posisi titik yang sama dengan peta (gunakan zoom agar lebih teliti), jika sudah yakin

Pelayanan kesehatan preventif, promotif pada level individu, keluarga, komunitas (kompetensi 1, 3, 4) Pelayanan medis rehabilitatif pada level individu (kompetensi 1, 2, 3, 7)

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hama yang menyerang pada 13 galur dan empat varietas gandum di dataran rendah adalah jangkrik (Orthoptera:

Untuk dapat melakukan analisis dan injection molding Fe-2%Ni dengan Moldflow maka feedstock Fe-2%Ni tersebut harus dikarakterisasi terlebih dulu untuk mendapatkan berbagai

fotokatalis, hvb+ dan ecb- masing-masing adalah hole dan electron yang merupakan spesies fotoaktif, OH(s) merupakan gugus hidroksil pada permukaan katalis, hv