• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kejadian Dalam Bahasa Batak Toba: Kajian Metabahasa Semantik Alami Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kejadian Dalam Bahasa Batak Toba: Kajian Metabahasa Semantik Alami Chapter III V"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Secara geografis, penutur bahasa Batak Toba tinggal di Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Toba Samosir yang berada di tengah wilayah Provinsi Sumatera Utara, yakni di punggung Bukit barisan yang terletak di antara 1˚ 20˚ 4 LU dan 98˚10- 90˚35’BT.

(2)

3.2 Sumber data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data lisan dan data tulis. Data lisan diperoleh dari penutur bahasa Batak Toba yang ditentukan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain:

1. berjenis kelamin pria atau wanita. 2. berusia 25-65 tahun.

3. Orang tua, istri/suami informan yang dibesarkan di desa itu serta jarang/tidak pernah meninggalkan desanya.

4. Berpendidikan maksimal tamat sma.

5. Berstatus sosial menengah (tidak rendah/tidak tinggi dengan harapan tidak terlalu tinggi mobilitasnya.

6. Memiliki kebanggaan terhadap isolek dan masyarakat isoleknya. 7. Sehat jasmani dan rohani (Mashun, 1995: 106).

Data tulis diperoleh dari Kamus Bahasa Batak Toba (J.Warneck, 2011) dan juga Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, dkk. 2008). Data intuisi juga digunakan untuk menguji keberterimaan yang didapatkan dari informan.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

(3)

untuk menyadap pembicaraan antara penutur dengan teliti dan cermat. teknik lanjutan berupa teknik sibat cakap, yaitu peneliti terlibat langsung dalam dialog dengan informan. Pada topik pembicaran peneliti berusaha memunculkan calon data sambil merekam pembicaraan (Sudaryanto,1993:133).

Selanjutnya, metode cakap dengan teknik dasar teknik pancing . Dengan teknik pancing, peneliti memancing informan untuk memunculkan data yang diinginkan. Penerapan teknik pancing didukung teknik cakap semuka, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik cakap semuka diterapkan dengan cara peneliti melakukan percakapan langsung dan bertatap muka dengan narasumber. Dalam hal ini, peneliti mengarahkan topik pembicaran sesuai dengan kepentingan untuk memperoleh data yang diharapkan sambil merekam pembicaraan.

Data verba proses kejadian yang telah dikumpulkan dikelompokan berdasarkan ciri semantisnya yaitu dinamis, pungtual dan aspek. Tahapan-tahapan pengelompokan data ialah sebagai berikut:

1. Menentukan butir leksikal yang termasuk ke dalam verba kejadian dengan criteria berikut:

• Mengandung ciri ketidaksengajaan.

• Memiliki ciri entitas non insani. Misalnya, bunga pada

(4)

2. Mengelompokkan proses kejadian berdasarkan ciri semantis. Misalnya ciri entitas bernyawa (tubu ‘tumbuh’, melos ‘layu’ dan lomak ‘mekar’) dan tidak bernyawa. ( ponggol ‘patah’, siltak ‘retak’, dan bola ‘belah;) 3. Mengelompokkan verba kejadian berdasarkan kesamaan komponen

semantis. Misalnya, ‘sesuatu terjadi pada seseorang karena seseorang yang melakukan sesuatu’ (tubu ‘tumbuh’ dan tidos ‘mati’).

3.4Metode dan Teknik Pengkajian Data

Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode padan dan metode agih. Untuk menentukan kategorisasi verba kejadian digunakan metode padan dan metode agih. Metode padan dengan teknik pilah unsur penentu dilakukan untuk mengidentifikasi butir-butir leksikal yang secara intuitif tergolong verba kejadian dan untuk menetapkan kategorisasi verba kejadian. Butir-butir leksikal yang termasuk verba kejadian dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan ciri semantisnya. Metode agih dilakukan dengan teknik perluas untuk mengetahui perilaku verba.

Verba proses kejadian yang memiliki ciri yang sama dikelompokkan pada komponen semantis yang sama . Contoh, rotap ‘putus’, ponggol ‘patah’, ribak ‘robek’ berada pada kategori yang sama yaitu verba kejadian mengacu pada entitas tidak bernyawa. Komponen semantisnya ‘SESUATU TERJADI PADA SESUATU KARENA SESEORANG MELAKUKAN SESUATU’.

Contoh:

(5)

robek kertas DEM.

‘Kertas itu robek’.

b. Iribakkon anggi karotas i. PAS. robekkan adik kertas DEM.

‘Adik merobekkan kertas itu’.

Untuk menganalisis dan membandingkan makna digunakan metode agih. Teknik analisis yang digunakan ialah teknik ganti untuk menguji perilaku verba kejadian di dalam kalimat dan teknik parafrase. Misalnya, untuk mengetahui makna

magopu ’hancur’ dibanding dengan kata lain dalam satu ranah semnatis seperti

maropuk ‘hancur’, tampak pada contoh dibawah ini

(9)a Magopu / ?maropuk do eme na igiling nattoari i. ?magopu/maropuk T padi Konj PAS.giling kemarin Dem.

