• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi Mahasiswa Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di Media Televisi (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU Terhadap Penayangan Berita Demo Ahok di TV ONE)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

6 Universitas sumatera utara BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Setiap Penelitian memerlukan kejelasan berfikir dalam

memecahkan atau menyoroti masalah-masalahnya. Untuk itu perlu disusun

kerangka teori yang membuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan

dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 42: 2012).

Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi, dan

proposisi untuk menerangkan suatu fenomena (sosial) secara sistematis

dengan cara merumuskan hubungan antara konsep (Arif dkk, 14: 2001).

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan

fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya

(Krisyantono, 42:2008).

Adapun teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah

Komunikasi Massa, Teknologi Komunikasi, Berita, Televisi.

2.1.1 Komunikasi Massa

Awal perkembangan komunikasi massa berasal dari kata media of

mass communication (media massa yang dihasilkan oleh teknologi

modern) (Nurudin, 2003:2). Definisi komunikassi massa yang paling

sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni, komunikasi massa adalah

pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang.

Dari definisi ini harus diketahui bahwa komunikasi massa harus dilakukan

melalui media massa. Media massa disini adalah radio, televisi, yang

merupakan media elektronik dari teknologi modern.

Lebih rinci lagi pengertian komunikasi massa menurut Gebner

(1967) “mass comunication is the technologically and institutionally based

production and distribution of the most broadly shared continuous flow

messages in industrial societies” (komunikasi massa adalah proses

produksi dan distribusi dari teknologi danlembaga yang membawa arus

(2)

Universitas Sumatera Utara komunikasi massa bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan

selintas (khususnya media elektronik).

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, media

komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks serta memiliki

kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya, terutama dalam hal

menjangkau komunikan. Marshall McLuhan mengemukakan bahwa, kita

sekarang hidup dalam desa dunia (global village), karena media massa

modern memungkinkan berjuta-juta orang di seluruh dunia untuk

berkomunikasi ke hampir seluruh pelosok dunia

Bagian terpenting yang membentuk dan mendukung terjadinya

sebuah sistem adalah unsur. Dalam komunikasi diperlukan unsur-unsur

untuk mendukung kelancaran proses yang terjadi, seperti proses

pertukaran pesan antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi

massa merupakan proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa

dan untuk menyampaikan informasi tersebut kepada khalayak luas. Unsur

dalam komunikasi massa tidak sesederhana seperti unsur komunikasi

lainnya, unsur dalam komunikasi massa memiliki karakteristik tertentu

dalam setiap bagiannya. Adapun unsur-unsur tersebut sebagai berikut

(Bungin, 2006: 71):

1. Komunikator

Dalam komunikasi massa, komunikator adalah:

A. Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi modern

untuk menyebarkan informasi, sehingga informasi tersebut dengan

cepat diterima oleh publik.

B. Komunikator mencoba untuk berbagi informasi, pemahaman,

wawasan dan solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimanapun dan

tidak diketahui dengan jelas keberadaan mereka.

C. Komunikator berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili

(3)

Universitas Sumatera Utara 2. Media Massa

Media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran

informasi secara massal dan dapat diakses secara massal pula oleh

masyarakat.

3. Informasi Massa (Pesan)

Informasi yang dikonsumsi untuk masyarakat luas, bukan

informasi yang hanya dikonsumsi pribadi.

4. Gatekeeper

Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Komunikasi massa

dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, orang

inilah yang akan menentukan apakah sebuah informasi layak untuk

disiarkan atau tidak disiarkan.

5. Khalayak (publik)

Khalayak adalah massa yang menerima informasi yang disebarkan

oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa

dari sebuah media massa.

6. Umpan Balik

Dalam komunikasi massa umpan balik bersifat tertunda, sedangkan

dalam komunikasi pribadi umpan balik terjadi secara langsung. Ini yang

membedakan umpan balik dalam media massa dengan umpan balik dalam

komunikasi antar pribadi. Dengan adanya perkembangan teknologi, umpan

balik yang tertunda ini semakin ditinggalkan.

Dari defenisi dan unsur komunikasi massa di atas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan proses penyampaian

pesan yang disampaikan melalui media massa (media cetak dan media

elektronik) yang dianggap sebagai komunikator kepada khalayak yang

dalam hal ini disebut sebagai audience (pendengar atau penonton). Pesan

yang disampaikan kepada audience diterima secara bersamaan dan dalam

tempo waktu yang cepat. Dengan adanya media massa sebagai alat yang

membantu proses komunikasi massa, maka hambatan dalam komunikasi

(4)

Universitas Sumatera Utara Komunikasi massa juga memiliki gatekeeper yang mengotrol

informasi yang akan disampaikan kepada audience. Gatekeeper dianggap

sebagai penjaga nilai dari suatu media massa yang posisinya berada dalam

suatu lembaga baik dari internal pemilik media massa maupun berasal dari

eksternal.

2.1.1.1 Proses Komunikasi Massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi tatap muka, karena

sifat komunikasi massa melibatkan banyak orang, maka proses

komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (1992: 33)

proses komunikasi massa terlihat dalam bentuk (Bungin, 2006: 74):

1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala yang besar.

Proses komunikasi massa dilakukan dengan mendistribusikan informasi

kemasyarakat dalam skala besar, sekali siaran, pemberitaan yang

disebarkan dalam jumlah yang luas dan diterima oleh massa yang besar

pula.

