• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PEMERINTA. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI PEMERINTA. doc"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke Khadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia dan kekuatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan

tanggung jawab untuk menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini, tak luput

dari ingatan semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada junjungan kita

Nabi Besar Muhammad SAW.

Pada Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini penulis mengambil judul

“Reformasi Birokrasi Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik

Melalui E-Government dan Akuntabilitas Publik pada Sistem Pemerintahan Malang”.

Penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini, dimaksudkan sebagai laporan

Kuliah Kerja Lapangan kunjungan di Pemerintahan Kota dan Pemerintahan

Kabupaten Malang.

Penulis menyadari masih adanya kelemahan dan kekurangan serta

keterbatasan dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini. Akhir kata

penulis berharap semoga laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dapat berguna bagi

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Birokrasi adalah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para

pejabatnya secara bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Max Weber

memandang Birokrasi sebagai suatu istilah kolektif bagi suatu badan yang terdiri atas

pejabat-pejabat atau sekelompok yang pasti dan jelas pekerjaannya serta pengaruhnya

dapat dilihat pada semua macam organisasi. Secara teoritis birokrasi adalah alat

kekuasaan untuk menjalankan keputusan-keputusan politik, namun dalam prakteknya

birokrasi telah menjadi kekuatan politik yang dapat merobohkan kekuasaan. Di

negara sedang berkembang seperti Indonesia, birokrasi yang baik tercermin dengan

bagaimana pelayanan publik dari birokrasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan

hasil dari pelayanan tersebut dapat berjalan maksimal karena kesejahteraan

masyarakat sangat tergantung pada kemampuan mereka mendapat akses dan

kemampuan untuk dapat menggunakan pelayanan publik. Akan tetapi permintaan

akan pelayanan tersebut biasanya jauh melebihi kemampuan pemerintah untuk dapat

memenuhinya. Hal ini dikarenakan pemusatan segala urusan publik hanya kepada

negara dan urusan pelayanan publik yang demikian kompleks mustahil dapat diurus

(3)

pemerintah melaksanakan kebijakan desentralisasi untuk menanggulangi

masalah-masalah yang berkaitan dengan kekuasaan yang tidak merata di setiap daerah.

Pelaksanaan desentralisasi dipandang sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi

yang memungkinkan setiap warga negara untuk menentukan sendiri nasib dan

mengapresiasikan keinginannya secara bebas (Setiyono, 2004: 205). Desentralisasi

yang juga merupakan bentuk pelaksanaan dari demokrasi lokal dengan memanfaatkan

kinerja pemerintah daerah dan pada akhirnya juga diharapkan dapat mendorong

pemerintah daerah dapat melaksanakan dan memberikan pelayanan yang maksimal

kepada masyarakat yang ada di daerah. Namun pada prakteknya desentralisasi yang

diharapkan dapat memberikan kesejahteraan pada daerah-daerah justru dimanfaatkan

oleh para aparat-aparat pejabat birokrasi di daerahnya. Semangat dari desentralisasi

yang junjung tinggi untuk melaksanakan birokrasi yang baik perlahan memudar

karena birokrasi dijadikan alat politisasi oleh para pejabat-pejabat daerah untuk

mendapatkan kekuasaan di daerahnya. Birokrasi yang seperti ini yang dapat

memunculkan praktek korupsi karena pejabat birokrasi tersebut merasa daerahnya

adalah kewenangan para pejabat tersebut untuk melakukan apapun termasuk korupsi.

Masalah-masalah mengenai birokrasi dapat kita jumpai dalam

kegiatan-kegiatan birokrasi yang ada di setiap daerah. Karena kinerja birokrasi yang buruk

maka hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah reformasi birokrasi. Gerakan

reformasi ini menghendaki birokrasi memiliki netralitas politik, transparan,

(4)

menciptakan birokrasi yang lebih baik, kinerja birokrasi dan penyelenggaraan

pemerintahan (daerah) yang lama harus segera dapat ditinggalkan dan diganti dengan

paradigma birokrasi yang baru. Menurut Fadel Muhammad (2008), reformasi

birokrasi melalui reinventing local government akan dapat berhasil jika ada inovasi

dan terobosan yangberkesinambungan untuk meningkatkan kinerja dan network agar

perubahan menjadi lebih cepat menyebar dan mendapat dukungan.

