• Tidak ada hasil yang ditemukan

aplikasi terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "aplikasi terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada klien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Prof. Muhammad Ildrem Medan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kesehatan merupakan unsur terpenting dalam kesejahteraan perorangan, kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar hidup seperti pangan, sandang, perumahan, penghasilan, pendidikan, kebebasan beragama dan kesempatan untuk mengembangkan daya cipta. Masyarakat yang dapat hidup sehat merupakan masyarakat yang sadar, mampu mengenali dan mengatasi permasalahan kesehatan yang sedang dihadapi sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan oleh penyakit fisik maupun psikologis, termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat termasuk masalah kesehatan jiwa (Depkes RI, 2006).

(2)

Untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa secara optimal, pemerintah Indonesia menegaskan perlunya upaya peningkatan kesehatan jiwa, seperti yang dituangkan dalam Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan Bab IX pasal 144 yang menyatakan bahwa upaya kesehatan jiwa ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

Gangguan jiwa merupakan respon maladaptif terhadap stressor dari dalam dan luar lingkungan yang berhubungan dengan perasaan dan perilaku yang tidak sejalan dengan budaya kebiasaan/norma setempat dan mempengaruhi interaksi sosial individu, kegiatan dan fungsi tubuh. Salah satu jenis gangguan jiwa berat adalah skizofrenia. Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu termasuk fungsi berpikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi dan berperilaku yang dapat diterima secara rasional (Sarwono, 2012).

(3)

yang dialami klien yang mengakibatkan klien mengalami isolasi sosial (Videback, 2008).

Interaksi sosial sangatlah penting untuk setiap individu, karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu dengan yang lain saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial seperti adanya rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain dan kebutuhan pernyataan diri (Purwaningsih, 2009). Ketidakmampuan klien berinteraksi disebut dengan isolasi sosial. Isolasi sosial merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang dimana individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain atau sekitarnya agar pengalaman yang tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain tidak terulang kembali (Purba, dkk. 2012).

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan kepada klien isolasi sosial salah satunya adalah terapi kelompok yang bersifat suportif atau pemberian dukungan pada klien isolasi sosial yang biasa disebut terapi psikososial (Videback, 2008). Terapi psikososial adalah terapi yang dilakukan secara berkelompok untuk meningkatkan interaksi antar individu yang ikut serta sebagai peserta dalam terapi kelompok. Terapi ini merupakan metode yang didasarkan prinsip-prinsip sosial dan menggunakan teknik perilaku bermain peran, praktek dan umpan balik guna meningkatkan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah (Keliat, 2013)

(4)

tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Keliat, 2013). Terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan masalah keperawatan klien, salah satunya adalah terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS). TAKS adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Dengan TAKS maka klien diharapkan dapat meningkatkan hubungan sosial secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok dan masyarakat (Keliat, 2013).

Beberapa penelitian mengenai pengaruh TAKS terhadap klien dengan masalah keperawatan isolasi sosial seperti penelitian yang dilakukan oleh Hasriana (2013) menyatakan bahwa terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan klien dalam berinteraksi sosial hal ini tampak pada hasil penelitian dimana 93,3% klien mampu bersosialisasi. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nyumirah (2012) yang menyatakan bahwa ada peningkatan kemampuan interaksi sosial (kognitif, afektif dan perilaku) kepada klien isolasi sosial setelah dilakukan terapi kelompok. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2009) mengenai pengaruh TAKS terhadap tingkat depresi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta menunjukkan adanya pengaruh TAKS terhadap penurunan tingkat depresi pada klien di Rumah Sakit tersebut.

(5)

jarang dilakukan kepada klien. Menurut Keliat (2005) terapi aktivitas kelompok masih jarang dilakukan karena kemampuan perawat dalam menjalankan kegiatan terapi aktivitas kelompok belum memadai, pedoman pelaksanaan dan perawatan yang mewajibkan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok di Rumah Sakit juga belum ada.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh aplikasi terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan klien berinteraksi sosial guna membantu klien dalam menangani masalah kesehatan yang dihadapi melalui penerapan asuhan keperawatan dalam bentuk terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS).

1.2Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka penulis

merumuskan masalah penelitian ini adalah “Adakah pengaruh aplikasi terapi

aktivitas kelompok sosialisasi pada klien isolasi sosial di RSJ Prof. Muhammad Ildrem Medan?”.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi terapi aktivitas kelompok sosialisasi kepada klien isolasi sosial di RSJ Prof. Muhammad Ildrem Medan.

1.3.2 Tujuan khusus

(6)

1. Mengetahui karakteristik klien isolasi sosial di Ruang Kamboja RSJ Prof. Muhammad Ildrem Medan.

2. Mengetahui kemampuan sosialisasi klien isolasi sosial di Ruang Kamboja RSJ Prof. Muhammad Ildrem Medan sebelum diberikan intervensi TAKS. 3. Mengetahui kemampuan sosialisasi klien isolasi sosial di Ruang Kamboja

RSJ Prof. Muhammad Ildrem Medan setelah diberikan intervensi TAKS. 1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini telah dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat mengenai pentingnya manfaat terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan bagaimana memberikan terapi aktivitas kelompok yang tepat dan benar sehingga dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi pada klien isolasi sosial dan mempercepat proses penyembuhan penyakit klien.

1.4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu keperawatan, khususnya ilmu keperawatan jiwa, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan jiwa selanjutnya.

1.4.3 Bagi Penelitian Keperawatan

Penelitian ini telah dapat dijadikan masukan ataupun panduan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai TAKS pada klien yang mengalami isolasi sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini ditemukan bukti bahwa dengan pemberian insentif quota kinerja individu tertinggi ada pada subjek dengan kondisi penetapan target mudah dan tidak

The ip administra- significantly lower levels of plasma leptin than females, in tion of vehicle alone did not significantly affect plasma this study we adopted the dose of 75 m g /

[r]

Universitas Negeri

Pada hari ini Rabu Tanggal Dua Puluh Sembilan Bulan Maret Tahun Dua Ribu Tujuh Belas, dengan mengambil tempat di Ruang Kementerian Agama Kota Jakarta Timur, kami selaku

10 Mengikuti Penilaian Buku Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SD sampai SMA, yang diselengakan Oleh BSNP-PUSBUK, di Hotel Safari Garden Csarua Bogor, pada tanggal 18-23 Juni

Sehubungan dengan telah dilakukannya Evaluasi Dokumen Kualifikasi terhadap paket pekerjaan: Pengadaan Jasa Sewa Kendaraan Operasional Institut Agama Islam Negeri

Dalam menjalankan tugas dan fungsi, Kepala BP-PAUDNI wajib menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal dengan