• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI

METODE KOOPERATIF TIPE

TALKING STICK SISWA KELAS V SDN 2 TORONIPA

KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE.

Sri Yuli Mu’tasima

1 Institut Agama Islam Negeri Kendari

sriylimutasima@gmail.com

ABSTRAK

Dalam setiap usaha pendidikan, belajar merupakan hal yang paling vital. Tanpa belajar, tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu. Belajar juga merupakan proses perubahan dalam kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan-perubahan berdasarkan pengalaman atau suatu tindakan atau perbuatan yang pernah dialami atau dilakukan. Baik pengalaman yang diperoleh dari keluarga, sekolah, teman main atau pengalaman yang berasal dari yang lainnya. Pengalaman masa lalu siswa menjadi dasar diterima pengalaman baru, yang kemudian dapat diasosiasikan menjadi satu kesatuan pengalaman yang utuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode kooperatif talking stick siswa kelas V SDN Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS. Metode penelitan menggunakan penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 2 Toronipa.

Kata-Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Kooperatif,Talking Stick, Siswa, Toronipa, Konawe

A. Pendahuluan

Hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu pebelajar, bukan saja perubahan pengetahuan, akan tetapi juga pengetahuan kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan dan pergaulan dalam diri pribadi individu yang belajar. Dengan kata lain, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar dapat dilihat seteah seseorang melakukan aktivitas belajar baik sesuatu yang baru atau penyempurnaan dari yang pernah dipelajari sebelumnya yang akhirnya akan membentuk suatu kepribadian dan dapat digambarkan dengan prestasi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki siswa, pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat terjadi secara efektif dan efesien.

Berdasarkan hasil pengamatan awal, penulis menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di SDN 2 Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Dalam proses pembelajaran, sebahagian besar siswa belum memenuhi standar KKM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Standar KKM di SDN 2 Toronipa adalah 73. Hal ini disebabkan karena aktivitas belajar siswa masih sangat kurang sehinga prestasi belajar yang dicapai tergolong rendah. Selain itu, metode pembelajaran masih menggunakan metode konvesional. Guru lebih berperan aktif dibanding siswa. Sesekali guru mengunakan metode tanya jawab, akan tetapi hal ini tetap membuat siswa jenuh dan tampak tidak antusias. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus lebih berusaha untuk menjadikan siswa lebih aktif di kelas sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru perlu memilih metode yang tepat yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran. Kita ketahui bersama bahwa banyak metode yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran yang lebih menuntut siswa untuk aktif dan terlihat langsung dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS).

Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick merupakan metode dengan menggunakan tongkat berbicara. Metode ini bertujuan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan,

(2)

meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan life skill yang mana pendekatan tersebut ditujukan untuk memunculkan emosi dan sikap positif belajar dalam proses belajar mengajar yang berdampak pada peningkatan kecerdasan otak. Metode ini dianggap sesuai dengan bahan materi IPS yang diajarkan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk membahas apakah metode koomperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada bidang studi ilmu pendidikan sosial serta bangaimana penerapan metode koomperatif tipe Talking Stick pada bidang studi ilmu pendidikan sosial.

Terdapat penelitian terdahulu yang telah membahas tentang metode pembelajaran Koomperatif Tipe Talking Stick, akan tetapi pembelajaran dan tempat yang berbeda dengan penelitian ini. Walaupun demikian hasil penelitian tersebut dapat dijadikan informasi awal dan perbandingan terhadap hasil penelitian ini nantinya. Penelitian yang dilakukan oleh Satria Nova membahas“Penerapan Model Pembelajaran Koomperatif Tipe Talking Stick untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro Selatan”Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang mapan mulai dari siklus I yaitu 67,45 dengan kategori ‘’Tinggi’’, dan pada siklus II meningat menjadi 75,73 dengan kategori ‘’tinggi’’ dengan peningkatan sebesar 8,28 dari siklus I ke siklus II. Persentasi ketuntasan klasikal siklus I sebesar 65%, meningkat pada siklus II menjadi 80% dengan peningkatan sebesar 15%. Selain itu, Rifi Astuti Widyaningrum membahas’Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPS Siswa kelas IV SDN Sidorejo 01 Kecamatan Doko Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2010/2011.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan Model pembelajaranTalking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, pada siklus I mencapai nilai rata rata 78,75, pada siklus II nilai rata rata mencapai 82,85. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) siswa kelas IV SDN Sidorejo 01 Kecamatan Doko Kabupaten Blitar.

