• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN B"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Email : mpyenk@gmail.com

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB

UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DAN KECEPATAN

OPERASIONAL DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN REMBANG

Oleh : Angga Debby Frayudha, M. Pd

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengaruh globalisasi sekarang ini, semua organisasi yang ada di indonesia baik

itu organisasi pemerintah, swasta, maupun kemasyarakatan harus menghadapi

persaingan bebas, oleh karena itu sumber daya organisasi harus dikerahkan secara

maksimal dan profesional untuk mendukung keberhasilan organisasi. suksesnya suatu

organisasi tergantung pada manajemen pelaksanaan pekerjaan organisasi tersebut,

dan keberhasilan tersebut terlihat dari kinerja dan kecepatan operasional serta

tersedianya informasi. Keberhasilan suatu informasi dalam mendukung kegiatan

tergantung dari tiga faktor diantaranya, keserasian data dan mutu, pengorganisasian

data, dan tata cara penggunaanya (Cook, 1977:37).

Teknologi informasi yang mengalami perkembangan sangat pesat secara luas

saat ini, membuka peluang bagi pengelolaan dan pendayagunaan informasi secara

cepat dan akurat. Teknologi yang dimanfaatkan dengan baik dalam pengelolaan

informasi dalam suatu organisasi dapat mengurangi rantai proses kerja melalui

penghapusan, mengurangi atau menambah tahap proses kerja. Pemanfaatan teknologi

yang dapat mengurangi tahap proses kerja inilah yang menjadi dasar Sistem

Informasi Manajemen (SIM) diterapkan.

Sistem Informasi Manajemen mendukung peningkatan efisiensi, efektivitas,

dan produktivitas organisasi pemerintah dan dunia usaha. SIM tersebut diperuntukkan

(2)

manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses merencanakan, menganggarkan,

mengorganisasikan, mengarahkan, menggiatkan, mengawasi, dan melaporkan agar

keseluruhan tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien (Amsyah,

1997:4). Selain itu informasi yang dihasilkan dari berbagai cara pengolahan data

melalui SIM tersebut diperuntukkan bagi keperluan pimpinan untuk mengambil

keputusan dalam organisasi.

Pengambilan keputusan tersebut terkait pengelolaan sumber daya manusia

dalam organisasi. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia adalah modal utama.

Sumber daya manusia memiliki peranan yang strategis dalam organisasi, oleh karena

itu sumber daya manusia perlu dikelola dengan baik.

Dasar hukum dari sistem kepegawaian berdasarkan keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 45 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Kebijaksanaan Sistem Informasi

Manajemen Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (SIMDAGRI/

SIMDA). Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 140 Tahun 1997 tentang Rencana

Induk Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Departemen Dalam Negeri dan

Pemerintah Daerah. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2000 tentang

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan

Pemerintah.

SIMPEG yang merupakan kepanjangan dari Sistem Informasi Kepegawaian,

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian adalah suatu totalitas yang terpadu

terdiri atas perangkat pengolah meliputi pengumpul, prosedur, tenaga pengolah dan

perangkat lunak. Perangkat penyimpan meliputi pusat data dan bank data serta

perangkat komunikasi yang saling berkaitan, berketergantungan dan saling

menentukan dalam rangka penyediaan informasi di bidang kepegawaian. Dengan

berdasar pada “SK Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2000 tentang

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Departemen Dalam Negeri dan

(3)

Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah unsur utama sumber daya manusia aparatur

negara yang mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan negara (Zainun, 2004:17).

Pada organisasi pemerintah di Indonesia, permasalahan sumber daya manusia

yang sangat umum terjadi adalah masih banyaknya PNS yang melakukan

pelanggaran disiplin yang telah ditentukan dan penyalahgunaan kewenangan dalam

pelaksanaan tugas yang diberikan (Azizy, 2007:52). Selain itu, permasalahan juga

timbul dari proses pengelolaan pegawai, seperti data PNS yang sering tidak up to

date, sehingga jumlah PNS tidak diketahui secara pasti, data yang ada saling berbeda,

pemutakhiran data tidak berjalan sebagaimana mestinya baik di instansi pusat

maupun daerah (Thoha, 2005). Permasalahan ini tentu menjadi fatal karena akan

sangat merugikan keuangan negara dan permintaan data pegawai yang lambat dan

berbelit-belit juga akan memerlukan banyak waktu. Permasalahan lainnya dalam

pengelolaan pegawai yaitu tidak proporsionalnya distribusi SDM aparatur yang

mengakibatkan terjadi kelebihan tenaga pada unit organisasi tertentu, sementara di

unit lainnya terdapat kekurangan SDM aparatur yang berkualitas untuk mengisi

pegawai baru (http://www.jpnn.com, 2014), oleh karena itu pemerintah harus segera

melakukan reformasi manajemen kepegawaian.

Bila membicarakan tentang reformasi manajemen kepegawaian dalam

meningkatkan pengelolaan informasi PNS, maka salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah dengan membangun Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).

SIMPEG didefinisikan sebagai sistem informasi terpadu, yang meliputi pendataan

pegawai, pengolahan data, prosedur, tata kerja, sumber daya manusia dan teknologi

informasi untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan akurat dalam

rangka mendukung administrasi kepegawaian (http://www.gecko.web.id, 2008).

Salah satu organisasi pemerintah yaitu Dinas Pendidikan kabupaten Rembang.

(4)

Jendral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di daerah dan

bertanggung jawab kepada Dinas Pendidikan Provinsi. Dinas Pendidikan adalah salah

satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan

dalam menciptakan pendidikan yang sesuai dengan standar nasional Indonesia.

(http://www.dinaskabrembang.com, 2014). Selain mengatur pendidikan di kabupaten

Rembang juga mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya yaitu dalam

meningkatkan mutu pendidikan di kabupaten Rembang.

Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, dalam penyedian informasi,

penyajian dan penyimpanan data kepegawaian masih secara manual belum diterapkan

informasi berbasis teknologi, maksudnya adalah saat melakukan pencetakan,

pencarian atau merubah data yang ada harus dilakukan pencarian satu persatu

terhadap data tersebut ataupun melakukan penulisan ulang dan penginputan ulang

data. Hal ini menyebabkan pegawai yang akan mencari informasi data pegawai

disaat mendesak untuk memperoleh secara cepat, tepat dan akurat kurang optimal.

Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang dibentuk dalam rangka meningkatkan

penyelenggaraan tugas dan fungsi pendidikan. Dinas Pendidikan Kabupaten

Rembang memiliki banyak data yang salah satunya yaitu data kepegawaian yang

perlu untuk disimpan dan diolah. Apalagi di era pemerintahan dengan konsep Good

Governance ini diperlukan adanya sistem yang mampu mengakomodir kebutuhan

akan pelayanan yang cepat, tepat dan tidak berbelit-belit.

Menurut Bapak Widi bagian kepegawaian Dinas Pendidikan kabupaten

Rembang mengatakan bahwa data-data pegawai masih berupa data manual dan

bertumpuk-tumpuk sehingga ketika ada instansi atau siapapun yang membutuhkan

data pegawai maka akan dicari terlebih dahulu, sehingga proses pencarian data sangat

lama sehingga SIMPEG mungkin bisa menjadi alternatif solusi.