‘Padi yang digiling kemarin hancur’.

b. ? Magopu/ maropuk do karupuk na I bagas tas si Rina ?magopu/maropuk T kerupuk Konj Pre dalam tas Prep Rina

‘Kerupuk yang didalam tas diduduki Rina hancur’.

(6)

digiling atau pada saat padi masi dalam keadaan panas dan langsung digiling. Maropuk terjadi karena diduduki ataupun terinjak seseorang. Magopu ‘hassur’ berobjekkan beras sedangkan , maropuk ‘hancur’ berobjekkan kerupuk atau makanan ringan.

magopu ‘hancur’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada X karena Y melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah satu bagian

(c) setelah ini, X adalah BEBERA PABAGIAN YANG SANGAT KECIL (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

maropuk ‘hancur’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada X karena Y melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah satu bagian

(c) setelah ini, X adalah BEBERAPA BAGIAN KECIL (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

Komponen (c) pada skenario magopu ‘hancur’ objeknya ditandai dari satu bagian berubah menjadi beberapa bagian kecil dari sebelumya sedangkan, pada verba maropuk ‘hassur’ objeknya ditandai dari satu bagian berubah menjadi beberapa bagian kecil.

3.5Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis data

Hasil analisis data disajikan dengan metode informal dan formal

(7)
(8)

BAB IV

KATEGORISASI DAN MAKNA

VERBA KEJADIAN DALAM BAHASA BATAK TOBA

4.1 Pengantar

Pada bab ini dijelaskan kategorisasi dan makna verba kejadian dalam bahasa Batak Toba. Kategori verba kejadian dalam bahasa Batak Toba dijelaskan dengan komponen ‘SESUATU TERJADI PADA SESEORANG/ SESUATU KARENA SESEORANG YANG LAIN MELAKUKAN SESUATU’. Makna verba kejadian dalam bahasa Batak Toba dianalisis sesuai dengan kategorinya. Analis makna verba kejadian dilakukan teknik parafrase.

4.2 Kategori ‘sesuatu terjadi pada sesuatu/seseorang karena seseorang yang

lainmelakukan sesuatu’

Kategori verba kejadian dalam kajian ini diilustrasikan dengan komponen semantis ‘sesuatu terjadi pada sesuatu/seseorang karena seseorang yang lain melakukan sesuatu’. Verba kejadian dibedakan atas dua subkategori, yaitu entitas bernyawa (sesuatu terjadi pada seseorang karena seseorang yang lain melakukan sesuatu) dan entitas tidak bernyawa (sesuatu terjadi pada sesuatu karena seseorang yang lain melakukan sesuatu.

(9)

tidak bernyawa butir leksikalnya meliputi, ponggol ‘patah’, tipul ‘patah’, suak ‘patah’, ruppak ‘patah’, biltak ‘retak’, siltak ‘retak’, ropuk ‘hancur’, magopu ‘hancur’, sarsar ‘pecah’,possa ‘pecah’, busbas ‘berlubang’, bossor ‘bocor’, pultak ‘pecah’, malala ‘meleleh’, lamot ‘lumat’, busuk ‘busuk’, basi ‘basi’dan bola ‘belah’.

sesuatu terjadi pada sesuatu/seseorang karena seseorang yang lain melakukan

sesuatu

Entitas bernyawa Entitas tidak

bernyawa

( tubu ‘tumbuh’, lomak ‘mekar’, ( ponggol ‘patah’, tipul' patah’, gotap

Melos ‘layu’ dan mate) ‘putus’, rotap ‘putus’, ribak

‘robek’,

siltak ‘retak’. biltak ‘retak’, ropuk.

Gambar 4. 1 Kategori verba kejadian

Ciri utama yang membedakan verba kejadian yaitu entitas bernyawa dan entitas tidak bernyawa . Selain itu, objek juga menentukan verba kejadian, seperti, kayu , gelas, tali, papan ,triplek, buah, tanaman dan benda lainnya.

(10)

(10) a. Soban i ponggol/tipul. kayu bakar Dem patah/ patah ‘Kayu bakar itu patah’.

b. Iponggolhon/ itipulhon haha soban i. PAS.patahkan/PAS. patahkan abang kayu bakar Dem. ‘Abang mematahkan kayu bakar itu’.

Pada (10a) tampak sesuatu terjadi yaitu ponggol ‘patah’ dan (10b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru haha ‘abang’yang berperan sebagai penyebab. Soban ‘kayu bakar’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(11) a. Ribak hepeng i. robek uang Dem ‘Uang itu robek’.

b Iribakon si Lasma hepeng i. PAS.robekkan. Prep Lasma uang Dem ‘ Lasma merobekkan uang itu.

Pada (11a) tampak sesuatu terjadi yaitu ponggol ‘patah’ dan (11b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru haha ‘abang’yang berperan sebagai penyebab. Soban ‘kayu bakar’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(12) a. Gotap/rotap tali i. putus/puus tali Dem ‘ Tali itu putus’.

