• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Sri Mulwati"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Sri Mulwati 1 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

Vol. 18, No. 3, Juli 2017

ISSN 2087-3557

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Sri Mulwati

SMP Negeri 9 Tegal Jawa Tengah Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan rasa percaya diri dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok. Kegiatan layanan bimbingan kelompok dapat memberikan manfaat di mana siswa dapat saling menghargai dan menghormati pendapat, kreativitas dalam mengemukakan ide atau pendapat, memperluas wawasan, memberikan pelajaran mengenai pengembangan diri, kesadaran diri serta pandangan baru dalam hubungan dengan lingkungan, dan terbentuk dinamika kelompok bagi para anggota kelompok. Kecenderungan kepercayaan diri yang berbeda-beda antara anggota kelompok sehingga harapannya dapat terjadi transfer informasi diantara anggota kelompok.

Data awal (Pre Test) secara keseluruhan siswa kelas VII A sejumlah 32 siswa, diperoleh hasil skala kepercayaan diri sebanyak 5 orang berada pada kategori sangat tinggi (prosentase antara 85%-100%), 15 orang berada pada kategori tinggi (prosentase antara 70%-84%), 8 orang berada pada kategori sedang (prosentase antara 55%-69%) dan 4 orang berada pada kategori rendah (prosentase antara 40%-54%). Diperoleh peningkatan hasil Post Test kepercayaan diri, pada 3 siswa dengan kepercayaan diri tinggi prosentase kepercayaan diri bertambah 83% masuk dalam kategori tinggi, 3 siswa dengan kepercayaan diri sedang prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 74% masuk dalam kategori kepercayaan diri tinggi, dan 4 siswa dengan kepercayaan diri rendah prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 69% masuk dalam kategori kepercayaan diri tinggi.

Hasil tersebut menunjukkan bimbingan kelompok dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Itu artinya bahwa rasa percaya diri dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.

© 2017 Didaktikum Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok; Rasa percaya diri.

PENDAHULUAN

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan masalah pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani dan kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa sangat penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan bermasyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan dituntut mampu menerapkan ilmunya yang diperoleh di sekolah untuk menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

Di ranah pendidikan, terutama di SMP Negeri 9 Tegal bahwa kelangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar bukan hanya dipengaruhi oleh faktor intelektual saja, melainkan juga oleh faktor-faktor non-intelektual yang tidak kalah penting dalam menentukan hasil belajar seseorang. Faktor-faktor non-intelektual yaitu pemberian motivasi atau semangat kepada anak agar mereka lebih

(2)

2 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 18, No. 3, Juli 2017

percaya diri dalam menghadapi semua aktifitas di sekolah. Kasus yang akan diangkat oleh peneliti di SMP Negeri 9 Tegal yaitu kurangnya rasa percaya diri. Sebagaimana jika dilihat dari sudut pandang pendidikan, rasa percaya diri sangat menunjang individu untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki sehingga terhindar dari rasa ragu-ragu pada siswa, sedang dalam masa usia pra remaja sangat rentan dengan rasa percaya diri yang dia miliki. Remaja yang memiliki rasa kurang percaya diri akan menghambat perkembangannya dalam beraktifitas di lingkungan sekitar yang dia tempati, baik di sekolah, keluarga maupun di lingkungan masyarakat.

Gejala kurang percaya diri tersebut muncul ketika dia berbicara atau memulai pembicaraan dengan orang yang baru ia kenal, mudah cemas dan sering salah ucap ketika berbicara. Masalah tersebut harus segera ditangani agar tidak menghambat tumbuh kembangnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Akan tetapi tidak semua remaja mengalami rasa kurang percaya diri, banyak juga remaja yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Gejala rasa tidak percaya diri umumnya dianggap ringan karena awalnya tidak begitu terlihat, tetapi apabila tidak tertangani dengan cepat maka gejala-gejala tersebut akan semakin parah, dan akhirnya berdampak pada diri siswa tersebut, bahkan lingkungan sekitar juga. Lingkungan tersebut bisa di dalam lingkungan masyarakat, keluarga dan sekolah. Sikap seseorang yang menunjukkan rasa kurang percaya diri antara lain, selalu dihinggapi dengan rasa keragu-raguan, mudah cemas, tidak yakin, cenderung menghindar, tidak punya inisiatif, mudah patah semangat, tidak berani tampil didepan banyak orang dan gejala kejiwaan lainnya yang nantinya akan menghambat seseorang tersebut untuk berbuat sesuatu.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di SMP Negeri 9 Tegal, Jl. Martoloyo No.62 Tegal 52122 . Peneliti mengambil lokasi ini untuk penelitian karena peneliti sebagai guru Bimbingan dan Konseling khususnya kelas VII semester genap tahun 2015/ 2016. Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sumber data yang diambil dari hasil angket, wawancara langsung dengan siswa, observasi selama proses bimbingan kelompok yang diperkuat dengan tambahan dari beberapa tes yang dilakukan kepada siswa. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari peserta didik. Data ini merupakan hasil observasi dan evaluasi selama proses kegiatan bimbingan kelompok.