Dengan penggunaan sistem informasi, dimungkinkan adanya otomatisasi

(5)

dibutuhkan, termasuk otomatisasi dalam penanganan data kepegawaian. Untuk itulah

dibuat sistem informasi kepegawaian ini sehingga menghasilkan informasi yang

berguna bagi masyarakat dan kepala dinas serta instansi yang membutuhkan.

Lambatnya pemutakhiran data yang dilakukan membuat lambatnya informasi

yang diterima oleh users, sehingga mengakibatkan proses pengambilan keputusan

menjadi terhambat. Permasalahan ini didukung oleh hasil wawancara peneliti dengan

salah satu bagian kepegawaian Dinas Pendidikan kabupaten Rembang yang

memberikan contoh kasus seperti ketika Kepala Dinas membutuhkan data pegawai

Esselon 4 yang akan di promosikan menjadi terhambat dikarenakan belum up to date

nya data yang ada.

Pentingnya peranan Dinas Pendidikan dalam mendukung program pendidikan

di daerah harus diimbangi dengan SDM yang berkualitas dan berkompeten

dibidangnya dalam melaksanakan program-program pemerintah. Namun kenyataanya

permasalahan kepegawaian masih terjadi di Dinas Pendidikan kabupaten Rembang

seperti proses pengelolaan pegawai, data PNS belum up do date, data saling berbeda.

Hal ini didukung oleh wawancara peneliti dengan salah satu informan bahwa

lambatnya proses untuk mendapatkan data pegawai dikarenakan masih manual. Hal

ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut di Dinas

Pendidikan kabupaten Rembang dalam konteks peranan SIMPEG pada Biro

Kepegawaian Dinas Pendidikan kabupaten Rembang dalam proses pendataan

kepegawaian untuk mendapatkan keakuratan data dan informasi kepegawaian,

dengan demikian perlu diketahui bagaimana implementasi Sistem Informasi

Manajemen Kepegawaian di Dinas Pendidikan kabupaten Rembang. Untuk

mengetahui implementasi dan permasalahan yang lebih mendalam dari implementasi

(6)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan

masalah, yaitu:

1. Bagaimana meningkatkan kinerja pegawai menggunakan SIMPEG?

2. Bagaimana mengembangkan Simpeg berbasis Web di Dinas Pendidikan

Kabupaten Rembang

3. Apakah Simpeg valid, praktis, efektif

1.3 Batasan Masalah

Sistem ini permasalahannya di batasi agar kita terfokus dapat memberikan

pelayanan informasi dengan benar dan tepat sasaran. Ruang lingkup

permasalahan ini adalah sebagai berikut:

1. Hanya membahas mengenai peningkatan kinerja bagian pengarsipan.

2. Mengolah Informasi Tentang data pegawai PNS di Dian pendidikan, Mutasi,

Cuti dan Pensiun Pegawai.

1.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dari penelitian ini adalah peningkatan kinerja pegawai bagian

pengarsipan menggunakan sistem informasi manajemen kepegawaian di Dinas

Pendidikan kabupaten Rembang.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan proyek akhir ini adalah :

1. Meningkatkan kinerja pegawai menggunakan SIMPEG?

2. Mengembangkan Simpeg berbasis Web di Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang

(7)

1.6 Kegunaan Penelitian

1. Memberikan informasi data kepegawaian bagi pengguna internal. Pengguna

internal disini adalah Pegawai Dinas Pendidikan dan Staf Administrasi kepegawaian

Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang.

2. Memberikan kemudahan kepada semua pihak di Dinas Pendidikan Kabupaten

Rembang untuk mencari data kepegawaian atau pelatihan-pelatihan dan seminar-

seminar yang pernah diikuti secara terstruktur dan terklasifikasi sesuai kebutuhan

yang diinginkan.

3. Sistem ini memberikan fasilitas khusus kepada semua pegawai untuk melihat profil

pendidikan, keluarga, pelatihan, detail jabatan agar dapat diakses oleh pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Rembang.

4. Sistem ini memberikan fasilitas khusus kepada semua pegawai untuk mengajukan

cuti dan mencetak form pengajuan cuti serta form pengajuan pensiun.

5. Administrator memiliki fungsi untuk memasukkan semua data master ataupun data

pendukung dan memanajemen data tersebut dari simpeg untuk kemudian disimpan ke

database.

6. Tiap pegawai memiliki user dan kewenangan untuk melihat data pegawai dan

profil pendidikan, pekerjaan, anak, keluarga, pelatihan, detail jabatan dan lain-lain.

7. Pelacakan informasi data seseorang pegawai akan mudah dan cepat.

9. Mengetahui Pegawai yang akan naik pangkat dan yang akan mendapat kenaikan

gaji berkala

10. Memudahkan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan kepegawaian

11. Mendapatkan informasi tentang keadaan pegawai (Profil Kepegawaian) yang

(8)

12. Dapat merencanakan penyebaran (mutasi) pegawai sesuai pendidikan dan

kompetensinya

2. KERANGKA TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian mengenai “Implementasi Sistem Informasi

Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang

berbasis Web”, peneliti melakukan peninjauan terhadap penelitian-penelitian terkait

yang pernah dilakukan sebelumnya. Peneliti mengambil dua hasil penelitian

terdahulu yang dapat dijadikan pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian pertama yang menjadi pembanding adalah skripsi dengan judul

“Efektivitas Penerapan Sistem Informasi Manajemen pada Direktorat Badan

Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Departemen Luar Negeri” yang

dilakukan oleh Septian Anggi Saputra. Penelitian ini menggunakan pendekatan

positivis dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi

literatur. Penelitian ini memiliki dua tujuan, tujuan pertama yaitu untuk mengetahui

efektivitas penerapan sistem informasi manajemen pada Direktorat Badan Pengkajian

dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Departemen Luar Negeri. Tujuan kedua

penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala apa saja yang muncul dalam

penerapan sistem informasi manajemen pada Badan Pengkajian dan Pengembangan

Kebijakan (BPPK) Departemen Luar Negeri.

Hasil yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Septian Anggi

Saputra ini adalah pengelolaan dan pengolahan informasi melalui penerapan sistem

informasi manajemen bisa dikatakan belum berjalan efektif, karena hampir sebagian

besar analisis terhadap variable dan karateristik SIM menunjukan hasil yang belum

(9)

ditunjukan oleh analisis terhadap variable dan karateristik SIM belum terintegrasi

sistem database dalam satu sistem secara keseluruhan. Selain itu dalam penerapan

sistem informasi manajemen pada direktorat BPPK terdapat beberapa kendala antara

lain masih kurangnya personel yang capable di bidang IT.

