A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi
Lokasi atau tempat penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti yaitu di Sekolah SMA Pasundan 2 Bandung yang didirikan tahun 1980 di kota Bandung. Sekolah yang berada dalam naungan Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah (YPDM) Pasundan yang saat ini diketuai oleh Bapak R. H. Tata Gautama Suryawan. Pendiriannya dikukuhkan dengan SK. Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat No. 133/Kep.E.81, tanggal 22 Juni 1981. Berangkat dari Status Terdaftar kemudian pada tahun 1985 status diakui, tahun 1990 Disamakan, dan pada tahun 2003 menjadi terakreditasi Peringkat "A". Alasan memilih lokasi penelitian disini ialah yang dimana disekolah ini memiliki banyak sekali ragam keseniannya. Sekolah ini digunakan peneliti
sebagai tempat penelitian dikarenakan pada mata pelajaran seni budaya kelas X di SMA Pasundan 2 Bandung yang diberikan pada siswa hanya mata
pelajaran seni musik dan seni teater saja. Sedangkan untuk seni tari hanya diberikan di kelas XII, maka dari itu banyak siswa yang kurang tertarik dan tidak mampu melakukan gerak tari yang diharapkan oleh guru. Hal tersebut menggugah peneliti untuk mengujicobakan dalam mengajarkan tari di kelas dengan menggunakan media dari tempurung kelapa, untuk dijadikan suatu iringan atau tetabuhan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam menciptakan ide gerak untuk mengolah gerak yang bisa mereka kreasikan. 2. Subjek Penelitian
mengetahui bagaimana keaktifan yang terlihat bisa membuat kreatif dalam pembelajaran komposisi tari yang akan diberikan.
B. Metode Penelitian
Melalui penelitian dapat membantu dalam memberikan suatu gambaran dalam mengatasi kesenjangan yang terjadi di lapangan, dengan melibatkan siswanya sendiri, melalui sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi dan direfleksikan, dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa, sehingga guru akan memperoleh umpan balik mengenai apa yang terjadi selama dalam proses belajar mengajar.
Hal yang telah dijelaskan tersebut memberikan sebuah kontribusi kepada guru untuk membuktikan apakah suatu teori belajar mengajar dapat diterapkan dengan baik atau tidak di dalam kelas. Suatu tindakan ini harus dipikirkan secara matang,
apabila ada teori yang tidak cocok dengan kondisi kelas, maka melalui penelitian tindakan kelas guru dapat mengamati sendiri, merasakan sendiri, dan menilai
sendiri apakah kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki efektivitas yang baik terhadap proses hasil belajar. Peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom Action Research ) untuk mengacu pada apa yang dilakukan oleh guru di dalam kelas untuk melihat kembali, mengkaji secara seksama dalam memperbaiki proses pembelajaran yang aktif. Penelitian tindakan kelas merupakan prosedur penelitian di kelas yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dialami pendidik berkaitan dengan siswa di kelas tertentu.
perubahan ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran di kelas. Manfaat yang dapat dipetik apabila guru mau dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas terkait dengan komponen pembelajaran, seperti meningkatkan inovasi dalam proses belajar mengajar dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengajar di kelas.
Dengan demikian penelitian tindakan yang dilakukan di kelas ini memiliki tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktek pembelajaran, maka sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sendiri oleh peneliti, penelitian tindakan ini mempunyai tujuan untuk kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Peneliti mencoba menawarkan sebuah rancangan solusi pembelajaran seni tari melalui pembelajaran komposisi tari dengan menggunakan media tempurung kelapa agar meningkatkan kreativitas pada siswa di kelas X7 SMA Pasundan 2 Bandung. Penggunaan penelitian tindakan kelas ini langsung ditujukan kepada guru dan siswa. Dengan
maksud melalui penelitian tindakan kelas ini dapat mendorong dan membangkitkan semangat guru melakukan perubahan terhadap aktivitas dan
Bagan 3.1
Tahapan Penelitian Tindakan (Adaptasi dari Model Mulyasa)
(Arikunto. 2008, hlm. 20) Penelitian tindakan dirancang berdasarkan empat tahapan, yaitu:
1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi antara lain : 1. Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi; pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar pengamatan, menyiapkan media dan alat pembelajaran, menyiapkan lembar observasi menyiapkan alat dokumentasi. Perencanaan yaitu langkah yang akan dilakukan guru ketika akan melakukan tindakan/siklus.