2. Proses komunikasi massa dilakukan searah, dari komunikator ke

komunikan. Jika terjadi interaksi diantara komunikator dengan

komunikan, itu sifatnya sangat terbatas. Dalam proses ini komunikatorlah

yang mendominasi.

3. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris, artinya

komunikasi yang terjalin bersifat datar dan sementara, tidak berlangsung

lama dan permanen.

4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non-pribadi) dan

tanpa nama. Proses ini menjamin bahwa komunikasi massa akan sulit

diidentifikasi siapa yang menjadi penggerak.

5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan

kebutuhan di masyarakat. Seperti televisi dan radio yang melakukan

penyiaran, karena adanya kebutuhan masyarakat akan informasi seperti

pemberitaan yang ditunggu oleh masyarakat tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses

komunikasi massa didominasi oleh komunikator, komunikator dalam hal

(5)

Universitas Sumatera Utara berlangsung sementara tanpa diketahui siapa penggerak dari informasi

yang diberikan kepada komunikan atau audience.

2.1.1.2 Ciri-Ciri Komunikasi Massa

Seperti yang telah di uraikan sebelumnya, kita telah mengetahui

definisi dari komunikasi massa dari berbagai ahli. Melalui definisi

tersebut, kita dapat mengetahui ciri-ciri dari komunikasi massa. Ciri-ciri

dari komunikasi massa adalah (Nurudin, 2003:19) :

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa merupakan lembaga karena

elemen utama komunikasi massa adalah media massa. Komunikator dalam

komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya,

gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam

sebuah lembaga.

2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen atau

beragam. Artinya, komunikan beragam pendidikan, umur, jenis kelamin,

status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama

atau kepercayaan yang tidak sama pula.

3. Pesannya bersifat Umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak dituju kepada satu

orang atau sekelompok masyarakat tertentu. Pesan-pesan ditujukan kepada

khalayak yang plural dan pesan-pesan yang dikemukakan juga tidak boleh

bersifat khusus.

4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah

Media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah.

Kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya

(media massa yang bersangkutan), kalaupun bisa sifatnya pasti tertunda.

Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubrik

surat pembaca. Jadi, komunikasi yang berjalan satu arah akan memberi

konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak

(6)

Universitas Sumatera Utara 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Dalam komunikasi massa terdapat keserempakan dalam proses

penyebaran pesan-pesannya. Serempak yang berarti khalayak menikmati

media massa tersebut hampir bersamaan. Keserempakan juga sangat terasa

kalau kita mengamati media komunikasi massa lain seperti internet.

6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis

Peralatan teknis yang dimaksud seperti pemancar untuk media

elektronik. Salah satunya yang kita ketahui adalah televisi dan radio,

televisi dan radio merupakan media massa yang tidak lepas dari pemancar.

Peralatan teknis semakin kompleks juga seperti yang dimiliki oleh

jaringan internet. Peralatan teknis merupakan sebuah keniscayaan yang

dibutuhkan oleh media massa.

7. Komunikasi Massa Dikontrol Oleh Gatekeeper

Gatekeeper merupakan orang yang sangat berperan dalam

penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi

sebagai orang yang ikut menambah, mengurangi, menyederhanakan,

mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari

komunikasi massa yakni pesan yang disampaikan oleh komunikator yang

notabene adalah media massa itu tidak berasal dari satu orang melainkan

secara kelembagaan. Pesannya juga bersifat umum, disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat yang dapat diterima oleh komunikan secara

serentak. Dan komunikasi massa juga membutuhkan alat bantu yang

membantu proses komuikasi itu sampai ke komunikan. Informasi

yangdisampaikan dari proses komunikasi massa harus melewati kelegalan

dari gatekeeper yang memperbaiki isi pesan agar sesuai dengan nilai-nilai

media massa dan mudah untuk dimengerti oleh komunikan.

2.1.1.3 Fungsi Komunikasi Massa

Robert K. Berton mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial

memiliki dua aspek yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi

nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau bersembunyi (latent

(7)

Universitas Sumatera Utara pada masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional. Begitu

pula dengan fungsi komunikasi massa, sebagai aktivitas sosial masyarakat,

komunikasi massa juga mengalami hal yang serupa, beberapa fungsi

komunikasi massa adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial

maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat

dilakukan untuk aktivitas preventif agar mencegah hal-hal yang tidak

diinginkan. Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat

digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada

umumnya.

2. Fungsi Social Learning

Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah

melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.

Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan dimana komunikasi

massa itu berlangsung. Komunikasi massa digunakan agar penyampaian

bisa berlangsung secara efektif dan efisien.

3. Fungsi Penyampaian Informasi

Selain penyampaian pendidikan sosial, ada lagi fungsi utama

komunikasi massa yaitu menyampaikan informasi kepada masyarakat luas.

Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik

tersampaikan kepada masyarakat dengan luas dan dalam waktu yang cepat

sehingga fungsi informatif dapat tercapai dengan cepat dan singkat.

4. Fungsi Transformasi budaya

Fungsi informatif merupakan fungsi statis yang tidak bisa berubah,

tapi komunikasi massa memiliki fungsi lain yang bersifat statis yaitu

fungsi transformasi budaya. Fungsi transformasi budaya ini menjadi

sangat penting terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social

learning.