B. Metode

(3)

Gambar 1.

Model siklus penelitian tindakan kelas

C. Hasil dan Pembahasan

Pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus kelas V SDN 2 Toronipa Kecamatan Soropiah Kabupaten Konawe yang dibimbing oleh Ibu Satria masih menggunakan metode ceramah. Guru mengawali pembelajaran dengan menjelaskan materi kepada siswa. Saat menjelaskan siswa diminta menyimak materi yang dijelaskan oleh guru dan jika ada hal–hal yang kurang dimengerti, siswa dapat menanyakannya, kemudian diminta untuk mencatat. Berikut ini akan dijelaskan melalui tabel mengenai hasil belajar siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran interaktif di dalam proses pembelajaran.

Tabel 1

Data Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus Terlampir

No Nama KKM Nilai Keterangan

TT T

1 Afizah Nurazanah 67 50 Tidak

2 Aknan 67 60 Tidak

3 Arya Oktaviana 67 40 Tidak

4 Fahri Anugra Pratama 67 75 tuntas

5 Gio Fani 67 80 Tuntas

6 Muh. Bilalafdallah 67 80 Tuntas

7 Muh. Dzulfahmi 67 61 Tidak

8 Muh. Imam albukhori 67 56 Tidak

9 Niar Delviana 67 45 Tidak

10 Noviana 67 50 Tidak

11 Noviani 67 50 Tidak

12 Nur Ramadhani 67 72 Tuntas

13 Riki 67 60 Tidak

14 Riski Dzul Hidayat 67 70 Tuntas

Jumlah 938

Rata-Rata 60,64

Tertinggi 80

Terendah 40

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa peserta didik yang tuntas belajar pada tes pra siklus adalah sebanyak 5 siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa, sedangkan yang tuntas belajar IPS pada pelaksanaan pra siklus hanya 35.7, dengan nilai rata – rata 60.64%.

Perbaikan perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

pelaksanaan tindakan

Pengamatan

(4)

Tabel 2

8 Muh. Imam albukhori 67 67 Tidak Tuntas

(5)

Data menunjukkan bahwa pada pelaksanaan pra siklus, siswa yang tuntas belajar sebanyak 5 orang sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 orang. Nilai rata–rata kelas yang diperoleh 35.7 dengan presentase ketuntasan belajar klasikal 60.64%. Hasil belajar menunjukkan bahwa yang di peroleh siswa pada siklus masih ada 9 siswa dari 14 siswa yang nilainya tidak memenuhi KKM yaitu 67. Pada pelaksanaan siklus I diperoleh siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 orang sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa dari 14 siswa. Nilai rata–rata kelas 66.64% dengan persentasi ketuntasan belajar klasikal aktivitas belajar 42.8 %. Dari hasil belajar yang diperoleh siswa, ada 7 yang sudah mencapai KKM yaitu 67. Dalam hal ini, belum mencapai ketuntasan. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I mengalami sedikit peningkatan ketika dibandingkan sebelum menggunakan metode koomperatif tipe Talking Stick. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa pada proses aktivitas belajar antar siswa siklus I dengan diterapkannya metode koomperatif tipe Talking Stick sudah bisa dikategorikan baik yaitu dengan persentase 66.64 %. Namun pada proses belajar siklus I dengan mengunakan metode koomperatif tipe Talking Stick masih ada yang perlu diperbaiki yakni, keseriusan dalam mengikuti proses pembelajaran, kerja sama antar siswa masih kurang sehingga masih ada sebahagian kelompok yang terlihat pasif, dalam kerja kelompok siswa yang pandai cenderung mendominasi kelompoknya sehingga hasilnya belum maksimal.