(11)

1tg T memutuskan 1Jmk ta Dem ‘Aku yang memutuskan tali plastik itu’.

Pada (12a) tampak sesuatu terjadi yaitu gotap ‘putus’ dan (12b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru hami ‘kami’ yang berperan sebagai penyebab. Tali ‘tali plastik’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(13) a. Nunga siltak/biltak galas on. sudah retak/retak gelas Dem ‘Gelas ini sudah retak’.

b. Isiltakon/ibiltakon huting galas on. PAS.retak / PAS.retak kucing gelas Dem. ‘Kucing meretakkan gelas itu’.

Pada (13a) tampak sesuatu terjadi yaitu ponggol ‘patah’ dan (13b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru huting ‘kucing’ yang berperan sebagai penyebab. galas ‘gelas’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

4.2.1. Subkategori ‘sesuatu terjadi pada seseorang karena seseorang yang lain

melakukan sesuatu’

(12)

tersebut memiliki kategori yang sama dan akan dianalisis melalui tes kausatif untuk melihat perilaku verba proses kejadian.

(14)a. Melos/ tubu tomat i. Layu/tumbuh tomat Dem. ‘Tomat itu layu’.

b. Imeloshon/*itubuhon oma tommat i. PAS.layukan/PAS.tumbuhkan ibu tomat Dem. ‘Ibu melayukan/menumbuhkan tomat itu’.

Pada (14a) tampak sesuatu terjadi yaitu melos ‘layu’ dan (14b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru haha ‘abang’yang berperan sebagai penyebab. bulung ni tommat ‘daun tomat’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(15) a. Lomak bulung ni sabe nami. mekar daun Pos cabai 1Jmk ‘Daun cabai rawit kami mekar i’.

b. Ilomakkon bapa bulung ni sabe nami. Pas.mekarkan bapak daun Pos cabai 1Jmk ‘Ibu memekarkan daun cabai kami’.

(13)

(16) a. Nunga tidos suhat i. sudah mati talas Dem ‘Talas itu sudah mati’.

b. Itidoshon oma suhat i. PAS.matikan ibu talas Dem ‘Ibu mematikan talas itu.

Pada (16a) tampak sesuatu terjadi yaitu tidos ‘mati’ dan (16b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru oma ‘ibu’ yang berperan sebagai penyebab. suhat ‘talas.’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat

4.2..2 Subkategori ‘sesuatu terjadi pada sesuatu karena seseorang melakukan

sesuatu’

Komponen ini ada karena sesuatu terjadi pada sesuatu karena seseorang melakukan sesuatu. Butir leksikal verba kejadian pada subkategori ini adalah ponggol ‘patah’, tipul ‘patah’, rotap ‘putus’, gotap ‘putus’, ribak ‘ robek’, siltak ‘retak’, biltak ‘retak’, ropuk ‘hancur’, magopu ‘hancur’, getem ‘lapuk’, retes ‘lapuk’, ruppak ‘patah’, suak ‘patah’, sarsar ‘pecah’, possa ‘pecah’, busbas ‘berlubang-lubang’, bossor ‘bocor’, pultak ‘pecah’, malala ‘meleleh’, mengge ‘larut’, lamot ‘lumat’, suda ‘habis’, busuk ‘busuk’, basi ‘basi’ dan bola ‘belah’. Butir leksikal tersebut merupakan karegori entitas tidak bernyawa dan akan dianalisis menggunakan tes kausatif untuk melihat verba proses kejadian.

(14)

‘Kerupuk yang di dalam plastik itu hancur’.

b. Iroppukkon/igopuhon anggi karupuk na i bagas palastik i.

PAS.hancurkan/PAS.hancurkan adik kerupuk Konj di dalam plastik Dem

‘Adik menghancurkan kerupuk yang di dalam plastik itu’.

Pada (17a) tampak sesuatu terjadi yaitu ropuk ‘hancur’ dan magopu ‘hancur’, (17b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru anggi ‘adik’ yang berperan sebagai penyebab. karupuk ‘kerupuk’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(18) a. Nunga getem/retes abit na lemari on. sudah lapuk/lapuk kain konj lemari Dem ‘Kain yang di lemari ini sudah lapuk’.

b. Igetemhon/ ireteshon ngitngit abit na i lemari on. PAS,lapukkan/PAS.lapukkan serangga kain Konj Prep lemari Dem ‘Serangga melapukkan baju yang disimpan di lemari ini’.

Pada (18a) tampak sesuatu terjadi yaitu getem ‘lapuk’ dan retes ‘lapuk’, (18b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru ngitngit ‘serangga’ yang berperan sebagai penyebab. Abit ‘kain’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(15)

b. Iruppakon/isuakon anggi hau ni gadong ni namboru nattoari.

PAS.patahkan adik pohon Pos ubi Pos tante kemarin

‘ Adek mematahkan pohon ubi tante kemarin’.