Seperti contoh adalah Pemerintah Kota (Pemkot) dan Pemerintah Kabupaten

(Pemkab) Malang, sejauh ini dinilai memiliki potensi terbesar dalam menciptakan

model pelayanan publik yang partisipatif dan sekaligus berkeadilan. Pemkot dan

Pemkab sudah melakukan reformasi birokrasi untuk mewujudkan pelayanan yang

maksimal terhadap masyarakatnya Pemkot Malang menerapkan e-government

sebagai implementasi pelayanan publik berbasis sistem informasi. Sementara itu,

Pemkab Malang memiliki sejumlah terobosan yang patut ditiru daerah lain. Terutama

dalam memberikan akses informasi, transparansi, dan pengaduan publik yang

ditunjang teknologi informasi.

C. Fokus Permasalahan

Penentuan tahapan penelitian memiliki dua tujuan. Pertama, penetapanfokus

berfungsi untuk membatasi studi. Jadi dalam hal ini fokus membatasi bidang inkuiri.

Kedua, penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi criteria inklusif-eksklusif atau

(5)

mengenai bagaimana pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan

kualitas pelayanan publik melalui e-government dan akuntabilitas publik pada sistem

Pemerintahan Malang.

D. Tujuan Penelitian

Berdasakan permasalahanya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

memahami dan menjelaskan reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan kualitas

pelayanan publik melalui e-government dan akuntabilitas publik pada sistem

Pemerintahan Malang.

E. Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya Ilmu Politik.

Pengembangan tersebut diharapkan bisa menjadi bahan referensi bagi materi

perkuliahan dan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan

peningkatkan kualitas pelayanan publik melalui e-government dan

akuntabilitas publik.

2) Manfaat Praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca terkait reformasi birokrasi dalam rangka meningkatkan

kualitas pelayanan publik melalui e-government dan akuntabilitas publik pada

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Reformasi Birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur

negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum

pemerintahan dan pembangunan nasional. Selain itu, dengan pesatnya kemajuan ilmu

pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan

strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan

dinamika tuntutan masyarakat.1

Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala

bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang

pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah

di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.2

1 Kejaksaan Republik Indonesia, “Reformasi Birokrasi Pengertian Umum.”

http://www.kejaksaan.go.id/reformasi.php?iat=1&id=2 (diakses pada tanggal 3 Juli 2012)..

2 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Pelayanan Publik” http

(7)

Pemerintahan elektronik atau e-government adalah penggunaan teknologi

informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi

warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.

e-Government dapat diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, atau administrasi publik,

untuk meningkatkan efisiensi internal, menyampaikan pelayanan publik, atau proses

kepemerintahan yang demokratis. Model penyampaian yang utama adalah

Citizen atau Customer (G2C),

Government-to-Business (G2B) serta Government-to-Government (G2G). Keuntungan yang paling

diharapkan dari e-government adalah peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta

aksesibilitas yang lebih baik dari pelayanan publik.3

Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi

publik pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen dan

lembaga yudikatif Kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini

sering digunakan secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat

dipertanggungjawabkan yang dapat dipertanyakan , yang dapat dipersalahkan dan

yang mempunyai ketidakbebasan termasuk istilah lain yang mempunyai keterkaitan

dengan harapan dapat menerangkannya salah satu aspek dari administrasi publik atau

pemerintahan, hal ini sebenarnya telah menjadi pusat-pusat diskusi yang terkait

dengan tingkat problembilitas di sektor publik.4

3 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Pemerintah Elektronik” http

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_elektronik (diakses tanggal 3 juli 2012).

4 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Akuntabilitas”

(8)

BAB III

(9)

3.1 Kebijakan Pengembangan E-Goverment Kota Malang

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan sudah merupakan tuntutan, cepat atau lambat di era

global dan otonomi daerah yang telah memunculkan semangat keterbukaan dan

pemberdayaan potensi masyarakat, timbulnya harapan masyarakat akan kebutuhan

pelayanan prima dan kecepatan dalam mengakses informasi, mengharuskan

Pemerintah Daerah untuk segera menerapkan teknologi informasi dalam proses

penyelenggaraan pemerintahan melaluibimplementasi e-Government secara

terintegrasi. Di Kota Malang, bersamaan dengan terbitnya Inpres No : 3 Tahun 2003

tentang kebijakan dan strategi Nasional pengembangan e-Government, sudah

memulai pelaksanaan pengembangan e-Government melalui program pembangunan

jaringan “Malang Online” sebagai langkah awal dalam penyediaan infrastruktur

telematika yang dilaksanakan secara bertahap dalam setiap tahun dimulai sejak tahun

anggaran 2003.