Selanjutnya, pada siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa dengan persentasi 100% dengan nilai rata kelas 81.42 %. Ini berarti bahwa pelaksanaan siklus II siswa sudah mencapai KKM secara keseluruhan. Hasil belajar siklus II mengalami peningkatan dibanding siklus I. Penerapan metode koomperatif tipeTalking Stick sudah bisa berjalan dengan baik dan optimal. Siswa terlihat lebih aktif, terutama dalam kerjasama dalam kelompok yang merata dan tidak didominasi siswa yang pandai saja, dan demikian pula persiapan dalam menjawab soal juga lebih siap.

D. Kesimpulan

Penelitian ini menegaskan bahwa penerapan metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN 2 Toronipa. Data menunjukkan bahwa Nilai rata–rata kelas yang diperoleh 35.7 dengan presentase ketuntasan belajar klasikal 60.64%. Hasil belajar menunjukkan bahwa yang di peroleh siswa pada siklus masih ada 9 siswa dari 14 siswa yang nilainya tidak memenuhi KKM yaitu 67. Pada pelaksanaan siklus I diperoleh siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 orang sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 7 siswa dari 14 siswa. Nilai rata–rata kelas 66.64% dengan persentasi ketuntasan belajar klasikal aktivitas belajar 42.8 %. Dari hasil belajar yang diperoleh siswa, ada 7 yang sudah mencapai KKM yaitu 67. Dalam hal ini, belum mencapai ketuntasan. Selanjutnya, pada siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa dengan persentasi 100% dengan nilai rata kelas 81.42 %. Ini berarti bahwa pelaksanaan siklus II siswa sudah mencapai KKM secara keseluruhan. Hasil belajar siklus II mengalami peningkatan dibanding siklus I. Penerapan metode koomperatif tipe Talking Stick sudah bisa berjalan dengan baik dan optimal. Siswa terlihat lebih aktif, terutama dalam kerjasama dalam kelompok yang merata dan tidak didominasi siswa yang pandai saja, dan demikian pula persiapan dalam menjawab soal juga lebih siap.

Daftar Pustaka

Desi Mirajati. 2009. Penerapan Model PembelajaranTalking Stick Dengan Tehnik Story Telling Dalam kemampuan meningkatkan kemampuan menceritakan pengalaman orang lain siswa kelas III SDN I Karangrejo Selomerto Wonosobo Tahun ajaran 2009/2010. Skripsi.

Rifi Astuti Widyaningrum. 2010. ’ Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPS Siswa kelas IV SDN Sidorejo 01 Kecamatan Doko Kabupaten Blitar Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi.

Nova, Satria. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Koomperatif Tipe Tulking Stick untuk meningkatkan hasil belajar IPS Siswa kelas VA SD Negeri 2 Metro selatan. Skripsi.

(6)

Gambar

Gambar 1.Model siklus penelitian tindakan kelas
Tabel 2Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini diketahui bahwa gulma yang paling banyak ditemukan pada lahan persawahan Kecamatan Rimau Kabupaten Banyuasin adalah famili Poaceae yang terdiri

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya yang tidak berkesudahan dan selalu memberi kekuatan dan

Until recently, these haemodynamic effects could only be measured intermittently. However, with the development of continuous non-invasive monitoring techniques and

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti Kami akan memberikan kepadanya kehidupan

Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat penambahan tepung hidrolisat protein daging ikan nila yang tepat pada pembuatan kerupuk melarat untuk menghasilkan produk yang paling

Hal ini tampak dari aspek mengidentifikasi pendapat ilmiah yang valid (58%), memahami elemen-elemen desain penelitian terhadap temuan (24%), mampu menyelesaikan

The hybrid fingerlings ( Catla catla x Labeo rohita ) gained higher body weight and maximum total length on sunflower meal, followed by cottonseed meal and bone meal.. The

Satar Mese Barat, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :.