• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pembelahan Umbi pada Beberapa Jarak Tanam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Pembelahan Umbi pada Beberapa Jarak Tanam"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bawang merah adalah salah satu komoditi unggulan di beberapa daerah di

Indonesia, yang digunakan sebagai bumbu masakan dan memiliki kandungan

beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan, dan khasiatnya sebagai zat anti

kanker dan pengganti antibiotik, penurunan tekanan darah, kolestrol serta

penurunan kadar gula darah. Menurut penelitian, bawang merah mengandung

kalsium, fosfor, zat besi, karbohidrat, vitamin seperti A dan C (Irawan, 2010).

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2011), luasan panen tanaman

bawang merah di Indonesia tahun 2010 adalah 109.634 ha dengan produksi

1.048.934 ton. Di provinsi Sumatera Utara, produksi bawang merah pada tahun

2010 yaitu 9.431 ton yang mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yaitu 12.655 ton pada tahun 2009. Perkiraan kebutuhan bawang

merah untuk tahun 2012-2013 di Indonesia berdasarkan data Ditjen

BP Hortikultura (2005) adalah 1.060.820 ton sampai 1.105.122 ton.

Umumnya bawang merah diperbanyak dengan menggunakan umbi

sebagai bibit. Kualitas umbi bibit menentukan tinggi rendahnya hasil produksi

bawang merah. Pembelahan umbi akan dapat menghemat dalam pemakaian bibit

tanaman. Hasil penelitian Putrasemedja (1995) pembelahan umbi bibit bawang

merah yang berasal dari satu umbi dibelah 2 dan 4 persentase pertumbuhannya

masih tinggi, yakni 87,77% dan 68,90% dengan produksi masing-masing 632,30

gram dan 284,0 gram per plot dibanding tanpa pembelahan yaitu persentase

pertumbuhan 100% dan produksi 1001,00 gram per plot.

(2)

Populasi tanaman atau jarak tanam, merupakan salah satu faktor yang

sangat mempengaruhi produksi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

peningkatan kerapatan tanam jagung persatuan luas sampai sampai suatu batas

tertentu dapat meningkatkan hasil biji, akan tetapi penambahan jumlah tanam

akan menurunkan hasil karena terjadi kompetisi hara, air, radiasi matahari, dan

ruang tumbuh sehingga akan mengurangi jumlah biji pertanaman (Irfan, 1999).

Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan keefisienan penggunaan

cahaya, juga mempengaruhi kompetisi antara tanaman dalam menggunakan air

dan unsur hara, dengan demikian akan mempengaruhi hasil produksi tanaman.

Pada umumnya, produksi tiap satuan luas yang tinggi tercapai dengan populasi

tinggi, karena tercapainya penggunaan cahaya secara maksimum di awal

pertumbuhan (Harjadi, 1979).

Dalam budidaya bawang merah jarak tanam yang digunakan akan

menentukan kepadatan populasi persatuan luas. Jarak tanaman yang terlalu rapat

atau tingkat kepadatan populasi yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya

persaingan antar tanaman dalam memperoleh air, unsur hara, dan cahaya matahari

(Rahayu dan Berlian, 1999).

Hasil penelitian Putrasemedja (1995) menunjukkan bahwa jumlah anakan

yang dihasilkan per umbi dengan pembelahan umbi bibit bawang merah yang

berasal dari satu umbi dibelah 2 dan 4, yakni 2,60 dan 2,26 lebih sedikit dibanding

tanpa pembelahan (4,73). Untuk mengimbangi jumlah anakan yang dihasilkan

per umbi dengan pembelahan umbi, maka jarak tanam yang digunakan lebih

rapat.

(3)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian guna mengetahui pertumbuhan dan produksi bawang merah

(Allium ascalonicum L.) terhadap pembelahan umbi pada beberapa jarak tanam.

Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi

bawang merah (Allium ascalonicum L.) dengan pembelahan umbi pada beberapa

jarak tanam.

Hipotesa Penelitian

Pembelahan umbi, jarak tanam serta interaksi keduanya berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.).

Kegunaan Penelitian

Untuk mendapatkan data penyusunan skripsi yang merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara, Medan dan sebagai bahan informasi budidaya bawang merah

(Allium ascalonicum L.).

Referensi

Dokumen terkait

Obyek â obyek yang dibuat dengan VRML akan memiliki tiga buah dimensi yaitu dimensi panjang, lebar dan kedalaman, sehingga dapat dipandang dari

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2OO5 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Selain untuk menyucikan harta dan diri orang yang berzakat, juga untuk membantu orang yang kurang mampu yang akan menerima zakat tersebut. Namun masih banyak orang yang belum

Kompetensi Khusus Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang : (1) masalah- masalah pokok organisasi ekonomi, 2) metodologi

[r]

[r]

[r]

[r]