• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Faktor Risiko Dismenore Primer Pada Remaja Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Faktor Risiko Dismenore Primer Pada Remaja Chapter III V"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan survei analitik dengan menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari dinamika pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai April 2014 sampai jumlah sampel minimal tercapai.

3.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Sehati Medan dan akademi kebidanan Senior Medan.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi Target

Populasi yang dilakukan generalisasi adalah seluruh wanita usia muda reproduktif.

3.3.2. Populasi Terjangkau

(2)

kuliah di Akademi Kebidanan Sehati Medan dan mahasiswa Akademi Kebidanan Senior Medan.

3.3.3. Sampel Penelitian

Bagian dari populasi terjangkau yang diambil untuk dilakukan pengukuran yaitu wanita dismenore. Dimana, sampel penelitian diambil dengan cara simple random sampling dengan penetapan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

3.4. Kriteria Penelitian 3.4.1. Kriteria Inklusi

 Wanita produktif usia 18 -21 tahun

 Menderita dismenore

 Siklus haid yang normal yaitu: siklus haid selama 24-35 hari dengan

lama haid 4-6 hari.(44)

 Belum pernah menikah dan melahirkan

 Bersedia ikut penelitian

 Wanita yang tidak mengalami riwayat keluhan lain di daerah

kandungan dan pelvis seperti: benjolan, keputihan

 Wanita yang tidak menjalani pengobatan dengan obat penghilang nyeri  Wanita yang tidak pernah menjalani operasi di bagian abdomen dan

pelvis

(3)

3.5. Perhitungan Besar Sampel

Besar sampel penelitian dihitung secara statistik berdasarkan rumus: (47) n1= n2= (Zα √2.P.Q + Zβ√ P1 Q1 + P2 Q2 )2

(P1 - P2)2 Dimana:

Zα = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai α yang ditentukan. Nilai α = 0,05  Zα=1,96

Zβ = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai β yang ditentukan. Nilai β = 0,20  Zβ=0,842

P2 = proporsi kelompok dismenore = 0,20 (Ernawati, 2010)

P1 = proporsi kelompok tanpa dismenore dengan clinical judgement 0,25= 0,45

Q1= 1- P1 = 0,55 Q2= 1- P2 = 0,80 P = (P1 + P2)/2 = 0,33 Q = 1 - P = 0,68

n1=n2= 53,8 orang dibulatkan 54 orang (jumlah sampel minimal masing-masing kasus dan kontrol)

3.6. Defenisi Operasional Haid Normal

(4)

Dismenore

Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu aktifitas sehari-hari yang paling sering ditemui pada wanita muda dan reproduktif (2).

Menarche

Usia seorang wanita saat pertama kali mendapat haid.  Riwayat Dismenore Pada Keluarga

Adanya dismenore pada ibu maupun saudara perempuan responden.  Usia

Usia yang diikut sertakan pada penelitian ini adalah 18-21 tahun,

karena usia diatas 18 merupakan dianggap sudah cukup dewasa

untuk mengerti dengan informed consent yang diberikan.

Mengenai batasan usia remaja itu sendiri, para ahli memasukkannya dalam beberapa periode. Menurut Hurlock(48), masa remaja dibagi kedalam dua periode :

(1) Remaja awal (early adolescence), antara usia 14 – 18 tahun untuk wanita dan usia 15 – 18 untuk laki-laki

(2) Remaja akhir (late adolescence), antara 18 – 21 tahun. Menurut Mappiare (1992) batasan usia remaja di Indonesia : (1) Remaja awal, antara 13/14 – 18/19 tahun,

(2) Remaja akhir, antara 18/19 – 21/22 tahun.

(5)

Skala L-MMPI

Bagian dari skala validitas MMPI (Minnesota Multiphasic Personality

Inventory) untuk menilai kejujuran. Skala ini terdiri dari 16 butir

pertanyaan yang harus dijawab “Ya” atau “Tidak”. Skor diambil dari

jumlah jawaban ”tidak”.Bila Skor > 5 berarti responden cenderung

tidak jujur. Sehingga responden tersebut tidak dapat dipercaya dan

tidak diikutkan dalam penelitian (Kaplan, Saddock, 2000). Pada

penelitian ini diperlukan penilaian kejujuran karena penelitian ini

bersifat subjektif dengan penilaian oleh subjek penelitian sendiri

sehingga validitas penelitian ini sangat dipengaruhi kejujuran

responden.

