• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Fakultas Non Kesehatan di Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Fakultas Non Kesehatan di Universitas Sumatera Utara"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan.Skinner (1938), seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar)(Notoatmodjo, 2010).

Dalam teori Skiner atau yang disebut teori “S-O-R” (stimulus

-organisme-respons) menjelaskan adanya dua jenis respons, yang pertama respondent

respons atau refleksif, yakni respons yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Yang kedua operant respons atau instrumental respons yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir disebut

reinforcing stimuli ataureinforce, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a) Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.Bentuk “unobservable

(2)

yang baik. Contoh: Ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan untuk kesehatan bayi dan diri sendiri (pengetahuan), kemudian ibu tersebut bertanya kepada tetangganya di mana tempat memeriksa kehamilan yang dekat (sikap).

b)Perilaku terbuka (Overt Behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior”. Contoh: seorang ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya ke Puskesmas. Contoh tersebut merupakan tindakan nyata, dalam bentuk kegiatan atau dalam bentuk kegiatan, atau dalam bentuk praktik (practice).

Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skinner tersebut maka perilaku kesehatan (healthy behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan yang mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan. Secara garis besar perilaku dikelompokkan menjadi dua, yakni:

Pertama, perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat.

(3)

perilaku-perilaku (overt dan covert behavior) dalam mencegah atau menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab masalah kesehatan (perilaku preventif), dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif). Kedua, perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah kesehatannya.perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang atau anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memeperoleh kesembuhan atau terlepas dari masalah kesehatan yang dideritanya.Tempat pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan tradisional, maupun pengobatan modern atau professional (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2003), sebelum orang menghadapi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:

Awereness (kesadaran) mengartikan dimana orang tersebut menyadari

(4)

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan, membedakan adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku ini, yakni kognitif

(cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor). Dalam

perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan (practice).

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melaui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya.Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menyatakan, menguraikan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

(5)

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010).

1.1. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Dalam proses seseorang mengetahui akan dipengaruhi oleh beberapa hal atau faktor, menurut Sukmadinata (2003) faktor yang mempengaruhi pengetahuan digolongkan menjadi dua yaitu:

(6)

Pendidikan, dimana tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang, akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.

Paparan media massa, melalui berbagai media, baik cetak maupun elekronik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media.

Ekonomi, dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang termasuk kebutuhan sekunder.

Hubungan sosial, manusia adalah makhluk sosial sehingga dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinu akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

(7)

sehingga dapat memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.

1.2 Sumber Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media eletronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal ahli agama, pemegang pemerintahan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

2. Sikap

(8)

a. Menerima (receiving)

Diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Diartikan memberikan jawaban atau tanggapan pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi dan menganjurkan orang lain merespons.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain (Notoatmodjo, 2010).

(9)

dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.objek atau situasi tertentu.Sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon (secara positif-maupun negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu.Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 2006). Sikap bukanlah suatu benda, ini adalah proses suatu interaksi yang melibatkan tidak saja orang dan objek tetapi semua faktor yang hadir dalam setiap situasi (Ahmadi, 2003).

Dalam bagian lain Allport (1954) dikutip dalam (Notoatmodjo, 2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu: kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak (tend to

behave).Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude).Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap adalah:

Pengalaman pribadi, apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk dapat mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.

(10)

Seseorang yang kita anggap penting, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.

Pengaruh kebudayaan, kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap bebagai masalah.

Media massa, sabagai sarana komunikasi, sebagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

Lembaga pendidikan dan lembaga agama, sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu, pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.

(11)

Menurut (Gerungan, 2002) faktor-faktor yang memegang peranan dalam pembentukan dan perubahan sikap adalah: faktor intern, di dalam diri pribadi manusia itu, yakni selektivitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat perhatiannnya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya itu. Dan faktor-faktor intern itu turut ditentukan pula oleh motif-motif dan sikap lainnya yang sudah terdapat dalam diri pribadi orang itu. Faktor ekstern, antara lain: sifat, isi pandangan baru yang ingin diberikan itu, siapa yang mengemukakannya dan siapa yang menyokong pandangan baru tersebut, dengan bagaimana pandangan itu diterangkan, dan dalam situasi bagimana sikap baru itu diperbincangkan (situasi interaksi kelompokkah, situasi orang sendiriankah, dan lain-lain).

