• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 PENGARUH RESTAURANT ATMOSPHERE DAN KERAGAMAN PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN WARUNG NASI AMPERA CABANG PADASUKA CIACAHEUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bab 1 PENGARUH RESTAURANT ATMOSPHERE DAN KERAGAMAN PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN WARUNG NASI AMPERA CABANG PADASUKA CIACAHEUM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini bisnis waralaba (franchise) di Indonesia semakin banyak dan berkembang, terutama bisnis waralaba kuliner yang saat ini semakin diminati. Berkembangnya usaha waralaba di Indonesia dikarenakan banyaknya calon

pengusaha yang ingin membuat usaha sendiri. Pengusaha-pengusaha saat ini semakin banyak yang ingin membuka bisnis waralaba sendiri untuk memunculkan kreasinya dan tentunya juga menginginkan keuntungan. Waralaba merupakan salah satu bisnis yang cukup menguntungkan, baik waralaba skala kecil, waralaba skala menengah ataupun waralaba skala besar. Bisnis waralaba juga merupakan salah satu bisnis yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam perkembangan perekonomian negara. Saat ini pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia diperkirakan semakin pesat di masa mendatang dan sanggup mencapai 10 % -15% per tahun. Hingga saat ini terdapat setidaknya 1.000 lebih waralaba di Indonesia, dengan 40.000 Outlet dan mampu memperkerjakan sekitar 700.000 hingga 1.000.000 orang. Jenis usaha waralaba yang paling diminati adalah makanan dan minuman yang mengambil porsi 50% dari total franchise. (Karamoy, 2009)

Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat yang memiliki daya tarik karena letak geografis kota Bandung yang berada di dataran tinggi, dikelilingi oleh gunung, oleh karena itu Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Paris van Java (bahasa Belanda) atau “Paris dari Jawa“ karena keindahan, kecantikan, keramah tamahan penduduk asli kota Bandung ini. Pada awalnya kota Bandung merupakan kawasan pertanian, namun dengan tumbuhnya laju urbanisasi, lahan pertanian

(2)

Pengembangan industri pariwisata adalahsalah satu strategi yang dipakai oleh pemerintahkota Bandung, untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Fasilitas yang mendukung kelancaran suatu objek wisata yaitu hotel, usaha perjalanan wisata, juga restoran. Belakangan ini dapat dibuktikan dengan banyaknya hotel-hotel, usaha perjalanan wisata serta restoran-restoran yang cukup berpotensi di Bandung. Perjalanan wisata tidak terlepas dari

kebutuhan akomodasi atau perhotelan, serta kebutuhan makan dan minum.

Berikut jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke kota Bandung berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung pada tahun 2014 hingga tahun 2016.

Tabel 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung (2014-2016)

Tahun Jumlah

2014 34.808.266

2015 38.264.508

2016 38.346.304

Sumber : dinas kebudayaan dan pariwisata kota bandung (2016)

Melihat cukup besarnya wisatawan yang datang ke Kota Bandung yang dapat dilihat pada Tabel 1.1, sehingga banyak para pembisnis memanfaatkanya hal tersebut dengan membuka tempat usaha mulai dari Factory outlet,restoran,atau tempat hiburan yang lain.

(3)

Bandung. (http://www.bandungtourism.com/restaurant.php). Berikut ini pertumbuhan usaha makanan di Bandung.

Gambar1.1

Persentase Pertumbuhan Restoran Skala Besar dan Kecil DiBandung Tahun

2012–2016

Sumber :(permadi, arif,www.tribunnews.com)

Berdasarkan Gambar1.1 diatas, pertumbuhan restoran di Bandung pada

tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dalam hal ini terlihat bahwa kemajuan dunia pariwisata khususnya dunia wisata kuliner semakin baik. Bersamaan dengan itu kemungkinan akan banyak pula rumah makan setara kantin, warung nasi dan lain sebagainya yang belum terdata dan belum terdaftar di kota Bandung. Semakin ramainya pertumbuhan jumlah rumah makan dengan konsep-konsep khas dan tersendiri, pengusaha harus mengetahui keinginan dan kebutuhan pasar serta produk yang dicari konsumen. Untuk itu pengusaha perlu merumuskan strategi yang tepat dalam memasarkan produk dan jasa guna meningkatkan jumlah pembelian.