(10)

Menyesuaikan dengan tujuan dan strategi Nasional dalam pengembangan

e-government, kebijakan pengembangan e-Gov melalui program “Malang Online”

diarahkan dengan maksud dan tujuannya adalah membangun sistem informasi dan

komunikasi Kota Malang dengan menjalankan fungsi teknologi informasi yang

memanfaatkan komputer, yakni:

Fungsi Internet (Jaringan Global)

Menyebarkan informasi seluas-luasnya mengenai potensi Kota

Malang agar aparatur Pemerintah Kota Malang semakin memahami

secara luas seputar teknologi informasi dan komunikasi khususnya

dalam perkembangannya di Indonesia dan mancanegara.

Fungsi Intranet (jaringan lokal)

Mempermudah aparatur Pemerintah Kota Malang untuk

melakukan koordinasi, komunikasi dan transformasi data antar unit

kerja. Mempermudah unsur pimpinan Pemerintah Kota Malang untuk

melakukan pemantauan dan koordinasi internal antar unit kerja

terhadap data-data atau informasi perkembangan pembangunan yang

terbaru (uptodate) di lingkungan Pemerintah Kota Malang.

Meningkatkan kebutuhan informasi dalam organisasi Pemerintah Kota

Malang, yaitu pelayanan informasi, pelayanan interaktif, dan

(11)

informasi baik intern Pemerintah Kota Malang maupun ekstern

(masyarakat) dapat terlayani secara cepat, baik dan benar. Terciptanya

mekanisme pengambilan keputusansecara berdaya guna dan berhasil

guna, dalam upaya menunjang keberhasilan penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

3.3 Pelaksanaan Pembangunan Jaringan “Malang Online”

Memasuki era otonomi daerah, peran dan fungsi kewenangan daerah dalam

mengembangkan potensi yang dimiliki guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat

di daerah menjadi semakin luas. Dalam menciptakan good governance serta

penyelenggaraan otonomi daerah, pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) pada setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dihindarkan

lagi. Penerapan TIK yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem merupakan

kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi dalam rangka mendukung pertukaran data

dan informasi serta penyaluran berita secara cepat, akurat dan aman.

Keberadaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di lingkup

Balaikota telah digunakan jaringan kabel atau yang lazim disebut jaringan Lokal Area

Network (LAN), sedangkan yang berada di luar lingkup Balaikota menggunakan

wireless. Untuk mendukung program tersebut, Pemerintah Kota Malang berusaha

dengan keras untuk mewujudkannya melalui kegiatan pembangunan jaringan yang

(12)

anggaran 2005 telah berhasil dibangun seluruh jaringan yang menghubungkan

seluruh SKPD sampai ditingkat Kecamatan. Untuk program tahap berikutnya

jaringan Malang Online akan diperluas nantinya meliputi seluruh Kelurahan yang ada

di Kota Malang (57 Kelurahan).

3.4 Kabupaten Malang, Peraih Special Category Bidang Akuntabilitas Publik Jauh hari sebelum UU No 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

lahir, JPIP sudah memasukkan isu transparansi dan akses informasi publik menjadi

bagian penilaian Otonomi Award. Isu lain, yaitu sanitari birokrasi, responsivitas dan

responsibilitas aparatur, serta pengaduan masyarakat, dijadikan pembentuk indikator

akuntabilitas publik. Indikator itu mengukur sejauh mana pemerintah daerah

bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Sebagai peraih Otonomi Award 2010 bidang

akuntabilitas, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang memiliki sejumlah terobosan

yang patut ditiru daerah lain. Terutama dalam memberikan akses informasi,

transparansi, dan pengaduan publik yang ditunjang teknologi informasi. Melalui

badan pengolahan data elektronik (PDE), Pemkab Malang telah membuat website

pemkab dan subdomain yang melingkupi seluruh satuan kerja perangkat daerah

(SKPD), kecamatan, DPRD, dan BUMD.