Pada (19a) tampak sesuatu terjadi yaitu ruppak ‘patah’ dan suak ‘patah’, (26b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru anggi ‘adik’ yang berperan sebagai penyebab. Hau ‘pohon’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(20) a. Nunga sarsar/possa piring i. sudah pecah/pecah piring Dem ‘Piring itu sudah pecah’.

b. Isarsarhon/ipossahon haha piring i. PAS.pecahkan abang piring Dem ‘ Abang memecahkan piring itu’.

Pada (20a) tampak sesuatu terjadi yaitu sarsar ‘pecah’ dan possa ‘pecah’ (20b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru haha ‘abang’ yang berperan sebagai penyebab. piring ‘papan’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(21) a. Bossor/busbas seng ni jabu ni oppung. bocor/berlubang seng Pos rumah Pos nenek ‘Seng rumah oppung bocor’.

(16)

PAS.bocorkan/PAS.bocorkan Prep Pos Ardi seng Pos rumah nenek

‘Ardi membocorkan seng rumah nenek’.

Pada (21a) tampak sesuatu terjadi yaitu bossor ‘bocor’ dan busbas ‘berlubang’ (21b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru Ardi ‘Ardi’ yang berperan sebagai penyebab. seng ‘seng’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(22) a. Pultak ballon i. pecah balon Dem ‘Balon itu pecah’.

b. Ipultakkon anggiku balon i. PAS.pecahkan adik1Tg balon Dem ‘Adikku memecahkan balon itu’.

Pada (22a) tampak sesuatu terjadi yaitu pultak ‘pecah’ dan (22b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru anggi ‘adik’ yang berperan sebagai penyebab. Ballon ‘balon’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(23) a. Nungga mengge/malala gula i. sudah larut/meleleh gula Dem ‘Gula itu sudah larut’.

(17)

Pada (23a) tampak sesuatu terjadi yaitu mengge ‘habis’ dan malala ‘meleleh’ (23b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru oma ‘ibu’ yang berperan sebagai penyebab. Gula ‘gula’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(24) a. Nunga lamot sabe na itutu ni akkang i. suda h lumat cabai Konj PAS.tumbuk Pos kakak Dem ‘Cabai yang ditumbuk kakak itu sudah lumat’.

b. Ilamothon akkang do sabe na lao sabbal i. PAS.lumatkan kakak T cabai Konj pergi sambal Dem ‘Kakak melumatkan cabai yang mau dibuat sambal itu’.

. Pada (24a) tampak sesuatu terjadi yaitu lamot ‘lumat’ dan (24b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru akkang ‘kakak’ yang berperan sebagai penyebab. Sabe ‘cabai’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(25) a. Nunga suda sipanganon na i piring i. sudah habis makanan Konj Prep piring Dem. ‘Makanan yang di piring itu sudah habis’.

b. Issudahon bapa sipanganon na i piring i. PAS. habiskan bapak makanan Konj Prep piring Dem ‘ Bapak menghabiskan makanan yang di piring itu’.

(18)

yang berperan sebagai penyebab. sipanganon ‘makanan’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(26) a. Nunga basi/busuk sayur i. sudah basi/busuk sayur Dem ‘Sayur itu sudah basi’.

b. Ibasihon/ibusukhon bapa sayur i. PAS,basikan/PAS.busukhon bapak sayur Dem

‘ Bapak membasikan/membusukkan sayur yang di dalam kuali itu’.

Pada (26a) tampak sesuatu terjadi yaitu basi ‘basi’ dan busuk ‘busuk’ (26b) sesuatu terjadi karena seseorang melakukan sesuatu yang menghadirkan argumen baru bapa ‘bapak’ yang berperan sebagai penyebab. sayur ‘sayur’ menjadi pesebab yang dikenai tindakan atau yang mengalami akibat.

(27) a. Nunga bola durian on. sudah pecah durian Dem ‘Durian ini sudah terbelah’.

b. Ibolahon tulang durian i. PAS.belahkan paman durian Dem. ‘Paman membelahkan durian itu’.

(19)

4.3 Makna

Makna sebuah kata adalah konfigurasi dari makna asali untuk setiap kata (Wierzbicka,1996:76 dalam Giovani). Konfigiurasi dari yang dimaksud adalah kombinasi antara satu makna asali lain dengan makna asali lain yang membentuk makna universal. Kombinasi makna asali yang membentuk verba proses kejadian yaitu kombinasi makna asali TERJADI dan MELAKUKAN yang membentuk sintaksis makna universal ‘sesuatu terjadi pada seseorang (X) / sesuatu (X) karena seseorang (Y) melakukan sesuatu’. Tidak seluruh verba kejadian dimasukkan kedalam kalimat dan parafrase makna, tetapi dilampirkan pada lampiran 1. Perbedaan parafrase makna digunakan huruf kapital.

4.3.1 Makna ‘sesuatu terjadi pada seseorang (X) karena seseorang (Y) melakukan

sesuatu’

Makna verba ‘ sesuatu terjadi pada seseorang karena seseorang melakukan sesuatu mencakup entitas bernyawa. Sekalipun terletak pada ranah semantis yang sama tetapi setiap butir leksikal memiliki perbedaan. Misalnya, tubu ‘tumbuh’ dibandingkan dengan lomak ‘mekar’, melos ‘layu’ dibandingkan dengan tidos ‘mati’.

