• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Supply Chain Management Bawang Merah di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Supply Chain Management Bawang Merah di Kota Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran

rempah. Sayuran rempah ini banyak dibutuhkan terutama sebagai pelengkap

bumbu masakan guna menambahkan cita rasa dan kenikmatan makanan. Hampir

setiap makanan menggunakan bawang merah sebagai bumbu pelengkap.

Walaupun penambahannya tidak begitu banyak, tetapi jika belum memakai

bawang merah belum terasa nikmat (Rahayu, 1998).

Bawang merah dibutuhkan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Delapan

provinsi yang menyumbang bawang merah terbesar adalah Sumatera Utara,

(2)

2013 8305 1048 7,92

2014 7810 1003 7,79

Jumlah 52133 6376 40,57

Sumber: BPS Sumatera Utara (2016)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 ke 2011 mengalami

peningkatan produksi sebesar 3.036 ton, dan mengalami penurunan produksi

secara drastis pada tahun 2012 ke 2013 sebesar 5.851 ton. Dan mengalami

penurunan produksi terakhir pada tahun 2014 sebesar 495 ton. Penurunan ini

disebabkan oleh berkurangnya luas areal tanam bawang merah di Sumatera Utara.

Dalam permasalahan sekarang, Pasar Induk Kota Medan memerlukan

pasokan bawang merah sebanyak 100 ton/hari untuk melengkapi kebutuhan

konsumen. Akan tetapi, jumlah produksi di Sumatera Utara yang ditujukan untuk

pasar kota Medan belum mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Hal ini

dapat menimbulkan kelangkaan dan melambungkan harga bawang merah.

Dilansir pada Republika (2016) harga bawang merah mencapai Rp 40.000,00/kg

di Kota Medan dan pasokan bawang merah tersebut berasal dari Karo dan Dairi.

Permintaan bawang merah di Pasar Induk kota Medan berbeda dengan

beberapa daerah di provinsi Sumatera Utara. Permintaan bawang merah di

Sumatera Utara berfluktuasi karena jumlah penduduk yang selalu berubah setiap

tahun. Permintaan bawang merah juga berpengaruh dengan fluktuasi harga di

Kota Medan. Perkembangan harga bawang merah di Kota Medan Tahun

2012-2016 bisa dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Harga Bawang Merah di Kota Medan Tahun 2012 - 2016

Tahun Harga per Kg

(Rp)

2012 15.000

2013 20.000

(3)

2015 21.000

2016 33.000

Jumlah 111.000

Sumber: BPS dan Disperindag, diolah

Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa perkembangan harga

bawang merah yang tertinggi di Kota Medan adalah pada tahun 2016 yaitu

sebesar Rp 33.000/kg dan yang terendah adalah pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp

15.000/kg.

Semakin rendah pasokan bawang merah yang berada di pasar induk,

secara langsung berpengaruh terhadap harga bawang merah. Berdasarkan teori

ekonomi jika semakin sedikit pasokan yang masuk ke pasar induk, maka harga

akan cenderung meningkat apabila permintaan dari bawang merah itu tetap atau

bahkan meningkat.

Dengan demikian. penting membangun kelembagaan kemitraan usaha

yang saling membutuhkan, dan saling menguntungkan serta menerapkan

manajemen mutu yang handal, agar komoditas bawang merah dapat memenuhi

permintaan pasar. Kelembagaan kemitraan tergabung dalam satu jaringan atau

rantai yang biasa disebut dengan supply chain (rantai pasokan) yang

melaksanakan penyaluran barang atau jasa dari produsen sampai ke pelanggan.

Indrajit dan Djokopranoto (2005) mengemukakan bahwa supply chain

menyangkut hubungan terus menerus mengenai barang, uang dan informasi.

Barang umumnya mengalir dari hulu ke hilir, uang mengalir dari hilir ke hulu,

sedangkan informasi mengalir baik dari hulu ke hilir maupun dari hilir ke hulu.

