TINJAUAN PUSTAKA
Udang
Udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang laut. Hanya sebagian kecil saja yang terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar sungai-sungai besar dan rawa-rawa dekat pantai. Udang-udang air tawar ini pada umumnya termasuk dalam keluarga Palaemonidae sehingga para ahli
sering menyebutnya sbagai kelompok udang palaemonid
(Suyanto dan Mujiman, 2001).
Udang diklasifikasikan ke dalam filum arthopoda, kelas crustacean, dan bangsa decapoda. Setiap udang kemudian dibagi kembali atas suku, marga, dan jenis yang berbeda-beda. Udang juga dibedakan menurut tempat hidupnga, yaitu udang laut dan udang darat. Dari sekian banyak jenis yang terdapat diperairan Indonesia, jenis udang laut yang dikategorikan memiliki nilai ekonomis penting antara lain penaeus monodon (udang windu), panaeus merguiensis (udang putih), dan metapenaeus monoceros (udang dogol). Udang air tawar yang memiliki nilai ekonomis penting antara lain macrobranchium rosenbergii (udang galah),
panalirus spp (udang kipas), dan lobster (udang karang) (Purwaningsih, 2000).
Udang laut sendiri, terutama terdiri dari udang-udang dalam keluarga
belang (parapenaeopsis sculpitilis), udang kipas, dan udang ronggeng (Suyanto dan Mujiman, 2001).
Buwono 1993 mengatakan bahwa udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi yang tinggi. Adapun komposisi kimia daging udang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi Kimia Daging Udang
Zat Kimia yang terkandung Persentase (%)
Air 71,5-79,5
Beberapa jenis benih yang biasanya masuk ke dalam tambak bersama-sama benih udang putih antara lain adalah benih udang werus (Metapenaeus monoceros), udang cendana (Metapenaeus brevicornis), udang windu (Panaeus monodon), rebon (Acetes sp.), reket (Mesopodopsis sp), dan udang biang atau udang buku (Caridina sp dan Palaemon sp.). Pada waktu rebon (Acetes sp.) masih kecil (panjang antara 8-15 mm), sungut rebon panjang berwarna merah dan seperti patah tak jauh dari pangkalnya (Mudjiman, 1982).
Gambar 1 udang rebon (Mysis relicta)
Udang rebon mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan Direktorat Gizi Depkes (1992) dalam 100 gram udang rebon segar mengandung protein 16,2 gram dan mengandung kalsium 757 mg. Namun, udang rebon mudah busuk jika tidak diolah. Oleh karena itu rebon harus diolah terlebih dahulu agar tidak kehilangan nilai gizinya, salah satu contoh produk olahan yaitu terasi (fitriani, dkk, 2013).
Tabel 2. Kandungan Gizi Udang Rebon per 100 g
Kandungan gizi Udang rebon kering Udang rebon segar
Energi (kkal) 299 81
Protein (g) 59,4 16,2
Lemak (g) 3,6 1,2
Karbohidrat (g) 3,2 0,7
Kalsium (mg) 2.306 757
Fosfor (mg) 265 292
Besi (mg) 21,4 2,2
Vitamin A (SI) 0 60
Vitamin B1 (mg) 0,06 0,04
Air (g) 21,6 79,0
Terasi
Terasi adalah suatu jenis penyedap makanan berbentuk pasta, berbau khas hasil
fermentasi udang, ikan, atau campuran keduanya dengan garam atau bahan tambahan
lain.Hampir semua negara di Asia Selatan dan Tenggara memiliki produk ini yaitu
Hentak, Ngari, dan Tungtap di India, Bagoong di Filipina, Terasi di Indonesia, Belacan di
Malaysia, Ngapi di Myanmar, Ka-pi di Thailand. Pasta ikan atau udang biasanya terbuat
dari berbagai jenis ikan air tawar dan laut serta udang (Anggo., dkk, 2014).
Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya bentuk terasi berupa padatan, kemudian teksturnya agak kasar, dan memiliki khas aroma yang tajam akan tetapi rasanya gurih (Fitriyani, 2013).
Mutu Terasi Udang
Persyaratan mutu terasi udang rebon berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2716.1-2009, dalam Eska (2011) dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 3. Persyaratan Mutu Terasi
Jenis Uji Satuan Persyaratan
I. Organoleptik Angka (1-9) Minimal 7
II. Cemaran Mikroba *
- Escherichia coli APM/g Minimal < 3
- Kadar Abu Tak Larut dalam Asam
% Fraksi Massa Maksimal 1,5
- Kadar Garam % Fraksi Massa Maksimal 10
Proses Pengolahan terasi
Tahapan pembuatan terasi rebon tradisional yakni, pertama dilakukan pembersihan, pencucian, pengukusan, penjemuran 1 (setengah kering), penggaraman, penumbukkan 1, pemeraman (fermentasi) 24 jam, penjemuran 2, penumbukan 2, pemeraman 24 jam, penjemuran 3, penumbukan 3, pemeraman 3 selama 4-7 hari hingga berbau khas terasi, dicetak dipotong-potong dan terakhir pengemasan. Cara pembuatan terasi rebon modern, yakni pertama pembersihan, pencucian, penggaraman, penggilingan, pemanasan (mendidih 5 menit), pemeraman 1 (fermentasi) 7 hari, penjemuran 1 (setengah kering).
Jika membandingkan dengan cara pembuatan terasi dia atas maka tahapan pembuatan terasi yang dilakukan oleh wanita nelayan di Selangan Laut relatif lebih sederhana, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan alat yang digunakan untuk membuat terasi
Peralatan yang dipergunakan dalam proses pembuatan terasi sangat sederhana, yakni menggunakan lesung dan alu sebagai penumbuk/mengahaluskan udang, baskom, cetakan terbuat dari kayu, baki,nampan, karung, gayung, dan kursi duduk rendah terbuat dari kayu.
2. Penyiapan bahan baku
3. Proses pemeraman (fermentasi)
Rebon kering dibungkus dalam karung dan diperam sehari semalam untuk tujuan fermentasi.
4. Proses penghalusan
Rebon hasil fermentasi ditumbuk atau dihaluskan dengan mencampurkan air laut sedikit demi sedikit, tanpa pemberian garam karena air laut sudah cukup asin. Alat yang digunakan untuk menumbuk udang rebon adalah lesung dan alu. Limbah yang dihasilkan dalam proses ini adalah ceceran udang rebon saat melakukan penumbukkan.
5. Proses pencetakan dan pengeringan
Adonan yang sudah lembut selanjutnya dicetak dengan cetakan dari kayu, dipadatkan dengan tangan dan langsung dijemur sampai kering selama 3 hari. Dengan cara ini terasi baunya tidak terlalu menyengat dan rasanyapun tidak terlalu asin. Dalam proses pencetakan yang masih menggunakan tangan ini, bau udang rebon yang khas akan menempel di tangan selama beberapa hari. Terasi yang sudah kering selanjutnya di kemas dalam kantong plastik, isi 10 atau 15 buah.
(Ma’ruf., dkk, 2013).
Prosedur pengolahan terasi berdasarkan Moeljanto (1992) yang telah
dimodifikasi mengikuti proses pembuatan terasi skala industri rumah tangga di
Semarang. Preparasi dilakukan dengan membersihkan rebon dari kotoran,
kemudian dicampur secara merata dengan garam sesuai perlakuan. Adonan
dimasukkan ke dalam alat penggilingan sedikit demi sedikit sambil
diletakkan di atas widig atau alat penjemur untuk penjemuran pertama.
Penjemuran dilakukan selama ±2 jam dengan sinar matahari. Pembalikan secara
berulang selama penjemuran dilakukan supaya adonan kering merata. Adonan
yang telah kering dimasukkan ke dalam baskom plastik sambil diangin-anginkan.