Pendekatan dan pembicaraan terhadap siswa di kelas X7 SMA Pasundan 2 Bandung untuk memperoleh data dan informasi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Kemudian menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan peneliti sebagai observer, peneliti membuat catatan dalam setiap pertemuan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa dan peneliti melakukan
1. Rencana
2. Tindakan
3. Observasi 4. Refleksi
1. Rencana
2. Tindakan
observer dalam 4 kali pertemuan. Serta mempersiapkan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan, juga untuk mempersiapkan langkah-langkah selanjutnya sesuai dengan kurikulum yang disarankan mengenai tari Nusantara.
Untuk mengetahui sikap penerimaan siswa terhadap pembelajaran seni tari, maka peneliti melakukan pengamatan pada observasi yang dilakukan di dalam kelas, juga memahami karakteristik siswa sehari-hari dalam pembelajaran seni tari. Sebagai observer melakukan pembicaraan dengan guru mata pelajaran seni budaya mengenai rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi pemanfaatan tempurung kelapa dalam pembelajaran komposisi tari. Dengan kondisi siswa dalam kelas yang kurang serius ketika mengikuti pembelajaran seni tari dengan alasan pembelajaran seni tari kurang menarik dan siswa masih ada yang malu untuk melakukannya.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan berupa tindakan (action) adalah peneliti melaksanakan
proses pembelajaran sesuai perencanaan yang telah dibuat yaitu pembelajaran seni tari kreasi dengan menggunakan media tempurung kelapa. Pelaksanaan yaitu mengimplementasikan perencanaan yang telah dibuat. Hal-hal yang akan diperhatikan guru diantaranya; (a) apakah ada kesesuian antara pelaksanaan dengan perencanaan, (b) apakah proses tindakan yang dilakukan cukup lancar, (c) bagaimana situasi proses tindakan, (d) apakah siswa-siswi melaksanakannya dengan semangat, (e) bagaimana hasil keseluruhan dari tindakan itu. Peneliti sebisa mungkin harus bisa menjaga agar rencana tidak terlalu menyimpang jauh dengan pelaksanaanya, mengingat tidak selamanya kondisi kelas sesuai dengan apa yang kita harapkan.
3. Pengamatan (Observing)
pelaksanaan tindakan yang dapat dikategorikan sebagai temuan hasil observasi yang bisa langsung dicatat pada catatan khusus penelitian. Melihat proses dengan mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan format perencenaan pelaksanaan untuk penelitian. Pengamatan dalam penelitian tindakan ini akan dilakukan oleh guru yang akan melaksanakan PTK, sedangkan obyek yang diamati meliputi mengamati dirinya, apa yang sedang dilakukan, sekaligus mengamati proses pembelajaran yang telah disampaikan kepada siswa dan bagaimana proses berlangsungnya.
4. Refleksi
Setelah peneliti melakukan pengamatan kemudian mengolah dan memproses data yang telah di proses. Apakah tindakan telah dilaksanakan dengan benar dan sesuai perencanaan, apa kekurangan dan kelebihan perencanaan serta tindakan yang telah dilakukan, serta bagaimana hasil
evaluasi pada siklus ini. Peneliti menganalisis temuan-temuan tersebut lalu menyimpulkan apa yang harus dilakukan pada siklus berikutnya. Refleksi atau
yang dikenal dengan peristiwa perenungan. Kegiatan yang dilakukan, guru mengingat kembali apa yang sudah dilaksanakan dalam tindakan, diminta pendapat dan usul-usul untuk perbaikan siklus-siklus selanjutnya.