Komunikasi massa menjadi transformasi budaya yang dilakukan

(8)

Universitas Sumatera Utara didukung oleh media massa. Akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih

kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global.

5. Fungsi Hiburan

Seirama dengan fungsi-fungsi lain komunikasi massa juga

digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa

menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada

media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

Berdasarkan Uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Fungsi media

massa sangat berarti bagi masyarakat. Artinya informasi yang disampaikan

kepada khalayak harus dibentengi oleh fungsi tersebut.

2.1.1.4 Tujuan Komunikasi Massa

Dalam proses komunikasi pasti komunikator memiliki tujuan yang

ingin disampaikan kepada komunikan setelah mendapatkan pesan.

Tujuan-tujuan tersebut dapat berupa perubahan persepsi, pendapat maupun sikap.

Adapun tujuan-tujuan dari komunikasi massa, yaitu (Severin dan Tankard,

2008: 13):

1. Untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh komunikasi massa. Pengaruh ini

mungkin yang diharapkan seperti pemberitaan kepada masyarakat selama

pemilihan atau yang tidak diharapkan seperti menyebabkan peningkatan

kekerasan dalam masyarakat.

2. Untuk menjelaskan manfaat komunikasi massa yang digunakan

masyarakat. Melihat manfaat komunikasi massa oleh masyarakat menjadi

lebih bermakna daripada melihat pengaruhnya. Pendekatan ini mengakui

adanya peranan yang lebih aktif pada audiens komunikasi. Ada dua faktor

yang digabung untuk memberikan tekanan yang lebih besar pada aktivitas

audiens dan penggunaan komunikasi massa daripada pengaruhnya. Salah

satu faktornya adalah bidang psikologi kognitif dan pemrosesan informasi.

Faktor lain adalah perubahan teknologi dan komunikasi yang bergerak

menuju teknologi yang semakin tidak tersentralisasi, pilihan pengguna

yang lebih banyak, diversitas isi yang lebih besar dan keterlibatan yang

lebih aktif dengan isi komunikasi oleh pengguna individual.

(9)

Universitas Sumatera Utara 4. Untuk menjelaskan peranan media massa dalam pembentukan

pandangan-pandangan dan nilai-nilai masyarakat. Para politisi dan tokoh masyarakat

sering memahami pentingnya peran komunikasi massa dalam

pembentukannilai-nilai dan pandangan dunia seperti mengkritik

acara-acara atau film yang didasarkan oleh spekulasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa proses

komunikasi massa dalam menyampaikan pesan kepada khalayak harus

memiliki tujuan. Salah satu tujuan komunikasi massa terpenting adalah

pembentukan kerangka berfikir khalayak dalam menerima pesan yang

diterima dari media massa. Hingga proses itu akan berkesinambungan

terhadap pandangan dan sikap dari khalayak tersebut.

2.1.1.5 Efek Komunikasi Massa

Pada buku Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial

yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah

ditetapkan terlebih dahulu. Pada proses komunikasi, pesan dalam media

massa dapat menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Menurut Steven M. Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari

tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang

berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan yang kedua

adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak

komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku.

Pendekatan yang ketiga adalah observasi terhadap khalayak yang dikenai

efek komunikasi massa. Pada bagian ini akan dibahas dua pendekatan saja

(Ardianto, 2004:49), yaitu :

a. Efek Kehadiran Media Massa

Mc Luhan mengemukakan the medium is the message. Media

adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah

mempengaruhi khalayak. Terdapat lima jenis efek kehadiran media massa

(10)

Universitas Sumatera Utara 1. Efek Ekonomi

Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat

menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa

media massa. Kehadiran surat kabar yang berarti menghidupkan pabrik

yang mensuplai kertas koran. Keberadaan televisi baik pemerintah maupun

swasta dapat memberi lapangan pekerjaan bagi sarjana ilmu komunikasi.

2. Efek Sosial

Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi

sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Misalnya, kehadiran

televisi dapat meningkatkan status sosial dari pemiliknya.

3. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman

Seseorang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan

psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman.

Misalnya, untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa

dan sebagainya.

4. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan

tidak nyaman kepada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan

perasaan tertentu.

b. Efek Pesan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai efek pesan media massa yang

meliputi efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral.

1. Efek Kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang

sifatnya informatif bagi dirinya. Pada efek kognitif ini akan dibahas

bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari

informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan

kognitifnya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang

benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara

langsung. Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka

sudah tentu media massa akan memengaruhi pembentukan citra tentang

(11)

Universitas Sumatera Utara 2. Efek Afektif

Efek afektif ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif.

Tujuan komunikasi massa bukan saja memberitahu khalayak tentang

sesuatu, tetapi khalayak diharapkan dapat turut merasakan iba, terharu,

sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak

dalam bentuk perilaku, tindakan. Adegan kekerasan dalam televisi akan

menyebakan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang

banyak disiarkan dalam televisi menyebabkan para ibu rumah tangga

memiliki keterampilan baru. Pernyataan ini mencoba mengungkapkan

tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan, dan gerakan

khalayak yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Media Massa

Komunikasi massa memerlukan media massa dalam prosesnya,

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai Agent of Change

(Bungin, 2006: 85), yangmerupakan pelopor perubahan. Dalam

menjalankan paradigmanya media massa berperan sebagai:

1. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media

edukasi. Media massa menjadi media yang setiap mendidik masyarakat

supaya cerdas, terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju.