4.3.1.1 Makna tubu ‘tubu’

Makna verba tubu ‘tumbuh’ dan lomak ‘mekar’ mengacu pada sesuatu yang baik terjadi pada seseorang. Kedua butir leksikal ini berada dalam ranah semantis yang sama, tetapi kedua butir leksikal ini memiliki perbedaan halus yang tampak pada contoh berikut.

(20)

‘Bawang yang ditanam ibu itu sudah tumbuh’.

b. Nunga ?tubu/ lomak bulung ni pege i alani ipupuk oma.

sudah ?tumbuh/ mekar daun Pos jahe DEM karena PAS. pupuk ibu

‘Daun jahe itu sudah mekar karena dipupuk ibu’.

Pada contoh (28a) tubu ‘tumbuh’ berobjekkan tanaman bawang ataupun jenis tumbuhan lainnya. Peristiwa tubu ‘tumbuh’ terlihat dari umbi hingga menjadi tanaman. (29b) lomak ‘mekar’ objeknya adalah daun tanaman. Peristiwa ini terlihat dari kuncup menjadi mekar.

tubu ‘tumbuh’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada X karena Y melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X KECIL

(c) setelah ini, X LEBIH BESAR (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

lomak ‘mekar’

(a) pada waktu itu ,sesuatu terjadi pada X karena Y melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah KUNCUP

(21)

Pada skenario di atas, perbedan proses kejadian tubu ‘tumbuh’ dan lomak‘ mekar’ terletak pada komponen (b) dan (c). Verba proses tubu ‘tumbuh’ dari KECIL menjadi BESAR sedangkan, verba proses lomak ‘ mekar’ dari KUNCUP menjadi LEBIH LEBAT.

4.3.1.2 Makna tidos ‘mati’

Makna verba tidos ‘mati’ dan verba melos ‘layu’ mengacu pada sesuatu yang buruk terjudi pada seseorang. Kedua butir leksikal ini terletak dalam ranah semantis yang sama, tetapi memili perbedaan halus antara kedua butir leksikal tersebut. Perbedaan tersebut akan terlihat pada contoh berikut.

(30 ) a. Nunga melos/ ?tidos bulung ni sabe alani posi ni mataniari narian.

sudah layu/ ?mati daun Pos cabai karena menggigit Pos matahari tadi siang

‘daun cabai itu sudah layu karena terik matahari tadi siang’.

b.Nunga ?melos/ tidos kassang i alani logo niari na gajjang.

sudah ?layu/ mati kacang DEM karena kemarau konj panjang.

‘Kacang itu sudah mati karena musim kemarau panjang’.

(22)

melos ‘ layu’

(a) pada waktu itu , sesuatu terjadi pada X karena Y melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X SEGAR

(c) setelah ini, X AKAN MATI (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

tidos‘mati’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada X karena Y melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X HIDUP

(c) setelah ini, X MATI

(d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

Pada skenario di atas, perbedan proses kejadian tubu ‘tumbuh’, melos ‘ layu’ dan tidos ‘mati’ terletak pada komponen (b) dan (c). verba melos ‘ layu’ dari SEGAR berubah menjadi AKAN MATI sedangkan tidos ‘mati’ dari HIDUP berubah menjadi MATI.

4.3.2 Makna ‘ sesuatu terjadi pada sesuatu (X) karena seseorang yang lain (Y)

melakukan sesuatu’.

(23)

‘hancur’, magopu ‘hancur’, getem ‘lapuk’, retes ‘lapuk’, sarsar ‘pecah’, possa ‘pecah’, busbas ‘berlubang’, bossor ‘bocor’, pultak ‘pecah’ malala’meleleh’, mengge ‘larut’, suda ‘habis’, busuk ‘busuk’, basi ‘basi’ bola ‘belah’. Perlu dicatat bahwa tidak semua butir leksikal tidak bernyawa diparafrase pada bagian ini. Makna yang tidak diparafrase akan dimuat pada bagian lampiran.

4.3.2.1 Makna ponggol ‘patah’

Makna verba ponggol ‘patah’ dan verba tipul ‘patah’ mendeskripsikan komponen ‘sesuatu terjadi pada sesuatu karena seseorang melakukan sesuatu’. Verba ponggol ‘patah’ dan tipul ‘patah’ memiliki arti yang sama, tetapi kedua butir leksikal ini meliliki perbedaan. Perbedaan tersebut tampak pada contoh berikut.

(31) a. Diponggol /?ditipul bapak soban na balga i. PAS.patah /? PAS. Patah bapak kayu bakar T besar Dem

‘Bapak mematahkan kayu bakar yang besar itu’.

b. ?Diponggol / ditipul anggi lili na i jolo jabu i. ?PAS. patah / PAS. patah adik lidi T Prep depan rumah Dem

‘Adik mematahkan lidi yang didepan rumah itu’.