Variabel yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Di mana variabel bebas dalam penelitian ini yaitu rasa percaya diri dan variabel tergantung dalam penelitian ini yaitu layanan bimbingan kelompok. Menurut Arikunto (1998:99) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya merupakan hal yang diselidiki dalam penelitian dan memiliki lebih dari satu nilai, kategori, atau atribut secara logis (Soegeng, 2006:63).

Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1982:437) variabel adalah semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Jadi, variabel penelitian yang dapat disimpulkan oleh peneliti yaitu suatu objek penelitian yang diselidiki dalam penelitian dalam semua keadaan, faktor, kondisi, perlakuan, atau tindakan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen Sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini akan dijabarkan beberapa jenis-jenis metode pengumpulan data serta metode yang akan digunakan peneliti dalam penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut;

a. Metode interview

Interview adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber informasi (Margono, 2007:159).

(3)

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Sri Mulwati 3 b. Metode observasi (pengamatan)

Observasi yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap anak didik dengan menggunakan seluruh alat indera. Menurut Margono S (2007:158), observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Lebih lanjut Margono (2007:158-159) menjelaskan bahwa observasi terbagi menjadi 2 yaitu;

a) Observasi langsung

Yaitu pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya proses peristiwa, sehingga observasi berada.

b) Observasi tidak langsung

Yaitu pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang sedang diselidiki misalnya melalui film, rangkaian slide atau rangkaian foto.

c) Skala Psikologi

Menurut Azwar “skala psikologi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur atribut psikologis” (Azwar, 2005: 1). Terdapat beberapa karakteristik skala psikologi sebagai alat ukur yaitu: Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan. Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk item-item. Respons subjek tidak diklasifikasi sebagai jawaban “benar”atau “salah” tetapi semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. (Azwar, 2005: 4).

Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala kepercayaan diri yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori yang ada. Dalam penelitian ini data yang akan diungkap berupa konstruk untuk menggambarkan tingkat kepercayaan diri dalam proses bimbingan kelompok dengan bentuk pertanyaan atau pernyataan sebagai stimulus yang tertuju pada indikator untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan pada subjek yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan.

Tabel 3.1 : Penskoran Item Jawaban Skala Psikologi

Pernyataan Positif (+) Nilai Pernyataan Negatif (-) Nilai

Sangat Sesuai (SS) 4 Sangat Sesuai (SS) 1

Sesuai (S) 3 Sesuai (S) 2

Tidak Sesuai (TS) 2 Tidak Sesuai (TS) 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Tidak Sesuai (STS) 4

Selanjutnya untuk menginterpretasikan tingkat kepercayaan diri siswa, maka jumlah skor tiap responden ditransformasi dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan dikalikan dengan 100%. Dalam mendeskripsikan tingkat kepercayaan diri memiliki rentangan skor 1-5 yang di kategorikan kedalam kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

(4)

4 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 18, No. 3, Juli 2017

Tabel 3.2: Kriteria Penilaian Tingkatan Skala Kepercayaan Diri

Skor Interval % Kriteria

159 Skor 188 85% -100% Sangat Tinggi

131 Skor 159 70% - 84% Tinggi

103 Skor 131 55% - 69% Sedang

75 Skor 103 40% - 54% Rendah

47 Skor 75 25% - 39% Sangat Rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Melalui layanan bimbingan kelompok ini kepercayaan diri siswa ditingkatkan. Selain itu kegiatan bimbingan kelompok dapat memberikan manfaat di mana siswa dapat saling menghargai dan menghormati pendapat, kreativitas dalam mengemukakan ide atau pendapat, memperluas wawasan, memberikan pelajaran mengenai pengembangan diri, kesadaran diri serta pandangan baru dalam hubungan dengan lingkungan, dan terbentuk dinamika kelompok bagi para anggota kelompok. Kecenderungan kepercayaan diri yang berbeda-beda antara anggota kelompok sehingga harapannya dapat terjadi transfer informasi diantara anggota kelompok.