Dalam penelitian ini menggunakan suatu paradigma yaitu paradigma kualitatif, melalui paradigma kualitatif data yang dihasilkan bersifat partisipatif dengan memperhatikan proses pengeksplorasian gerak secara kreatif dari hasil kemampuan pengembangan daya imajinasi siswa, maka penelitian tindakan mengarah kepada implementasi pembelajaran seni tari melalui aplikasi dalam pembelajaran komposisi tari yang memanfaatkan tempurung kelapa sebagai media pembelajaran komposisi tari untuk meningkatkan kreativitas tari siswa kelas X7 SMA Pasundan 2 Bandung.
tersebut dipertegas oleh Kark dan Miller (Suksidin et al, 2002) dalam Noviani, Elis (2007, hlm. 61) mengemukakan sebagai berikut:
Paradigma atau penelitian kualitatif adalah suatu paradigma dalam penelitian ilmu sosial yang secara fundamental bergantung kepada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya.
Sesuai dengan pemaparan di atas paradigma kualitatif lebih bersifat interpretatif dan kreatif karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.
C. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kerancuan dalam penggunaan kata, berikut ini akan diuraikan secara definisi operasional terhadap beberapa istilah dalam penelitian ini.
1. Pemanfaatan pohon kelapa banyak dijumpai disekitar kita mulai dari daun, lidi, batang, buah dan lain-lain, berbagai penelitian telah berhasil membuktikan manfaat dari bagian-bagian pohon kelapa. Namun masih ada bagian dari pohon kelapa yang perlu diteliti dan dikembangkan manfaatnya, yaitu tempurung
kelapa.
2. Tempurung kelapa adalah bagian dari buah kelapa yang berupa endokrop, bersifat keras, dan diselimuti oleh sabut kelapa. Tempurung kelapa biasanya dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, bahan bakar, dan briket. Tempurung kelapa yang diolah dapat menghasilkan nilai tambah yang berharga. Tempurung kelapa memiliki potensi yang sangat bagus dan praktis dalam pemanfaatannya. Bentuk tempurung kelapa bulat dank eras memudahkan pengrajin tempurung kelapa untuk membentuk hasil kerajina. Apalagi bahan tersebut bisa digunakan ke dalam media pembelajaran tari yang dimana peserta didik bisa mengembangkan kreativitas siswa ke dalam bentuk gerak.
(1997), mendefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Belajar tidak hanya dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar sering kali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks. Oleh karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan/ kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran. 4. Komposisi di dalam seni adalah mencipta yaitu membuat sesuatu yang bagi
seniman tertentu belum pernah ada sebelumnya. Komposisi melibatkan pembentukan bersama unsur-unsur selaras yang dengan hubungan dan penyatuan dalam membentuk “sesuatu” yang dapat diidentifikasikan. Elemen materi komposisi perlu dihayati dan di mengerti, dan juga proses atau metode
penyusunan dan pengkombinasian berbagai elemen harus dipelajari serta di praktekkan.
5. Tari merupakan wujud dari kekuatan yang aktif dan suatu citra yang dinamis. Seorang penari sangat membantu dalam mewujudkan apa yang sebenarnya dapat kita lihat (secara visual), mendengar (secara audio), serta kita bisa merasakan (empati). Secara keseluruhan hal tersebut merupakan realita kekuatan, yaitu kekuatan gerak yang menjadi elemen-elemen penting yang tercipta bukan semata-mata kekuatan fisik semata belaka, namun merupakan sebuah kreasi artistik.
6. Kelas X7 SMA Pasundan 2 Bandung yaitu dengan memiliki program pembelajaran yang bertujuan membantu anak didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki pada peserta didik.
D. Instrument Penelitian
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Arikunto (2010, hlm: 203)
Instrument dalam penelitian ini berupa observasi dan tes. Tes di dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui dan mengukur keberhasilan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Tes yang yang digunakan dala penelitian ini ialah menggunakan tes praktek.
Tes merupakan salah satu komponen penting dari proses pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur seberapa jauh hasil telah dicapai dalam proses pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur seberaa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Proses mengevaluasi tidak hanya terfokus pada kegiatan akhir saja, akan tetapi dari awal kegiatan pun dianggap penting sebagai bahan pertimbangan kegiatan pmbelajaran selanjutnya.