Contoh (31a) ponggol ‘patah’ objeknya adalah kayu dan berukuran besar dan kemungkinan besar memerlukan alat. (31b) tipul ‘patah’ objeknya adalah lidi dan berukuran kecil dan untuk mematahkan objek ini tidak memerlukan alat, biasanya digunakan dengan tangan.

(24)

(a) pada waktu itu, Sesuatu terjadi pada kayu (X) karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X satu bagian

(c) setelah ini, X DUA BAGIAN (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

tipul ‘patah’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada (lidi) X karena Y melakukan sesuatu pada X (b) Sebelum ini, X satu bagian

(c) Setelah ini, X HAMPIR DUA BAGIAN (d) Sesuatu terjadi pada X seperti ini

Sesuai dengan skenario diatas tipul ‘patah’ dan ponggol ‘patah’ terletak pada komponen (c) yaitu tipul ‘ patah’ dari satu bagian berubah menjadi HAMPIR DUA BAGIAN

4.3.2.2. Makna rotap ‘putus’

Makna verba rotap ‘putus’ dan verba gotap ‘putus’ mendeskripsikan komponen ‘sesuatu terjadi pada sesuatu karena seseorang melakukan sesuatu. Verba rotap ‘putus’ dan gotap ‘putus’ memiliki arti yang sama, akan tetapi kedua butir leksikal ini memili perbedaan. Perbedaan ini tampak pada contoh berikut.

(32). Rotap/ ?gotap do ikat ni soban i alani lalang do ibaen ikatna.

Putus/?putus T ikat Pos kayu bakar Dem karena ilalang T PAS. Buat ikatnya

(25)

. b Nunga ? rotap/ gotap tali palastik jomuran ni abit i sian nattoari.

sudah ?putus/putus tali plastik jemuran Pos kain Dem dari kemarin

‘Tali plastik jemuran kain itu sudah putus dari kemarin’.

Pada contoh (32a) perbedaan antara rotap ‘ putus’ dan gotap ‘putus’ terletak pada objeknya yaitu, rotap ‘putus’ berobjekkan ilalang dan gotap berobjekkan tali plastik. Untuk (32b)verba rotap ‘putus’ ini tumbuhan/ atau kulit tanaman yang dibuat sebagai pengikat sesuatu sedangkan untuk gotap terbuat dari hasil kerja tangan manusia seperti tali plastik. Perbedaan verba rotap ‘putus’ dan gotap ‘ putus akan diterangkan dibawah ini.

rotap ‘ putus’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada pelepah pisang (X) karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah satu bagian

(c) setelah ini, X adalah HAMPIR DUA BAGIAN (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

gotap ‘ putus’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada tali ( X)

karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah satu bagian

(26)

Pada skenario diatas . perbedaan rotap ‘putus’ dan gotap ‘putus terletak pada komponen (c). verba gotap ‘putus’ ditandai dari satu bagian burubahmenjadi DUA BAGIAN sedangkan, verba rotap ‘putus’ ditandai dari satu bagian berubah menjadi HAMPIR DUA BAGIAN. Untuk objek rotap ‘putus’ lebih mudah putus dikarenakan lebih mudah terurai seperti pelepah pisang sedangkan untuk gotap lebih tahan lama karena sulit terurai.

4.3.2.3 Makna possa ‘pecah’

Makna verba possa ‘pecah’ dan verba sarsar ‘pecah’ diterangkan oleh komponen ‘sesuatu terjadi pada sesuatu karena seseorang melakukan sesuatu’. Verba possa ‘pecah’ dan sarsar ‘pecah’ berada pada ranah semantis yang sama, tetapi kedua butir leksikal ini memiliki perbedaan. Perbedaan ini dapat terlihat pada contoh berikut.

(33). a Nunga possa/?sarsar piring na i kamar mandi I ditondong huting

sudah pecah/? pecah piring Konj Pre kamar mandi Dem disenggol kucing

‘Piring yang di dapur itu sudah pecah tersenggol kucing.

b. ?Possa/ sarsar galas na I ginjang meja I idabuhon dakdanak

(27)

tageleng i kecil Dem

‘Gelas yang di atas meja pecah dijatuhkan anak kecil itu.

Pada contoh (33a) terlihat jelas bahwa verba possa ‘pecah’ disebabkan tersonggol oleh kucing berarti bisa ditafsirkan bahwa benturan antara lantai dengan piring tersebut masih ringan dan jarak piring dari lantai juga masih sangat dekat. (33b)Verba sarsar ‘pecah’ disebabkan jatuhnya sebuah gelas dari atas meja hal ini, dapat ditafsirkan bahwa jarak dari meja ke lantai lumayan jauh dan terjadi benturan yang sangat keras. Perbedaan kedua verba proses kejadian ini dapat dilihat pada parafrase di bawah ini.

possa ‘ pecah’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada piring (X) karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah satu bagian

(c) setelah ini, X adalah BEBERAPA BAGIAN (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

sarsar‘ pecah’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada (X)

karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, Xadalah satu bagian

(28)

Sesuai dengan skenario di atas , perbedaan antara possa ‘ pecah’ dan

sarsar ‘pecah’ terletak pada komponen (c) . pada skenario possa ‘ pecah’

objeknya ditandai dari satu bagian berubah menjadi BEBERAPA BAGIAN sedangkan, sarsar ‘pecah’ objeknya ditandai dari satu bagian berubah menjadi BEBERAPA BAGIAN YANG SANGAT KECIL.