Adonan daging rebon kemudian digiling kembali lalu dijemur lagi selama ±2 jam.
Adonan yang sudah kering selanjutnya digiling lagi untuk menghasilkan
adonan terasi yang halus dan kalis sehingga mempermudah proses pencetakan.
Adonan terasi disimpan dalam baskom plastik dan ditutup tidak terlalu rapat.
Terasi kemudian dieramkan pada suhu ruang selama 48 jam. Proses pemeraman
ini bertujuan untuk melakukan fermentasi awal adonan terasi supaya
menghasilkan aroma khas terasi, kemudian dicetak berbentuk seperti tabung
dengan diameter ±3 cm dan panjang ±10 cm dengan berat per 100 g. Potongan
terasi diletakkan dalam nampan kemudian dijemur selama ±2 hari kemudian
dibungkus rapat dengan daun pisang dan dieramkan. Sampel diuji pada hari ke-8
dan 32 (dihitung sejak bahan baku mulai digiling). Proses pembuatan terasi sudah
selesai ketika bau khas terasi mulai tercium (Anggo, 2014).
Elemen Mesin
Motor Diesel
Motor penggerak adalah motor yang dapat mengubah tenaga panas hasil dari suatu pembakaran menjadi tenaga mekanik. Motor penggerak dapat dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:
1. Motor dengan pembakaran diluar.
Salah satu penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Motor diesel disebut juga motor bakar atau mesin pembakaran dalam karena pengubahan tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik dilaksanakan di dalam mesin itu sendiri. dalam motor diesel terdapat torak yang mempergunakan beberapa silinder yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak-balik (translasi). Di dalam silinder itu terjadi pembakaran antara bahan bakar solar dengan oksigen yang berasal dari udara.Gas yang dihasilkan oleh proses pembakaran mampu menggerakkan torak yang dihubungkan dengan poros engkol oleh batang penggerak (Nofica, 2012).
Puli
Puli ada dua macam, yaitu puli tetap (fixed pulley) dan puli bergerak (movable pulley). Puli tetap terdiri dari sebuah cakra dan sebuah tali yang dilingkarkan pada alur (groove) dibagian atasnya dan pada ujungnya digantungi beban. Puli bergerak terdiri dari cakra dan poros yang bebas. Tali dilingkarkan dalam alur dibagian bawah. Salah satu ujung tali diikatkan tetap dan ujung lainnya ditahan atau ditarik pada waktu pengangkatan, beban digantungkan pada kait (hook) yang tergantung pada poros (Zainuri, 2006).
dpdn puli yang digerakkan n2 dan diameternya Dp, maka pertandingan putaran
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
N1 N2 =
dp Dp
(Roth, dkk., 1982).
Ada beberapa jenis puli yang digunakan untuk sabuk penggerak yaitu: - Puli datar
Puli ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari baja dengan bentuk yang bervariasi.
- Puli mahkota
Puli ini lebih efektif dari puli datar karena sabuknya sedikit menyudut sehingga untuk slip relatif sukar.
- Tipe lain
Puli ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kaisar urat pada sabuk penggeraknya.
Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara:
- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.
- Vertikal, pemasangan puli dilakukan tegak dimana letak pasangan puli adalah pada sumbu vertikal
(Daryanto, 1994).
V-belt
kebutuhan yang berbeda, untuk memastikan V-belt dapat memenuhi persyaratan kehandalan yang diharapkan dalam kondisi kerja normal (Sun., et al, 2011).
V-belt merupakan alat transmisi pemindah daya/putaran yang ditempatkan pada pulley, V-belt adalah belt yang berpenampang trapezium, terbuat dari tenunan dan serat-serat yang dibenamkan pada karet kemudian dibungkus dengan anyaman dan karet, digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda (Darmono., dkk, 2006).