Proses penilaian dalam peneletian ini pelaksanaannya lebih ditekankan pada
proses kegiatan belajar mengajar. Hal yang dinilai oleh peneliti adalah kemampuan kreativitas dalam pembuatan sebuah karya komposisi siswa dalam
mengimplementasikan apa yang telah diberikan dalam pemahaman di pembelajaran. Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian kualitatif, maka dalam hal ini standar penelitiannya mengacu pada poin-poin kriteria yang telah dibuat oleh peneliti.
Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan peneltian kualitatif, maka dalam hal ini standar penelitiannya mengacu pada poin-poin kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Adapun standar penilaian yang telah dibuat peneliti adalah sebagai berikut:
1. K : Kurang 2. C : Cukup 3. B : Baik
Tabel 3.2
Format Penilaian Proses Pembelajaran
No Nama Siswa
Kriteria Penilaian Indikator
1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4 K C B K C B K C B K C B
Keterangan:
1. K : Simbol penilaian bagi siswa yang memiliki nilai Kurang a) Indikator 1 (Mengemukakan Ide)
Siswa kurang mengajukan ide
Siswa kurang respect terhadap ide teman Siswa kurang menyimpulkan ide
Siswa kurang mencari solusi ide
b) Indikator 2 (Kesesuaian Gerak/Bereksplorasi dengan Ide) Siswa kurang menyesuaikan gerak dengan ide
Siswa kurang melakukan eksplorasi
Siswa kurang menerima gerakan dari temannya Siswa kurang mengembangkan gerakan sendiri c) Indikator 3 ( Menyusun Gerakan)
Siswa kurang menguasai pola lantai
Siswa kurang untuk kesesuaian gerak dengan pola lantai Siswa kurang untuk kerapihan dalam posisi
Siswa kurang mengemukakan ide pola lantai
2. C : Simbol penilaian bagi siswa yang memiliki nilai Cukup a) Indikator 1 (Mengemukakan Ide)
Siswa cukup mengajukan ide
Siswa cukup respect terhadap ide teman Siswa cukup menyimpulkan ide
Siswa cukup mencari solusi ide
b) Indikator 2 (Kesesuaian Gerak/Bereksplorasi dengan Ide) Siswa cukup menyesuaikan gerak dengan ide
Siswa cukup melakukan eksplorasi
Siswa cukup menerima gerakan dari temannya Siswa cukup mengembangkan gerakan sendiri c) Indikator 3 ( Menyusun Gerakan)
Siswa cukup menguasai gerakan Siswa cukup menggabungkan gerakan Siswa cukup mengkomposisikan gerakan Siswa cukup menyesuaikan gerakan
d) Indikator 4 ( Mengkomposisikan Gerak Secara Kelompok) Siswa cukup menguasai pola lantai
Siswa cukup untuk kesesuaian gerak dengan pola lantai Siswa cukup untuk kerapihan dalam posisi
Siswa cukup mengemukakan ide pola lantai
3. B : Simbol penilaian bagi siswa yang memiliki nilai Baik a) Indikator 1 (Mengemukakan Ide)
Siswa baik mengajukan ide
Siswa baik mencari solusi ide
b) Indikator 2 (Kesesuaian Gerak/Bereksplorasi dengan Ide) Siswa baik menyesuaikan gerak dengan ide
Siswa baik melakukan eksplorasi
Siswa baik menerima gerakan dari temannya Siswa baik mengembangkan gerakan sendiri c) Indikator 3 ( Menyusun Gerakan)
Siswa baik menguasai gerakan Siswa baik menggabungkan gerakan Siswa baik mengkomposisikan gerakan Siswa baik menyesuaikan gerakan
d) Indikator 4 (Mengkomposisikan Gerak Secara Kelompok) Siswa baik menguasai pola lantai
Siswa baik untuk kesesuaian gerak dengan pola lantai Siswa baik ntuk kerapihan dalam posisi
Siswa baik mengemukakan ide pola lantai
Kemudian untuk mempresentasekan standar nilai yang telah ditentukan diatas beserta indikator standar evaluasi yang digunakan oleh peneliti. Peneliti menggunakan rumus yang biasa digunakan untuk menghitung presen, yaitu:
Keterangan simbol huruf pada rumus:
1. r : jumlah frekuensi yang diperoleh dari keseluruhan siswa 2. t : jumlah frekuensi keseluruhan siswa
3. y : jumlah 100 sebagai pangkal penjumlahan presentase 4. z : hasil penjumlahan presentase
E. Teknik Pengumpulan Data
�
Teknik pengumpulan data, pada instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai masalah yang diteliti. Melalui instrumen penelitian dapat ditemukan jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang diajukan, adapun instrumen yang ikut menunjang keberhasilan dalam penelitian ini adalah saebagai berikut:
a. Observasi, merupakan instrumen untuk mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran yang dikenakan atau dilaksanakan terhadap siswa untuk mengetahui kesiapan siswa dalam belajar seni tari dan mengetahui keaktifan siswa pada proses belajar mengajar. Observasi dilaksanakan dari tanggal 28 Maret – 29 April 2016 di kelas X7 SMA Pasundan 2 Bandung.
