MAKALAH
SIM Dan Perencanaan Strategis Sistem Informasi/Tek.Informasi
Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM)
dalam Manajemen Strategi
Di Kementerian Keuangan (Kemenkeu)
Disusun Oleh:
Subur Eko Wardoyo
NIM: 92313015
Program Magister Manajemen Sistem Informasi
Universitas Gunadarma
Latar Belakang
Sistem manajemen strategis adalah proses merumuskan dan mengimplementasikan strategi untuk mewujudkan visi secara terus menerus secara terstruktur. Strategi adalah pola tindakan terpilih untuk mencapai tujuan tertentu (Herry Darwanto hal. 1). Sistem manajemen strategis menuntut adanya kontinuitas untuk sebagainya. Organisasi diciptakan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan pimpinan serta menunjukan jati dirinya dalam lingkungan masyarakat.
VISI menggambarkan akan menjadi apa suatu organisasi di masa depan. Ia bersifat sederhana, menumbuhkan rasa wajib, memberikan tantangan, praktis dan realistik, dan ditulis dalam satu kalimat pendek (Herry Darwanto hal. 4). Berdasarkan hal tersebut, perumasan visi menjadi landasan dalam organisasi bergerak dan bekerja. Visi menjadi gambaran seluruh anggota organisasi akan tujuan akhir dari organisasi tempat individu tersebut berkontribusi.
Dasar Hukum Manajemen Strategis
Manajemen strategis dalam lingkungan pemerintahan telah diperkenalkan dalam perangkat peraturan perundangan. Peraturan perundangan tersebut digunakan oleh seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) di Pemerintahan Republik Indonesia termasuk Kementerian Keuangan khususnya. Peraturan perundangan yang dimaksud antara lain:
1. Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangungan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2014
3. Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan tahun 2010-2014
5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja Dilingkungan Kementerian Keuangan.
Dalam penjabaran UU No 25 2004 tersebut dilahirkan beberapa peraturan perundangan yang disebutkan pada nomor 2 hingga 5. UU no. 25 2004 merupakan UU pengganti konsep Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang diterbitkan oleh pemerintah terdahulu.
Penggantian GBHN tersebut terkait beberapa hal yaitu:
1. Penguatan kedudukan legislatif dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
2. Penguatan Otonomi daerah dan desentralisasi
Dalam setiap K/L diwajibkan untuk melakukan penjabaran terhadap UU No. 25 tahun 2004 beserta perangkat peraturan yang mendukung didalamnya seperti Rencana Stratejik (Restra), Rencana Kerja (Renja), Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) serta perangkat pendukung lainnya dibawah aturan dan dokumen laporan yang telah ditetapkan diatas.
Sumber portal Kementerian Keuangan www.kemenkeu.go.id
Penerapan Balance Score Card (BSC)
Dalam pelaksanaan pengukuran kinerja, pemerintah memiliki cukup banyak pilihan metode(Diploma STAN), pilihan tersebut antara lain: Government Performance Result Act (GPRA), Balance Score Card (BSC), European Business Excellent Nine Criteria Model (EFQM), Malcolm Baldrige Quality National Award (MBQNA) dan masih banyak lagi. Pengukuran kinerja dapat diaplikasikan dan diharmonisasikan secara efektif sesuai karakteristik pemerintah untuk kepentingan pemerintah itu sendiri.
untuk lingkungan internalnya. KMK 454 tahun 2011 merupakan salah satu contoh peraturan yang berlaku di Kemenkeu dalam rangka implementasi BSC.
Gambar Alur Pikir BSC di Kemenkeu (KMK 454 tahun 2011)
Alur pikir BSC adalah proses penjabaran VIsi/Misi Kemenkeu dalam bentuk Sasaran Strategis (SS). SS adalah sasaran yang akan diukur dan dilaporkan sebagai nilai pencapaian terhadap visi dan misi yang sudah ditentukan sebelumnya.
Peta Strategi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (KMK 454 tahun 2011)
Dalam hal pimpinan mengawasi dan melaksanakan SS yang menjadi tanggung jawabnya, dibuatlah suatu peta yang menggambarkan hubungan sebab akibat antar sebuah SS dengan SS lainnya. Penggambaran yang dimaksud dilihat pada peta strategis unit organisasi.
