• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISET KUALITATIF DAN KUANTITATF docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RISET KUALITATIF DAN KUANTITATF docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Paradigma Riset, Metode Kualitatif dan Metode Kauntitatif”.

Makalah ini kami susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Riset Keperawatan. Dengan segenap kerendahan hati tidak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada para dosen mata kuliah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan makalah kami yang akan datang.

Demikian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pontianak, 2013

Penyusun

(2)

KATA PENGANTAR ... .. i

DAFTAR ISI ...……… ii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

BAB II PEMBAHASAN 1. Paradigma Riset ………. 2

2. Pengertian Riset ... ... 2

3. Penelitian Kuantitatif ..……….….. 3

 Penelitian Deskriptif ... ... 3

 Studi Kasus ...……….……. 4

 Studi Survei ...……….. 4

 Studi Pengembangan ...……….……… 4

 Studi Korelasi ..……….. 5

 Kausal Komparatif ...……….………. 6

 Penelitian Eksperimen ...……….……….. 6

4. Penelitian Kualitatif ..……….……… 7

a. Philosophy riset kualitatif .……….………. 7

b. The Nature of Qualitative Research ...….……….. 7

c. Tujuan riset kualitatif ...………..………. 7

d. Beberapa jenis penelitian kualitatif ... 8

 Metode phenomenology ... .... 8

 Metode grounded theory ... 8

 Metode ethnografi ... 9

 Metode historical ... 9

5. Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif .………. 10

6. Metode riset kuantitatif dan kualitatif ... 11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ………. 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

BAB I

(3)

Riset keperawatan tidak dapat dipisahkan dari disiplin keperawatan. Seiring perkembangan disiplin keperawatan, perawat mendapat tantangan untuk mengembangkan profesionalisme guna meningkatkan kualitas peran yang dijalani. Profesionalisme keperawatan dapat dikembangkan melalui pelaksanaan maupun pemanfaatan riset keperawatan.

Riset keperawatan merupakan salah satu komponen berkembangnya disiplin keperawatan karena sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau memvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktik keperawatan, serta perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan. Mutu pelayanan dan asuhan keperawatan sangat bergantung pada upaya kegiatan riset keperawatan yang selalu berinteraksi dengan pengembangan teori dan ilmu pengetahuan keperawatan yang diterapkan dalam praktik keperawatan.

BAB II

(4)

Paradigma Riset, Metode Kualitatif dan Metode Kuantitatif

1. Paradigma Riset

Menurut Egon G. Guba, “A paradigm may be viewed as set of basic beliefs (or metaphisies) that deals with ultimates or principles” (Guba 1988). Dengan demikian, dapat dikatakan, paradigma adalah cara pandang atau kerangka dalam melihat dunia atau kenyataan. Paradigma diterima sebagai keyakinan yang benar atau kebenarannya dipercaya. Karena itu, paradigma tidak perlu divalidasi atau bersifat self validating.

Florence Ningthingale yang mulai melakukan penelitian keperawatan lebih dari 1 abad yang lalu tepatnya pada tahun 1859. Di dunia keperawatan, Florence Nightingale diberi predikat sebagai pembaru, reaksioner, dan peneliti. Penelitiannya telah memberi sumbangsih positif terhadap usaha-usaha ke arah peningkatan dan perbaikan kinerja asuhan keperawatan dan kesehatan pada umumnya. Karya Nightingale yang berjudul “Notes on Nursing (1859)” menjelaskan aktivitas penelitian awalnya yang berfokus pada pentingnya lingkungan yang sehat dalam mendorong kesehatan fisik dan mental pasien. (Patient’s physical and mental wellbeing). Dia mengidentifikasi dan mengumpulkan data tentang lingkungan, seperti ventilasi, kebersihan, temperattur atau kesterilan air (purity of water), dan diet untuk menentukan pengaruhnya terhadap kesehatan pasien.

2. Pengertian Penelitian

Penelitian atau riset adalah terjemahan dari kata Inggris “research”. Berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “to search” yang berarti mencari. Dengan demikian, arti research adalah mencari kembali. Menurut Whitney yang dikutip oleh M. Nazir (1999), penelitian adalah pencarian atas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah yang dapat dipecahkan.

(5)

kehidupan, merawat atau memelihara orang yang mengalami masalah kesehatan dan ketidakmampuan baik fisik maupun psikologis.