Sikap dapat dibedakan menjadi sikap positif dan sikap negatif.Sikap postitif adalah sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.Sedangkan sikap negatif adalah sikap yang menunjukkan atau yang memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada.

3. Tindakan atau praktik (Practice)

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu:

(12)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mem-praktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

c. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas (Notoatmodjo, 2010).

4. Pengukuran dan Indikator Perilaku Kesehatan 4.1 Pengetahuan kesehatan (health knowledge)

(13)

4.2 Sikap terhadap kesehatan (health attitude)

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung.Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan peryataan-pernyataan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan.Misalnya, bagaimana pendapat responden tentang imunisasi pada anak balita, bagaimana pendapat responden tentang keluarga berencana, dan sebagainya.Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian dinyatakan pendapat responden (Notoatmodjo, 2007).

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang.Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak diungkap.Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal positif mengenai objek sikap, yaitu kalimat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan

yangfavourable. Sebaliknya, pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal

negatif mengenai objek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap.Penyataan ini disebut dengan pernyataan yang tidak

favourable.Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri dari atas

pernyataan favourable dengan pernyataan tidak favourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif, yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali objek sikap (Saifuddin, 2000).

4.3 Praktik kesehatan (health practice)

(14)

a. Tindakan atau praktik sehubungan dengan pencegahan penyakit menular dan tidak menular dan praktik tentang mengatasi atau menangani sementara penyakit yang diderita.

b. Tindakan atau praktik sehubungan dengan gizi makanan, sarana air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah, perumahan sehat, polusi udara, dan sebagainya. c. Tindakan atau praktik sehubungan dengan penggunaan (utilitas)

fasilitas pelayanan kesehatan.

d. Tindakan atau praktik untuk menghindari kecelakaan baik kecelakaan rumah tangga, maupun kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan di tempat-tempat umum.

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara, secara langsung, maupun secara tidak langsung. Pengukuran perilaku yang paling baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan (observasi), yaitu mengamati tindakan subjek dalam rangka memelihara kesehatannya.Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukan sehubungan dengan kesehatan.

5. Perilaku SADARI

(15)

juta wanita terdiagnosis mendrita kanker payudara, dan setiap tahunnya di seluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal oleh karena penyakit ini. Dilaporkan juga menurun sejak tahun 1990 karena deteksi dini yang baik dan terapi yang lebih baik setiap tahunnya.Kurang lebih 40.910 kasus kematian kanker payudara terdeteksi pada tahun 2007. Sementara itu, juga American Cancer Society, secara umum, angka kejadian kanker payudara meingkat sekitar 30% dalam kurun waktu 25 tahun di negara-negara maju (Ferlay, J. et al, 2001 dalam Rasjidi, 2009).

Beberapa cara untuk deteksi dini kanker payudara seperti: pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), merupakan pemeriksaanpayudara sendiri yang dilakukan sendiri tiap bulan setelah menstruasipada wanita yang telah berusia 20 tahun;pemeriksaan klinis payudara; pemeriksaan imaging, seperti mamografi dan ultrasonografi. Pemeriksaan payudara sendiri adalah bagian yang sangat penting dari setiap cara hidup sehat setiap wanita dewasa. Dari laporan menyebutkan bahwa pemeriksaaan payudara sendiri adalah suatu cara deteksi yang paling dapat dipercaya sebagai tambahan dari pemeriksaan payudara klinis serta mammografi

(Rosmawati, 2010; Dahlui et.al, 2011).