Yang istimewa adalah keberanian Pemkab Malang memberikan kemudahan

akses bagi publik untuk memperoleh dokumen rincian APBD. Yang perlu menjadi

catatan, kabupaten/kota lain hanya memublikasikan APBD dalam bentuk ringkasan.

(13)

diunduh di website http://www.malangkab.go.id. Dalam versi cetak, dokumen APBD

tersebut bisa setebal sepuluh sentimeter (10 cm) atau setara 2 rim kertas HVS. Akses

terhadap APBD yang mudah diunduh tersebut jelas merupakan terobosan yang patut

dipertahankan dan ditiru daerah lain. Itu perlu diapresiasi karena masih banyak

daerah lain yang menganggap APBD sebagai dokumen rahasia. Padahal, APBD

merupakan informasi publik yang boleh didapatkan masyarakat. Justru, pejabat

pemerintah yang mempersulit akses, menurut UU No 14/2008, bisa dipidanakan.

3.5 Program Penunjang Akuntabilitas Publik Pemerintah Kabupaten Malang Inovasi lain penunjang akses informasi publik yang dikembangkan Pemkab

Malang adalah domain website Pemkab Malang menggunakan metode CMS (content

management system). Yaitu, sebuah sistem yang memberikan kemudahan bagi semua

user dalam mengelola dan mengubah isi website. User dalam hal ini adalah

masing-masing SKPD, kecamatan, serta BUMD yang bertanggung jawab atas isi website.

Sampai saat ini, telah terkoneksi instansi Pemkab Malang sebagai user yang dapat

memberikan informasi melalui website sesuai tanggung jawabnya. Sampai

pertengahan 2010, antara lain, ada empat asisten sekretaris daerah, 14 bagian

sekretariat daerah, tiga bagian sekretariat DPRD, 19 dinas, 10 badan, inspektorat,

UPT perizinan, RSUD Kanjuruhan, 33 kecamatan, 12 kelurahan, dan 7 desa.

Untuk memperluas akses informasi publik, Pemkab Malang juga memiliki

sejumlah program penunjang lain. Meliputi, layanan pengaduan masyarakat dengan

(14)

(M-CAP). Surat warga (pengaduan) merupakan upaya pemkab untuk menjaring

aspirasi, kritik, keluhan, saran, dan masukan dari masyarakat, baik di wilayah

Kabupaten Malang maupun dari luar wilayah. Pengaduan diakomodasi melalui

website dan pos PO BOX 9000. Seluruh pengaduan masyarakat dapat ditujukan

kepada bupati, wakil bupati, maupun instansi pemerintah (SKPD). Contohnya,

rekapitulasi surat warga (pengaduan) yang masuk pada 2007 yang mencapai 61 surat,

2008 (104 surat), 2009 (202 surat), dan pertengahan 2010 (97 surat) merupakan

pengaduan serius dan telah ditanggapi.

Mail tracking dibuat sebagai solusi atas persoalan administrasi surat-menyurat

yang konvensional. Mail tracking tersebut memakai aplikasi yang menggunakan

jaringan internet yang terintegrasi ke website Pemkab Malang. Dengan sistem

tersebut, administrasi surat keluar dan masuk dari internal maupun masyarakat umum

bisa terlacak. Dengan demikian, tidak ada lagi keruwetan surat-menyurat karena

berkas hilang entah di meja pejabat yang mana. Telecenter merupakan pusat fasilitas

teknologi informasi bagi masyarakat. Berupa balai informasi masyarakat berbasis

internet yang dilengkapi fasilitas internet, telepon, dan faksimile. Fasilitas tersebut

sementara ditempatkan di daerah yang telah menjadi sentra UKM karena

diprioritaskan untuk menunjang perkembangan sentra ekonomi masyarakat.

Contohnya, Telecenter Tirtoyudo dan Telecenter UPT Kendedes.

Sementara itu, mobile-community access point (M-CAP) muncul karena

(15)

khususnya di daerah pedesaan. Program tersebut berfungsi sama seperti telecenter.

Namun, tidak statis, tapi bergerak karena berupa mobil yang dilengkapi fasilitas

seperti telecenter. Pemkab Malang menyediakan unit mobil M-CAP yang dilengkapi

fasilitas enam laptop dan penunjangnya untuk melayani layanan internet, telepon, dan

faksimile di desa-desa. Mobil tersebut keliling ke desa-desa dengan jadwal khusus

agar masyarakat desa bisa mengakses kebutuhan informasi, terutama tentang

pemerintahannya.