Penelitian kedua yang menjadi pembanding adalah tesis yang berjudul

“Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Tingkat Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2000” yang dilakukan oleh Idawarti Sugirman. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode pengumpulan data wawancara

mendalam dan studi dokumen. Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk

melakukan analisis secara mendalam terhadap penerapan Sistem Informasi

Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) mulai dari kemampuan tenaga pengelola

program SIMPEG, pelaksanaan program SIMPEG, pembinaan tenaga pengelola

SIMPEG, dan pemanfaatan program SIMPEG.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah secara umum program sistem informasi

manajemen kepegawaian telah diterapkan di tingkat provinsi Sumatera Barat, akan

tetapi pengumpulan data, transparansi data, dan update data yang secara

berkesinambungan belum terlaksana dengan baik di unit kerja Kabupaten maupun di

tingkat Propinsi. Hal tersebut disebabkan perhatian dan kesadaran akan kepentingan

data masih kurang, sehingga data yang ada belum memberikan informasi yang akurat.

Kualitas tenaga pengelola tingkat provinsi cukup baik sedangkan sumber daya

lainnya seperti sarana dan dana untuk tingkat provinsi tidak menjadi kendala yang

utama. Pada penelitian yang dilakukan oleh Idawarti Sugirman, dapat dilihat bahwa

SDM yang berperan penting dalam pelaksanaan SIMPEG di Sumatera Barat.

2.2 Manajemen Pendidikan

2.2.1 Pengertian Manajemen Pendidikan

Pengertian lain dari manajemen berasal dari bahasa Inggris administration

(10)

maka manajemen disinonimkan dengan management suatu pengertian dalam lingkup

yang lebih luas (Encyclopedia Americana, 1978, p. 171). Dalam pengertian

Manajemen Pendidikan ini, manajemen bukan hanya pengaturan yang terkait dengan

pekerjaan tulis-menulis, tetapi pengaturan dalam arti luas

Selain itu, Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola.

Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan

fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber

daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya adalah manusia,

uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis

dalam suatu proses. (Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik.

Bandung : PT Refika Aditama)

Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Hasibuan, Malayu S.P. 1995.

Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bina Rupa Aksara). Stoner, seperti yang

dikutip Fachruddin mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk

menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan

organisasi yang dinyatakan dengan jelas. Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39),

menyatakan bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator

untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu.

Dari pengertian Manajemen Pendidikan yang terakhir tersebut maka secara

eksplisit disebutkan bahwa Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau

rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok

manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan yang dilakukan dengan usaha

(11)

potensi yang ada demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2.1.2 Fungsi Manajemen Pendidikan

1. Organizing

Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan

susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam

organisasi. Organizing dapat pula dikatakan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen

dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta

tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang

berguna dan berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengorganisasian

terdiri dari :

a. Menyediakan fasilitas-fasilitas perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan

untuk penyusunan rangka kerja yang efisien.

b. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi secara teratur.

c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.

d. Merumuskan dan menentukan metode serta prosedur.

e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja dan mencari

sumber-sumber lain yang diperlukan.

2. Staffing

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa penyusunan

personalia pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar

petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

(12)

Merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi

bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam

pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksanakan

dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Leading

Leading adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang

menyebabkan orang-orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi 5 macam

kegiatan, yaitu :

a. Mengambil keputusan

b. Mengadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan

c. Memberi semangat inspirasi dan dorongan kepada bawahan supaya mereka

bertindak

5. Coordinating

Coordinating adalah salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai

kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan

jalan menghubung-hubungkan, menyatupadukan dan menyelaraskan

pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai

tujuan bersama atau tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai

maksud, antara lain :

a. Dengan memberi instruksi

b. Dengan memberi perintah

c. Mengadakan pertemuan-pertemuan yang dapat memberi penjelasan-penjelasan

(13)

Motivating atau pendorongan kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen

berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan

melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan

tersebut.

7. Controlling

Controlling atau pengawasan, sering disebut pengendalian, adalah salah satu

fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan sekaligus bila perlu

mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan

ke jalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang sudah digariskan.

8. Reporting

Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa

penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai

segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih

tinggi baik secara lisan maupun secara tulisan.

9. Forecasting

Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan

taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana

yang lebih pasti dapat dilakukan.

Misalnya, suatu lembaga meramalkan jumlah mahasiswa yang akan melamar bekerja

di lembaga tersebut. Ramalan tersebut menggunakan indikator-indikator, seperti

jumlah lulusan dan lain sebagainya.

2.3 Kerangka Analisis

Tahap ini merupakan tahap yang penting dalam penelitian Riset And

Development dikarenakan akan berdampak sistematis jika dilakukan analisa yang

(14)

1. Pengumpulan data

Tahap ini biasanya terdiri dari beberapa langkah, dapat berupa Perolehan data,

pencatatan dalam formulir, pembahasan formulir, dan pengelompokan formulir sesuai

dengan kategori yang telah ditentukan.

2. Pemrosesan data

Pada tahap ini data yang telah terkumpul sesuai dengan kategorinya kemudian

dipindahkan ke dalam sistem yang tersedia untuk pemrosesan data/formulir, sehingga

menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi pihak

manajemen.

3. Manajemen data

Tugas pada tahap ini mencakup tiga langkah pokok, yaitu penyimpanan data,

pemutakhiran data, dan pemanggilan data untuk diproses sesuai kebutuhan.

4. Pengendalian dan pengamanan data

Salah satu tugas dari sistem informasi adalah untuk melindungi dan menjamin

keamanan dan keakuratan data dari mulai pengumpulan data sampai dengan

pemrosesan data.

5. Pengadaan dan pemberian informasi

Tugas paling akhir dalam sistem informasi adalah penyampaian informasi kepada

semua pihak sebagai pengguna informasi yang dapat dilakukan dalam beberapa

langkah, yaitu berupa menyiapkan penyajian data/informasi yang telah diproses ke

dalam bentuk lapaoran dan mendistribusikan laporan dimaksud kepada pihak

(15)

2.4 Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian.

Kerangka pemikiran bertujuan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan

teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan.

Merumuskan masalah dan analisa kebutuhan

Observasi, Studi pustaka dan wawancara

Model pengembangan sistem

Analisis kebutuhan

Identifikasi masalah

Analisis persyaratan

Analisis sistem

Modeling

coding Testing sistem

awal Testing model

Software awal

Perancangan aplikasi

Perancangan database

Perancangan modul informasi

Revisi

(16)

Gambar 2.1 Kerangka model SIMPEG

2.4.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)

Terdapat beberapa istilah terkait penggunaan sistem informasi yang

diperuntukkan untuk pengelolaan informasi pada sumber daya manusia dalam suatu

organisasi. Beberapa istilah tersebut diantarnya Sistem Informasi Manajemen

Kepegawaian, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia, Human Resources

Information System.

Dalam konteks penyediaan informasi di bidang kepegawaian, sering kali

digunakan istilah sistem informasi sumber daya manusia. Sistem informasi sumber

daya manusia (human resources information system) menurut Rivai (2009: 1015)

adalah prosedur sistematis untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menarik dan

memvalidasi data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi tentang sumber daya

manusia, aktivitas-aktivitas personalia dan karateristik-karateristik organisasinya

guna meningkatkan keputusan sumber daya manusia. Musanef (1996:21)

mendefenisikan bahwa Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian adalah suatu

tatanan bagi proses pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penayajian data dan

informasi yang diperlukan untuk menunjang administrasi dan manajemen yang

berkaitan dengan pegawai di sektor pemerintahan. Ruang lingkup Sistem Informasi

Manajemen Kepegawaian adalah sistem yang mampu berkembang secara luas dan

kompleks, serta mampu memberikan informasi tentang pegawai yang diperlukan

pimpinan, dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pegawai melalui sistem

pembinaan.