Gambar Tingkat Validitas IKU (KMK 454 tahun 2011)
Penggambaran seutuhnya hubungan Antara SS, IKU dan target dalam suatu tabel dapat diperlihatkan dalam bentuk matrik kinerja. Tabel tersebut memperlihatkan secara detil peta strategi yang telah digambarkan sebelumnya. Perhitungan capaian dari peta strategi dapat dengan mudah dihitung pada matrik kinerja ini
SIM dalam BSC
Penerapan BSC dalam SIM tentunya membutuhkan suatu daya upaya yang tidak sedikit. Dalam menerapkan aplikasi BSC dalam suatu SIM, Kemenkeu telah membuat aplikasi dengan nama e-Performance. Dalam Implementasinya dibutuhkan unit pengelola TI serta pengelola BSC. Untuk TI dan Service Desk di Kemenkeu dikelola oleh Pusintek, sedangkan aplikasi dikelola oleh Biro SDM serta dibantu oleh Pusintek dalam pengembangan dan perbaikan aplikasi e-Performance.
Alur Kerja HelpDesk Aplikasi e-Performance
Pengguna/user tidak langsung berhubungan dengan pengembang ataupun service desk, tapi melalui manajer kinerja masing-masing unit yang telah diberikan pembekalan tentang BSC serta aplikasi e-Performance.
Struktur menu aplikasi e-Performance terdiri dari :
1. Membuat Profil
tepat akan berdampak pada perhitungan capaian yang tidak sesuai dengan tempat
Pembuatan IKU adalah menu utama dalam aplikasi ini. Menu ini dipergunakan untuk memasukan pengukuran-pengukuran yang dipergunakan dalam menilai kinerja pengguna yang login kedalam aplikasi e-Performance.
4. Penilaian Prilaku
Menu penilaian prilaku merupakan menu yang diperuntukan untuk melakukan pengajuan evaluator prilaku pengguna, menetapkan evaluator bagi pejabat serta melakukan penilaian prilaku terhadap pegawai yang telah ditunjuk untuk dinilai 5. Laporan
Laporan yang ditampilkan pada menu ini memperlihatkan hasil penilaian berupa Nilai Kinerja Pegawai (NKP) dan nilai Perilaku yang merupakan hasil akhir yang telah dimasukan kedalam sistem.
Penggunaan Internet Aplikasi e-Performance
Penggunaan internet merupakan hal yang wajib guna memudahkan deseminasi aplikasi. Pengguna aplikasi e-Performance dapat membuka aplikasi ini dengan menggunakan beberapa jenis browser internet. Rekomendasi yang disarankan developer adalah menggunakan Mozila Firefox.
Kesimpulan
1. Penerapan manajemen strategis di pemerintahan telah berlangsung sejak dahulu. Berbagai macam konsep telah diterapkan mengikuti perkembangan yang terjadi; 2. Pemerintah melalui perangkat perundang-undangan telah mengadopsi manajemen
strategis mulai dari bentuk Garis Besar Haluan Negara (GBHN) hingga menggunakan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang perubahannya dilakukan mengikuti perkembangan organisasi dan kebijakan yang berlaku di pemerintah;
3. Guna mejabarkan tujuan yang telah ditentukan dalam SPPN, untuk tingkat level operasional telah dituangkan dalam peraturan dan perudangan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kematangan organisasi pemerintah;
4. Kemenkeu telah mengembangkan penggunakan BSC dalam menjabarkan tujuan yang telah ditentukan dalam SPPN. Penjabaran tersebut dilakukan dengan cara menetapkan IKU-IKU yang akan menjadi target kerja pegawai mulai level operasional hingga manajerial;
Referensi
Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja Dilingkungan Kementerian Keuangan;
Dr. Ir. Herry Darwanto, M.Sc “Balanced Scorecard untuk Organisasi Pemerintah“ Direktur Pengembangan Kawasan Khusus dan Tertinggal Bappenas;
http://diploma4stan.wordpress.com/2012/02/16/manajemen-strategis-sektor-pemerintah-2/, (diakses tanggal 01 Juni 2014, 23:28) Manajemen Strategi Sektor Pemerintah 2
http://www.sdm.depkeu.go.id/doc/SosialisasiAplikasi%20Pengelolaan%20Kinerja