Riset adalah proses penelitian ilmiah atau eksperimentasi ilmiah yang melibatkan pengumpulan data yang sangat banyak, bertujuan, dan sistematik. Analisis dan interpretasi data kemudian dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan baru atau menambah pengetahuan yang sudah ada. Riset memiliki tujuan akhir untuk mengembangkan suatu kerangka pengetahuan ilmiah yang terorganisasi.

3. Penelitian Kuantitatif

Penelitian dapat diklasifikasi menjadi tiga perspektif yaitu perspektif paradigma penelitian, aplikasi penelitian, dan tujuan penelitian. Perspektif paradigma penelitian sendiri dibedakan menjadi dua kelompok besar, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif (Creswell, 1994).

Penelitian jenis kualitatif biasanya merupakan perkembangan dari penelitian jenis kuantitatif. Penelitian yang telah dilakukan dengan kuantitatif jika dirasakan hasilnya kurang memuaskan dan memerlukan kajian yang mendalam, dapat dilanjutkan dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian jenis ini akan menjawab secara detail karena bersifat deskriptif dan menjelaskan gejala-gejala yang diamati secara mendalam.

Berikut beberapa jenis penelitian kuantitatif :

 Penelitian Deskriptif

Penelitian ini merupakan salah satu jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variable, dan fenomena yang terjadi selama penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Penelitian ini tidak melakukan tindakan ataupun pengontrolan perlakuan pada subjek penelitian

(6)

Studi kasus merupakan cara pemecahan masalah pada suatu kasus yang telah ditetapkan secara intensif dan mendetail. Perkembangan masalah diikuti secara kontinu dan mendalam. Subjek yang diselidiki terdiri dari satu unit (kesatuan unit) yang dipandang sebagai kasus. Studi kasus ini menghasilkan gambaran yang longitudinal, yaitu hasil pengumpulan analisis data dalam satu jangka waktu yang telah ditetapkan. Kasusnya terbatas pada satu orang atau kelompok. Contoh jenis ini adalah asuhan keperawatan pasien dengan kasus tertentu dan perawat akan melakukan proses keperawatan (pengkajian sampai evaluasi) dalam suatu jangka waktu.

 Studi Survei

Pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam satuan waktu yang bersamaan dalam jumlah besar dan luas. Survey mengungkap jawaban melalui pertanyaaan yang rinci untuk menghasilkan data-data yang dibutuhkan. Biasanya survey itu menjawab pertanyaan apa, bagaimana, berapa, tetapi bukan pertanyaan mengapa. Survey digunakan untuk mengukur gejala yang ada tanpa menyelidiki mengapa gejala tersebut ada. Survey mempunyai dua lingkup, yaitu sensus dan survey sampel. Sensus adalah survey yang meliputi seluruh populasi yang diinginkan karena menginginkan data-data secara menyeluruh dan terperinci. Contoh jenis ini adalah sensus penduduk. Survey sampel dilakukan hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi.

 Studi Pengembangan

(7)

Ada dua teknik penelitian pengembangan ini, yaitu metode longitudinal dan metode cross sectional.

a. Metode longitudinal (cohort study), disebut juga metode jangka panjang. Meneliti perkembangan suatu objek dari waktu ke waktu dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, kita ingin mengetahui bagaimana perkembangan seorang perokok sampai terjadinya efek dari rokok tersebut (misal kanker paru). Jadi studi ini beranjak dari factor resiko kemudian secara terus menerus diikuti efek dari factor risiko tersebut.

b. Metode cross sectional. Metode ini dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan metode longitudinal. Waktu yang dibutuhkan cukup singkat tanpa harus mengikuti terus menerus. Jangka waktu tersebut cukup untuk melakukan pengambilan data secara focus dan lengkap. Contohnya, kita dapat menggunakan sampel yang berbeda dari kelas I sampai kelas III sebuah Akper untuk mengetahui perkembangan kemampuan ketika mendalami proses keperawatan di setiap kelas. Perbandingan dilakukan berdasarkan prestasi mahasiswa dari setiap tingkat kelas yang diselidiki.

 Studi Korelasi

(8)

antara lebih dari dua variabel, misalnya hubungan antara usia (variabel X1), masa kerja (variabel X2), kemampuan (variabel X3), dan kepuasan kerja (variable Y).

 Kausal Komparatif

Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang berusaha menentukan penyebab dari perbedaan yang ada pada tingkah laku kelompok. Perbedaan antara penelitian kausal komparatif dan penelitian korelasi adalah penelitian kausal komparatif untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat, sedangkan penelitian korelasi tidak demikian. Akan tetapi, penelitian kausal komparatif berbeda dari penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen variable bebasnya dimanipulasi, sedangkan pada penelitian kausal komparatif perbedaan itu memang sudah ada sebelumnya.

Contoh : perbandingan kualitas nilai akhir mahasiswa PSIK antara lulusan SMU dan lulusan Akper. Penelitian jenis ini dengan melakukan perbandingan dua variable setelah memperoleh perlakuan. Perlakuan yang diberikan tidak pada saat penelitian berlangsung. Inilah yang membedakan dengan penelitian eksperimen. Oleh karena itu penelitian kausal komparatif juga sering disebut penelitian sesudah kejadian.

 Penelitian Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab-akibat melalui pemanipulasian variable independen (misal treatment, stimulus, kondisi) dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian. Efek dari manipulasi disebut variable dependen. Selama pemanipulasian perlakuan, peneliti melakukan control terhadap variable luar (extraneous variables) agar perubahan yang terjadi benar-benar akibat pemanipulasian, bukan disebabkan variable lainnya. Jadi, pada penelitian eksperimen harus mengandung unsur kelompok control, kelompok perlakuan, dan intervensi perlakuan.

4. Penelitian Kualitatif

(9)

Pada metode riset kualitatif, peneliti berupaya untuk mengidentifikasi aspek kualitatif (non numeris) fenomena yang dipelajari dari sudut pandang subjek guna menginterpretasikan seluruh fenomena.

Pendekatan riset kualitatif dikaitkan dengan ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, terutama di bidang sejarah dan filsafat. Penggunaan metode kualitatif untuk menyelidiki perilaku manusia seringkali dikaitkan dengan disiplin antropologi social.

b. The nature of Qualitative Research

Riset kualitatif memiliki ciri pembeda yang berbeda dengan metode kuantitatif. Peneliti kuantitatif pada umumnya hanya melakukan sedikit kontak dengan subjek studi, peneliti kualitatif merupakan instrument pengumpulan data. Banyak peneliti kualitatif yang lebih memilih menghabiskan waktu dengan subjek studinya. Karena sifat riset kualitatif, peneliti akan mengumpulkan data di lingkungan tempat berlangsungnya aktivitas. Karena banyaknya data yang akan dikumpulkan, peneliti kualitatif sering kali hanya berhadapan dengan beberapa anggota kelompok yang dipelajari. Hal ini memungkinkan peneliti untuk lebih berfokus pada subjek dan mengumpulkan informasi yang cukup banyak yang harus dianalisis dengan cermat.

c. Tujuan riset kualitatif

Riset kualitatif adalah pendekatan induktif untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan. Riset ini memerlukan keterlibatan peneliti dalam mengidentifikasi pengertian atau relevansi fenomena tertentu terhadap individu.

(10)

Berikut beberapa jenis penelitian kualitatif :

 Metode phenomenology

Riset fenomenology didasarkan pada filsafat fenomenology yang mencoba untuk memahami respon seluruh manusia terhadap suatu atau sejumlah situasi. Jika situasi ini dijadikan lingkungan riset, beberapa proses berikut ini harus dilakukan :

a. Seseorang harus menyampaikan suatu atau serangkaian pengalamannya kepada peneliti.

b. Peneliti tersebut berupaya menerjemahkan pengalaman yang disampaikan tersebut ke dalam pemahaman pengalaman orang tersebut

c. Peneliti kemudian memecah pengalaman ini menjadi konsep mendasar yang menjadi tema pengalaman tersebut.

d. Peneliti kemudian menyampaikan pemahamannya kepada khalayak dalam bentuk tulisan sehingga khalayak ini menghubungkan pemahaman informasi ini dengan pengalaman yang lalu atau yang akan datang.

 Metode Grounded theory

Merupakan suatu strategi riset yang secara teoritis melandasi riset yang sedang dilakukan dengan memberikan teori dasar pada data yang dikumpulkan. Peneliti bidang ini menetapkan pertanyaan riset berdasarkan observasi terhadap cara manusia menyelesaikan masalah di lingkungan sosialnya. Peneliti bidang ini menggunakan metode pengembangan – teori induktif untuk mengembangkan teori saat dalam proses pengumpulan data. Ini berlawanan dengan metode pengembangan – teori deduktif yang menggunakan teori untuk melakukan pengumpulan dan analisis data.

 Metode ethnografi

(11)

mendeskripsikan kebudayaan suatu kelompok melalui riset yang mendalam yang melibatkan observasi sistemik terhadap aktifitas, bahasa, dan kebiasaan kelompok. Observasi yang sistematik menuntut peneliti untuk berada cukup lama di lapangan untuk dapat mengkaji kelompok yang sedang diteliti secara mendalam. Observasi sistematik bersifat metodik, yaitu strategi observasi yang didesain dengan cermat sebelum studi.

 Metode historical

Merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara objektf, sistematik, dan akurat. Melalui penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis, dan disintesiskan. Selanjutnya, dirumuskan kesimpulan, berdasarkan bukti-bukti itu. Adakalanya penelitian historis digunakan untuk menguji hipotesis tertentu. Misalnya, hipotesis mengenai dugaan adanya kesamaan antara sejarah prekembangan keperawatan dari satu negara yang mengalami hegemoni penjajah yang sama. Contoh lain dari penelitian historis adalah studi tentang prosedur “diagnosis” dalam sistem pengobatan secara tradisional dan relevansinya dengan kenyataan proses “diagnosis” saat ini. Penelitian historis biasanya mmperoleh data melalui catatan-catatan, artifak-artifak, atau laporan-laporan verbal. Hasil penelitian biasanya berupa narasi deskriptif atau analisis terhadap peristiwa-peristiwa yang muncul pada rentang waktu lama atau cukup lama di masa lampau. Ada beberapa ciri dominan penelitian historis. a. Adakalanya lebih bergantung pada data hasil observasi orang lain

daripada hasil observasi sendiri.

b. Data penlitian diperoleh melalui observasi yang cermat, data yang ada harus objektif, otentik, dan diperoleh dari sumber data yang tepat pula.

c. Data yang diperoleh bersifat sistematik menurut urutan peristiwa dan bersifat tuntas.

(12)

obsevasi dan benar-benar menyaksikan kejadian yang ditulis di dalam laporan penelitian.

e. Diperlukan adanya kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “apakah dokumen itu realistic atau autentik?” . Kritik internal dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “apakah data itu akurat atau relevan?”. Peneliti mengumpulkan data secara tuntas.

Langkah-langkah umum penelitian historis adalah:  Mengidentifikasi dan merumuskan masalah

 Mendefinisikan masalah dengan mengajukan pertanyaan: (1) apakah

pendekatan ini paling cocok untuk masalah menjadi focus? (2) apakah peneliti akan dapat menemukan data yang diperlukan di dalam penelitian? (3) apakah penelitian itu nantinya akan melahirkan kesimpulan yang berguna?

 Merumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin menyusun hipotesis

yang akan menjadi arah focus penelitian.

 Mengumpulkan data, dengan membedakan data primer dan data

sekunder.

 Evaluasi atas data yang diperoleh dengan mengajukan kritik internal

dan eksternal.

 Menuangkan hasil penelitian ke dalam bentuk laporan

5. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Penelitian

Penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif saling melengkapi satu sama lain, oleh karena kedua jenis penelitian ini membangun jenis yang berbeda dari pengetahuan yang berguna di bidang keperawatan. Berdasarkan tabel, penelitian kuantitatif dirancangkan untuk menghasilkan ilmu pengetahuan “keras” (hard science) yang berdasar pada “kekuatan” objektivitas dan kontrol. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry), yang muncul dari cabang filsafat yang disebut positivisme logis (logical positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, aksioma, dan

(13)

reality). Peneliti harus mendefenisikan variabel penelitian dan melakukan analisis atas data yang diperoleh dengan cara pengukuran yang sangat hati-hati.

Tabel. Karakteristik penelitian kuantitatif dan kualitatif

No .

Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

1. Ilmu-ilmu keras Ilmu-ilmu lunak

2. Fokus “ringkas” dan sempit Fokus kompleks dan luas

3. Reduksionistik Holistik

4. Objektif Subjektif

5. Penalaran logis dan deduktif Penalaran: dialiktik-induktif 6. Dasar pengetahuan: hubungan sebab

akibat

10. Elemen dasar analisis: angka Elemen dasar analisis: kata-kata 11. Analisis statistic Interpretasi individual

12. Generalisasi Keunikan

Sumber: Diadaptasi dari Burns & Grove, 1994

6. Metode riset kuantitatif dan kualitatif

Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari metode riset kuantitatif dan kualitatif. Pada awalnya dalam dunia keperawatan hanya dikenal metode riset kuantitatif yang bersifat formal, objektif, proses sistematik dengan menggunakan data numerik. Metode riset kuantitatif ini, menurut Burns & Grove (1993) digunakan untuk menguraikan variable, memeriksa hubungan antara variable dan menentukan interaksi sebab dan akibat antara variabel. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa riset kuantitatif melibatkan pengumpulan informasi numerik yang sistematik, biasanya dalam kondisi terkendali dan analisa informasi atau data menggunakan prosedur statistik.

(14)

pendekatan deduktif, logik, dan ciri pengalaman manusia yang dapat diukur, maka riset kualitatif cenderung menggunakan aspek pengalaman manusia yang dinamik dengan pendekatan yang holistik (Polit & Hungler, 1995).

Perbandingan kedua metode riset kuantitatif dan kualitatif, yaitu :

Aspek Riset Kuantitatif Riset Kualitatif

Fokus Fokus pada sejumlah kecil dari konsep yang spesfik. Ringkas dan sempit

Mencoba untuk lebih memahami secara menyeluruh suatu fenomena daripada memfokuskan pada konsep spesifik komplek dan luas.

Konsep awal Mulai dengan ide awal tentang bagaimana suatu konsep saling terikat.

Mempunyai sedikit ide awal; lebih menekankan pada pentingnya penafsiran orang lain tentang suatu kejadian atau lingkungan sekitar daripada penafsiran peneliti.

Metode Menggunakan prosedur

terstruktur dan instrumen formal untuk mengumpulkan data.

Mengumpulkan informasi tanpa instrumen terstruktur dan formal.

Objek versus subjektif

Menekankan pada

objektifitas dalam

pengumpulan dan analisis informasi.

Menekankan pada data subjektif sebagai cara untuk memahami dan menafsirkan pengalaman manusia.

Analisis Menganalisis informasi numerik dengan prosedur statik.

Elemen dasar: angka

Menganalisi informasi naratif berdasarkan keterampilan individual peneliti.

Elemen dasar : Kata Penalaran

(Reasoning)

Mengunakan logistik dan dedukatif

Menggunakan dealitik dan induktif

Dasar pengetahuan

Meneliti hubungan sebab-akibat.

Meneliti pengertian/pemahaman dan discovery.

Manfaat utama

(15)

Pengetahun

B

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Brockopp, Dorothy Young. 2000. Dasar – Dasar Riset Keperawatan edisi 2. Jakarta : EGC

Danim, Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta: EGC

Dempsey, Patricia Ann & Arthur D. . 2002. Riset Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan. Jakarta : EGC

Hamid, Achir Yani S. . 2008. Buku Ajar Riset Keperawatan : Konsep, Etika & Instrumen Jakarta : EGC

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Menjadi Juru Kunci Gunung Merapi bukanlah hal yang tidak pernah terpikirkan. sama sekali oleh partisipan dikarenakan mendiang ayahnya yang saat itu

Pengolahan citra berkutat pada usaha untuk melakukan transformasi suatu citra atau gambar menjadi citra yang lain dengan menggunakan teknik tertentu, agar sebuah citra mudah

Untuk hasil penelitian algoritma naive bayes ini, dapat di terapkan dalam menilai kelayakan kredit pada akurasi data awal sebesar 79,84%, sedangkan data yang

- Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas beserta ketentuan / persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang

Populasi yang digunakan adalah perusahaan perbankan pada tahun 2005-2010 dengan sampel 10 perusahaan.Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel GCG bernilai

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah faktor Brand Association dan Perceived Quality berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan kartu Telkomsel di Kota

Guru kimia dapat mempromosikan peranan nanomaterial dengan cara mengembangkan High Order Thinking Skill HOTS siswa-siswi SMA melalui studi mandiri nanoteknologi, membentuk

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa hordeolum internum merupakan infeksi pada kelenjar Meibom sehingga ia bertumbuh ke arah konjungtiva tarsal dan