Kepercayaan diri siswa kelas VII A SMP Negeri 9 Tegal sebelum diberikan tindakan penelitian bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan kelompok dan kepercayaan diri setelah diberikan tindakan penelitian bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan kelompok akan diuraikan peneliti dengan langkah pengumpulan data, data yang digunakan yaitu skala psikologis (skala kepercayaan diri). Setelah skala kepercayaan diri diberikan (Pre Test) kepada siswa kelas VII A sejumlah 32 siswa, diperoleh hasil kondisi awal kepercayaan diri siswa sebanyak 5 orang berada pada kategori sangat tinggi (prosentase antara 85%-100%), 15 orang berada pada kategori tinggi (prosentase antara 70%-84%), 8 orang berada pada kategori sedang (prosentase antara 55%-69%) dan 4 orang berada pada kategori rendah (prosentase antara 40%-54%).

Hasil Pre Test kepercayaan diri ada 4 orang siswa yang masuk kategori rendah, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan kepercayaan diri melalui layanan bimbingan kelompok. Siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah ada 4 orang, untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok diperlukan 10 orang, untuk mendapat 6 orang lagi peneliti melibatkan 3 orang siswa yang mempunyai kepercayaan diri tinggi dan 3 orang siswa yang mempunyai kepercayaan diri sedang dipilih acak.

Adapun anggota layanan bimbingan kelompok dalam penelitian ini adalah 3 siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi (AS, RAR, dan SDB), 3 siswa yang memiliki kepercayaan diri sedang (AC, FPU, dan MA) dan 4 siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah (FK, VAN, WLH, dan WR). Hasil Pre Test ke-10 siswa tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 : Tingkat kepercayaan diri pada Subjek Penelitian

NO ANGGOTA JUMLAH PROSENTASE KRITERIA

1 AS 160 82% Tinggi 2 SDB 164 81% Tinggi 3 RAR 137 73% Tinggi 4 AC 127 69% Sedang 5 MA 127 68% Sedang 6 FPU 122 65% Sedang 7 FK 98 52% Rendah 8 WLH 98 52% Rendah 9 VAN 99 53% Rendah 10 WR 101 54% Rendah

(5)

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Sri Mulwati 5 Kemudian diketahui hasil Post Test setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 menunjukkan bahwa anggota yang mempunyai kepercayaan diri tinggi prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 1-11% (prosentase AS menjadi 83%, prosentase SDB menjadi 82%, dan prosentase RAR menjadi 84%). Anggota yang mempunyai kepercayaan diri sedang prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 3-8% (prosentase AC menjadi 72%, prosentase MA menjadi 71%, dan prosentase FPU menjadi 73%) masuk dalam kategori prosentase kepercayaan diri tinggi. Anggota yang mempunyai kepercayaan diri rendah prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 10-11% (prosentase FK menjadi 60%, prosentase WLH menjadi 63%, prosentase VAN menjadi 64%, dan prosentase WR menjadi 64%) masuk dalam kategori prosentase kepercayaan diri sedang.

Dan pada siklus 2 hasil Post Test menunjukkan bahwa ada peningkatan kepercayaan diri siswa. Hasil Post Test menunjukkan bahwa anggota yang mempunyai kepercayaan diri tinggi prosentase kepercayaan diri sama dengan siklus 1 (prosentase AS tetap 83%, prosentase SDB tetap 82%, Prosentase RAR tetap 84%) masuk dalam kategori tinggi. Anggota yang mempunyai kepercayaan diri sedang prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 2-3% (prosentase AC menjadi 75%, prosentase MA menjadi 74%, dan prosentase FPU menjadi 75%) masuk dalam kategori tinggi. Anggota yang mempunyai kepercayaan diri rendah prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 5-9% (prosentase FK menjadi 69%, prosentase WLH menjadi 70%, prosentase VAN menjadi 70%, dan prosentase WR menjadi 69%) masuk dalam kategori tinggi.