Salah satu rumah makan khas Sunda yang terkenal dan memiliki cabang yang banyak yaitu Warung Nasi Ampera. Warung Nasi Ampera terus mengembangkan usaha dengan memberikan variasi produk sajian untuk memberikan kepuasan konsumen. Tujuannya agar Warung Nasi Ampera memiliki konsumen yang loyal. Warung Nasi Ampera menawarkan menu masakan khas Sunda.Warung Nasi Ampera didirikan oleh Bapak H.Tatang Sujani S.Sos dan istrinya (alm Hj.Siti E.Rochaety) pada tahun 1963. Saat itu Warung Nasi Ampera

(4)

berlokasi di terminal Kebon Kalapa, tepat di atas trotoar jalan alias pedagang kaki lima. Motivasi pendiri Warung Nasi Ampera untuk berjualan berawal dari pengalamannya sering makan di roda yang berada di pinggir jalan. Setelah beberapa tahun kemudian Warung Nasi Ampera pun memiliki beberapa cabang di Bandung.

Salah satu cabang Warung Nasi Ampera yaitu di Padasuka Cicaheum Bandung yang berdiri sejak tahun 2010 yang memiliki 11 karyawan dan pimpinan cabang. Warung Nasi Ampera cabang Padasuka Cicaheum terletak di jalanAhmad

Yani Bandung.Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan cabang dan observasi awal didapatkan bahwa Warung Nasi Ampera cabang Padasuka Cicaheum memiliki luas bangunan + 70 m2dan terdiri dari dua lantai. Ruangan yang digunakan lebih sering digunakan di bawah sedangkan ruang atas cukup terbengkalai dan berdebu karena jarangnya pelanggan yang menggunakan ruangan atas tersebut. Ruangan makan menempatkan lima meja tempat makan, karena sebagian ruangan digunakan oleh dapur.Dengan demikian bila ada konsumen yang merokok menambah ketidaknyamanan pengunjung lain.

Konsumen yang umumnya dari wilayah Bandung Timur mengeluh akan suasana Warung Nasi Ampera cabang Padasuka Cicaheumyang tidak banyak perubahan. Konsumen menuntut fasilitas Warung Nasi Ampera cabang Padasuka Cicaheum agar menjadi lebih baik.

(5)

Gambar 1.2

Grafik Persentase Penjualan Makanan Dan Minuman

Sumber: Warung Nasi Ampera Cabang Padasuka, 2017

Pada Gambar 1.2menunjukkan penjualan makanan minuman mengalami

mengalami penurunan.Jika perusahaan mampu memberikan fasilitas layanan sesuai denganekspektasi pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas. Kotler (2009)mengatakan pelanggan adalah pemaksimal nilai. Mereka membentuk ekspektasinilai dan bertindak berdasarkan nilai tersebut.

Terjadi penurunan ditenggarai karena suasanawarung nasi yang kurang mendapat perhatian seperti ruangan yang sempit hanya menampung 5 meja dengan masing-masing 4 kursi. Serta ruangan lantai dua yang gelap, kotor dan tidak terurus karena tidak ada yang menggunakan ruangan atas, selain itu posisi mushola yang sempit hanya menampung dua orang dan ketidaktersediaan lahan parkir roda empat yang membuat konsumen memarkirkan kendaraannya pinggir jalan seperti yang terlihat pada Gambar berikut.

74%

69%

53%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

(6)

Gambar 1.3 Warung Nasi Ampera Cicaheum

Pada Gambar 1.3 bangunan warung nasi Ampera Cicaheum yang sempit dan kurangnya lahan parker bahkan tampak seperti layaknya sebuah ruko. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan Warung Nasi Ampera Cabang Cinunuk seperti terlihat pada gambar 1.4.

Gambar 1.4 Warung Nasi Ampera Cinunuk

Gambar 1.4 bangunan warung nasi Ampera Cabang Cinunuk. Yang lebih luas, memiliki lahan parker memadai dan laykanya sebuah restoran. Jika dibandingkan Warung nasi Ampera Cicaheum terlihat lebih sempit dan bangunan yang menyerupai ruko lengkap dengan papan nama yang menempel terlalu tinggi. Sedangkan Warung nasi Ampera Cabang Cinunuk yang memiliki bangunan yang luas dan tampak seperti warung nasi ampere pada umumnya yang memiliki bangunan menarik.