Supply chain management adalah suatu proses mengatur aliran barang atau

produk dari suatu aliran rantai pasokan. Model supply chain management

(4)

suatu perusahaan dapat bekerja bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan

konsumen. Tujuan utama dari supply chain management adalah pengiriman

produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen, mengurangi biaya,

meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain, mengurangi waktu,

memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi (Damayanti, 2009).

Manajemen rantai pasok adalah keterpaduan antara perencanaan,

koordinasi dan kendali seluruh proses dan aktivitas bisnis dalam rantai pasok

untuk menghantarkan nilai superior dari konsumen dengan biaya termurah kepada

pelanggan. Rantai pasok lebih ditekankan pada seri aliran bahan dan informasi,

sedangkan manajemen rantai pasok menekankan pada upaya memadukan

kumpulan rantai pasok (Van der Vorst, 2006).

Pujawan (2010) mengungkapkan bahwa semakin panjang rantai pasok

yang dilalui, maka biaya yang dikeluarkan semakin tinggi. Sehingga harga jual

komoditi semakin tinggi. Hal ini berlaku pada pasokan bawang merah di kota

Medan. Pasokan bawang merah yang melewati rantai pasokan terlalu panjang

dapat menghambat jalannya distribusi dan mengakibatkan tingginya harga

bawang merah yang diterima konsumen. Sehingga perlu adanya pemangkasan

rantai pasok yang dapat mengurangi harga bawang merah dan komoditi dapat

masuk ke pasar induk tepat waktu sehingga tidak terjadi kelangkaan.

Berdasarkan implementasi teori supply chain management maka

diharapkan pasokan bawang merah di kota Medan dapat dipasok merata di pasar

induk ataupun distributor sehingga harga bawang merah tidak melambung naik

(5)

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana alur distribusi supply chain bawang merah di Kota Medan?

2. Bagaimana peranan aktor/pelaku dan alternatif skenario dalam membentuk

supply chain management bawang merah yang efisien di Kota Medan?

1.3Tujuan Penelitian

1. Menganalisis alur distribusi supply chain bawang merah di Kota Medan.

2. Menganalisis peranan, aktor/pelaku dan alternatif skenario untuk

membentuk supply chain management bawang merah yang efisien di Kota

Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan, masukan atau saran

membuat rencana jangka panjang yang terkait dengan rantai pasok bawang

merah.

2. Bagi akademik, sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan supply chain management.

3. Bagi peneliti, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam

Gambar

Tabel 1. Data Produksi, Luas Lahan dan Produktivitas Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun 2010 – 2014
Tabel 2. Perkembangan Harga Bawang Merah di Kota Medan Tahun 2012 - 2016

Referensi

Dokumen terkait

meregistrasi lebih dari 5 mata kuliah per semester 0,91 kali daripada mahasiswa yang meregistrasi kurang dari 5 mata kuliah per semester, (c) resiko putus kuliah bagi mahasiswa

Jumlah penduduk yang tinggi tersebut menjadikan sektor perdagangan masuk kedalam leading cluster di Kecamatan Samarinda Ulu, sedangkan yang termasuk dalam potential cluster

Hasil pengolahan data kelerengan pada penampang Stasiun 1 bentuk sungai curam pada sisi kanan sungai dan sisi kanan sungai lebih tinggi dari pada sisi kiri,

Hasil belajar kelas eksperimen (menerapkan model pembelajaran bilingual preview review berbasis inquiry) lebih baik daripada hasil belajar siswa pada kelas

1. Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian adalah positif dan signifikan. Karena nilai rata-rata untuk nilai Atribut Produk yang didapat dari

Pertama, dimensi Reliabilitas (Reliability) dengan mendidik korban kecelakaan (klaimen) tentang kualitas jasa PT Jasa Raharja, membantu korban kecelakaan dalam memahami

Pada dasarnya, yang disebut dengan bunga kecombrang adalah suatu. karangan bunga yang terdiri atas bagian bunga, daun pelindung,

Adapun saran dalam rangka memperbaiki kinerja pelayanan publik yang diselenggarakan oleh Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Sintang yaitu perlu