Body Mass Index (BMI) dihitung sebagai berat badan dalam satuan

kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam satuan meter dikuadratkan (m2). Klasifikasi BMI berdasarkan kriteria WHO adalah: underweight (<19,5); normoweight (19,5–24,9); overweight (25,0–29,9); obese (>30).(49)

3.7. Etika Penelitian

(6)

3.8. Cara Kerja

1. Subyek penelitian harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Selanjutnya dilakukan informed consent bahwa subyek secara sukarela ikut dalam penelitian. Proses rekrutmen sampel melalui pedoman wawancara dan instrumen penyaring kejujuran dengan kuesioner Skala L-MMPI. Instrumen untuk menilai kejujuran ini dilakukan oleh karena pada penelitian ini dinilai berdasarkan subjektifitas dari subjek penelitian sendiri sehingga sangat dibutuhkan kejujuran dalam menilai dismenore. Apabila subyek cenderung tidak jujur dari hasil penilaian kuesioner Skala L-MMPI, maka peneliti akan merekrut subyek yang lain. Cara ukur : Skala ini terdiri dari 16 butir pertanyaan yang harus dijawab “Ya” atau “Tidak”. Diambil dari jumlah jawaban ”tidak”. Bila skor >5 berarti

responden tersebut cenderung tidak jujur.

2. Setelah subjek memenuhi kriteria inklusi dilakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, usia menarche

(7)

3.9. Alur Penelitian

3.10. Analisa Statistik

Analisa statistik dilakukan dengan analisa univariat untuk mengetahui karakteristik subjek penelitian, kemudian dilakukan analisa bivariat dengan uji chi square untuk menilai hubungan variabel penelitian terhadap kejadian dismenore, dan dilakukan analisa multivariate untuk mengetahui variabel yang paling mempengaruhi kejadian dismenore.

Analisis Data

Jumlah Sampel Responden

Penilaian Faktor Risiko

- Usia menarche

- Riwayat keluarga dismenore

- BMI

(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini melibatkan subyek penelitian yang terdiri dari 70 orang yang menderita dismenore dan 70 orang yang tanpa dismenore. Karakteristik subyek penelitian dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini. 4.1. Frekuensi Karakteristik Responden

4.1.1. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Independen

No Variabel Frekuensi (n) Persentase%

1 Usia Menarche (Tahun)

Pada Tabel di atas diperoleh hasil penelitian distribusi frekuensi mayoritas usia menarche responden yaitu dialami pada usia 13 tahun sebanyak 38 responden (27,1%). Pada variabel ini dilakukan pengelompokan menjadi usia menarche <14 tahun dan ≥ 14 tahun. Maka,

(9)

65 (46,4%) responden dan responden yang mengalami usia menarche ≥

14 tahun sebanyak 75 (53,6%) responden.

Distribusi frekuensi BMI (Body Mass Index) responden dengan mayoritas kategori normoweight sebanyak 111 (79,3) responden diikuti dengan kategori overweight sebanyak 21(15%) responden dan minoritas underweight sebanyak 8 (5,7%) responden.

Hasil distribusi frekuensi mayoritas responden yang memiliki riwayat dismenore pada keluarga sebanyak 92 (65,7%) responden dan minoritas responden yang tidak memiliki riwayat dismenore pada keluarga sebanyak 48 (34,3%) responden.

4.2 Hubungan Variabel Independen (Usia menarche, BMI dan Riwayat Dismenore Pada Keluarga) dengan Variabel Dependen (Dismenore)

Hubungan Variabel Independen dan Dependen dapat dilihat pada p-value yang telah dilakukan dengan uji chi-square pada tabel dibawah ini. 4.2.1 Tabel Hubungan Usia Menarche dengan Dismenore

Usia_menarche Dismenore

(10)

dismenore (kelompok kontrol). Sedangkan pada usia menarche ≥14 tahun sebagian besar 38(50,7%) yang mengalami dismenore (kelompok kasus). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p=1,000, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan proporsi kejadian dismenore antara usia menarche <14 tahun dengan usia menarche ≥14 tahun.

