• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ruang Lingkup dan Prinsip ALMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ruang Lingkup dan Prinsip ALMA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Kegiatan pokok industri perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana kepada masyarakat. Dana yang dikumpulkan oleh bank masuk ke dalam pasiva, sementara dana yang disalurkan kepada masyarakat masuk dalam aktiva. Aktiva dan pasiva adalah dua sisi dari pos keuangan bank, baik dalam bentuk kekayaan ataupun menggambarkan posisi utang, kewajiban dan moal bank. Keduanya harus mencapai keseimbangan, dimana faktor yang dapata menyeimbangkan diantara keduanya, dalam bentuk Rugi dan Laba bank yang bersangkutan.

Manajemen aktiva dan pasiva yang disebut pula dengan Assets and Liability Management (ALMA) sudah dipastikan ada pada setiap bank. Kedua sisi neraca, yaitu sisi pasiva yang mengambarkan sumber dana dan sisi aktiva yang mengambarkan penggunaan (alokasi) dana harus dikelola secara efisien, efektif, produktif, dan seoptimal mungkin karena merupakan bisnis utama bagi setiap bank. Pengelolaan aset dan liabilitas tersebut juga disebut dengan Manajemen Aset dan Liabilitas yang dikenal dengan ALMA (Asset and Liability Management). Aset dan liabilitas pada setiap bank ini dikelola oleh Assets and Liability Committee (ALCO) yang secara organisassi yang tidak terlihat dalam struktur organisasi, namun kegiatannya ada dan dikelola dalam team work secara serta operasional umumnya berada di dalam divisi treasury, yang dipimpin oleh wakil direktur utama/direksi yang membidangi divisi treasury dan kepala divisi treasury umumnya sebagai ketua pelaksana dengan anggota yang berasal dari divisi treasury, divisi kredit, divisi reserch & development, divisi pusat administrasi.

(2)

PEMBAHASAN A. Ruang Lingkup ALMA

1. Pengertian ALMA

Asset Liability Management adalah serangkaian tindakan dan prosedur yang dirancang untuk mengontrol posisi keuangan. Isu-isu keamanan dan kesehatan merupakan bagian penting dari defenisi ini.1

Fokus manajemen aset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan portofolio aset/liabilitas bank guna memaksimalkan profit bagi bank dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip kehati-hatian.2

ALMA adalah manajemen struktur neraca bank dengan tujuan untuk memaksimalkan pendapatan, mengendalikan biaya dalam batas-batas risiko tertentu.3

Asset dan liability manajemen adalah proses pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank. Asset dan liability manajemen merupakan kebijakan dan strategi jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan. Dilihat dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa Asset dan Liability Manajemen (ALMA) adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko antara lain risiko likuiditas, risiko bunga bank, risiko nilai tukar, risiiko portepel atau risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan bank.4

Asset and Liability Management atau pengelolaan harta dan hutang bank adalah fungsi yang harus dilaksanakan oleh bank dalam rangka mengoptimalkan susunan neraca sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal dalam batas-batas risiko yang terkendali. Asset and Liability Management proses yang memegang peranan sangat penting dalam mengelola bank karena:5

a. Kemampuan ALMA yang baik dapat meningkatkan prestasi suatu bank.

b. Kesalahan dalam keputusan dan pengendalian ALMA dapat mengakibatkan gagalnya suatu bank.

1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), 2014, hal 198. 2 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet), 2005, hal.121

3 Veithzal rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), 2007, hal 373.

4 Van Greuning Hennie, Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat) 2011. Hal. 139

(3)

Deregulasi yang berkelanjutan seperti halnya di Indonesia saat ini mengakibatkan semakin perlunya untuk menerapkan ALMA, karena

a. Kepastian usaha yang semakin berkurang. b. Risiko usaha yang semakin meningkat.

c. Persaingan untuk memperoleh dana rupiah semakin tajam. d. Kebutuhan ALMA akan semakin kompleks.