Pengelolaan kepegawaian yang bersifat manajerial maupun teknis administratif

selalu berhubungan dengan data, dalam bentuk yang tercetak maupun data elektronik.

Kegiatan administrasi kepegawaian akan berpengaruh pada keadaan data perorangan

pegawai maupun keseluruhan. Seringkali perubahan-perubahan yang terjadi tidak

(17)

komputer tidak banyak membantu karena data disimpan dan dikelola oleh

masing-masing pelaksana dan tidak ada kesatuan plaltform dalam penyimpanannya.

Akibatnya dalam hal data pokok sekalipun, bisa perlu waktu lama untuk

menemukannya bahkan terjadi kesalahan.

Sebuah sistem informasi kepegawaian haruslah dirancang untuk menyediakan

informasi tentang pegawai. Informasi yang dikehendaki pada umumnya harus

memenuhi kriteria sebagai berikut (Rivai, 2009:1017).

1. Tepat waktu

Manajer atau departemen kepegawaian haruslah memiliki akses untuk

memutakhirkan informasi. Jika selama ini masih menggunakan sarana informasi yang

relative sederhana, maka tugas manajer harus mengejar sarana informasi yang

mutkhir.

2. Akurat

Manajer atau departemen kepegawaian harus mampu bergantung pada akurasi

informasi yang disediakan. Segala bentuk informasi yang tidak akurat, perkiraan,

dugaan, taksiran akan berdampak buruk juga bagi sebuah organisasi.

3. Ringkas

Manajer atau departemen kepegawaian harus dapat pula menyerap banyak informasi

pada setiap saat.

4. Relevan

Manajer atau departemen kepegawaian harus mendapatkan informasi, tidak hanya

informasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu. Sementara bentuk informasi lain

(18)

5. Lengkap

Manajer atau departemen kepegawaian harus mampu mendapatkan informasi secara

lengkap, tidak sepotong-potong. Sistem informasi kepegawaian memberikan wahana

pengumpulan, peringkasan, dan penganalisisan data yang berhubungan erat dengan

manajemen kepegawaian dan perencanaan kepegawaian. Kebutuhan kebutuhan

informasi yang saling berkaitan sangatlah banyak. Sebagai contoh, penilaian suplai

pegawai melibatkan penyimpanan catatan-catatan tentang para karyawan di seluruh

organisasi. Aktivitas-aktivitas rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan,

manajemen karier, kompensasi, dan hubungan karyawan juga menuntut informasi

yang tepat waktu dan akurat untuk pengambilan keputusan-keputusan.

Sangat penting peranan data kepegawaian dalam rangka melaksanakan

Pembinaan pegawai Negeri Sipil sehingga perlu adanya Pembentukan sistem

pencatatan Kepegawaian dapat dilaksanankan dengan 2 (dua) cara yaitu

(http://www.megadata.co.id, 2008):

1. Secara Manual : merupakan pelaksanaan kegiatan pencatatan, penyimpanan dan

pengolahan dilaksanakan secara manual , dengan media Buku Induk, File / Tata

Naskah perorangan yang disimpan dalam unit almari khusus.

2. Secara Elektronik : merupakan pelaksanaan kegiatan perekaman dan penyimpanan

dalam Media Komputer Berdasarkan keadaan di atas, dibangun suatu program

aplikasi komputer yang dinamakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

disingkat SIMPEG.

Program ini memungkinkan dalam menghimpun data tiap PNS, merekam perubahan

yang terjadi, serta menyimpannya dalam satu himpunan data (disebut database). Dari

database tersebut bisa dijadikan sumber data dalam pelaksanaan administrasi

kepegawaian maupun output yang dapat dijadikan informasi untuk membantu

(19)

2.4.1.1 Planning

Subfungsi pertama dari kegiatan manajemen sumber daya manusia adalah

perencanaan sumber daya manusia. Perencanaan sumber daya manusia adalah

komponen penting dari efektifnya manajemen sumber daya manusia

(20)

Subfungsi kedua dari kegiatan manajemen sumber daya manusia adalah laporan

data pegawai. Laporan adalah komponen penting dari efektifnya sistem informasi.

2.4.1.3 Performa manajemen aplikasi

Subfungsi ketiga adalah performa aplikasi yang digunakan untuk memastikan

bahwa setiap pegawai melakukan pekerjaannya sesuai dengan yang seharusnya

dilakukan.

2.4.1.4 Qualitas SIMPEG

Kualitas merupakan istilah umum yang telah diciptakan untuk mengacu pada

setiap program yang mengarah kedalam perbaikan kondisi kerja.

2.5 Informasi

Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data

dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk

pengambilan keputusan. Informasi merupakan data yang telah diklasifikasikan atau

diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengabilan keputusan.

Penggunaan informasi pada lembaga pemerintah dapat menjadi sumber ide yang

bagus yang dapat ditransplantasikan, demikian bagi suatu organisasi/lembaga

pemerintah untuk digunakan sebagai modal dalam meningkatakan kinerja para

pegawai (Edwards, 2001:38).

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih

berarti bagi yang menerimanya. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian–kejadian dan kesatuan yang nyata. Atau data adalah : representasi dunia

nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pelanggan),

hewan, peristiwa, konsep, keadaan dll, yang direkam dalam bentuk angka, huruf,

(21)

2.6 Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan informasi. Kedua kata

tersebut memiliki definisi masing-masing. Sistem menurut Robert G. Murdick

(1984:87) mendefinisikan sistem adalah satu kumpulan dari beberapa bagian atau

unsur yang bergabung untuk suatu tujuan bersama. Bukan hanya Murdick saja yang

mendefinisakan tentang sistem, terdapat beberapa ahli yang menyebutkan apa yang

dimaksud dengan sistem. James A. O’Brien mengatakan sistem adalah (i)

sekelompok unsur yang saling berkaitan atau berhubungan untuk membentuk suatu

kesatuan yang utuh; (ii) sekelompok unsure yang saling bekerja sama untuk menuju

pada tujuan bersama dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam

sebuah perubahan yang dikoordinasikan; (iii) suatu penyusunan metode atau cara, tata

cara, atau teknik yang dusatukan melalui hubungan yang diatur untuk membentuk

kesatuan yang utuh; (iv) sekumpulan orang, mesin, atau metode yang diperlukan

untuk mencapai susunan fungsi yang khusus. James A. O’Brien menyatakan bahwa

sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang,

hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,

mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

(22)

Unsur-unsur dalam sistem informasi

1. Perangkat Keras (Hardware)

Istilah perangkat keras (hardware) merujuk kepada perkakas mesin. Karena itu

perangkat keras terdiri dari komputer itu sendiri yang terkadang disebut sebagai

central processing unit (CPU) beserta semua perangkat pendukungnya. Perangkat

pendukung yang dimaksud adalah perkakas penyimpanan (memori), dan perkakas

komunikasi.