2. Media massa menjadi media informasi, media yang setiap saat

menyampaikan informasi kepada masyarakat dengan informasi yang

terbuka dan jujur.

3. Media massa menjadi media hiburan, media massa menjadi institusi

budaya, pendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi

manusia dan mencegah budaya yang justru akan merusak peradaban

manusia dan masyarakatnya.

Pengertian lain, Media massa itu adalah alat-alat dalam komunikasi

yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada khalayak

yang luas dan heterogen (Nurudin, 9: 2007). Istilah media massa merujuk

(12)

Universitas Sumatera Utara dalam jarak jauh kepada orang banyak (khalayak). Media massa bukan

sekedar alatsemata-mata,melainkan jugainstitusionalisasi dalam

masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga

masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui

kesepakatan-kesepakatanlain.

Media massa pada masyarakat luas saat ini dibedakan atas tiga

kelompok, meliputi media cetak, media elektronik, dan media online.

1. Media cetak merupakan media tertua dimuka bumi. Media cetak berawal

dari media yang disebut dengan acta diurnal dan acta senatus dikerajaan

Romawi. Kemudian media cetak berkembang pesat setelah Johannes

Guttenberg menemukan mesin cetak, hingga kini sudah beragam

bentuknya, seperti surat kabar (koran), tabloid, dan majalah.

2. Media elektronik muncul karena perkembangan teknologi modern yang

berhasil memadukan konsep media cetak, berupa penulisan naskah dengan

suara (audio), bahkan kemudia dengan gambar (visual) melalui layar

televisi. Maka yang disebut dengan media massa elektronik adalah radio

dan televisi.

3. Media online merupakan media yang menggunakan fitur internet. Sepintas

lalu orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi

pakar memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya, media

online menggabungkan proses media cetak dengan menulis informasi yang

disalurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga berhubungan dengan

komunikasi personal yang terkesan perorangan.

Berdasarkan uraian tentang media massa diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwamedia massamerupakanpesan-pesan

darisumberkepadakhalayak(menerima)

denganmenggunakanalat-alatkomunikasimekanisseperti televisi,radio,

suratkabar,majalah,tabloid,buku,film,internet,dll. Media massa memiliki

peranan yang sangat penting dalam mencari, mengolah dan

menyebarluaskan informasi kepada khalayak. Bungin menganggap media

(13)

Universitas Sumatera Utara mampu membawa khalayak dari kegelapan menuju ke kondisi yang terang

benderang.

Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi

lainadalahiabisamengatasi hambatan ruangdanwaktu.Bahkanmedia

massamampu menyebarkan pesanhampirseketikapadawaktuyangtak

terbatas.

2.1.3 Televisi

Televisi berasal daridua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele

(bahasa yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre berasal dari bahas latin)

yang berarti penglihatan.Dengan demikian televisi yang dalam

bahasainggrisnya television diartikan dengan melihatjauh.Melihatjauh

disinidiartikandengangambardansuarayangdiproduksidisuatutempat

(studiotelevisi)dapatdilihatdaritempatlainmelaluisebuahpenerima.

Dalam buku komunikasi massa karangan Elvinaro Ardianto, M.

Si,Lukiati Komala,M.Si, danSiti Karlinah,M.Si, (134: 2007)dari

semuamedia komunikasi yang ada, televisilah yang

palingberpengaruhpada kehidupanmanusia.Televisi mengalami

perkembangansecara dramatis, terutama melalui pertumbuhantelevisi

kabel.Transmisiprogramtelevisikabel menjangkauseluruhpelosoknegri

denganbantuansatelitdan diterimalangsungpadalayartelevisidirumah

denganmenggunakan wirelesscableyangmembuka tambahan saluran

televisibagipemirsa.

Perkembangan teknologi pertelevisian sampai saat ini sudah

berkembang sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan

seolah-olah tidak ada lagi batasan antara satu negara dengan negara yang

lainnya” (Muda, 2003: 4). Televisi, di samping sebagai media yang amat

menghibur, juga menjadi saluran komunikasi dua arah yang efektif

(Kuswandi, 1996: 20). Penggunaan televisi sekarang tidak hanya dimiliki

oleh masyarakat di perkotaan saja namun juga bisa dinikmati oleh

masyarakat di pedesaan. Kelebihan yang dimiliki oleh televisi adalah

mampu mentransformasikan gambar, suara dan warna-warna yang sesuai

(14)

Universitas Sumatera Utara dengan mengambil setting tempat tertentu maka pemirsa sudah dapat

mengetahui tempat itu tanpa harus pergi ke sana. “Nilai-nilai lebih dari

televisi tersebut membuat daya rangsang seseorang terhadap media televisi

cukup tinggi” (Kuswandi, 1996: 2).

Siaran televisi menjadi lebih komunikatif dalam menyampaikan

pesan, dengan audio dan visual yang dimilikinya. Maka dari itu televisi

sangat berguna dalam upaya pembentukan sikap, perilaku, dan perubahan

pola pikir. Seperti halnya media massa lainnya, televisi pada pokoknya

mempunyai tiga fungsi pokok yakni sebagai berikut:

1. Fungsi penerangan (The Information Function)

Televisi mendapat perhatian yang bersar dikalangan masyarakat

karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang

sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh 2 faktor yaitu

a. immediacy (kesegaran). Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa

yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa

pada saat peristiwa itu berlangsung.

b. Realism (Kenyataan). Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara

audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera sesuai dengan

kenyataan.