b. Tes, merupakan bagaimana cara untuk mengetahui kemampuan siswa sebagai bahan analisis/pengkajian dalamkeberhasilan pembelajaran. Menurut Sudjana (2001:100) menyatakan bahwa : Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada
individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis, secara lisan, atau secara perbuatan. Dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui keberhasilan pembelajaran berupa tes perbuatan (tes praktek). Tes tersebut dilakukan siswa melalui penampilan tari kreasi secara kelompok dari hasil eksplorasi menggunakan alat media tempurung kelapa.
c. Studi Dokumentasi, merupakan data langsung dari tempat penelitian sebagaimana sedang berjalannya proses pembelajaran tari. Nilai rata-rata pada sub siklus pertama menjadi nilai awal siklus, nilai rata-rata sub siklus kedua menjadi nilai akhir pada siklus pertama. Keberhasilan siklus pertama menjadi nilai awal pada siklus kedua
F. Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukanya pada proses dan sesudah penerapan pembelajaran melalui pemanfaatan media tempurung kelapa, dengan melakukan pengamatana terhadap objek secara berlangsung.
menjabarkan ke unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Untuk menganalisa data dalam penelitian ini digunakan teknik analisa data kualitatif dan data analisa kuantitatif”
Teknik analisis data merupakan cara untuk mendapatkan hasil penelitian. Data
tersebut diperoleh oleh teknik pengumpulan data yakni observasi, tes, dan dokumentasi. Seluruh data yang diperoleh dari hasil observasi, tes dan dokumentasi dikumpulkan kemudian dianalisis berdasarkan metode deskriptif analisis. Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu peneliti perlu menentukan pola atau alur analisis.
1. Teknik Analisis Kulitatif
Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data kualitatif ini dilakukan
secara deskriptif sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan selesai di
lapangan. Namun, analisis ini lebih difokuskan selama proses di lapangan
bersamaan dengan pengumpulan data. PTK ini merupakan penelitian
kualitatif-interaktif yang akan dipaparkan sebagai berikut:
a. Analisis Sebelum di lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang akan digunakan untuk menetukan fokus penelitian. Namun,
demikian dengan fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan
berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
b. Analisis Selama di lapangan
Analisis data dalam penelitina kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada
saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan
melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, diperolah data yang
dianggap kredibel. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
conclusion drawing/verification. Model interaktif dalam analisis data
ditunjukkan pada bagan berikut.
Bagan 3.2
Model Interaktif (Analisis Data)
1) Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2) Data display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Dalam PTK ini penyajian data dilakukan dengan uraian singkat yang bersifat
naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.
3) Conclusion drawing/verification.
Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
selanjutanya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid saat peneliti kembali ke lapangan
Data Reduction
Conclusion
Drawing/Verification.
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
G. Skema/ Alur Penelitian
Bagan 3.3
Skema/ Alur Penelitian
Melakukan Perencanaan Penelitian
Menentukan inti permasalahan, tujuan, serta sasaran
Survey
Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan Data-data
Konsultasi Bersama Dosen Pembimbing
Mulai Menganalisis Data
Penulisan Laporan Penelitian Akhir
Menentukan judul penelitian yang akan dilakukan
Menyusun Proposal Penelitian