• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Persediaan Dengan Harga Dan Kualitas Tergantung Permintaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Persediaan Dengan Harga Dan Kualitas Tergantung Permintaan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam melaksanakan aktivitas produksi suatu barang, setiap perusahaan, baik pe-rusahaan jasa atau pun pepe-rusahaan perdagangan serta pepe-rusahaan manufaktur pasti mengadakan persediaan. Tanpa persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada masalah dan resiko yaitu kekurangan produk pada suatu waktu membuat permintaan konsumen tidak terpenuhi dan konsumen akan merasa kecewa, namun persediaan yang berlebihan akan membuat biaya penyimpanan besar.

Menurut Herjanto (2004) persediaan dapat diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.

Dalam perusahaan persediaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Menu-rut Baroto (2002) timbulnya persediaan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

a Keinginan melakukan spekulasi.

Keinginan ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari kenaikan harga dimasa yang akan datang.

b Mekanisme pemenuhan atas permintaan.

Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia. Dalam menyiapkan suatu barang diperlukan waktu un-tuk pembuatan dan pengiriman barang, sehingga hal ini dapat teratasi dengan pengadaan persediaan.

c Keinginan untuk meredam ketidakpastian.

(2)

kare-Persoalan persediaan yang timbul adalah bagaimana cara mengatur persediaan, sehing-ga setiap kali ada permintaan, permintaan tersebut dapat terpenuhi. Apabila jumlah persediaan lebih besar dibanding permintaan, hal ini dapat menimbulkan dana be-sar yang tertanam dalam persediaan, meningkatnya biaya penyimpanan, dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun, jika persediaan lebih sedikit dibanding permintaan, hal ini akan menyebabkan kekurangan persediaan (stock out) yang be-rakibat proses produksi terhenti, tertundanya mendapatkan keuntungan, bahkan dapat berakibat hilangnya pelanggan atau konsumen.

Assauri (1998) menyatakan bahwa tujuan pengendalian persediaan dapat di– nyatakan sebagai usaha untuk :

a Menjaga jangan sampai terjadi kehabisan persediaan.

b Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang timbul tidak terlalu besar.

c Menghindari pembelian secara kecil-kecilan, karena akan berakibat biaya peme-sanan menjadi besar.

(3)

2.1 Komponen Biaya Persediaan (Inventory Cost)

Pada dasarnya biaya persediaan merupakan keseluruhan biaya operasi atas sistem perse-diaan baik pengeluaran maupun kerugian yang timbul karena adanya perseperse-diaan. Biaya persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya pengadaan, biaya penyimpanan, dan bia-ya kekurangan persediaan Nasution (2003)

2.1.1 Biaya pembeliaan (purchasing cost)

Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Besarnya bia-ya pembelian tergantung pada jumlah barang bia-yang dibeli dan harga satuan barang. Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya pembelian tidak dimasukkan ke dalam total biaya persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli sehingga komponen biaya pembelian untuk periode waktu tertentu (misalnya satu tahun) konstan, dan hal ini tidak memperngaruhi hasil optimal tentang berapa banyak barang yang harus dipesan.

2.1.2 Biaya pengadaan (procurement cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis berdasarkan asal-usul barang, yaitu biaya pemesanan (ordering cost) jika barang yang diperlukan diperoleh dari pihak luar (supplier) dan biaya pembuatan (set up cost) jika barang yang diperlukan diperoleh dengan memproduksi sendiri.

a Biaya pemesanan (ordering cost)

Biaya pemesanan merupakan semua pengeluaran yang timbul untuk mendatang-kan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk menentukan pemasok (supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, bia-ya penerimaan, dan sebagainbia-ya. Biabia-ya ini diasumsikan konstan untuk setiap kali pemesanan.

b Biaya pembuatan (set up cost).

(4)

2.1.3 Biaya penyimpanan (holding cost/carrying cost)

Dalam bukunya, Lesnaia (2004) menjelaskan bahwa biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Hal ini meliputi:

a Biaya memiliki persediaan (biaya modal)

Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal pe-rusahaan mempunyai ongkos (expense) yang dapat diukur dengan suku bunga bank. Biaya memiliki persediaan diukut sebagai persentase nilai persediaan un-tuk periode waktu tertentu.

b Biaya kerusakan dan penyusutan

Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan karena be-ratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.

c Biaya administrasi dan pemindahan

Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasi persediaan barang yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan, maupun penyimpnan barang, serta biaya un-tuk memindahkan barang dari dan ke dalam tempat penyimpanan, termasuk upah buruh dan biaya peralatan handling.

d Biaya gudang

Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul biaya gudang. Jika gudang dan peralatannya disewa maka biaya gudangnya merupakan biaya sewa, sedangkan jika perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya gudang merupakan biaya depresiasi.

e Biaya kadaluarsa

(5)

f Biaya asuransi

Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis barang yang diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.

2.1.4 Biaya kekurangan persediaan (stock out cost)

Biaya kekurangan persediaan adalah biaya yang timbul apabila ada permintaan ter-hadap barang yang kebetulan tidak tersedia di gudang (stock out). Untuk barang-barang tertentu, pelanggan dapat diminta menunda pembeliannya atau dengan kata lain pelanggan diminta untuk menunggu.

Referensi

Dokumen terkait

Kadar glukosa darah tikus hiperglikemik setelah pemberian aloksan, menunjukkan adanya perbedaan bermakna dengan kontrol normal untuk kelompok perlakuan kecuali

Bidang Infrastruktur Bidang Kelautan dan Perikanan Bidang Pertanian Bidang Praspem Bidang Lingkungan Hidup TOTAL Jalan Irigasi Air Bersih. I Provinsi Nanggroe

Pelajar yang gagal membayar yuran tersebut pada masa yang ditetapkan TIDAK akan dibenarkan mendaftar kursus semester berkenaan dan TIDAK akan diberikan

Dengan melihat penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan lurah terhadap peningkatan kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan adalah

Tindakan odontektomi secara bersamaan pada kedua gigi impaksi ini dapat menghilangkan rasa sakit kepala pasien, terlihat dari kontrol pertama pada hari ketujuh

Hasil penelitian didapatkan bahwa kuantitas pembelian bahan baku ayam hidup menggunakan metode EOQ adalah sebesar 1264 Kg dengan frekuensi pembelian sebanyak 92 kali, safety

bola kepada rakan sepasukannya dengan pelbagai jenis hantaran dan perlu dihantar kepada pemain yang berada di dalam gelung sementara pasukan lawan akan bertahanh. 1