BAB IV

(16)

KESIMPULAN

 Dalam kenyataannya fungsi dan peranan e-Government dalam mendukung

kegiatan pelayanan publik sungguh sangat besar. Implementasi e-Gov yang

dikembangkan oleh Pemerintah Kota Malang melalui program pengembangan

“Malang Online” yang telah dilaksanakan sesuai dengan arah kebijakan

sebagaimana yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden No. 3 tahun 2003

tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government.

 Web site yang telah dibangun merupakan satu bagian dari program Malang

Online sebagai pelaksanaan fungsi pelayanan data informasi dalam

implementasi e-Government, dapat dimanfaatkan sebagai media informasi

dan komunikasi yang efektif dalam upaya mempromosikan potensi daerah

yang akan dikembangkan sebagaimana motto “Tribina Cita”, guna menarik

minat investor dalam mengembangkan usahanya di Kota Malang, serta

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Kota Malang.

 Keberanian Pemkab Malang memberikan kemudahan akses bagi publik untuk

memperoleh dokumen rincian APBD. Yang perlu menjadi catatan,

kabupaten/kota lain hanya memublikasikan APBD dalam bentuk ringkasan.

Sementara itu, Kabupaten Malang memublikasikan rincian APBD-nya yang

(17)

 Banyaknya program-program yang diusung oleh pemerintah Kabupaten

Malang yang mempermudah dalam hal pelayanan masyarakat guna

menciptakan pelayanan yang maksimal. Masyarakat dapat mengakses dengan

mudah informasi-informasi terutama yang berkaitan dengan pemerintah

Kabupaten Malang

SARAN

 Diperlukan partispasi masyarakat yang lebih agar implementasi kebijakan

mengenai e-Goverment dan akuntabilitas publik dapat terlaksana sesuai

dengan apa yang diterapkan oleh pemerintah.

 Mengintensifkan himbauan berupa ajakan terhadap pubik mengenai

partisipasi publik dalam proses pembuatan kebijakan melalui pendekatan

terhadap masyarakatnya.

(18)

Ainur Rohman, Ahmad dkk., 2008, Reformasi Pelayanan Publik, Malang: Averroes

Press.Peni Suparto, “Pelaksanaan E-Government Menuju Good Governance”,Tesis, Malang, 2006

Kurniawan, Agung, 2009, Transformasi Birokrasi, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Prianto, Dr. Agus, 2006, Menakar Kualitas Pelayanan Publik, Malang: In-TRANS

Kejaksaan Republik Indonesia, “Reformasi Birokrasi Pengertian Umum.” http://www.kejaksaan.go.id/reformasi.php?iat=1&id=2 (diakses pada tanggal 3 Juli 2012).

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Pelayanan Publik” http http://id.wikipedia.org/wiki/Pelayanan_publik (diakses tanggal 3 juli 2012).

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Pemerintah Elektronik” http http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_elektronik (diakses tanggal 3 juli 2012).

Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Akuntabilitas” http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntabilitas (diakses tanggal 3 juli 2012).

Referensi

Dokumen terkait

Suandy (2009: 132) salah satu cara dalam meminimalkan pajak terutang yang dilakukan dalam tax planning adalah dengan memaksimalkan biaya fiskal. Biaya fiskal

Untuk dapat melakukan analisis dan penglompokan dari mahasiswa yang berpotensial drop out diperlukan data sampel, dimana data sampel yang akan digunakan dalam

Penekanan dalam analisis transaksional ini adalah upaya untuk merangsang rasa tanggung jawab pribadi atas tingkah lakunya sendiri, pemikiran yang logis, rasional,

In the case of prospecting by WEBinar, the list of registered persons is imported in CSV format in order to automatically build contact information in your CRM

Keluaran Jumlah Taman Kehati yang dibina 4 Taman Kehati. Hasil Persentase pemenuhan standar Taman

Expansion capital is a little easier to come by, if you already have a shop that is making money, but if you’ve got your eyes on running a brand new boutique, those funding dollars

Penelitian (Abdul Rahim, 2017) mengungkapkan bahwa sekitar 86,7% dokter gigi tidak mengubah posisi saat bekerja, 83,3% dokter gigi sering menekuk sendi siku mereka untuk

Kata Pengantar ... Latar Belakang masalah………... PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN PERUSAHAAN ………. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance