1.1 Latar Belakang
Keterlibatan wanita dalam kerja produktif akan menimbulkan perubahan sosial, dikarenakan salah satu wujud perubahan sosial adalah perubahan dalam kerja. Masuknya wanita dalam pasar kerja atau kerja produktif berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi rumah tangga, sehingga dapat terjadi perubahan struktur ekonomi keluarga (Wisadirana, 2004).
Bekerja adalah melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan. Persentase pria yang bekerja lebih besar dari pada wanita disebabkan pada umumnya pria adalah kepala rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan rumah tangga. Sebaliknya wanita pada umumnya bukan pencari nafkah yang utama, tetapi fungsinya lebih kepada penambah pendapatan suami (BPS, 1999).
Banyak hal yang tidak disadari oleh masyarakat bahwa sebenarnya wanita telah memberikan kontribusinya yang besar dalam urusan rumah tangga, terutama dalam hal pengelolaan keuangan keluarga. Baik seorang ibu yang bekerja ataupun yang tidak bekerja memiliki peranan yang sama di dalamnya. Sebuah keluarga dimungkinkan tidak dapat mencukupi kepentingan serta kebutuhan keluarganya apabila tidak memiliki manajemen dan pengaturan keuangan yang baik dalam menggunakan penghasilan yang didapat. Maka dari itu, dalam hal ini peran seorang wanita harus dapat lebih dilibatkan dan di integrasikan di dalam pengambilan keputusan (Suardiman, 2001).
Citra wanita pada aspek sosial disederhanakan kedalam dua peran, yaitu peran wanita dalam keluarga dan peran wanita dalam masyarakat. Peran wanita dalam keluarga apakah sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai pengurus rumah tangga, dimana memiliki tugas sebagai pendamping suami, membesarkan anak, mendidik dan mengurus rumah tangga seperti melakukan pembersihan rumah, menyapu, memasak, dan lain-lain. Peran wanita dalam masyarakat yaitu dihubungkan dengan kegiatan sosial sesuai dengan yang ada dimasyarakat, terdiri dari kegiatan gotong-royong, arisan dan lain-lain. Peranan wanita artinya bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan seorang wanita (Sugiastuti, 2000).
sehari-hari /pangan, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan kesehatan. Namun juga akan dijelaskan kebutuhan lainnya (konsumsi non pangan dan kebutuhan pribadi). Hal tersebut diatas berhubungan dengan fungsi dan peranan keluarga, yang bertujuan untuk mensejahterakan kelurganya. Pendapat tersebut didukung oleh Saptari (1997), bahwa fungsi keluarga adalah :
1. Mempersiapkan anaknya agar bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tempat tinggal (sosialisasi);
2. Mengusahakan terselenggarakan kebutuhan ekonomi rumah tangga sehingga keluarga dikenal sebagai unitunit produksi;
3. Melindungi anggota dari berbagai gangguan;
4. Meneruskan keturunan (reproduksi).
Adanya keinginan seorang wanita bekerja untuk mencari nafkah dalam meningkatkan kontribusi pendapatan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Dimana-mana wanita tergolong hanya aktif sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami, anak, maupun saudaranya akan tetapi fakta dilapangan justru wanita juga berperan aktif bekerja diluar rumah. Hal ini disebabkan karena rendahnya pendapatan suami dalam bekerja tentunya wanita juga berkontribusi membantu mencari nafkah agar kebutuhan keluarga terpenuhi.
Semakin banyaknya bidang industri yang memperkerjakan lebih banyak wanita ketimbang pria karena wanita lebih fokus, teliti, dan memiliki spesifikasi tersendiri pada bidang keterampilan dalam industri rumah tangga yang tergolong sederhana dan tradisional seperti halnya industri konveksi, kerajinan tangan, maupun makanan olahan yaitu industri makanan tempe dan lain-lain.
Tempe adalah salah satu produk pertanian yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, terlebih karena selain rasanya enak dan gurih tetapi juga mengandung protein, karbohidrat, dan kalsium maupun zat besi yang baik untuk tubuh. Dan selain dapat diolah dengan direbus ataupun digoreng, tempe juga dapat dijadikan produk olahan dan campuran bahan makanan lainnya seperti tauco, lontong sayur, sambal teri kacang, dan lain-lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada banyaknya usaha kerajinan tempe. Pengolahan hasil pertanian seperti di Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang didominasi oleh industri rumah tangga yang sebagian tenaga kerjanya adalah wanita yang berkontribusi langsung pada usaha olahan pertanian seperti produk olahan makanan yaitu tempe. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe terhadap pendapatan keluarga.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka identifikasi masalah dirumuskan sebagai berikut:
2. Seberapa besar kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian?
3. Apa motivasi wanita bekerja pada usaha pembuatan tempe?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui keterlibatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui besar kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha pembuatan tempe terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui motivasi wanita bekerja pada usaha pembuatan tempe.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.