Hasil Pre Test dan Post Test kepercayaan diri selama kegiatan penelitian

No Nama

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Jml % Kriteria Jml % Kriteria Jml % Kriteria

1 AS 153 81% Tinggi 156 83% Tinggi 156 83% Tinggi

2 SDB 152 81% Tinggi 155 82% Tinggi 155 82% Tinggi

3 RAR 155 82% Tinggi 157 84% Tinggi 157 84% Tinggi

4 AC 121 64% Sedang 135 72% Tinggi 141 75% Tinggi

5 MA 122 65% Sedang 133 71% Tinggi 140 74% Tinggi

6 FPU 121 64% Sedang 137 73% Tinggi 141 75% Tinggi

7 FK 99 53% Rendah 113 60% Sedang 130 69% Tinggi

8 WLH 101 54% Rendah 118 63% Sedang 131 70% Tinggi

9 VAN 98 52% Rendah 120 64% Sedang 131 70% Tinggi

(6)

6 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 18, No. 3, Juli 2017

Hasil Pre Test dan Post Test kepercayaan diri siswa digambarkan dalam grafik berikut ini : Grafik hasil Pre Test dan Post Test kepercayaan diri

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II menunjukkan bahwa bimbingan kelompok ternyata dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Hal ini terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap keaktifan siswa melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Jadi peneliti berhasil melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa kelas VII A tahun pelajaran 2015/2016. Untuk meningkatkan kepercayaan diri melalui layanan bimbingan kelompok dilakukan tindakan sebanyak enam kali pertemuan (6 topik tugas) dalam 2 siklus (siklus 1 dan siklus 2). Pada masing-masing siklus melalui tiga tahapan yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Peningkatan kepercayaan diri dapat diketahui dari hasil analis skala kepercayaan diri setiap akhir siklus.

Setelah diberikan tindakan layanan bimbingan kelompok pada siklus 1 diperoleh peningkatan, hal ini ditunjukkan pada hasil Post Test kepercayaan diri siswa dari kondisi awal ke kondisi setelah memperoleh tindakan layanan. Diperoleh 3 siswa dengan kepercayaan diri tinggi bertambah 83%, 3 siswa dengan kepercayaan diri sedang bertambah 72% masuk dalam kategori kepercayaan diri tinggi, dan sedang 4 siswa dengan kepercayaan diri rendah bertambah 62% masuk dalam kategori sedang. Hasil observasi juga menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan diri. Pada pertemuan pertama siklus 1 dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok peneliti mengajak anggota untuk mendiskusikan topik tugas yang berhubungan dengan rasa percaya diri. Anggota yang mempunyai kepercayaan diri sedang dan tinggi cenderung santai, terbuka, aktif dan sukarela dalam menyampaikan pendapat. Sedang anggota yang mempunyai prosentase kepercayaan diri rendah (FK, WLH, VAN dan WR) pada tindakan layanan bimbingan kelompok, anggota tersebut cenderung diam, malu-malu, dan tidak mau menceritakan pengalamannya. Bahkan pada saat mengeluarkan pendapat/tanggapan menunggu diminta pemimpin kelompok terlebih dahulu.

Pada siklus 2 peneliti melakukan layanan bimbingan kelompok sebanyak tiga kali pertemuan. Diperoleh peningkatan hasil Post Test kepercayaan diri. Diperoleh 3 siswa dengan kepercayaan diri tinggi prosentase kepercayaan diri bertambah 83% masuk dalam kategori tinggi, 3 siswa dengan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

AS SDB RAR AC MA FPU FK WLH VAN WR

KONDISI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2

(7)

MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Sri Mulwati 7 kepercayaan diri sedang prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 74% masuk dalam kategori kepercayaan diri tinggi, dan 4 siswa dengan kepercayaan diri rendah prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 69% masuk dalam kategori kepercayaan diri tinggi.