Sabuk berbentuk trapesium atau bentuk V dinamakan demikian karena sisi sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. Kontak gesekan terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil daripada sabuk yang pipih.
Susunan Khas sabuk V terdiri atas:
1. Bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi
2. Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut
(Smith dan Wilkes, 1990).
mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang diinginkan. Kekurangan dari sabuk ini adalah terjadi slip antara sabuk dan pulisehingga tidak dipakai untuk putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 2007).
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah penanganannya dan harganya pun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimum sampai 25 (m/s). Daya maksimum yang dapat ditransmisikan kurang lebih sampai 500 (kW). Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapezium. Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk unutk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan dikeliling alur puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi data yang besar pada tegangan yang relatif rendah (Sularso dan Suga, 2004).
Speed reducer
Speed reducer adalah jenis motor yang mempunyai reduksi yang besar.
Gearbox bersinggungan ke dalam motor, tetapi secara bersamaan rangkaian ini mengurangi kecepatan keluaran (output speed). Speed reducer digunakan untuk menurunkan putaran. Dalam hal ini perbandingan speed reducer putarannya dapat cukup tinggi.
i = N1
N2
i = perbandingan reduksi N1 = input putaran (rpm)
(Niemann, 1982).
Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam merencanakan sebuah poros adalah:
1. Kekuatan poros
Suatu poros dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin dan lain-lain. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil atau poros bertangga, mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atas.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan cukup tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian, atau menumbulkan getaran dan suara. Karena itu kekakuan dari poros harus diperhatiakan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan dilayani oleh poros tersebut.
3. Putaran Kritis
mungkin poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan media yang korosif. Demikian pula untuk poros yang terancam kavitasi dan poros mesin yang sering berhenti lama.
(Sularso dan Suga, 2004).
Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan mempunyai umur yang panjang. Bearing harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bearing tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem tidak dapat bekerja secara semestinya (Hermawan, 2012).
Bantalan digunakan untuk mendukung gerakan relatif diantara komponen mesin dan memungkinkan berbagai posisi pada masing-masing komponen tersebut.Rolling bearing atau bantalan gelinding adalah salah satu jenis bantalan yang memungkinkan gerakan relatif secara radial pada sumbu geraknya. Elemennya terdiri dari bola, pemisah/pemegang bola (cage), lintasan dalam (inner race), lintasan luar (outer race) (Aji, 2007).
Berbagai macam bantalan, pada prinsipnya bantalan dapat digolongkan menjadi:
- Bantalan gelinding (bantalan peluru dan bantalan rol) - Bantalan dengan beban radial
- Bantalan dengan beban aksial
- Bantalan dengan beban campuran (aksial-radial) (Daryanto, 2007).
Alu
Di Indonesia, alu dan lesung adalah penyosoh padi tradisional pertama
yang digunakan petani, baik secara manual dengan tenaga manusia maupun yang
digerakkan oleh tenaga air. Satu atau beberapa alu dan lesung dapat dioperasikan
melalui tenaga kincir air, yang merupakan bentuk tradisional unit penggilingan
padi. Pada alu dan lesung telah diterapkan prinsip penggerusan untuk memisahkan
butir gabah dan penggesekan untuk mengupas kulit sekam (Thahir, 2010).
Alu atau antan merupakan alat pendamping lesung dalam proses pemisahan sekam dari beras. Alu digunakan untuk menumbuk padi dan hasil pertanian lainnya. Biasanya alu dibuat dari kayu. Bentuk alu memanjang seperti tabung dengan diameter sekitar 7 cm (tergantung besarnya lesung). Selain itu alu juga berfungsi untuk menggerus, mencampur, dan meracik obat dan lain-lain (Permaswari, 2013).
lebih kecil dari kedua ujungnya sebagai pegangan sewaktu menumbuk padi (Putranto, 2014).