2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh

untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya

begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu

meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat.

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Sebagai media yang melayani kepentingan masyarakat luas, fungsi

hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi

lainnya. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran televisi diisi oleh

acara-acara hiburan, seperti lagu-lagu, film cerita, olahraga, dan sebagainya.

Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan

(15)

Universitas Sumatera Utara Kemajuan teknologi televisi seperti sekarang ini mengagetkan

siapa saja, yang sebenarnya tidak memperkirakan begitu cepat

perkembangannya sehingga dengan serta merta dapat menjadi jendela

dunia, media yang dapat menjadi “lubang penembus space”. Menjadikan

dunia bahkan alam jagad raya ini menjadi hanya selebar daun kelor

(Bungin, 133: 2006).

Fungsi dari televisi mendidik, menghibur, menginformasikan dan

mempengaruhi khalayak memberikan pengaruh yang dominan didalam

kehidupan kita. Berdasarkan fungsi tersebut tiap televisi saat ini telah

membuat tayangan-tayangan yang berbeda-beda. Ada televisi yang

berfokus pada tayangan-tayangan komedi, sinetron, infotainment, dsb

sebagai fungsi menghibur. Ada juga televisi yang berfokus pada tayangan

berita yang menyampaikan informasi kekinian dari tingkat daerah hingga

tingkat nasional. Dari televisi berita, televisi telah mampu mengatur

wacana atau isu-isu disuatu daerah sampai tingkat nasional.

Dari uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa televisi

merupakan salah satu bagian dari media massa yang memiliki peranan

mendidik, menghibur, menginformasikan dan mempengaruhi. Televisi

mampu memberikan informasi kepada khalayak secara serentak dengan

kualitas dan kuantitas yang baik. Televisi menjadi salah satu alat media

massa yang dapat memberikan tampilan yang baik dari segi suara (audio)

dan gambar (visual). Televisi juga mampu mengatur dan membentuk

isu-isu atau wacana-wacana terhadap suatu masalah yang akan diangkat oleh

media televisi, yang dapat membentuk dan mempengaruhi persepsi

khalayak.

2.1.3.1 Program Televisi

Kata “program” itusendiriberasaldari bahasainggrisprogramme

atauprogram yangberartiacaraataurencana.Undang-undangpenyiaran

Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi

menggunakanistilah "siaran"yangdidefinisikan sebagai pesanatau

(16)

Universitas Sumatera Utara Menurut kamusWJSPurwodarminto,pengertian program adalah

acara, sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi,

yakni program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan

untukditindaklanjutidenganpenyusunan "butir"siaranyangberlangsung

sepanjang siaranituberadadiudara.(Soenarto,2007:1).

Daripengertiandiatas,penelitimemahami bahwaprogramadalah

segala hal yang ditampilkanstasiun penyiaran atau stasiun televisi untuk

memenuhi kebutuhan audience.Program atau acara yang disajikan adalah

faktor yang membuat audiencetertarik untuk mengikuti siaran

yangdipancarkanstasiunpenyiaranapakahitutelevisiatauradio.

2.1.3.2 Jenis Program Televisi

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program

yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Program

televisi terbagi menjadi dua bagian, yakni :

1. Program Acara Berita (news program)

Yaitu program acara yang berisikan tayangan liputan berita-berita

peristiwa terkini dan juga informasi lainnya seperti berita politik, budaya,

kriminal, lalu lintas, olahraga, dan juga perkiraan cuaca yang dimana

semua itu untuk disampaikan kepada audiens.

2. Program Acara non Berita (artistic program)

Yaitu program acara berita yang berisikan program hiburan yang

tujuannya untuk menghibur audiens. Kategori program hiburan tersebut

seperti program drama, game, show, entertainment, reality show,

infotainment, music program, talk show, film documenter, dan lain-lain.

2.1.4 Berita (News)

Menurut Dr. Willard G. Bleyer mendefinisikan berita adalah segala

sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita

yang terbaik ialah berita yang paling menarik perhatian bagi jumlah

pembaca yang paling besar. Berita (news) itu tiada lain adalah laporan atau

pemberitahuan tentang segala peristiwa aktual yang menarik perhatian

orang banyak (Suhandang, 103: 2004). Sedangkan Dean M. Lyle Spencer

(17)

Universitas Sumatera Utara dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca. Menurut Deddy

Iskandar Muda (23: 2003), dalam bukunya “Jurnalistik Televisi Menjadi

Reporter Profesional”, pengertian berita adalah suatu fakta atau ide atau

opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting bagi sejumlah

besar pembaca, pendengar maupun penonton. Dalam memilih materi

berita yang akan ditayangkan ada beberapa pertimbangan yaitu

berdasarkan kerangka memberikan informasi yang dibutuhkan audiens

(Muda, 2003: 34):

1) Consequence

Consequence artinya adalah berita tersebut berkaitan dengan segala

tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain – lain yang

memiliki dampak bagi masyarakat luas.

2) Conflict

Conflict atau konflik memiliki nilai berita yang sangat tinggi

karena konflik adalah bagian dalam kehidupan. Di sisi lain konflik sangat

berhubungan dengan peristiwa kehidupan.