Keputusan ALMA yang tepat harus dapat menjawab tiga tantangan utama risiko nonkredit, disamping harus tetap meningkatkan kualitas aktiva. Ketiga resiko nonkredit, yaitu:

a. Liquidity risk. b. Interest rate risk. c. Foreign exchange risk.6

2. Risiko – Risiko ALMA

Setiap usaha bank pada umunya dihadapkan pada risiko-risiko berikut ini:

a. Credit risk : risiko debitur tidak akan memenuhi kewajibannya tepat pada wakunya atau lalai membyar. Risiko kredit dapat menimbulkan risiko likuiditas.

b. Liquidity risk : risiko bahwa bank tidak akan dapat memenuhi kewajibannya pada waktunya atau hanya dapat memenuhi kewajban melalui pinjaman darurat (mungkin dengan bunga yang tinggi) atau menjual aktivanya (mungkin dengan harga yang lebih rendah).

c. Pricing risk : risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat suku bunga, yang bisa dalam bentuk menurunnya margin dari penanaman atau kerugian sebagai akiba menurunya nilai aktiva. Risiko ini sebagai akibat Net Interest Margin (NIM), atau tidak terpenuhinya likuiditas atau terjadinya gap karena idak tepatnya perhitungan pricing atas assets/liability.

d. Foreign exchange risk : risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat kurs terhadap “open position” karena adanya pergerakan kurs yang merugikan.

e. Gap risk : risiko kerugian dari ketidak seimbangan interest rate maturity karena adanya pergerakan tingkat bunga yang merugikan.

f. Kontinjen risk : risiko yang timbul sebagai akibat transaksi kontinjen, misalnya pembukaan L/C, bank garansi dan kontrak valuta asing berjangka.7

6 Frianto Padia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: Rineka Cipta,2012), hal. 190

(4)

3. Fungsi Utama ALMA

Terdapat empat fungsi utama Assets and Liability Management, yaitu:8 a. Liquidity Management

Manajemen likuiditas bertujuan untuk memaksimumkan pendapatan dengan tetap meminimumkan risiko likuiditas sehingga tiak terjai kekuangan kas diatasi dengan menjual aktiva atau menvari dana dengan biaya/syarat-syarat yang tidak merugikan pihak bank itu sendiri.

Sasaran manajemen likuiditas ini yaitu: 1. Memenuhi ketentuan reserve requirement.

2. Meminimumkan dana yang menganggur (idle fund).

3. Memlihara likuiditas yang cukup guna menutup pengeluaran kas dan mengatasi kemungkinan penrikan dana secara mendadak yang tidak teratasi.

Contoh-contoh tindakan dalam pengelolaan likuiditas:

1. Memelihara akiva liuid jangka pendek seperti kas, penempatan dana antar bank, investasi dana jangka panjang semacam SBI.

2. Mempertahankan aktiva produktif yang dapat secara mudah dijual dengan tidak menimbulkan kerugian atau kerugian dalam jumlah yang sangat kecil.

3. Mendiversifikasikan sumber dana guna meminimumkan risiko adanya penarikan dana yang mendadak dan dalam jumlah besar.

4. Mempunyai hubungan yang baik dengan lembaga bank sentral atau lembaga yang berfungsi sebagai “last resort”.

b. Gap management

Gap management bertujuan untuk mencapai pendapatan yang maksimum dengan tetap meminimumkan risiko yang berkaitan dengan ketidaktepatan (mismatch) dalam struktur “maturity” dari aktiva dan pasiva yang dimiliki oleh bank.

Sasaran Gap management ini yaitu:

1. Melindungi risiko akibat adanya perubahan tarif bunga dengan mengendalikan ukuran besarnya mis-match gap.

2. Menghasilkan tingkat bunga yang lebih besar (dalam batas-batas risiko yang ada) sebagai akibat perubahan tingkat bunga.

3. Mendukung kebutuhan yang diperlukan dalam liquidity management. Beberapa contoh tindakan gap management:

(5)

1. Mengubah susunan jatuh tempo pasiva dengan pemilihan atas berbagai alternatif jenis sumber dana, penetapan harga, dan lain-lain.

2. Mengubah stuktur aktiva kebijakan perkreditan.

3. Mengubah struktur aktiva melalui pembelian atau penjualan aktiva produktif.

c. Foreign Exchange Position Management

Foreign exchange management bertujuan untuk mencapai pendapatan yang optimal dengan tetap meminimumkan risiko kerugian yang akan terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan kurs valuta asing.