(7)

Kurangnya luas banguan yang berdampak jumlah menu yang terbatas, karena posisi yang tidak memungkinkan. Kurang beragamnya produk makanan, menjadi nilai tambah tingkat kunjungan menurun. Ragam produk Warung Nasi Ampera Cabang Padasuka sangat terbatas, menu makanan yang tersedia tidak

sebanyak yang ditemui di Warung Nasi Ampera pada umumnya seperti pada gambar 1.5.

Gambar 1.5 Menu Warung Nasi Ampera Cabang Cicaheum

Beberapa makanan yang tidak tersaji di Warung Nasi Ampera padasuka antara lain tahu dan tempe bacem, gepuk, sayur asem, cumi-cumi, sop iga. Menu yang ada adalah yang umumnya ada di warung nasi ampera yaitu ayam goreng, tahu dan tempe goreng, otak-otak, tempe mendoan, perkedel jagung dan telor dadar. Perbedaanya dapat dilihat pada penyajian di gambar 1.6.

Gambar 1.6 Menu Warung Nasi Ampera Cabang Cinunuk

Pada Gambar 1.6 terlihat menu di Warung Nasi Ampera Cabang Cinunuk jumlahny lebih banyak karena ruangan yang luas. Berbeda jika dibandingkan dengan Warung Nasi Ampera Cabang Cinunuk seperti yang terlihat pada gambar

(8)

bentuk produk termasuk objek produk, kebiasaan penggunaan produk, niat pembelian produk, pengaruh dari orang lain dalam membeli produk.

Untuk mengetahui bagaimana restaurant atmosphere yang menjadi keinginan konsumen dan keragaman produk yang ditawarkan dapat menciptakan loyalitas. Hal ini merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan harus sangat diperhatikan oleh perusahaan. Alasan dilakukan penelitian di Warung Nasi Ampera mengingat Warung Nasi Ampera memiliki cabang lebih dari 10 yang umumnya lokasi memiliki area yang luas. Akan tetapi pada Warung Nasi Ampera

yang terjadi sebaliknya, ruangan yang sempit, parkir yang sangat terbatas dan menu yang tidak lengkap.

Penelitian Peter (2010) dengan judul Effect Of Atmosphere And Diversity

Of Products Restaurant Customer Loyalty People menunjukkan bahwa

Restauarant Atmosphere dan keragaman produk berpengaruh terhadap loyalitas

konsumen.

Untuk lebih memperkuat fenomena tersebut, maka penulis melakukan survey awal mengenai restaurant atmosphere, keragaman produk sebagai berikut.

Gambar 1.6 survey awal

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan indicator yang memiliki nilai yang rendah. Pada variable keragaman produk untuk indikator konsistensi dan keluasan memiliki nilai rata-rata yang cukup termasuk kategori 2,60 – 3,39. Hal

(9)

ini menunjukkan bahwa Warung Nasi Ampera Cicaheum kurang konsisten terhadap kebiasaan yang ada di Warung Nasi Ampera pada umumnya seperti kurangnya menu. Begitu pula pada variable store atmosphere pada indikator tanda symbol, fungsi dan tata ruang, kondisi udara memiliki nilai yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa factor-faktor tersebut perlu ditingkatkan.

Penelitian yang dilakukan Heryani (2013) dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Store Atmosphere Terhadap Pembelian Ulang yang Dimediasi Oleh Kepuasan Konsumen menunjukkan bahwa Store atmosphereberpengaruh

terhadap loyalitas pelanggan.

Penelitian Linggasari dan Millanyani (2010) dengan judul Pengaruh Store

Atmosphere terhadap loyalitas pelanggan pada Kopi Progo Bandung menunjukkan

hasil yang sama yaitu store atmosphere berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk menjadikan judul penelitian ini yaitu : “Pengaruh Restaurant Atmosphere dan Keragaman Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Warung Nasi Ampera Cabang Padasuka Cicaheum Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas mengenai latar belakang penelitian maka yang menjadi identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Tanggapan Konsumen mengenai Restaurant Atmosphere,

keragaman produk dan loyalitas pada Warung Nasi Ampera Padasuka Cicaheum?