3) Development

Development atau pembangungan merupakan materi berita yang

cukup menarik apabila reporter mampu mengulasnya dengan baik.

Keberhasilan dan kegagalan pembangunan melibatkan seluruh aspek

masyarakat.

4) Disaster and Crimes

Disaster and Crimes atau bencana dan kriminalitas adalah

peristiwa berita yang pasti mendapatkan tempat di hati audiens. Dalam

piramida kebutuhan Maslow, keselamatan mendapat urutan pertama. Maka

materi berita bencana dan kriminalitas memiliki daya rangsang yang cukup

tinggi bagi audiens.

5) Weather

Weather atau cuaca merupakan berita yang penting pula, karena

berkaitan dengan berbagai aspek kegiatan masyarakat. Mulai dari petani

hingga kalangan pengusaha.

(18)

Universitas Sumatera Utara

Sport atau olah raga selalu menarik bagi audiens di mana

pun.Khususnya di Indonesia berita olah raga yang paling diminati adalah

sepak bola, otomotif, basket, tenis, bulutangkis dan tinju.

7) Human Interest

Human Interest adalah kisah–kisah yang dapat membangkitkan

emosi audiens seperti lucu, sedih, dramatis, aneh dan ironis. Salah satunya

berita yang pasti akan mendapatkan tempat bagi pemirsa atau penonton

adalah berita mengenai bencana (disaster) dan kriminal (crimes). Dua

topik ini menjadi sangat penting karena menyangkut tentang keselamatan

manusia. Dalam pendekatan psikologi, keselamatan adalah menempati

urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia (basic needs), sehingga tak

heran apabila berita tersebut memiliki daya rangsang tinggi bagi

pemirsanya. Adapun televisi tidak dapat menyiarkan dengan seenaknya

terhadap korban–korban manusia yang tampak sadis. Etika itu

dimaksudkan agar pemirsa tidak memiliki rasa takut atau trauma yang

amat besar (Muda, 36-37: 2003).

2.1.4.1 Unsur Berita

Suatu peristiwa pada dasarnya selalu melibatkan manusia dan

alam. Peristiwa alam yang tidak berkaitan dengan kehidupan manusia,

tidak penting dan tidak menarik diberitakan. Seluk beluk peran baik

manusia maupun alam dalam suatu peristiwa yang diberitakan dapat

diungkapkan melalui pertanyaan pokok jurnalistik, yaitu “5W+1H”: apa,

siapa, mengapa, di mana, bilamana dan bagaimana (Muda, 39: 2003)

Itulah yang dimaksud unsur-unsur berita, dan berikut penjabarannya:

A. What (apa): Artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa

yang sedang terjadi.

B. Who (siapa): Artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa itu. Siapa saja

yang terlibat.

C. Where (di mana): Artinya, di mana peristiwa atau kejadian itu

berlangsung.

D. When (kapan): Artinya, kapan peristiwa atau kejadian itu berlangsung.

(19)

Universitas Sumatera Utara F. How (bagaimana): Artinya, bagaimana kejadian itu bisa berlangsung.

2.1.4.2 Tayangan Berita di Televisi

Berita berasal dari bahasa sansekerta “vrit” yang dalam bahasa

inggris disebut “write” yang artinya ada atau terjadi. Selain itu ada juga

yang menyebutnya dengan kata ”vritta” yang berarti kejadian atau yang

telah terjadi. Pada kamus besar bahasa Indonesia, berita merupakan cerita

atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Dalam

istilah jurnalistik, berita diberi nama “news”. Kata tersebut terbentuk dari

kata “new” yang berarti baru. Jadi, berita merupakan sesuatu yang baru

dan diinformasikan kepada khalayak banyak.

Berita yang ditayangkan oleh televisi memiliki beberapa syarat, yakni :

1. Merupakan Fakta, berita haruslah berdasarkan kejadian atau peristiwa

yang benar–benar nyata.

2. Terkini, Jarak penyiaran tayangan berita tidak terlalu jauh dengan

peristiwa tersebut.

3. Seimbang, berita harus disampaikan dengan seimbang (cover both side) ,

tidak memihak kepada salah satu pihak.

4. Lengkap, Informasi yang disampaikan pada berita harus benar – benar

lengkap. Sesuai dengan 5W + 1H.

5. Menarik, berita harus menarik minat penontonnya, berita dapat dikatakan

menarik apabila mengandung unsur empati, simpati dan bermanfaat bagi

penonton, berkaitan dengan tokoh terkenal, peristiwa penting, luar biasa,

atau bersifat konflik.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa secara ideal atau

teori informasi atau pesan yang ditayangkan oleh suatu media televisi

harus melewati beberapa syarat, yakni: Fakta, Terkini, Seimbang, Lengkap

dan menarik. Kelima syarat tersebut tidak dapat dihilangkan salah satunya

dari penayangan setiap berita di televisi. Karena syarat-syarat tersebut

yang menjadi kebutuhan masyarakat akan informasi yang diberikan oleh

(20)

Universitas Sumatera Utara 2.1.5 Persepsi

Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris yaitu

perception berasal dari bahas latin yaitu perceptio; dari percipere, yang

artinya menerima atau mengambil. Persepsi (perception) dalam arti sempit

adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan

dalam arti luas adalah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana

seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2003:445).

Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terdiri dari

pengamatan seseorang terhadap suatu informasi yang disampaikan oleh

orang lain yang saling berhubungan, berkomunikasi dan bekerjasama.

Setiap orang pastinya tidak terlepas dari perspesi.

Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,

mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan

proses tersebut mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2007:179). Definisi

lain mengenai persepsi adalah persepsi pengalaman tentang objek,

peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 1994:51).

Dari uraian defenisi diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

persepsi merupakan suatu proses perangsangan terhadap alat indera

manusia melalui pesan yang akan diterima, lalu pesan tersebut

diorganisasikan dalam pikiran dan membentuk pemikiran hingga sikap.

Persepsi juga tidak muncul begitu saja, faktor lingkungan, pendidikan,

pengalaman juga mempengaruhi keberadaan persepsi tersebut. hal ini yang

membuat persepsi itu bersifat subjektif, dimana setiap individu memilik

perbedaan persepsi antara satu sama lainnya.

2.1.5.1 Proses Persepsi

Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang

menghasilkan tanggapan setelah rangsangan ditetapkan kepada manusia.

Subproses psikologis lainnya adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran.

Persepsi, pengenalan, dan penalaran terkadang disebut variabel psikologis

yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan. Dari segi psiologi

(21)

Universitas Sumatera Utara memandang, oleh karena itu untuk mengubah tingkah laku seseorang

harus dimulai dari mengubah persepsinya.

Alex Sobur dalam buku Psikologi Umum (447: 2003), menjelaskan

dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama, yaitu :

1. Seleksi

Adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari

luar, intensitas, dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi

Adalah proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai

arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti

pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan

kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang

untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu

proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3. Reaksi

Yaitu interpretasi dan persepsi yang kemudian diterjemahkan

dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.

Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia ini, kita

ingin mengenali dunia dan lingkungan yang mengelilinginya. Pengetahuan

adalah kekuasan, tanpa pengetahuan kita tidak dapat bertindak secara

efektif. Persepsi adalah sumber utama untuk pengetahuan itu. Definisi lain

yang dikemukakan oleh Pareek mengenai persepsi adalah sebagai proses

menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan

memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data. Definisi

persepsi yang dikemukakan oleh Pareek dalam buku Psikologi Umum

(Sobur, 2003:451) tercakup beberapa segi atau proses, tiap proses tersebut

sebagai berikut :

1. Proses menerima rangsangan

Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau

data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindra.

Kitamelihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan atau

(22)

Universitas Sumatera Utara 2. Proses menyeleksi rangsangan

Setelah rangsangan diterima atau data diseleksi, tidaklah mungkin

untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Rangsangan

tersebut akan disaring, dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut.

3. Proses pengorganisasian

Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu

bentuk.

Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yakni :

a. Pengelompokan

Berbagai rangsangan yang diterima dikelompokkan dalam suatu bentuk.

b. Bentuk timbul dan latar

Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk

memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol,

sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada di latar belakang.

c. Kemantapan persepsi

Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan

perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya.

4. Proses penafsiran

Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu

menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Persepsi pada pokoknya

memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

5. Proses pengecekan

Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa

tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses

pengecekan ini mungkin terlalu cepat dan orang mungkin tidak

menyadarinya. Pengecekan ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk

menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan oleh data baru.

Data atau kesan-kesan tersebut dapat di cek dengan menanyakan kepada

(23)

Universitas Sumatera Utara 6. Proses reaksi

Tahap terakhir dari proses perseptual ialah bertindak sehubungan dengan

apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat

suatu sehubungan dengan persepsinya.

Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai

inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi,

yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses

komunikasi. Persepsi disebut juga inti komunikasi, karena jika persepsi

kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif.

Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan

pesan yang lain (Mulyana, 2007: 180).

Dari penjelasan diatas, peneliti mengambil proses persepsi dari

penjelasan soubur. Dimana ia menjelaskan bahwa proses persepsi itu

melewati tiga rangkaian yang harus dijalani satu persatu hingga terbentuk

sebuah persepsi. Pertama, Seleksi, setiap individu memiliki keleluasan

dalam menyaring atau memilih informasi pesan yang diterima. Individu

tersebut dapat menerima atau menolak atas pesan yang mereka terima.

Kedua, Interpretasi, Pesan yang telah diterima setiap individu setelah

proses penyaringan, lalu dikelola dalam pikiran individu tersebut.

Sehingga pesan tadi dapat dikelompokkan hingga muncul sebuat tafsiran

dari individu tersebut.

Ketiga, Reaksi, munculnya reaksi dari hasil penafsiran yang telah

diorganisasikan dalam pikiran individu. Reaksi dimaksud oleh soubur

lebih kepada respon individu yang mendapatkan pesan, baik itu respon

positif maupun respon negatif.

2.1.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja, ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. David Krech dan Richard S. Cruchfield dalam buku

Metodologi Penelitian Komunikasi menyebutnya sebagai faktor

fungsional, faktor struktural, faktor situasional dan faktor personal

(24)

Universitas Sumatera Utara 1. Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu

dan hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor

personal. Yang menentukan perspepsi bukan jenis atau bentuk stimuli,

tetapi karakteristik orang yang memberikan respon terhadap stimuli itu.

Dari sini Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama

yaitu : persepsi bersifat selektif. Ini berarti bahwa objek-objek yang

memenuhi tujuan yang melakukan persepsi.