Sasaran Foreign exchange management:

1. Memaksimumkan gain dari perdagangan valuta asing dan pendapatan bunga netto. 2. Meminimumkan risiko kerugian yang akan terjadi sebagai akibat adanya perubahan

kurs valuta asing.

3. Mendukung sasaran-sasaran yang ditetapkan dalam liquidity management dan gap management.

Beberapa contoh tindakan forexposition management yaitu: 1. Pembelian aktiva valuta asing (penempatan, pembelian valuta spot). 2. Mengumpulkan dana valuta asing (pinjaman, transaksi swap).

d. Earning and Investment Management

Tujuannya, proses ALMA harus mampu menyediakan masukan bagi pimpinan bank dalam menentukan struktur neraca dan strategi penentuan tarif bunga.

Sasaran Earning and Investment Management: 1. Menjamin tercapainya struktur neraca yang optimal.

2. Menjamin penentuan tarif bunga pinjaman dan deposit secara optimal. Beberapa contoh tindakan Earning and Investment Management: 1. Alokasi dana kepada aktiva.

2. Penentuan tarif bunga kredit.

3. Penentuan tarif bunga atas produk dana. 4. Pengelolaan portofolio investasi dana.

4. Organisasi ALCO

(6)

besar mengharuskan bank tersebut mengelola sumber dan pengalokasian dananya secra terpadu. Pengelolaan sumber dana yang tercermin dalam pos-pos neraca pada sebelah kredit (liability) tidak terpisahkan harus terpadu dengan pengelolaan pos-pos aplikasi dana (assets), sehingga mengharuskan bank-bank tersebut menyusun suatu committee dalam melaksanakan manajemen dananya. Committee ini dikenal dalam berbagai macam terminologi, antara lain ada yang menyebutnya sebagai ALCO (Assets And Liability Committee), ALMAC (Asset Liabiliti Management Committee) yang pada dasarnya merupakan suatu tim yang keanggotaannya terdiri dari berbagai unsur keahlian di bank, seperti:

1. Ahli ekonomi (Economist) 2. Pengerahan Dana

3. Bendaharawan (Treasury) 4. Kredit

5. Foreign Exchange (Forex) 6. Perencanaan

7. Administrasi

8. Pemasaran dan Pengambangan Usaha

Ketua Asset & Liability Committee biasanya dipegang langsung oleh direktur utama bank yang bersangkutan atau sering juga dijabat oleh Executive Vice President. Secara singkat struktur organisasi ALCO terdiri dari:

1. Ketua 2. Wakil Ketua 3. Sekretaris 4. Anggota

ALCO mempunyai fungsi untuk menentukan berbagai macam kebijakan di dalam aplikasi/penggunaan dana. Secara spesifik ALCO akan memberikan batasan-batasan atau limit berapa besarnya kredit yang ingin disalurkan oleh bank, Net Margin, tingkat buga kredit, surat-surat berharga yang boleh dibeli oleh bank serta exposure dalam uang asing maksimal yang boleh diambil oleh bank. Dalam mengimplementasikan kebijakan ALCO, bidang-bidang atau unit organisasi yang berkaitan dengan keputusan ALCO selanjutnya akan melaksanakan keputusan tersebut. Apabila dianggap perlu bank membentuk suatu task force unuk melaksanakan keputusan ALCO.

(7)

penerimaan karyawan yang memiliki hubungan darah baik secara langsung maupun karena perkawinan agar bank terhindar persengkokolan yang dapat merugikan bank itu sendiri.9

5. Landasan Kebijakan ALMA

Struktur neraca yang menggambarkan komposisi aktiva dan pasiva serta struktur pendapatan dan biaya dalam income statement bank merupakan aspek utama yang menentukan landasan kebijakan dalam penerpan ALMA, momponen-komponen yang dipegunakan dalam menyusun kebijakan tersebut adalah:

1. Foreign Exchange Management : adalah upaya bank untuk menata dana mengelola foreign exchange assets dan liabilities dengan baik yaitu untuk memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan risiko atas terjadinya flukuasi nilai tukar serta interest rate yang sulit diperkirakan.

