• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus: Peran Biro Otonomi Daerah Dan Kerjasama Setdaprovsu Dalam Pembangunan di Kabupaten Nias Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Kasus: Peran Biro Otonomi Daerah Dan Kerjasama Setdaprovsu Dalam Pembangunan di Kabupaten Nias Selatan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

ANUGERAH NITOTONA SARUMAHA (110906048)

POLITIK PEMBANGUNAN

(Studi Kasus: Peran Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Dalam Pembangunan di Kabupaten Nias Selatan)

Rincian Isi Skripsi: 86 halaman, 11 buku, 6 Dokumen, 2 skripsi/Jurnal dan 5 situs internet.

ABSTRAK

Penelitian ini menguraikan tentang peran-peran Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama selama proses Pemekaran kabupaten Nias Selatan, penyelenggaraan Pembangunan di Kabupaten Nias Selatan, hingga peran pada masa evaluasi pemekaran di Kabupaten Nias Selatan yang semuanya berhubungan dengan tingkat kemajuan pembangunan di Kabupaten Nias Selatan yang tercatat sebagai kabupaten termiskin di provinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari buku-buku,arsip-arsip, dokumen-dokumen dan internet. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yaitu denganmemaparkan tugas dari Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama serta melihat perannya sehingga berhubungan dengan tingkat pembangunan di Kabupaten Nias Selatan melalui pengumpulan data-data untuk kemudian dipelajari, diolah, dianalisa dan kemudian ditafsirkan yang disajikan secara deskriptif.Adapun teori yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teori Otonomi Daerah dan Politik Pembangunan. Teori-teori ini digunakan sebab peneliti ingin melihat bagaimana politik berperan pada pembangunan dan salah satu bagian dari Politik Pembangunan adalah pemberian wewenang kepada daerah yang disebut dengan Otonomi Daerah. Otonomi Daerah dilakukan dengan Penataan Daerah. Penataan daerah dilakukan dengan 2 cara yaitu pembentukkan daerah yang terdiri dari pemekaran daerah dan penggabungan daerah dan Penyesuaian Daerah.

Sehingga penulis mampu menjelaskan latar belakang masyarakat Nias Selatan menuntut pemekaran daerahnya dikarenakan kesenjangan sosial dan ketidakmerataan pembangunan, serta terhambatnya proses pembangunan akibat persoalan birokrasi yang belum secara utuh menjalankan peran dan fungsinya, keterbatasan akses pengembangan SDM dan SDA, perkembangan daerah induk yang tergolong lambat dan diperparah oleh bencana alam gempa bumi yang terjadi. Termasuk peran dari biro otonomi daerah dan kerjasama setdaprovsu dalam pelaksanaan politik pembangunan di kabupaten Nias Selatan yang tidak begitu menentukan dalam menjalankan pemekaran hingga pembangunan di Nias Selatan.

(2)

Biro otonomi daerah dan kerjasama setdaprovsu hanya sebatas lembaga administrasi. Kunci utama kesuksesan pelaksanaan politik pembangunan terletak pada pihak pemerintahan daerah kabupaten Nias Selatan bersama jajaran DPRD Kabupaten Nias Selatan

Kata kunci: Politik Pembangunan, Otonomi Daerah dan Pemekaran Daerah.

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA

FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

ANUGERAH NITOTONA SARUMAHA (110906048)

POLITICS OF DEVELOPMENT

(Case study: The role of regional autonomy bureau on the development at South Nias)

ABSTRACT

This research describe about the regional autonomy bureau role at the procces of regional expansion of South Nias, implementation of development and the regional expansion evaluation which is have connection on regional development level of South Nias that registered as poorest regional at Province of North Sumatera.The data used in this study were sourced from books, archives, documents and the Internet.The analytical method used in this study is a qualitative method by describe of the regional autonomy bureaus tasks then seek for their role so that will connected to regional development level of South Nias by collecting enough data for later studied, processed, analyzed and then interpreted presented descriptively. The thory that I use in this research is Politics of Development and regional autonomy theory. I use these theory because I want to describe how politics have influence to regional development, and one of politics of development product is permiting every regional that called regional autonomy. The Regional autonomy operated by structuring the regional. This structuring regional was operated in to ways, by formed new regional that can be operate by regional expansion and unification the regiond, and regional adaptation.

So the author were able to describe the motivation what pushed the peoples of South Nias to expand their regional immediately is social inequality issue and inequality of regional development that happened before,bureaucracy problems that caused developments problems,and it getting worst when the earthquake happened. And the role of regional autonomy bureau on political of development at South Nias that have not much influence to operate the regional expansion and the development at South Nias. They just do the adminstration task, while the key to make Politics of Development succes is at regional government and the legislative council.

Keywords : Politics of Development, Regional Autonomy, Regional Expansion.

Referensi

Dokumen terkait

Seseorang jika telah jelas di kalangan para ulama (bahwasanya ia adalah ahlul bid’ah) maka orang seperti ini sudah jelas, tidak butuh dialog lagi. Akan tetapi jika masih

[r]

Atas dasar berbagai permasalahan dan uraian yang ada di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul ” Pengaruh Kepuasan Kerja dan Stres Kerja Terhadap

Agung Pribadi, Head of the Information and Cooperation Services Communication Bureau (KLIK) of the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM), said ahead of the turn

Mengenai struktur kehidupan sosial yang terjadi pada masyarakat di Kampung Kauman, kini Kauman telah mengalami perubahan yang sangat besar seiring dengan

(1) Lembaga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e merupakan unsur pelaksana akademik yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Institut di bidang

Shinto juga tidak memilik kitab suci, simbol ataupun nabi sebagai penemu atau penyebar agama pertama kali, jadi Shinto lahir dan berkembang secara alami dalam masyarakat,

Memberikan aliran proses perpindahan kendaraan menjadi lebih efektif dengan memperpendek jarak tempuh kendaraan selama proses persiapan kendaraan antar station mulai