4.3.2.4 Makna siltak ‘retak’

Makna verba siltak ‘retak’ dan biltak ‘retak mendeskripsikan ‘sesuatu terjadi pada sesuatu karena seseorang melakukan sesuatu’. Verba siltak ‘retak’ dan biltak ‘retak’ memiliki arti yang sama, tetapi kedua butir leksikal ini meliki perbedaan. Perbedaan iti terlihat pada contoh berikut.

(34).a Nunga biltak/?siltak papan on alani gogo idabuhon amang nakin.

sudah retak/?retak papan ini karena kuat PAS.jatuhkan bapak tadi

‘Papan ini sudah retak karena kuat dijatuhkan bapak tadi’.

b. Holan tobbom do nakkin tanganku tu kassa pittor siltak/?biltak.

cuma sentuh T tadi tangan1tg ke cermin langsung retak/?retak.

‘Cermin ini langsung retak tersentuh tanganku ’.

(29)

kuat dan tidak mudah pecah walaupun hempasan itu berjarak jauh. Siltak ‘ retak’ dapat terjadi karena sentuhan ataupun tindakan seseorang yang tidak mengeluarkan energi yang banyak terhadap suatu benda. Bendanya mudah pecah walaupun tersentuh saja dan memiliki sentuhan yang sangat dekat.

biltak ‘ retak’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada papan (X)

karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah satu bagian

(c) setelah ini, X SEPERTI DUA BAGIAN (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

siltak‘ retak’

(a) Pada waktu itu, sesuatu terjadi pada gelas (X)

karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah satu bagian

(c) setelah ini, X adalah SEPERTI BEBERAPA BAGIAN (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

Pada skenario di atas, perbedaan siltak ‘ retak’ dan biltak ‘ retak’ terletak pada komponen (c). pada komponen (c) skenario siltak ‘retak’ ditandai dari satu bagian berubah menjadi SEPERTI BEBERAPA BAGIAN dan biltak ‘retak’ ditandai dari satu bagian berubah menjadi SEPERTI DUA BAGIAN.

4.3.2.5 Makna retes ‘lapuk’

(30)

‘lapuk’ dan verba getem ‘lapuk’ memiliki arti yang sama, tetapi kedua butir leksikal ini memili perbedaan. Perbedaannya tampak pada contoh berikut.

(35). a Nunga ?retes/ getem kabaya ni inang na i lamari on. berobjekkan tali. Peristwa ini terjadi karenatali tersebut sering digunakan dan sering terkena air sehingga mengurangi ketahanan tali tersebut. Hal ini akan menyebabkan tali mudah patah. (35b)Verba proses kejadian getem ‘ lapuk’ berobjekkan kain . Peristiwa ini terjadi karena kain tersebut tidak pernah dipakai atau terus disimpan di dalam lemari. Hal ini menyebabkan kualitas baju berkurang dan akan mudah koyak.

getem ‘ lapuk’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada kain (X)

karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X bagus

(c) setelah ini, X MUDAH KOYAK (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

retes ‘lapuk’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada tali (X)

karena seseorang (Y) melakukan sesuatu terhadap X (b) sebelum ini, X bagus

(31)

(d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

Pada skenario di atas, perbedaan antara getem ‘lapuk’ dan retes ‘ lapuk’ terletak pada komponen (c). getem ‘ lapuk’ ditandai dari keadaan yang bagus menjadi MUDAH ROBEK sedangkan, retes ‘lapuk’ objeknya ditandai dari keaadan yang bagus menjadi MUDAH PUTUS.

4.3.2.6 Makna malala ‘meleleh’

Makna verba malala ‘meleleh’ dan verba lamot ‘lumat’ diterangkan dengan komponen ‘sesuatu terjadi pada sesuatu karena seseorang melakukan sesuatu’. Makna verba malala ‘meleleh’ berpadanan dengan verba lamot ‘lumat’. Meskipu memiliki ranah semantis yang sama tetapi kedua butir leksikal ini memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut terlihat pada contoh berikut.

(36).a Malala/? Lamot do indahan na iloppa anggi i. meleleh/?lumat T nasi Konj PAS.masak adik Dem ‘Nasi yang dimasak adek itu meleleh’.

b. Nunga ?malala/ lamot

sudah ?meleleh/lumat cabai Konj PAS.giling ibu Dem sabe na itutu inang i.

‘Cabai yang digiling ibu itu sudah lumat’.