2. Net Open Position (Posisi Devisa Neto: berdasarkan metode gross aggregate position NOP/PDN adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolute unuk jumlah dari (a) Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valas ditambah dengan (b) selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam rekening adminisratif untuk setiap valas. Ketentuan PDN ini juga berlaku untuk bank syariah.

3. Gap Management : pembahasan mengenai gap management merupakan salah satu hal yang penting dala ALMA, berbeda dengan komponen di atasnya di mana posisi account dalam neraca dan rentabilitas bank dianalisis dari perspektif yang statis, dalam gap management kedua aspek tersebut dibahas dalam perspektif yang dinamis. Disini terjadinya risiko atau keuntungan yang dapat diperoleh dikaitkan langsunng dengan terjadinya perubahan-perubahan yang dinamis dari ingkat suku bunga bank.

4. Risk Analysis : adalah analisis risiko-risiko yang dihadapi oleh bank baik secara makro maupun mikro.

5. Salah satu alat pengendalian ALMA bank bisa juga melalui pengendalian cost of funds karena cost of funds akan menenukan besaran base landingrae dan berapa margin atau spread yang diperoleh bank.

Dari uraian di atas ALMA dapat mencakup dua fungsi (a) kebijakna tertulis ALMA ini dapat mendorong ALCO (Asset Liability Community) menetapkan sasaran (goals) dan tujuan (objectives) dari bekerjanya penerapan ALMA dan menetapkan sejauh mana management bersedia memikul risiko yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan atas tingkat suku bunga bank, (b) kebijakan AlMA tersebut dapat menjadi sarana bagi dewan

(8)

direksi bank untuk menetapkan proses AlMA bank dan mendelegasikan kewenangan pelaksanaannya pada pejabat-pejabat bank yang terkait. Biasanya kebijakan ALMA ini tercermin ke dalam beberapa hal berikut:

1. Interest Rate Risk Policy: ALCO harus menetapkan toleransi atas risiko yang diimbulkan oleh terjadinya fluktuasi ingkat suku bunga bank yang dapat diterima oleh management dan mencatatnya dalam policy statement. Untuk itu ALCO harus terlebih dahulu menetapkan indikator-indikator apa saja yang dapat dipergunakan untuk mengukur tingkat risiko suku bunga.

2. Investment Policy: tujuannya adalah sebagai pedoman bagaimana portofolio investasi harus dikendalikan agar diperoleh return yang maksimal yang dapat menjamin tersedianya sumber likuiditas yang cukup dan kualitas portofolio kredit yang baik. 3. Capital Policy: kebijakan permodalan ini mencakup penegasan bahwa ALCO

bertanggung jawab dalam pengendalian besaran modal agar tetap dapat dijaga jangan sampia merosot, sehingga berada dibawah dari persyaratan minimum yang ditetapkan oleh otoritas moneter.

4. Liquidity Policy: di samping bertanggung jawab atas pengendalian risiko suku bunga dan posisi modal, ALCO juga bertanggung jawab dalam mengendalikan posisi likuiditas bank.10

B. Tujuan ALMA

ALMA ini berfungsi memberikan rekomendasi pada manajemen bank agar dapat meminimalkan risiko yang dihadapi dan mengoptimalkan keuntungan serta tetap dalam koridor sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, ALMA yang kuat dan berkualitas akan memberikan landasan kuat dan jelas dalam menetapkan strategi bisnis bank. Tujuan dari ALMA adalah untuk menjaga kesehatan bank yang dapat diukur dengan CAMEL serta melakukan antisipasi terhadap perubahan eksternal yang berkaitan dengan inflasi dan tingkat suku bunga serta perubahan atas nilai tukar mata uang (M Ali, 2004) selain itu ALMA dimaksudkan agar bank memperoleh net income yang optimal bagi bank dengan pengendalian yang tepat atas aktiva dan pasiva bank diharapkan bank dapat memperoleh pendapatan dari kegiatan tersebut. 11 Melalui ALMA ini diharapkan:

1. Adanya penetapan kebijakan bisnis yang jelas, terarah, dan terukur

2. Adanya arah dan tujuan yang jelas bagi manajemen dalam proses pelaksanaan tugas serta cara dalam menetapkan standar-standar operasional bank