Perilaku seseorang untuk melakukan SADARI pada dasarnya berbeda-beda.Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilik oleh seseorang tentang SADARI. Menurut Becker (1979) ada tiga klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health related behavior) yaitu: perilaku hidup sehat (health

behavior), perilaku sakit (illness behavior), dan perilaku peran sakit (the sickrole

(16)

seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: awarness (kesadaran) mengetahui stimulus/objek, interest (merasa tertarik) terhadap stimulus, evaluation (menimbang-nimbang) baik atau buruknya stimulus tertentu bagi dirinya, trial dimana objek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dihendaki oleh stimulus, adoption dimana objek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengetahuan berupa informasi tentang kanker payudara dan salah satu cara deteksi dini gejala kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) meliputi definisi, tujuan, waktu melakukan SADARI, langkah-langkah melakukan SADARI. Pengetahuan ini dapat diperoleh dari kuliah, membaca literatur, surat kabar, internet dan sumber lainnya. Untuk bagian sikap bagaimana reaksi responden terhadap pernyataan. Praktik atau tindakan dipengaruhi oleh pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Beberapa faktor yangmenyebabkan wanita tidak rutin melakukan SADARI atau bahkanmenghindarinya adalah rasa malas, takut, berangapan bahwa dirinya tidakberesiko, malu, tidak tahu cara/ tekniknya, merasa tidak perlu lagi setelahmenopouse, lupa dan tabu (Reeder, 1997). Simulasi praktik SADARImerupakan kebiasaan dalam melakukan SADARI meliputi alasan, waktu,frekuensi dan ketepatan dalam melakukan teknik SADARI sesuai pedomanpelaksanaan SADARI.

(17)

mencegah resiko kanker payudara. Hal tersebut yang dapat meningkatkan kesadaran para wanita untuk memotivasi diri sendiri untuk mempraktekkan secara langsung pemeriksaan payudara sendiri sehingga dapat mengenal dan memahami area serta kondisi payudara sehingga akan meningkatkan status kesehatan khususnya kesehatan payudara.

B. Kanker Payudara

1. Definisi

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna untuk mempertahankan fungsi payudara.Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap pengaturan petumbuhan sel termutasi (Supriyanto, 2010).

2. Etiologi

(18)

penting dalam kanker payudara.Dua hormon ovarium utama-estradiol dan progesteron-mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.

3. Faktor Resiko

Adanya riwayat pribadi tentang kanker payudara; Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama; Menopause usia lanjut; Riwayat penyakit payudara jinak; Obesitas-resiko terendah diantara wanita pascamenopause; Kontrasepsi oral; Terapi pergantian hormon; dan masukan alkohol. (Smeltzer dan Bare, 1996)

4. Manifestasi Klinis Kanker Payudara

(19)

semakin membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang, kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990). Ada perubahan pada kulit payudara diantara berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk, adanya benjolan-benjolan kecil, ada luka di payudara yang sulit sembuh, payudara terasa panas, memerah, dan bengkak, terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tetapi tetap harus diwaspadai), terasa sangat gatal di daerah sekitar puting, benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal tidak terasa sakit, apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.

5. Pencegahan, Penapisan dan Deteksi Dini

(20)

C. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1. Pengertian SADARI

SADARI adalah salah satu deteksi dini kanker payudara.Merupakan suatu teknik pemeriksaan dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada payudaranya (Singh et al., 1999) dalam Fuji, 2010).

Menurut Syahfitri (2012) SADARI adalah pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya.Pemeriksaan payudara sendiri sangat penting untuk mengetahui benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara karena penemuan secara dini adalah kunci untuk menyelamatkan hidup.

2. Tujuan SADARI

Deteksi dini merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk mengurangi tingkat kematian 25-30% karena kanker payudara (Mulyani dan Nurayani, 2013).Sebesar 85% gangguan dalam payudara di ketahui pertama kali oleh penderita sendiri (Handayani, 2008). Hasil pengobatan sangat ditentukan oleh stadium penyakit saat pertama kali didiagnosis. Oleh karena itu, dengan deteksi dini diharapkan penyakit telah terdiagnosis pada tahap awal sehingga kemungkinan sembuh total menjadi besar (Diananda, 2009).

