PROSEDUR PENGAWASAN INSPEKTORAT PROPINSI SUMATERA UTARA DALAM PENINGKATAN PENDAYAGUNAAN
APARATUR BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 79 TAHUN 2005
ABSTRAK
Arnold Prayoga* Suria Ningsih** Erna Herlinda***
* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
** Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. *** Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Inspektorat Propinsi adalah merupakan unsur pengawas pembinaan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah Propinsi, kabupaten dan kota yang mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Propinsi, kabupaten dan kota Permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah bagaimana pengawasan inspektorat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005, bagaimanakah prosedur pengawasan inspektorat Propinsi Sumatera Utara, bagaimanakah hambatan dalam pengawasan inspektorat Propinsi Sumatera Utara terhadap peningkatan pendayagunaan aparatur
Metode pendekatan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris dan spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analitis. Pengumpulan data melalui data primer dan data skunder. Metode analisis yang dipakai adalah kualitatif, dan penyajian datanya dalam bentuk laporan tertulis secara ilmiah.
Pengawasan inspektorat dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 ditinjau dari ruang lingkup pengawasan merupakan pengawasan internal yang dilakukan secara fungsional internal. Prosedur pengawasan inspektorat Propinsi Sumatera Utara adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota. Di samping itu, Inspektorat juga melaksanakan tugas-tugas lainnya yaitu : audit/pemeriksaan, reviu, evaluasi, pemantauan, dan pengawasan lain. Hambatan dalam pengawasan inspektorat Propinsi Sumatera Utara terhadap peningkatan pendayagunaan aparatur secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kendala teknis operasional pengawasan, dan kendala yang berkaitan dengan
political will. Kendala teknis operasional pengawasan adalah kendala yang
berkaitan dengan teknis pengawasan, seperti keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), keterbatasan anggaran pengawasan, keterbatasan sarana kerja. Sedangkan kendala yang berkaitan dengan political will adalah kendala atau hambatan pengawasan yang terjadi diluar dari teknis operasional pengawasan, yakni komitmen yang kurang dari kepala daerah terhadap penyelenggaraan pengawasan pemerintahan daerah.
Kata Kunci : Pengawasan, Inspektorat, Pendayagunaan Aparatur