2. Bagaimana Restaurant Atmosphere, berpengaruh terhadap loyalitas pada

Warung Nasi Ampera Padasuka Cicaheum?

3. Bagaimana keragaman produk berpengaruh terhadap loyalitas pada Warung Nasi Ampera Padasuka Cicaheum ?

4. Seberapa besar Pengaruh Restaurant atmosphere dan Keragaman Produk terhadap Loyalitas Pelanggan di Warung Nasi AmperaPadasuka Cicaheum?

(10)

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tanggapan Konsumen mengenai mengenai Restaurant

Atmosphere, keragaman produk dan loyalitas pada Warung Nasi Ampera

Padasuka Cicaheum.

2. Untuk mengetahui pengaruh Restaurant Atmosphere, berpengaruh terhadap

loyalitas padaWarung Nasi Ampera Padasuka Cicaheum?

3. Untuk mengetahui pengaruh keragaman produk berpengaruh terhadap loyalitas padaWarung Nasi Ampera Padasuka Cicaheum

4. Untuk Mengetahui Seberapa Besar Pengaruh Restaurant atmosphere dan

Keragaman Produk terhadap Loyalitas Pelanggan di Warung Nasi Ampera Padasuka Cicaheum

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kegunaan bagi berbagai pihak seperti berikut ini :

1. Bagi Penulis

Penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang faktor-faktor dari bauran pemasaran yang menyebabkan loyalitas pelanggan semakin meningkat.

2. Bagi Para Pembaca

Bagi para pembaca khususnya rekan-rekan mahasiswa, semoga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk penelitian selanjutnya dengan masalah yang sama.

3. Bagi Warung Nasi AmperaCabang Padasuka Cicaheum

Dapat digunakan sebagai bahan masukan sehingga pihak Warung Nasi Ampera cabang Padasuka Cicaheum memiliki pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor dalam bauran pemasaran yang menyebabkan loyalitas pelanggan tinggi.

1.5 Sistematika Penelitian

(11)

2. BAB II Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori dan penelitian

sebelumnya yang relevan dengan masalah yang dirumuskan yang akan dijadikan paradigma pemikiran dan hipotesis.

3. BAB III Pada bab ini akan dijelaskan mengenai objek penelitian, unit, analisis, serta metode-metode yang akan digunakan untuk menganalisis data.

4. BAB IV Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data yang telah diolah sesuai dengan metode yang ditentukan.

Gambar

Tabel 1.1Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung (2014-2016)
Gambar 1.2Grafik Persentase Penjualan Makanan Dan Minuman
Gambar 1.4 bangunan warung nasi Ampera Cabang Cinunuk. Yang lebih
Gambar 1.5 Menu Warung Nasi Ampera Cabang Cicaheum
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor intern)

Ikan Famili Chaetodontidae atau lebih dikenal dengan butterflyfishes (kepe- kepe) merupakan jenis ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang dengan mengkonsumsi

Rangkaian ini berfungsi untuk mengendalikan lampu dengan di kontrol 2 saklar tukar, maksudnya jika saklar tukar 1 mengidupkan lampu, maka saklar 2

solubilizing phosphate bacteria on agricultural food plants soil, but they have not significantly different on Andisols.. So, for the better results, may use the

Edy Prayitno perayaan hari raya dan puasa dalam ajaran yahudi ada dalam kitab tanakh dan PL dan itu ada perintah langsung dari Nabi Musa dan ALLAH ..sedangkan anda mengadakan

Prototip tersebut telah diuji coba dan dioperasikan dengan hasil peningkatan produktivitas sebagai berikut : (1) proses pengerjaan bongkar pasang meningkat menjadi 3

Komentar penonton sinetron komedi “Kelas I nternasional ” yang ditemukan penulis di akun media sosial beragam diantara lain yaitu, untuk mengisi waktu primetime mereka

Pengunitan pula penting bagi pelajar untuk memahami pecahan unit, membangunkan unit komposit, memecah pecahan unit dan pengunitan dalam segi keseluruhan (Lamon, 2012). Justeru,