Lesung
Lesung adalah lumpang kayu panjang. Lesung berfungsi sebagai tempat meletakkan bahan-bahan pertanian yang akan ditumbuk. Lesung sendiri sebenarnya hanya berupa wadah cekung, biasanya terbuat dari kayu besar yang dibuang bagian dalamnya. Gabah dan hasil pertanian yang akan diolah diletakkan di dalam lubang tersebut. Gabah lalu ditumbuk dengan alu, tongkat tebal dari kayu, berulang-ulang sampai beras terpisah dari sekam. Sedangkan hasil pertanian lainnya, seperti bahan-bahan jamu, ditumbuk dengan alu hingga lembut (Permaswari, 2013).
Lesungpada dasarnya terbuat dari kayu utuh (glondongan-bahasa jawa)
dengan ukuran panjang yang bervariasi tidak ada ukuran yang baku. Meskipun dengan demikian pada umumnya lesungberukuran antara dua setengah sampai tiga meter. Adapun batang kayu yang sering digunakan sebagai bahan dasar
lesung adalah kayu munggur, sawo, kayu asem, dan kayu nangka (Putranto, 2014).
Kapasitas Efektif Alat
Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut:
Kapasitas Efektif Alat = Produk Yang Diolah
Waktu ... (1)
Bahan yang Hilang
Bahan yang hilang ditandai dengan bahan yang tidak tergiling, atau
tertinggal padaalat. Pengukuran bahan yang hilang dilakukan dengan pemisahan atau penyortiran yang ditandai dengan bahan yang tidak tergiling, atau tertinggal pada alat. Persentase bahan hilang diperoleh dengan membandingkan antara berat bahan yang hilang dengan berat awal bahan yang dinyatakan dalam persen.
Bahan yang hilang = berat bahan yang hilang
berat awal x 100% ... (2)
(Ramadhan 2014).
Konsumsi Bahan Bakar Solar
Konsumsi Bahan bakar adalah banyaknya bahan bakar yang digunakan alat selama beroperasi.Perhitungan konsumsi bahan bakar dilakukan dengan cara mengisi penuh tangki bahan bakar lalu mesin dihidupkan. Setelah selesai operator mematikan mesin, kemudian mengisi bahan bakar ke dalam tangki sampai penuh dan mencatat volume penambahan bahan bakar yang dimasukkan ke dalam tangki. Hal ini dilakukan dengan 3 kali pengulangan untuk masing-masing perlakuan.
Konsumsi bahan bakar solar = volume penambahan
waktu kerja (liter/jam)
...(3)
Kadar Air
Kadar air sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, dan hal ini merupakan salah satu sebab mengapa di dalam pengolahan pangan air tersebut sering dikeluarkan atau dikurangi dengan cara penguapan air tersebut sering dikeluarkan atau dikurangi dengan cara penguapan atau pengentalan dan pengeringan. Kandungan air sangat berpengaruh terhadap konsistensi bahan pangan dimana sebagian besar bahan pangan segar mempunyai kadar air 70 persen atau lebih. Di dalam bahan pangan air terdapat dalam bentuk air bebas dan air terikat. Air bebas mudah dihilangkan dengan cara penguapan atau pengeringan, sedangkan air terikat sangat sukar dihilangkan dari bahan pangan tersebut meskipun dengan cara pengeringan (Winarno, dkk., 1980).
Kadar air =Berat sampel awal- Berat Sampel akhir
Berat sampel akhir x 100 % ... (4)
Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air per satuan bobot bahan. Dalam hal ini terdapat dua metode untuk menentukan kadar air bahan tersebut yaitu berdasarkan bobot kering (dry basis) dan berdasarkan bobot basah (wet basis). Dalam penentuan kadar air bahan biasanya dilakukan berdasarkan bobot basah (wet basis). Dalam hal ini berlaku rumus sebagai berikut :
KA = Wa
Wb x 100% ... (5)
Dimana :
KA = Kadar air bahan berdasarkan bobot basah (%)
Wb = Bobot bahan basah (gr)