(9)

3. Diperolehnya data yang akurat serta menjamin bahwa data tersebut dapat menunjang keputusan ALMA

4. Berkualitasnya analisis yang dilakukan dalam memberikan berbagai alternatif strategi ALMA sebelum manajemen mengambil keputusan

5. Memudahkan dalam manajemen likuiditas sehingga dana dapat dikelola dengan baik pada suatu tingkat suku bunga tertentu agar senantiasa dapat memenuhi kewajiban dan dapat memanfaatkan seiap peluang yang ada

6. Mampu meminimalkan gap sehingga dapat mengoptimalkan dan memeprkecil resiko 7. Mampu mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola valuta asing (terutama

ketika mengalami fluktuasi yang tinggi) dan mengelola gap untuk tiap-tiap mata uang dan antar mata uang unuk menghasilakan keuntungan yang optimal dengan tetap memerhatikan kemungkinan risiko yang terjadi

8. Mampu melakukan manajemen pricing secara tepat sebagai langkah strategis dalam menetapkan tingkat suku bunga (kredit dan dana) dengan memerhatikan gap dan tidak mengganggu likuiditas.

Dengan adanya ALMA ini, semakin disadari betapa pentingnya suatu bank mengelola likuiditas secara baik, terutama untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan dana seingga dalam memenuhi kewajibannya, bank terpaksa harus mencari dana dengan suku bunga yang lebih inggi dari suku bunga pasar, atau bank terpaksa menjual sebagian asetnya dengan risiko menderita rugi yang relatif besar. Hal tersebut akan memengaruhi pendapatan bank. Apabila keadaan ini terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan akan terjadi menurunnya kepercayaan masyarakat kepada bank tersebut.12

(10)

PENUTUP KESIMPULAN

Asset dan liability manajemen adalah proses pengendalian aktiva dan pasiva secara terpadu yang saling berhubungan dalam usaha mencapai keuntungan bank. Asset dan liability manajemen merupakan kebijakan dan strategi jangka pendek dalam pencapaian rencana tahunan. Dilihat dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa Asset dan Liability Manajemen (ALMA) adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan melalui pengumpulan, proses, analisa, laporan, dan menetapkan strategi terhadap asset dan liability guna mengeliminasi risiko antara lain risiko likuiditas, risiko bunga bank, risiko nilai tukar, risiiko portepel atau risiko operasional dalam menunjang pencapaian keuntungan bank.

ALMA ini berfungsi memberikan rekomendasi pada manajemen bank agar dapat meminimalkan risiko yang dihadapi dan mengoptimalkan keuntungan serta tetap dalam koridor sesuai ketentuan yang berlaku. Dengan demikian, ALMA yang kuat dan berkualitas akan memberikan landasan kuat dan jelas dalam menetapkan strategi bisnis bank.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

- Rivai Veithzal, dkk, Bank and Financial Institution Management, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada) 2007.

- Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), 2014.

- Frianto Padia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: Rineka Cipta), 2014.

- Van Greuning Hennie, Zamir Iqbal, Analisis Risiko Perbankan Syariah, (Jakarta: Salemba Empat) 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi kerja dan lingkungan kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMA Muhammadiyah di Kabupaten Kebumen, karena nilai signifikansi F sebesar

Strategi utama yang perlu diambil untuk mewujudkan ide transportasi sungai adalah (a) Kalimas tidak lagi menjadi bagian dari sistem drainase Kali Brantas tetapi hanya sebagai

Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H, pemerintah memfasilitasi penyediaan perumahan

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa UML Class Diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan struktur statis dari suatu sistem yang digunakan untuk

Selain itu, prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional juga belum tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat Sehubungan

Pembuatan apotek hidup di lingkungan pemukiman padat perkotaan sudah jarang ditemui dan perlu untuk digalakkan kembali, saslah satunya di Kelurahan Tahunan,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada suatu perbedaan yang penting antara kemampuan pengucapan kata-kata bahasa Inggris siswa kelas tujuh SMP

lots of traffic to your blog, provide a useful service to the community at large, and make your readers more prone to produce — and not just con- sume — content.. Encourage your