Hubungan antara menarche yang dini dengan dismenore masih menjadi perdebatan. Ozerdogan dkk di Turki mendapati prevalensi dismenore ditemukan lebih tinggi pada wanita yang memiliki usia menarche > 13 tahun (25) sementara penelitian yang dilakukan oleh Tangchai KT dkk di Thailand menyimpulkan bahwa dismenore secara signifikan berhubungan dengan menarche yang terlalu dini dimana usia menarche rata rata 13,2 ± 1,2 thn(31) sementara penelitian yang dilakukan oleh Kumbhar SK di kadapa India menemukan tidak ada pengaruh yang signifikan antara menarche yang dini dengan dismenore.(4)

4.2.2 Tabel Hubungan BMI dengan Dismenore

BMI Dismenore

(11)

dan kelompok kontrol dari hasil analisis uji statistik chi square yaitu, sebagian besar 59(53,2%) responden dengan kategori BMI normoweight tidak mengalami dismenore (kelompok kontrol). Hal yang sama juga ditunjukkan pada kategori BMI normoweight mayoritas mengalami dismenore (kelompok kasus) diperoleh sebanyak 52(46,8%). Pada kategori BMI underweight mayoritas 13(61,9%) responden mengalami dismenore (kelompok kasus) dan terdapat 8(38,1) responden kategori BMI underweight yang tidak mengalami dismenore (kelompok kontrol). Diikuti dengan kategori BMI overweight mayoritas ada 5(62,5%) yang mengalami dismenore (kelompok kasus) dan terdapat 3(37,5%) responden yang tidak mengalami dismenore (kelompok kontrol). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p=0,344, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan proporsi kejadian dismenore yang signifikan antara kategori BMI underweight, BMI normoweight dan BMI overweight.

(12)

4.2.3 Tabel Hubungan Riwayat Dismenore Pada Keluarga dengan

Perbandingan perbedaan proporsi kejadian dismenore antara riwayat dismenore pada keluarga untuk kelompok kasus dan kelompok kontrol dari hasil analisis uji statistik chi square yaitu, sebanyak 53 (57,6%) responden yang memiliki riwayat dismenore pada keluarga mayoritas mengalami dismenore (kelompok kasus). Sedangkan sebanyak 31(64,6%) responden yang tidak memiliki riwayat dismenore pada keluarga mayoritas tidak mengalami dismenore (kelompok kontrol). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p=0,021, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan proporsi kejadian dismenore yang signifikan antara responden yang memiliki riwayat dismenore pada keluarga dengan responden yang tidak memiliki riwayat dismenore pada keluarga.

(13)

4.3 Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda

Analisis Multivariat bertujuan untuk mendapatkan variabel (model) terbaik dalam menentukan variabel yang paling berpengaruh pada penelitian. Pemilihan variabel (model) pada penelitian, dilakukan dengan melakukan uji bivariat terlebih dahulu. Jika hasil uji bivariat memiliki nilai p<0,25 maka variabel tersebut dapat masuk model multivariat. Selain itu menurut Mickey dan Greenland dalam Sutanto, variabel yang pada saat dilakukan uji G (Ratio log-likelihood) memiliki nilai p<0,25 dan memiliki kemaknaan secara substansi, dapat dijadikan model multivariat (50) .