(32)

digiling. Peristiwa ini terjadi karena ada tindakan menggiling dan hasil yang diharapkan baik.

malala ‘meleleh’

(a) pada waktu itu sesuatu terjadi pada nasi (X)

karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah KERAS

(c) setelah ini, X adalah LEBIH LEMBEK (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

lamot ‘ lumat’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada cabai (X)

Karena seseorang (Y) melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah KASAR

(c) setelah ini, X adalah LEBIH HALUS (d) sesuatu terjadi pada X seperti ini

Pada skenario diatas, perbedaan antara verba proses malala ‘ meleleh;’ dan lamot ‘lumat’ terletak pada komponen (b) dan (c). malala ‘ meleleh’ ditandai dari KERAS berubah menjadi LEBIH LEMBEK sedangkan lamot ‘ lumat’ ditandai dari KASAR berubah menjadi LEBIH HALUS.

4.3.2.6 Makna magopu ‘hancur’

Makna verba magopu ‘hancur’ dan verba maropuk mendeskripsikan ‘sesuatu terjadi pada sesuatu karena seseorang melakukan sesuatu’. Verba magopu ‘hancur’ dan maropuk ‘hancur’ memiliki arti yang sama, tetapi kedua verba ini memiliki perbedaan yang akan ditunjukkan pada contoh berikut.

(33)

hancur/?hancur T padi Konj PAS.giling kemarin Dem

‘Padi yang digiling kemarin hancur’.

b. ? Magopu/ maropuk do karupuk na I bagas tas si Rina. ?hancur/hancur T kerupuk Konj Pre dalam tas Prep Rina.

‘Kerupuk yang didalam tas di Rina hancur’.

Berdasarkan contoh (37) verba magopu ‘ hassur’ memiliki ciri tersendiri yaitu adanya perubahan dari padi menjadi beras. Pada kenyatannya beras lah yang hancur. Hal ini disebabkan karena kurang kering padi yang dijemur dan langsung digiling atau pada saat padi masi dalam keadaan panas dan langsung digiling. Maropuk terjadi karena diduduki ataupun terinjak seseorang. Magopu ‘hassur’ berobjekkan beras sedangkan , maropuk ‘hassur’ berobjekkan kerupuk atau makanan ringan.

magopu ‘hassur’

(a) pada waktu itu, sesuatu terjadi pada beras (X) karena seseorang Y melakukan sesuatu pada X (b) sebelum ini, X adalah satu bagian

(c) Setelah ini, X adalah LEBIH KECIL DARI SEBELUMNYA (d) Sesuatu terjadi pada X seperti ini

ropuk ‘hancur’

(34)

(c) setelah ini, X adalah BEBERAPA BAGIAN KECIL (d) sesuatu terjadi pada X

(35)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Kategori verba proses kejadian dalamu bahasa Batak Toba dibentuk oleh sintaksis makna universal yaitu ‘ sesuatu terjadi pada seseorang/ sesuatu karena seseorang melakukan sesuatu’. Kategori verba proses kejadian dibagi dua subkategori, yaitu (i) subkategori entitas bernyawa (‘sesuatu terjadi pada seseorang karena seseorang yang lain melakukan sesuatu’). (ii) Subkategori entitas tidak bernyawa (‘sesuatu terjadi pada sesuatu karena sesorang yang lain melakukan sesuatu’). Kategori dielaborasi melalu tes kausatif untuk membuktikan perilaku verba proses kejadian. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa verba Proses Kejadian bahasa Batak Toba dibentuk oleh dua makna asali yaitu TERJADI/ MELAKUKAN.

5.2 SARAN

Kajian ini terbatas karena hanya membahas kategori dari perubahan entitasnya saja. Aspek semantis lain yang belum diteliti adalah peran semantis verba Proses Kejadian dalam bahasa Batak Toba juga penting dilakukan untuk mengungkapkan peran semantis argumen verba Proses Kejadian dalam bahasa Batak Toba.

Referensi

Dokumen terkait

At the end, investors purchase stock to receive a share of a firm’s earnings, which is normally distributed through dividends; however, investors may have different perspective

[r]

Berdasarkan observasi dan data-data sekunder dari perusahaan, inovasi yang dilakukan oleh Perusahaan Arromanis Bakery ada 3 kategori, yaitu inovasi structure,

Misalnya antara hutang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya (Harahap, 2008). Dari paparan diatas sudah jelas

Pada sistem ini digunakan Easy VR 3.0 yang memiliki fitur user- defined speaker dependent yang dapat menyimpan suara sebagai referensi untuk dibandingkan dengan perintah

orang lain, kecuali secara terrulis dengan jclas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan. disebutkan nama dan pengarang dan

Hipotesis pada penelitian ini adalah: Diduga metode klasifikasi dalam data mining dengan Algoritma C4.5 merupakan algoritma yang tepat dan sesuai untuk melakukan

Pada studi yang dilakukan di China ditemukan bayi yang lahir dari ibu yang kekurangan berat badan sebelum kehamilan (BMI 18,5 kg/m 2) berada beresiko deficit pertumbuhan janin