(21)

yang kurang dari satu sentimeter.Dengan demikian bila benjolan ini ternyata ganas dapat diobati dalam stadium dini.Dan kemungkinan sembuh juga lebih besar (Wibisono, 2009).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu prosedur untuk mengetahui kelainan-kelainan pada payudara dengan melakukan inspeksi secara berkala, misalnya sebelum melakukan pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi pada payudara, serta penggantian bra merupakan salah satu dari penanggulangan untuk pencegahan infeksi pada payudara. Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi adanya kelainan-kelainan pada payudara baik struktur,bentuk ataupun tekstur (Saryono, 2008).

3. Waktu Melakukan SADARI.

Program dari American Cancer Society mengajurkan bahwa wanita usia mulai 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan, usia 35-40 tahun melaukukan mammografi, usia lebih dari 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli, dan usia lebih dari 50 tahun rutin check up/mammografi setiap tahun. Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali dan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak keras (Mulyani dan Nurayani, 2013).

(22)

sehingga mampu menyelamatkan jiwa para wanita dan jika pemeriksaaan payudara ini sering dilakukan maka akan semakin mengenal dan memahami area serta kondisi payudaranya sehingga akan meningkatkan status kesehatan khususnya kesehatan payudara. Menurut Purwoastuti (2008) pemeriksaan pada payudara sendiri sebaiknya dilakukan secara rutin setiap satu minggu setelah menstruasi, ketika kondisi payudara lunak dan dan longgar sehingga mudah untuk dilakukan perabaan. Selain SADARI, deteksi dini untuk kanker payudara yag perlu dilakukan adalah pemeriksaan klinis payudara minimal 3 tahun sekali untuk perempuan berusia 20-39 tahun dan setiap tahun untuk yang berusia diatas 39 tahun serta melakukan mammogram secara rutin ketika usia sudah mencapai 40 tahun (Pamungkas, 2011).

(23)

mitos ataupun kepercayaan terhadap pengobatan tradisional yang belum terbukti secara ilmiah.

4. Cara Melakukan SADARI

SADARI terdiri atas dua bagian yang meliputi inspeksi dan palpasi. Adapun tahap dalam melakukan SADARI, yaitu:

a) Melepaskan seluruh pakaian bagian atas kemudian berdiri di depan cermin dengan posisi kedua lengan lurus di samping tubuh. Lakukan pemeriksaan di ruangan yang terang. Lihat dan perhatikan apakah terdapat kelainan payudara berupa: bentuk dan ukuran kedua payudara simetris, bentuk payudara membesar dan mengeras, ada urat yang menonjol, perubahan warna pada kulit payudara, kulit payudara tambak menebal dengan pori-pori melebar seperti kulit jeruk, permukaan kulit payudara tidak mulus dan tampak ada kerutan atau cekungan pada kulit payudara, puting payudara tertarik ke dalam, dan adanya luka pada kulit atau puting payudara. Kemudian ulangi semua pengamatan di atas dengan posisi kedua tangan lurus keatas. Setelah selesai, ulangi kembali pengamatan dengan posisi kedua tagan di pinggang, dada dibusungkan, dan kedua siku ditarik ke belakang. semua pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya tumor yang terletak dekat dengan kulit (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Hidrokarbon aromatik polisiklik dalam air dan sedimen laut serta akumulasinya pada ikan nomei, Harpadon nehereus (Hamilton, 1822)..

Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan tablet cepat hancur menggunakan maltodekstrin DE 10-15 dan pragelatinisasi pati singkong dalam berbagai konsentrasi

Ia berpandangan bahwa jika suatu pengetahuan dapat diverifikasi di dalam realitas empiris, pengetahuan tersebut adalah pengetahuan yang valid dan tidak bermakna. 45

MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT MEMENUHISYARAT

at Penawaran Saudara melalui LPSE Provin i Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah aka dengan ini kami mengundang Saudara u si di Kantor Balai Pelaksana Teknis Bina

AN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN PENG OMPOK KERJA PEKERJAAN JALAN DAN J TENGAH PADA BALAI PELAKSANA TEKNI MAGELANG DANA APBD TAHUN ANGGAR.. Magelang,

I 5 LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA TIDAK LULUS LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA

Kegiatan Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 22 Rehabilitasi Sarana Irigasi DI Tempel Ds Kenaiban Kec Karangdowo.