2. Perangkat Lunak (Software)

Istilah perangkat lunak merujuk pada program-program komputer beserta

petunjuk-petunjuk manual pendukungnya. Yang disebut program komputer adalah

instruksi yang dapat dibaca oleh mesin yang memerintahkan bagian-bagian dari

perangkat keras SIM berbasis komputer untuk berfungsi sedemikian rupa sehingga

dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersedia.

3. Sumber Daya Data

Data adalah fakta-fakta yang dapat menjadi informasi yang bermanfaat. Data

inilah yang akan dipilah, dimodifikasi, atau diperbaharui oleh program-program

supaya dapat menjadi informasi tersebut. Sebagaimana halnya program-program

komputer, data biasanya disimpan dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin

sehingga setiap saat komputer dapat mengolahnya. Sumber daya data sistem

informasi umumnya diatur, disimpan, dan diakses oleh berbagai teknologi

pengelolaan sumber daya data ke dalam :

a. Database yang menyimpan data yang telah diproses dan diatur.

b. Dasar pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai bentuknya,

(23)

4. Sumber Daya Jaringan

Jaringan telekomunikasi seperti internet, intranet, dan ekstranet telah berperan

penting untuk keberhasilan operasi dari seluruh jenis organisasi dan sistem informasi

yang berbasis komputer. Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa jaringan

komunikasi merupakan bagian sumber yang mendasar dari seluruh sistem informasi.

Sumber daya jaringan termasuk perantara komunikasi seperti kabel pasangan, sistem

gelombang mikro, dan sistem satelit komunikasi. Selain perantara komunikasi yang

termasuk dalam sumber daya jaringan adalah pendukung jaringan yang dapat berupa

modem atau penjelajah (browser) internet. Selanjutnya Robert G. Murdick (1987:41)

mengatakan informasi terdiri atas data yang telah didapatkan, diolah/ diproses, atau

sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan/ penerangan, uraian, atau sebagai

sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan. Berdasarkan

definisi sistem dan informasi maka sistem informasi dapat didefinisikan sebagai

seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan,

memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung

pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Terdapat lima tugas dan

fungsi yang dijalankan sistem informasi, yaitu (Wilkinson, 1995):

1. Pengumpulan data

Tahap ini biasanya terdiri dari beberapa langkah, dapat berupa Perolehan data,

pencatatan dalam formulir, pembahasan formulir, dan pengelompokan formulir sesuai

dengan kategori yang telah ditentukan.

2. Pemrosesan data

Pada tahap ini data yang telah terkumpul sesuai dengan kategorinya kemudian

dipindahkan ke dalam sistem yang tersedia untuk pemrosesan data/formulir, sehingga

menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi pihak

(24)

3. Manajemen data

Tugas pada tahap ini mencakup tiga langkah pokok, yaitu penyimpanan data,

pemutakhiran data, dan pemanggilan data untuk diproses sesuai kebutuhan.

4. Pengendalian dan pengamanan data

Salah satu tugas dari sistem informasi adalah untuk melindungi dan menjamin

keamanan dan keakuratan data dari mulai pengumpulan data sampai dengan

pemrosesan data.

5. Pengadaan dan pemberian informasi

Tugas paling akhir dalam sistem informasi adalah penyampaian informasi

kepada semua pihak sebagai pengguna informasi yang dapat dilakukan dalam

beberapa langkah, yaitu berupa menyiapkan penyajian data/informasi yang telah

diproses ke dalam bentuk lapaoran dan mendistribusikan laporan dimaksud kepada

pihak pengguna. Selain mendukung pembuatan keputusan, koordinasi dan

pengawasan, sistem informasi dapat membantu manajer dalam menganalisis masalah,

membuat masalah-masalah kompleks dan menciptakan produk-produk baru. Sistem

informasi ini terdiri dari informasi tentang orang, tempat dan sesuatu dalam

organisasi atau lingkungan yang melingkupinya. Tiga aktivitas yang terjadi pada

sistem informasi adalah input, processing, output. Sistem informasi berdasarkan

gambar di atas meliputi kegiatan input, processing, dan output. Input adalah

sekumpulan data mentah dalam organisasi maupun luar organisasi untuk diproses

dalam suatu sistem informasi. Processing adalah koversi/ pemindahan, manipulasi

dan analisis input mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia. Output

adalah distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana output

tersebut akan digunakan. Informasi dalam hal ini juga membutuhkan umpan balik

(feedback) yakni output yang dikembalikan ke anggota organisasi yang

(25)

2.7 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi yang selain

melakukan pengelolahan transaksi yang sangat berguna untuk kepentingan organisasi,

juga banyak memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi

manajemen dalam pengambilan keputusan. Menurut Gordon B. Davis (1990) Sistem

informasi manajemen adalah sebuah kesatuan, sistem mesin pengguna yang

terintegrasi dalam memberikan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan

fungsi pembuatan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem yang dimaksud adalah

sistem yang menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur

manual, Model yang digunakan untuk menganalisis, merencanakan, mengendalikan,

dan membuat keputusan serta sebuah basis data.

Raymond McLeod Jr (1995:383) mengemukakan bahwa Sistem Informasi

Manajemen adalah sebuah sistem yang sudah terkomputerisasi (sudah menggunakan

komputer) yang membuat informasi berguna untuk pemakainya dengan keperluan

yang sama.

Menurut Moekijat (1991:69), SIM adalah segala sesuatu yang menyangkut

perencanaan, pengembangan, pengelolaan dan penggunaan alat teknologi informasi

untuk membantu manusia dalam menyelesaikan seluruh pekerjaannya yang

berhubungan dengan pengelolahan dan pengelolaan informasi yang dalam

implementasinya senantiasa berhubungan dengan tiga sumber daya organisasi yaitu

informasi, teknologi informasi dan manusia. Dari beberapa defenisi yang

dikemukakan para ahli maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:

SIM adalah menyeluruh. SIM meupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan satu dengan yang lainnya.