4.3.1 Tabel Hasil Uji Bivariat untuk Pemilihan Variabel (Model) Multivariat

No Variabel Log-Likelihood G P-value

1 Usia Menarche 194,052 0,29 0,865

2 BMI 191, 932 2,149 0,341

3 Riwayat dismenore 187,799 6,282 0,012

pada Keluarga

(14)

4.3.2 Tabel Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Ganda

No Variabel P value OR 95% CI

1 Riwayat dismenore 0,014 2,478

1,204 - 5,100

pada Keluarga

Dari keseluruhan proses analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 3 (tiga) variabel yang diasumsikan berhubungan dengan dismenore pada penelitian ini, ternyata hanya satu yang sangat signifikan berpengaruh dengan dismenore yaitu riwayat dismenore pada keluarga. Tabel diatas menunjukkan peluang antara responden kelompok kasus (mengalami dismenore) dan kelompok kontrol (tidak mengalami dismenore) yang memiliki riwayat dismenore pada keluarga mempengaruhi kejadian dismenore 2,478 kali dibandingkkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat dismenore pada keluarga. Tingkat kepercayaan yang dimiliki berkisar antara 1,204 – 5,100 (95% Confidence Interval). Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menerangkan bahwa wanita yang memiliki riwayat dismenore pada keluarganya memiliki prevalensi yang lebih besar untuk terjadinya dismenore. Alasan riwayat keluarga merupakan faktor risiko dismenore mungkin dihubungkan dengan tingkah laku yang dipelajari dari ibu atau saudara perempuan terhadap kontrol nyeri.

(15)

signifikan antara riwayat keluarga dismenore dengan kejadian dismenore. Dari penelitian tersebut dijumpai 33% dengan positif riwayat dismenore pada ibu dan 43% positif riwayat dismenore pada saudara perempuan dari pasien. Dia menyimpulkan adanya riwayat dismenore pada keluarga merupakan faktor risiko yang penting.(32) Penelitian yang dilakukan charu dkk yang dilakukan di india juga menemukan hal yang sama. Charu menyimpulkan adanya korelasi yang kuat antara dismenore dengan riwayat dismenore pada keluarga, dimana subjek yang memiliki riwayat dismenore pada keluarga memiliki 1,41 kali lebih besar kemungkinan terkena dismenore dibanding yang tidak memiliki riwayat dismenore pada keluarga.(6) Sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Novia kk di Sidoarjo Indonesia juga mendapati riwayat dismenore pada keluarga mempunyai pengaruh terhadap kejadian dismenore primer. Dia mendapati responden yang memiliki riwayat dismenore pada keluarga memiliki risiko 0,191 kali untuk terkena dismenore primer jika dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat dismenore pada keluarga.(9)

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Usia Menarche dan BMI (Body Mass Index) berdasarkan uji statistik Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan dengan dismenore.

2. Riwayat dismenore pada keluarga berdasarkan uji statistik Chi-Square memiliki hubungan yang signifikan dengan dismenore.

3. Analisis uji regresi logistik ganda menunjukkan adanya peluang yang mempengaruhi responden yang memiliki riwayat dismenore pada keluarga terhadap kejadian dismenore 2,478 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat keluarga. 5.2 Saran

Gambar

Tabel diatas menunjukkan hasil bivariat dari variabel yang telah
Tabel diatas menunjukkan peluang antara responden kelompok kasus

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada kedua lokasi tersebut tumbuh berbagai macam jenis mangrove, akan tetapi di kawasan Pantai Mangunharjo memiliki tingkat pertumbuhan mangrove yang lebih baik

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum (Fasum) Polsek Tampaksiring melalui website LPSE Polda Bali :

Aplikasi ini dibuat guna untuk memberikan pelajaran serta pengenalan dasar teknik teknik dan juga chord chord dasar dalam bermain gitar dengan menggunakan media komputer. Di

Diumumkan kepada seluruh Peserta Pengadaan sehubungan dengan telah ditetapkannya Pemenang Pelelangan Kegiatan Pembangunan Fasilitas Umum (Fasum) Polsek Tampaksiring, sesuai

Melalui penugasan, siswa mampu menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan jajar genjang dengan benar

Sistem Manajemen isi (Content Management System) yang lebih dikenal dengan singkatannya CMS adalah sebuah aplikasi berbasis web yang memiliki sistem sedemikian hingga

Seorang yang telah pernah diberhentikan dengan tidak hormat baik dari instansi Pemerintah maupun instansi swasta, maka tidak dapat diterima sebagai calon Pegawai Negeri Sipil