Hasil observasi pada siklus 2 menunjukkan adanya peningkatan bahwa 3 siswa dengan kepercayaan diri tinggi dan 3 siswa dengan kepercayaan diri sedang aktif dan terbuka dalam berpendapat. Kemudian 4 siswa dengan kepercayaan diri rendah menunjukkan adanya perubahan sikap menjadi aktif dalam berpartisipasi, sukarela (mengeluarkan pendapat tanpa diminta pemimpin kelompok terlebih dahulu walaupun jawabannya hanya seperlunya saja) dan terbuka. Seperti yang dikemukakan oleh Surya bahwa “Rasa percaya diri merupakan sikap mental optimisme dari kesanggupan anak terhadap kemampuan diri untuk menyelesaikan segala sesuatu dan kemampuan diri untuk melakukan penyesuaian diri pada situasi yang dihadapi” (Surya, 2007: 56).

Hasil tersebut menunjukkan bimbingan kelompok dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Itu artinya bahwa rasa percaya diri dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.

SIMPULAN

Sesuai dengan permasalahan yang ada di SMP Negeri 9 Tegal khususnya siswa kelas VII A adalah rasa percaya diri rendah yang ditunjukkan dengan Hasil Pre Test kepercayaan diri sepuluh siswa adalah sebagai berikut : kepercayaan diri tinggi 81%, kepercayaan diri sedang 64%, dan yang mempunyai kepercayaan diri rendah 53%. Setelah diberikan tindakan layanan bimbingan kelompok melalui 2 siklus diperoleh peningkatan hasil Post Test kepercayaan diri. Anggota yang mempunyai kepercayaan diri tinggi prosentase kepercayaan diri bertambah 83% masuk dalam kategori tinggi, anggota yang mempunyai kepercayaan diri sedang prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 74% masuk dalam kategori kepercayaan diri tinggi, dan anggota yang mempunyai kepercayaan diri rendah prosentase peningkatan kepercayaan diri bertambah 69% masuk dalam kategori kepercayaan diri tinggi , kenaikan prosentase dapat dilihat pada tabel diatas. Layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan kepercayaan diri artinya, layanan bimbingan kelompok secara signifikan dapat meningkatkan kepercayaan pada siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, Budi dan Tina Afiatin. 1996. Konsep diri, Harga diri dan kepercayaan diri remaja. Jurnal Psikologi: Universitas Gadjah Mada. (http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataid=4105, di unduh 26 september 2011)

Angelis, Barbara. 2003. Canfidance (percaya diri). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Anni, Tri Catharina, dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: RINEKA CIPTA. Azwar, saifuddin. 2005. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, Saifuddin. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Christiana, E dan Wahyu, N. E. S. 2010. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 8 Surabaya

Dengan Konseling Kelompok Gestalt. Surabaya: Unnesa. (http://himcyoo.files.wordpress.com, di unduh 6

Agustus 2012)

Depdiknas. 2004. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat Kurikulum.

Gambar

Tabel 3.1 : Penskoran Item Jawaban Skala Psikologi
Tabel 3.2: Kriteria Penilaian Tingkatan Skala Kepercayaan Diri

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memudahkan transfer keterampilan dan perilaku baru dari tempat pelatihan ke tempat kerja kita harus memaksimalkan kemiripan antara situasi pelatihan dan situasi

Permasalahan ini dipengaruhi oleh sifat alami ternak kerbau yaitu memiliki pertumbuhan yang lambat, angka reproduksi rendah, masa kebuntingan yang lebih panjang daripada sapi, serta

Dimana tujuan dari perancangan sistem tersebut untuk meringankan pekerjaan dan menghasilkan laporan-laporan yang berguna bagi manajemen untuk membuat keputusan yang pada akhirnya

 Kegiat an belajar t ak dapat diwakili orang lain, harus dialam i sendir i oleh si belajar.. Mengajar m erupakan upaya unt uk m em buat

Pemberian gabapentin dengan dosis 10 nmol/mencit dan baclofen dosis 1 nmol/mencit dapat meningkatkan waktu ketahanan terhadap stimulus panas setara dengan kelompok kontrol

Turki Usmani yang pada umumnya menggunakan bahasa Arab. Dari faktor-faktor di atas mendorong orang-orang Eropa untuk mempelajari. bahasa-bahasa Timur, terutama bahasa Arab

diri pada hal/ perilaku yang akan dijadikan objek observasi.4. Mengidentifikasi dengan jelas, kemudian

Dari hasil penelitian tentang standard pelayanan masyarakat yang diberikan oleh petugas pelayanan di kantor BPN kota Depok adalah kurang baik. Hal ini dibuktikan