SIM merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem dan tiap

sub sistem ini memiliki fungsi masing-masing tetapi saling terkait antara sub

(26)

SIM adalah terkoordinasi. SIM merupakan suatu kesatuan yang memiliki

tahapan yang terkoordinasi dalam pengoperasiannya

SIM bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. Agar Sistem Informasi

Manjemen dalam suatu organisasi dapat beroperasi secara efektif, maka perlu

diperhatikan tentang beberapa unsur penting berikut:

• Data yang dibutuhkan • Kapan data dibutuhkan

• Siapa yang membutuhkan dimana dibutuhkan • Dalam bentuk apa data dibutuhkan

• Prioritas yang diberikan dari bermacam data

• Prosedur/mekanisme yang digunakan untuk memproses data • Bagaimana pengaturan umpan balik

• Mekanisme evaluasi yang digunakan

Tujuan utama sistem informasi manajemen ialah membantu proses manajemen

pada suatu organisasi. Manajemen meliputi seluruh hierarki kepengurusan dalam

suatu organisasi, dimulai dari hierarki manejemen puncak yang bertanggungjawab

atas keberhasilan atau kegagalan organisasi secara keseluruhan hingga pada hierarki

manajemen bawah yang hanya bertanggungjawab atas operasi sehari-hari dari

departemen tertentu saja. James A. O’Brien (1999) dapat membantu, terutama

pemakai akhir, dalam memahami arti sistem informasi dalam suatu organisasi

Ada beberapa hal yang perlu dicatat dalam perkembangan konsep sistem

manajemen dalam lingkup administrasi negara. Pertama, terdapat begitu maraknya

buku-buku sistem informasi manajemen yang mengakar sekaligus teraplikasi dalam

bidang ekonomi yang telah lama dianggap menjadi bagian yang menyatu dalam

pengajaran dan aplikasi pada administrasi negara khususnya pada penerapan model

organisasi publik. Perbedaan struktur dan manajemen pada sektor publik dan swasta

(27)

Kedua, pengertian sistem informasi manajemen dalam penulisan ini akan

digunakan dalam konteks, baik sistem, informasi, dan manajemen. Sehingga tidak

dapat dikatakan bahwa seperangkat komputer itu adalah merupakan satu hal yang

dapat dikatakan sebagai konsep sistem informasi manajemen sebagaimana yang

terdapat dalam beberapa majalah, harian, atau iklan-iklan, atau bahkan dalam

beberapa pidato dari pejabat pemerintah dalam kaitannya dengan perkembangan

teknologi yang dikacaukan dengan konsep sistem informasi manajemen secara

menyeluruh. Perkembangan teknologi komputer hanyalah salah satu instrumen untuk

mengolah data dalam sistem informasi manajemen, dan hal itu baru merupakan

konsep sistem informasi manajemen kalau dikaitkan dengan proses pembuatan

keputusan dalam organisasi (publik).

Ketiga, sistem informasi manajemen sebagai proses. Sebagai proses, sistem

informasi manajemen sebenarnya terdiri dari beberapa subsistem, antara lain: users,

yang meliputi pimpinan tingkat atas, menengah dan operasional. Subsistem yang lain

yakni analis sistem informasi manajemen (termasuk di dalamnya adalah

programmer). Sebagai proses setiap pembahasan konsep sistem informasi manajemen

menghendaki proses manajemen data, yang meliputi proses pengolahan data baik itu

menggunakan cara manual ataupun menggunakan komputer yang dalam banyak hal

efektivitas dan kompleksitasnya sangat tergantung dari perkembangan teknologi baik

hardware maupun software-nya. Dan proses selanjutnya yang cukup menentukan

adalah proses analisis informasi dari analisis sistem serta proses pembuatan

keputusan itu sendiri yang mencakup dimensi manajemen dalam organisasi, baik segi

kepemimpinan, komunikasi maupun kompleksitas struktur organisasi. Permasalahan

yang muncul pada tahap proses ini antara lain:

1. Terdapatnya perbedaan persepsi antara users dengan analis sistem mengenai

(28)

2. Terhambatnya komunikasi antara users dengan analis sistem yang disebabkan

permasalahan power, baik karena faktor teknologi maupun faktor birokrasi.

Kemajuan dan kecanggihan teknologi pada era komunikasi ini membawa

konsekuensi dilakukannya proses pengolahan data secara cepat dan efisien dengan

kemungkinan menampilkan output informasi yang sangat bervariasi. Pada saat

tertentu, dominasi teknologi ini menjadi faktor yang sangat merisaukan bagi user,

khususnya manajer tingkat atas dalam kaitannya dengan kemapanan penentu

kelangsungan hidup organisasi melalui instrumen sistem dan prosedur. Apabila hal

ini terjadi, maka manajer justru dapat bersikap antipati terhadap peranan analis

sistem. Akibat lebih lanjut adalah terancamnya pencapaian tujuan organisasi itu

sendiri.

2.8 Skala Linkert

Skala Likert (Metode Perhitungan, Persentase dan Interval) Pada sebuah

penelitian metode perhitungan suatu kuisoner atau untuk menghitung sikap tentunya

sangat diperlukan, namun acuan tersebut tidak sembarang didapatkan. skala likert

Menurut "Sugiono pada bukunya yang berjudul METODE PENELITIAN

KUANTITATIF, KUALITATIF DAN R & D, tahun 2012 yang diterbitkan oleh

ALFABETA di Bandung: hal. 93" menjelaskan bahwa Skala Likert merupakan

metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Sedangkan menurut Dane

Bertram pada jurnalnya "Likert Scale" menjelaskan bahwa "A psychometric response

scale primarily used in questionnaires to obtain participant’s preferences or degree of

agreement with a statement or set of statements. Likert scales are a noncomparative

scaling technique and are unidimensional (only measure a single trait) in nature.

Respondents are asked to indicate their level of agreement with a given statement by

way of an ordinal scale." Yaitu Skala respon psikometri terutama digunakan dalam

(29)

pernyataan atau set pernyataan. Skala Likert adalah teknik skala non-komparatif dan

unidimensional (hanya mengukur sifat tunggal) secara alami. Responden diminta

untuk menunjukkan tingkat kesepakatan melalui pernyataan yang diberikan dengan

cara skala ordinal.

2.9 Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang

Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang beralamat di Jl. Pemuda KM.2 Kodepos

59218. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Rembang dibentuk pada tanggal 30

Januari 2001 berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2000 tentang pembentukan

organisasi lembaga pelaksana daerah. Ruang lingkup kelembagaan dinas Pendidikan

Nasional Kabupaten Rembang terdiri dari penggabungan 2 instansi/kelembagaan,

yaitu : Lembaga vertical Kantor Departemen Pendidikan Kabupaten Rembang

Lembaga daerah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rembang. Sebagai

unsur lembaga pelaksana daerah maka Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten

Rembang mempunyai tugas pokok fungsi membantu Bupati dalam pelaksanaan

urusan teknis pelayanan dan penyelenggaraan pendidikan dengan uraian tupoksi

sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan Bupati Rembang No. 81 Tahun 2001.

Kemudian dengan diperbaharuinya Peraturan Daerah No. 6 tahun 2000 menjadi

Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2002 maka istilah Dinas Pendidikan Nasional

Kabupaten Rembang dirubah menjadi Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang,

dengan Nomenklatur Disdik Kab. Rembang.

Dengan terbitnya peraturan perundang - undangan yang baru yaitu :

1. PP Nomor : 38 Tahun 2007 Tentang pembagian urusan kewenangan antara

Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten

2. PP Nonor : 41 Tahun 2007 tentang Struktur Kelembagaan Pemerintah

3. Perda Nomor : 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

(30)

2.7 Hipotetik Penelitian

Hipotetik dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada peningkatan kinerja bagian pengarsipan sesudah menggunakan

SIMPEG.

2. Ada pengaruh keakuratan data dan informasi kepegawaian setelah

(31)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan rancangan penelitian model

prosedural yang dipilih mengadaptasi dari model penelitian Borg dan Gaal (1983:

772) dan rancangan model prosedural yang dikembangkan oleh McKenny (2001).

Berdasarkan sepuluh langkah tersebut oleh sukmadinata dimodifikasi menjadi 3

langkah penelitian dan pengembangan yang intinya sama dengan tahap penelitian

yang dikembangkan oleh McKenny (2001), yaitu: (1) tahap studi pendahuluan

sebagai Seed And contents analysis, (2) tahap pengembangan sebagai desing,

Development, And evaluation, (3) tahap pengujian efektivitas produk sebagai

semi-sumative evaluation. (sukmadinata, 2006: 176).

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan prosedur penelitian dan

pengembangan (Reseach Ana Development) versi Borg dan Gall dengan pendekatan

kuantitatif. Borg dan Gall (1983: 772) menulis, “Educational Research Ana

Development (R&D) si a process Led do develop And validate Educational

Products”. Berdasarkan definisi tersebut, penelitian ini berupaya memproduksi dan

memvalidasi suatu model Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian di Dinas

Pendidikan Kabupaten Rembang dalam upaya meningkatkan pelayanan prima kepada

masyarakat dan instansi yang membutuhkan.

Produk pendidikan yang dimaksud Borg dan Gall (1983: 772) tidak hanya

objek-objek material, tetapi juga termasuk bagunan prosedur dan proses. Dengan

demikian tujuan akhir dari penelitian dan pengembangan pendidikan adalah lahirnya

suatu produk baru atau perbaikan terhadap produk lama untuk meningkatkan kinerja

pendidikan. Dengan produk atau model baru tersebut, proses dan hasil pendidikan

(32)

3.2 Kerangka Penelitian

Pada tahap ini dilakukan mengkaji penelitian terdahulu yang telah dianalisis

sesuai dengan kebutuhan SIMPEG setelah itu melakukan perumusan model yang

cocok, uji coba lapangan hingga ditemukan model akhir simpeg

Gambar 3.1 Kerangka penelitian SIMPEG Dinas Pendidikan Rembang Penelitian pendahuluan

Perumusan model dan analisis

Validasi model awal

Revisi model awal

Uji coba terbatas

Revisi uji coba terbatas

UJI COBA LAPANGAN

Penghalusan model

Model Akhir SIMPEG Uji coba kelompok

(33)

3.3 Pengembangan

Tahap pengembangan ini dilakukan dengan kegiatan meliputi: (1) penyusunan

model simpeg, (2) uji model, (3) konsultasi pakar dan praktisi, (4) evaluasi oleh ahli,

(5) Uji coba lapangan terbatas

3.3.1 Penyusunan Model SIMPEG

Penyusunan desain model konseptual simpeg berbasis Web. Desain model yang

disusun dalam penelitian ini menerapkan implementasi sistem dan pendekatan

pelatihan penggunanan SIMPEG

3.3.2 Penyusunan Model

Tahap penyusunan model SIMPEG dilakuakan dengan mengumpulkan data

pegawai, mengolah data pegawai dan menyajikan data pegawai.

3.3.3 Konsultasi Pakar

Konsultasi kepada para ahli terhadap produk yang telah ditetapkan, peneliti

mengembangkan dan menyusun draf awal model SIMPEG berupa draf implementasi

SIMPEG. Hasil model awal dikonsultasikan kepada para pakar Sistem Informasi.

Hasil model tersebut berupa prototipe SIMPEG yang terdiri dari; (1) tahap konsultasi

model prototipe aplikasi Simpeg (2) tahap konsultasi model manajemen Simpeg.

3.3.4 Validasi Model SIMPEG

Validasi model implementasi manajemen SIMPEG dilaksanakan setelah uji

coba perorangan dan kelompok, hasil uji coba digunakan untuk merevisi dan

memvalidasi model SIMPEG yang dikembangkan. Desain uji validasi dan evaluasi

model menggunakan “The single One Hot Chase Study”. Proses evaluasi penelitian

lebih ditekankan untuk; (1) membandingkan sebelum di implementasikan SIMPEG,

(34)

Pengujian terbatas dengan : “The singlet One Hot Chase Study” dengan metode

eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut ini.

O: Observasi penerapan model awal dan akhur

X: Treatmen berupa penerapan model

3.3.5 Uji coba lapangan terbatas

Pada tahap ini dilakukan uji coba terbatas pada perorangan atau kelompok kecil

untuk memeriksa apakah software bisa berjalan dengan lancar atau tidak.

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, lokasi yang dipilih untuk melakukan

penelitian adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang. Lokasi ini dipilih karena

ketika peneliti melakukan observasi, peneliti menemukan beberapa masalah/kendala

karena tidak adanya SIMPEG di Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, sehingga

peneliti tertarik untuk meneliti.

3.5 Jenis Data

Jenis data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Sehubungan

dengan jenis penelitian lapangan yang bersumber dari informasi dan objek penelitian,

data yang dikumpulkan adalah deskriptif dalam bentuk catatan lapangan,

dokumen-dokumen pribadi dan resmi, foto-foto, rekaman visual, dan pernyataan-pernyataan

masyarakat atau kata-kata masyarakat (Abdullah, 2001: 244) atau, komentar dan

saran dideskripsikan secara kualitatif, sedangkan tentang ketepatan, kejelasan dan

kegunaan model dan materi manajemen pelatihan berkreasi berbasis apresiasi seni

(35)

dalam bentuk tes praktik berkreasi dan berapresiasi dengan tujuan untuk mengetahui

tingkat pemahaman penguasaan materi yang telah diajarkan/dilatihkan. Data kualitatif

diperoleh dari jawaban angket terbuka mengenai kebutuhan guru terhadap pelatihan

yang diinginkan dan tanggapan, saran dan krtik para ahli terhadap produk dan paket

pelatihan.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket skala

Likert, angket terbuka, format/rubrik skor hasil diklat, format observasi dan format

cacatan diskusi terfokus.

Pada instrumen kinerja menggunakan data dan menggunakan tes sebelum

penggunaan Simpeg dan sesudah penggunaan Simpeg mengiakan angket skala

Linkert.

Pada instrumen kecepatan operasional juga diuji menggunakan tes skala linkert

pada saat sebelum dan sesudah Simpeg digunakan.

1. Angket skala Likert digunakan untuk mengumpulkan data tentang evaluasi ahli isi,

ahli pelatihan, dan mencermati produk yang dikembangkan, berupa kriteria jawaban:

4 berarti baik; jawaban 3 berarti cukup baik; 2 berarti kurang baik; 1 yang berarti

tidak baik. Rumusan kriteria jawaban kalimatnya menyesuaikan jenis pertanyaan.

2. Angket terbuka digunakan untuk mengumpulkan data tentang: (1) analisis

kebutuhan pelatihan; (2) kritik dan saran-saran ahli isi, ahli pelatihan.

3. Angket tertutup digunakan untuk mengumpulkan data tentang; (1) analisis

kebutuhan pelatihan; (2) kritik dan saran dari ahli isi, ahli manajemen, dan dosen

seni, dalam bentuk lembr kosong yang dapat diisi dengan komentar, saran dan kritik.