2. Faktor Struktural

Faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan

efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Dari sini

Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang kedua yaitu :

medan konseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti.

3. Faktor situasional

Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa non verbal. Petunjuk

proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik

adalah beberapa yang mempengaruhi faktor situasional.

4. Faktor personal

Faktor personal terdiri dari pengalaman, motivasi dan kepribadian.

Pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang dihadapi.

Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi stimuli yang akan

diproses. Kepribadian merupakan ragam pola tingkah laku dan pikiran

yang memiliki pola tetap dapat dibedakan dari orang lain yang merupakan

karakteristik seorang individu.

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang

bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang

akan dicapai. Untuk itu kerangka konsep dapat berupa teori-teori baru

yang akan diuji atau pengembangan teori-teori yang sudah ada dan bahkan

berupa kemungkinan-kemungkinan implementasi hasil penelitian bagi

(25)

Universitas Sumatera Utara dalam penelitian yang bermula dari teori-teori yang digunakan untuk

menjelaskan variabel penelitian secara empiris.

Adapun konsep yang akan diteliti dan dijelaskan dalam penelitian

ini adalah Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

FISIP USU terhadap penayangan Media Televisi TV ONE tentang Berita

Demo Ahok.

Skema 1 Model Teoritis

2.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep maka dibuat suatu operasional variabel yang

berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu:

Tabel 2.1 Variabel Penelitian

Judul Variabel Operasional

1. Pemberitaan Tentang Demo

Ahok di Stasiun Televisi TV ONE

1. Intensitas Menonton berita tentang Demo Ahok di TV One 2. Tayangan Pemberitaan tentang

Demo Ahok di TV One

3. Frekuensi menonton tayangan berita tentang Demo Ahok di TV One

2. Persepsi Mahasiswa Ilmu

Komunikasi Konsentrasi Jurnalisitik FISIP USU terhadap

penayangan Media Televisi TV ONE tentang Berita Demo Ahok.

1. Seleksi 2. Interpretasi 3. Reaksi

3. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin 2. Stambuk 3. Umur

2.4Definisi Operasional

(26)

Universitas Sumatera Utara Operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 420: 1995).

Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pemberitaan tentang Demo Ahok di Stasiun televisi TV One

• Intensitas menonton berita tentang Demo Ahok di Stasiun televisi TV

One, maksudnya ialah lamanya menonton tayangan berita tentang

Demo Ahok yang disajikan oleh TV One.

• Tayangan pemberitaan tentang Demo Ahok di Stasiun televisi TV One, maksudnya ialah program acara TV One yang menjadi pilihan

selama masa Demo Ahok.

• Frekuensi menonton tayangan berita tentang Demo Ahok di stasiun

televisi TV One, maksudnya ialah segmentasi menonton tayangan

berita yang disajikan oleh TV One mencakup keseluruhan segmen,

setengah segmen, dst.

2. Persepsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnaslistik FISIP USU

Persepsi merupakan proses internal yang memungkinkan setiap orang

memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan

, dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Persepsi memiliki tiga

komponen utama yang akan dijabarkan sebagai berikut :

• Seleksi, merupakan proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan

dari luar. Pada variabel ini peneliti mengalaisis seleksi yang dilakukan

responden terhadap tayangan pemberitaan tentang pemilihan presiden RI

2014 di Stasiun Televisi Tv One.

• Interpretasi, adalah proses pengorganisasian informasi sehingga memiliki

arti bagi seseorang. Pada variabel ini peneliti menganalisis interpretasi

responden terhadap tayangan pemberitaan Demo Ahok.

• Reaksi, respon yang merupakan suatu balasan atau tanggapan dapat berupa

positif atau negatif. Respon mahasiswa terhadap tayangan pemberitaan

Demo Ahok

3. Karakteristik Responden

(27)

Universitas Sumatera Utara • Umur : Untuk mengidentifikasi rata-rata umur responden dalam penelitian

ini.

• Jenis Kelamin : Jenis kelamin dalam penelitian ini adalah Laki-Laki dan

Gambar

Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Para rasul Ulul ‘Azmi memiliki keteguhan, tekad, ketabahan, dan kesabaran yang sangat kuat, serta teguh dalam menjalankan tugasnya, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran Allah

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program kebijakan pemerintah melalui progam matrikulasi ini bermanfaat bagi para calon mahasiswa untuk kesiapan

Rumah Betang atau Huma betang adalah rumah adat khas Kalimantan Tengah yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan Tengah, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya

Analisis Kebijakan: Dari Formulasi Ke Penyusunan Model- Model Implementasi Kebijakan Publik, Bumi

Susu kerbau merupakan susu yang sangat bagus untuk digunakan sebagai bahan baku olahan susu, karena kadar lemak yang tinggi terutama kerbau tipe sungai (Warner,

Berdasarkan analisis terhadap dimensi budaya dan pendidikan, Alwasilah memandang Etnopedagogi sebagai praktik pendidikan berbasis kearifan lokal dalam berbagai ranah

Sintesis Komposit Cufe2o4- Bentonit Sebagai Adsorben Magnetik Untuk Menyerap Ion Cr(VI) Dan Ni(II) Dari Limbah Cair Industri Pelapisan Seng. Penelitian Hibah

(3) Gubernur, bupati atau walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mengusulkan dua orang calon wakil gubernur, wakil bupati atau wakil walikota kepada DPRA atau