(36)

1. Validitas Prediksi (predictive validity) adalah validitas perkiraan yang berkenaan

dengan hubungan antara skor suatu alat ukur dengan kinerja atau seseorang di masa

mendatang berdasarkan pengukuran awal. Validitas prediksi adalah validitas

instrumen yang diharapkan bisa memiliki hubungan dengan hasil yang diharapkan

dari instrumen yang dibuat. Biasanya dengan cara mengonsultasikan konsep model

aplikasi dan tutorial cara menggunakan.

2. Validasi Isi (Content Validity) adalah validitas instrumen yang memiliki

kandungan isi butir-butir item pertanyaan yang dibuat sesuai dengan topik penelitian

dan bisa menggali jawaban responden sesuai dengan permasalahan yang sudah

dirumuskan oleh peneliti. Biasanya dengan cara mengkonsultasikan instrumen yang

telah dibuat peneliti kepada pakar/ahli di bidang yang sesuai dengan tujuan peneliti.

Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan teknik wawancara dalam

mendapatkan informasi dan data. Berdasarkan hal tersebut maka akan dilakukan

wawancara terhadap beberapa narasumber yang memiliki pengetahuan dalam

pengelolaan dan pelaksanaan SIMPEG di Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang,

narasumber tersebut antara lain:

1. Operator data pegawai (Subbagian Data dan Dokumentasi Pegawai). Narasumber

tersebut dipilih karena operator data pegawai yang mengelola secara langsung Sistem

kepegawaian di Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang walaupun masih secara

manual.

2. Kepala Subbagian Perencanaan dan Pengadaan Pegawai. Narasumber tersebut

dipilih karena narasumber memiliki tugas untuk menyusun perencanaan dan

pengadaan pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang

3. Bagian Penempatan dan Mutasi Pegawai. Narasumber tersebut dipilih karena

narasumber memiliki tugas untuk menentukan dan melaksanakan pengelolaan

(37)

5. Konsultan SIMPEG BKD Rembang. Narasumber dipilih karena memiliki tugas

dan berkaitan langsung dengan pegawai negeri di Dinas Pendidikan Kabupaten

Rembang ataupun Guru PNS.

3.7 Teknik Analisis Data

Data terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif. Pada data kuantitatif

menggunakan skor yaitu berupa kinerja dan kecepatan operasional. Pada data

kualitatif menggunakan hasil persepsi atasan atau teman sejawat, Data berupa

komentar dan saran dideskripsikan secara kualitatif, sedangkan tentang ketepatan,

kejelasan dan kegunaan model digunakan analisis statistik deskriptif persentase. Data

kuantitatif diperoleh dari persentase jawaban kuesioner analisis kebutuhan dan skor

jawaban evaluator dalam angket skala Likert terhadap draf produk berupa skor angka.

Data mengenai kondisi dan kebutuhan sistem model draf dianalisis dengan teknis

persentase, evaluasi melalui angket skala Likert. Angket tertutup akan dianalisis

menggunakan teknik analisis rata-rata.

Uji validitas dibagi menjadi dua yaitu uji kepraktisan dan uji keefektifan yang

dinilai dengan skala baik, cukup atau kurang. Dalam hal validitas dinilai oleh ahli

mulai dari rancangan hingga ke model simpeg, yang menilai diantaranya ahli IT, ahli

manajemen. Sedangkan uji praktis menggunakan skala Linker yang berupa persepsi

pengguna bisa dari masyarakat, pegawai dan pimpinan.

Data hasil angket terbuka dan rekaman diskusi terfokus FGD akan dianalisis

dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Kriteria nilai rata-rata evaluasi draf

produk pengembangan yaitu: (1) 3,20-4,00 baik, (2) 2,20-3,19 cukup baik, (3)

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Borg, Walter R. dan Meridith, D. 1983. Education Research: An Introduction. New

York dan London: Logman.

Siagian, Sondang. 2007. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Rivai, Veithzal. dan Murni, Sylviana. 2009. Education Management. Jakarta:

Rajawali Pers

Rochaety Eti, Rahayuningsih Pintjorini, Gusti Yanti Prima, 2008. Sistem Informasi

Manajemen Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Gordon, Davis. 1999. Manajemen Information System. Seventh Edition. New York:

MCGraw-Hill Book Company.

Onong, Uchyana Effendy. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Cetakan Keempat,

Bandung: CV Mandar Maju.

Raymond, McLeod. 2001. Management Information System. Eight Edition.

NewJersey: Prentice-Hall International, Inc.

Yeyep Oesman, 2005. Cara membangun Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.

Andi, 2005. Membuat Aplikasi Database Karyawan Online Berbasis WEB dengan

PHP dan MySQL, Madiun.

Cook, C, C. 1977. The Ages of Mathematics. New York:Doubleday &Company,Inc

Amsyah, Zulkifli. 1997. Manajemen Sistem Informasi, Jakarta: Gramedia Pustaka.

Buchari, Zainun. 2000. Manajemen dan Motivasi. Jakarta: Balai Aksara.

Azizy, Q. Qodri, 2007. Change Management dalam Reformasi Birokrasi. Jakarta:

(39)

Thoha. 2007. Kepemimpinan dalam Manajemen. Edisi 12, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Rivai, Veithzal. & Sagala, E.J. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk

Perusahaan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Edwards, J. R. 2001. Multidimensional constructs in organizational behavior

research: An integrative analytical framework.

Robert G. Murdick; Published: 01 Jun 1984; Format: Paperback

Moekijat. 1991. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Davis, Gordon B. 1991. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen: Struktur dan

Pengembangannya. Jakarta : Pustaka Binaman Pessindo.

Walter R. Borg, Meredith Damien Gall Longman, 1983. Educational Research. 4th

Edition, New York, Longman.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Tindakan. Bandung: Remaja

Rosda Karya

Abdullah. 2001. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan

Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Edisi 1. Jakarta: PT.

Gambar

Gambar 2.2 Unsur-unsur sistem Informasi
Gambar 3.1 Kerangka penelitian SIMPEG Dinas Pendidikan Rembang

Referensi

Dokumen terkait

Informasi mengenai sumber daya manusia merupakan hal yang paling utama, sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur, dan mengelola sumber daya manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia yang ada digunakan secara efektif

Dari ke-3 definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, Manajemen Sumber Daya Manusia berkaitan dengan cara pengelolaan sumber daya insani, dalam organisasi dan lingkungan yang

Alasan lainya adalah bahwa suatu pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi tidak dapat terlepas dari lingkungan internal maupun eksternal, yang pada suatu saat akan

Secara mudah HRIS didefinisikan sebagai sistem integrasi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisa informasi tentang sumber daya manusia dalam sebuah

Manajemen  Sumber  Daya  Manusia  diperlukan  untuk  meningkatkan  efektivitas  sumber  daya  manusia  dalam  organisasi.  Tujuannya  adalah  memberikan  kepada 

Dalam sistem informasi sumber daya manusia (SISDM) mempunyai dua tujuan utama dalam organisasi antara lain : Untuk meningkatkan efisiensi, dimana data karyawan dan aktivitas

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan untuk memastikan bahwa sumber daya manusia yang ada digunakan secara efektif